Share

cerita mutia

Penulis: Pramesti GC
last update Terakhir Diperbarui: 2023-03-30 21:04:56

Setelah pemakaman, Sri kembali ke kamar nya, Mutia masuk bersama Raya dan duduk di sisi ranjang. Sri mencoba tersenyum, bagaimanapun Mutia pasti juga merasa sedih dengan meninggalnya Lala.

"Sudah makan?" Sri bertanya hanya sebatas itu.

"Ya, sudah. Tante baik-baik saja?" Mutis bertanya lagi, ia tak ingin Sri bersedih seperti saat pemakaman.

"Tante baik, kenapa Mutia tanya begitu?"

Gadis itu terdiam dan menundukkan kepala, dirinya merasa bertanghung jawab atas apa yng sudah menimpa Lala.

"Ada apa sayang?" Raya bertanya pada Mutia, membelai lembut rambut gadis itu dan menatap kegelisahan di matanya yang kecil.

"Apa Lala sakit karena di culik itu?"

Sri dan Raya berpandangan, Satria kemudian mendekat dan memperhantika tangan Lala gemetar.

"Ada apa sayang? katakan Mutia, ada apa?" Satria berusaha menenangkn Mutia.

"Semua yang terjadi itu karena Mama!" Bisiknya dalam diam, dia lalu kembali menundukkan kepala.

"Kenapa Mutia bilang begitu?"

Mutia mengingat dengan jelas bagaimana mamanya merenc
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Lusi Hermed
semakin sering diulang ceritanya....
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Pembalasan Istri Kumal   untuk Aink sayang

    Setelah selesai menghubungi, Fani merasa lega gaunnya tak terlihat, segera dia membuka gaun itu dan mengganti bajunya dengan yang lain. Setelahnya Fani melipat rapi gaun mahal itu dan menyimpannya di lemari."Setelah ini aku akan kembali ke kamar mas Fandi dan mengambil bajuku. Hah, lagi pula kenapa aku harus menghububginya berkali-kali, seperti ada yang penting saja." Ucapnya sembari terdiam sebentar,."Astaga Fani, kenapa kamu luoa soal ibuk!" Ucapnya dengan bodoh, memukul kepalanya berkali-kali.Segera dia menghubungi lagi Fandi dan berharap lelaki itu segera mengangkatnya."Ada apa?" Tanya Fandi tak suka saat dirinya di hubungi sang adik."Aku lupa mas, aku memabg menghubungimu.""Kenapa?""Ibu mas.""Ada apa dengan ibu?""Ibu di jemput orang yang tidak di kenal."Mata Fandi membulat "Apa maksudnya di jemput orang tak di kenal?""Aku nggak tau mas, tiba-tiba ada oraang datang den membawa ibu pergi.""Kau tak tanya siapa?""Aku tanya tapi mereka diam saja, mas pulang saja dan cari

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-30
  • Pembalasan Istri Kumal   Ke G_eran

    Lala yang masih kecil hanya bisa menatap dengan tanya."Ya kan ayah kerja nek, jadi ayah yang kasih mama.""Ya makanya jangan bikim susah juga kamu, mamamu itu nggak bisa cari uang sendiri, masih harus urus kamu si tukang jajan!"Haryati menangis kembali, ingatan itu seolah baru kemarin terjadi."Ibu bilang Lala tukang jajan, padahal dia belum tentu minta ibu sebulan sekali"Ibu tau, sejak saat itu Lala tak lagi mau memibt jajan pada ibu, baginy lebih baik tak jajan dari pada mendengarkan mamany di hina!" Ucap Sri dengan gemetat, dia masih ingat betul bagaimana mulut jahat mantan mertuanya itu terus menyakiti sang cucu."Ibu tak pernah bermaksud begitu Sri.""Tapi itu yang ibu lakukan!" Tuan Lee ikut bicara, sejal mendengar kisah Lala tangannya terus mengepal menahan amarah.Haryati menatap tak suka ke arah tuan Lee." Kamu itu siapa? apa urusannya denganmu!" Ucap Haryati kesal."Aku juga kakek Lala, orang yang bahkan tak pernah meninggalkan anak itu!""Kakek?""Ya bu, Beliau bapak ang

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-31
  • Pembalasan Istri Kumal   Tamu tak terduga

    Ponsel di seberang memutus panggilan, Fandi berdecak kesal dan meletakkan ponselnya di atas meja."Berkabung, siapa yang meninggal?" Fandi bertanya sendiri."Mungkinkah lelaki tua yang kaya itu meninggal? wah beruntung sekali aku jika itu terjadi, aku bisa kembali dengan Sri segera." Ucap Fandi dengan senyum tersipu malu.Fandi lalu duduk santai di lobi hotel, memesan kopi panas untuk menemaninya duduk, membayangkan kehidupan menyenangkan dengan Sri dan setatusnya sebagai suami pewaris tunggal seperti Sri pasti membuatnya merasa sangat berwibawa."Aku pasti sangat setia Sri, tak akan ada wanita lain lagi dalam hidupku." Ucapnya percaya diri sembari menikmati kopi sedap dalam cangkir kecil."Fandi?"Tiba-tiba saja seseorang memanggil namanya, Fandi menoleh dan melihat empat lelaki sedang duduk di sofa tak jauh dari tempatnya." Ya, saya Fandi." Alisnya terangkat memperhatikan empat lelaki itu.Mereka tersenyum lalu berjalan mendekat dan duduk satu meja dengan Fandi."Bagaimana liburanm

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-31
  • Pembalasan Istri Kumal   Pengacara keluarga

    Tiba-tuba lampu lalu lintas sudH berwarna hijau, Aini mendapat klakson daris beberapa mobil di belakangnya, dia membuka jendela dengan kesal."Brensek! sabar bisa tidak!" Ucapnya dengan nada marah, bahkan rambutnya tak terikat dengan baik.Aini lalu menjalankan kembali mobilnya, pikirnnya benar-benar kacau hingg tak menyadari mobil ini sudah mulai kehabisan bensin."Apa yang terjadi?" Tanya Aini saat mobilnya perlahan berhenti berjalan dan kini benar-benar berhenti berjalan."Sial, kenapa lagi mobil ini!" Ucapnya kesal dan keluar dari mobil dengan emosi yang meledak-ledak. Beberapa kali dirinya memukul-mukul atap mobil dan terus mengumpat tanpa henti."Kenapa saat seperti ini ini mobil malah buat masalah!" Ucapnya kesal, membuat dirinya berdiri di siai jalan dan berusaha menghubungi orang yang dia kenal.Aini bahkan tak menyadri dirinya keluar hanya memakai baju tidur dengan wajah kusam dan rambut tergerai tak rapi. Beberspa orang yang ingin membantunya mengurungkan niat melihat bagai

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-31
  • Pembalasan Istri Kumal    Pelarian dan masa Lalu Aini

    "Wanita sialan!" Teriak Aini kesal, dia berusaha meredam amarahnya namun kembali di buat kecewa dengan sikap A yang sesuka hati.Aini berusaha menghubungi orang Yuan, namun mereka tak juga mau m mengangkat teleponnya."Sialan! Semua ini karena kamu Sri! hidupku hancur juga pasti karena mu!" Ucapnya kesal, dia berpikir jika kedatangan Alex adalah rencana Sri dan Satria.Aini mengingat betul bagaimana dirinya berusaha mendapatkan posisinya sekarang, bahkan menyisihkan wanita yangpernah ada di hati Arka dulu, dia tak akan membiarkan tempatnya hancur berantakan."Ark!"yaAini membanting vas bunga di meja merasakan kekesalan yang besar karena kalah dari mereka yang membuatnya kesulitan, dirinya tak pernah mau merasa di hina apa lagi kehilangan semua yang dia inginkan dan impikan."Kenapa kalian membawa pergi anakku! kenapa!" Teriaknya terus tanpa terkendali.tubuh penuh amarah itu ambruk di atas sofa, Aini menangis tergugu Sekarang, dia tau sir ga begitu hina hingga bahkan semua orang menga

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-31
  • Pembalasan Istri Kumal   Kacau

    Ponsel di seberang memutus panggilan, Fandi berdecak kesal dan meletakkan ponselnya di atas meja."Berkabung, siapa yang meninggal?" Fandi bertanya sendiri."Mungkinkah lelaki tua yang kaya itu meninggal? wah beruntung sekali aku jika itu terjadi, aku bisa kembali dengan Sri segera." Ucap Fandi dengan senyum tersipu malu.Fandi lalu duduk santai di lobi hotel, memesan kopi panas untuk menemaninya duduk, membayangkan kehidupan menyenangkan dengan Sri dan setatusnya sebagai suami pewaris tunggal seperti Sri pasti membuatnya merasa sangat berwibawa."Aku pasti sangat setia Sri, tak akan ada wanita lain lagi dalam hidupku." Ucapnya percaya diri sembari menikmati kopi sedap dalam cangkir kecil."Fandi?"Tiba-tiba saja seseorang memanggil namanya, Fandi menoleh dan melihat empat lelaki sedang duduk di sofa tak jauh dari tempatnya." Ya, saya Fandi." Alisnya terangkat memperhatikan empat lelaki itu.Mereka tersenyum lalu berjalan mendekat dan duduk satu meja dengan Fandi."Bagaimana liburanm

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-31
  • Pembalasan Istri Kumal   Matahari hitam

    Menengar kematian Lala pasukan matahari hitam secara terang terangan meminta maaf pada tuan Lee atas kebodohan dan kecerobohan anak buahnya pada keluarga tuan Lee, mendengar kematian Lala Cien bahkan langsung terbang ke Solo.Awalnnya mereka datang jauh-jauh dari negara di seberang pulau hanya untuk bertemu tuan Lee seorang. Cien Lung pemimpin utama matahari hitam merasa bersalah satas tingkah anak buahnya, namun mendengar akibat dari semua itu Cien memutuskan datang lagi nemenui tuan Lee.Dua mobil hitam memasuki pelataran rumah megah tuan Lee, para pria bersetelan jas dengan mata sipit keluar dari dalam mobil, Zui dan pasukannya sudah berdiri di pelataran dan menyambut mereka. Rumah megah Tuan Lee kini nampak mencekam, dua kelompok besar di asia tenggara kembali berkumpul dalam satu tempat."Apa kabar Tuan Lee" tuan Cien dengan ramah menyapa lebih dulu, dirinya merasa tak enak hati akan apa yang sudah terjadi."Aku baik-baik saja, bagaimana penerbanganmu?" Tuan Lee mengusap lembut le

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-31
  • Pembalasan Istri Kumal   Pelarian dari hotel

    Sementara Fandi dengan perasaan tak menentu memutuskan pulang ke Solo, dia tak ingin mendapat masalah dengan bertemu lelaki seperti tuan Cien. Bergegas dia berjalan ke kamar dan melihat Kila tertidur dengan baju terbuka."Ada apa Sayang?" Kila bertanya dengan cemas, melihat Fandi membuka lemari baju dan mengemasi barangnya."Ayo pulang sekarang." Ucapnya kesal terus di tanya namun Kila masih tak memahami situasi yang ada."Kenapa mendadak pulang?""Ya karena kita memang harus pulang Kila!" Ucap Fandi kesal. "Bantu aku berbenah dan jangan banyak tanya!" Ucapnya lagi lalu melanjutkan lagi menata pakaiannya.Dengan kesal Kila medekat, menarik kopernya juga ke depan lemari dan ikut memasukkan barang-barangnya."Padahal kita baru berapa hari di sini!" Ucapnya ketus."Kalau kau mau di sini terus, silahlan! aku mau pulang!" Ucap Fandi lagi dengan nada tinggi, dia benci sekali saat Kila merajuk tanpa alasan.Fandi menatap Kila dengan wajah tak suka."Harus nya kau malu bilang begitu, aku sudah

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-31

Bab terbaru

  • Pembalasan Istri Kumal   Kejujuran

    Jani mengambil foto di tangan Leon dan memperhatikan lebih jelas, gadis bermata abu itu memang nampak sanggat bahagia bersanding dengan seorang anak lelaki kecil dengan rambut menutup poninya."Ini_" Jani menghentikan kalimat nya dan menatap ke arah Leon."Ya, itu aku. Meski tak kamu ingat kita adalah sahabat kecil Jani..Kata Jani berkaca menatap ke arah Leon, memperhatikan setiap lekuk wajah lelaki nan tampan itu dengan seksama."Benarkah itu dirimu? sahabat yang kadang hadir dalam mimpiku, aku selalu bertanya itu kisah siapa, sebab ta ada yang aku ingat dari masa lalu ku selain karena sepenggal kisah yang ku denggar dari bapak yang membesarkan ku."Jani berkata dalam hati, air mata nya turun tanpa sadar, membuat wajahnya yang putih merona kemerahan sekarang."Ada apa sayang?" "Sekarang aku tau kenapa kamu begitu baik padaku." Ucap nya lirih.Ya, selama ini Jani selalu merasa bersyukur sebab masih di beri hidup lebih lama, mengucap terimakasih pada Leon dalam hatinya sebab memberin

  • Pembalasan Istri Kumal   Cerita rahasia

    "Karena kamu tau segalanya Jani, kamu kehilangan ingatanmu saat mengalami kecelakaan setelah bertemu dengan Lenzia, itu pertemuan terakhirmu, sebab Lenzia menghilang setelahnya." Leon menjelaskan dengan gamblang"Jadi aku pernah bertemu dengan Lenzia?""Ya, dan Aini mencoba juga untuk membunuhmmu."Sri dan Jani sama-sama terkejut, menghadapi kenyataan yang teramat berat sekarang. ""Dan wanita tadi adalah Aini? ." Ucap Jani membuat Sri menatap nya serius."Kalian sudah bertemu Aini?""Iya, kami tak sengaja bertemu dengannya saat aku turun membeli minum, dia hampir membunuh Jani.""Dia terus menyebut ku Lusia.""Ya karena itu yang dia tau, dia hanya mengenal nama Lenzia Jani." Leon kembali menjelaskan dan membuat Jani semakin diam."Dimana kalian bertemu Aini?" Sri penasaran."Di minimarket tengah hutan.""Begitu? aku harus segera mencarinya." Sri berdiri, dia ingin bicara lebih banyak namun Sepertinya Aini jauh lebih Penting sekarang."Sepertinya aku harus permisi dulu, kami sudah lam

  • Pembalasan Istri Kumal   Kenyataan pahit

    Sri tersenyum menyetujui, dirinya memang harus mengatakan banyak hal pada Jani sekarang."Saya janji tidak akan memaksa, bila nona Lusia berkenan saya pergi, saya akan pergi." Ucap Sri jujur, dia tak ingin mengusik Lusia yang sedang sakit namun jika wanita itu meminta penjelasan, Sri tentu saja lebih senang mendengarnya."Baiklah, hanya sebentar saja, tanyakan saja apa yang ingin kamu dengar dan setelah itu istirahatlah."Jani tersenyum dan mengganggukkan kepala. "Terimakasih sayang, terimakasih." Ucap Jani dengan wajah merona, mereka lalu masuk ke dalam kamar Leon.Leon meletakkan Jani ke atas tempat tidur, Jani bersandar pada tempat tidur nya dan Leon menyelimuti wanita itu hingga menutupi sebagian tubuhnya yang putih. Sri duduk di sisi ranjang, melihat betapa Leon memperlakukan Jani dengan istimewa, dia yakin lelaki ini memang tulus mencintai Jani."Katakan segera yang ingin anda katakan." Leon bicara dengan tegas, tak ingin Janin terusik lebih lama lagi.Jani menyentuh lengan keka

  • Pembalasan Istri Kumal   Amarah

    "Wanita ini menyebutku Lusia, Leon." Ucap Jani pada Leon membuat Leon juga merasa tak tenang."Dia menyebut Lusia, Leon! Dia tau Lusia!!" Jani terdengar panik, memeluk Leon dalam ketakutan.Leon mendekap mendekap erat Jani, menatap menatap marah pada apa yanh baru saja Aini lakukan, dia tak mengenal Aini, namunn beraninya wanita otu bahkan menyakiti orang yang sangat dia lindungi."Bawa dia pergi!" Ucap Leon kesal, dia ingin membuat. perhitungan pada Aini, namun menenangkan Jani jauh lebih penting sekarang.Leon melihat Aini di bawa paksa pergi, sementara Jani yang ketakutan merosot terduduk di lantai pelataran, dia terus menatap Aini yang menjauh, tak dapat lagi berpikir biaik, Jani berharap semua yang di lalukan bisa membuat nya mengingat sesuatu."Kamu baik-baik saja sayangku?" Leon tertunduk, mendekap Jani penuh penyesalan."Harusnya aku tak meninggalkan mu sendirian. sayang." Ucapnya merutuki kebodohan nya sendiri.Jani menangis kencang, tangisan yang entah kenapa tiba-tiba saja

  • Pembalasan Istri Kumal   Ingatan itu kembali.

    "Jauhkan tanganmu, siapa kamu!" Jani berteriak histeris, tatapannya melihat ke arah dalam minimarket"Kenapa kamu cantik? Aku benci saat kamu cantik!'" Ucap Aini kesal, tangannya terus mencoba menyentuh wajah Jani."Kemari kami sialan!" Aini meremas kuat kerah baju Jani, membuat ia gemetar karena histeris."Tidak!.... tidak!" Ucapnya kencang dan sebuah ingatan masa lalu kembali muncul....Jani melihat wanita berparas mirip dirinya berlari letakutan dengan perut membesar, entah apa yang sudah di lalui hingga gaun putih yang di kenakan berlumur darah dan tanah, dinginya malam bukanlah musuh terbesarnya, dia lebih takut jika bayi dalam dekapan itu lepas dari pelukan. "Jangan mencoba lari Lusia!" Teriakan itu begitu nyaringo dan lantang terdengar.Lusia gemetar dalam tangis, berjongkok pada rimbunya dedaunan kecil dan ilalang, berharap diri nya tak di temukan."Lusia!" Teriakan itu kembali terdengar, tubuh kecil Lusia semakin gemetar."Sabarlah sayang, mama akan membawamu pulang, kita ak

  • Pembalasan Istri Kumal   pertemuan tak terduga

    "Aku ingin tau apa yang terjadi Leon, aku mohon katakan sesuatu." Ucapnya meminta, segala hal yang menimpanya begitu menyiksa dan membuat dirinya bertanya."Perlahan saja sayang, kita akan bicara nanti." Ucap Leon lalu membawa Jani masuk ke dalam mobil mereka.Meninggalkan rumah kosong yang serasa tak asing bagi jani, rumah yang sepertinya sangat dia kenal namun tak bisa di ingat lebih baik.Mobil Leon membelah malam sunyi, melewati hutan yang lebat dengan hanya satu, ldua penerangan minim, mereka hanya berdua saat datang dan pergi, menyisakan kesunyian nyata setiap kali tak ada suara di antara mereka."Kenapa diam?" Tanya Leon, ia masih Melihat Jani terdiam Menatap ke luar jendela."Rasanya aku pernah ada di sini." Ucapnya sembari melihat ke arah rumah kosong di sisi jalan.Leon berhenti mendadak, menatap ke arah rumah kosong di sisinkanan mereka, rumah tangga memang sejak lama tak di tempati, namun kenapa Jani merasa pernah ada di sana?"Kamu yakin pernah ada di sana?"Jani mengangg

  • Pembalasan Istri Kumal   Aini

    Aini menjerit di depan toko, dia takut sebab Fandi sudah meninggalkan dirinya sendiri di tempat asing, pegawai toko juga ketakutan sekarang, Aini bisa saja melukai orang karena tertekan. "Wanita murahan!" Tiba-tibsa saja kalimat itu keluar dari bibir Aini, dia teringat pernah menyebut nama itu begitu sering dulu.Aini terduduk di trotoar jalan, uang yang di genggamnya ia lepas begitu saja, ia menatap nanar ke jalan yang sepi, seakan dirinya bisa saja tenggelam dalam gelap.Aini mengingat betul dia pernah hidup mewah, namun entah kenapa sekarang semua hanya bergantung pada saat orang memberinya perhatian dan cinta. "Kenapa kamu pergi mas!" Aini menangis lagi, kali ini bayang wajah Arka suaminya tergambar jelas, lelaki itu bahkan telah damai sekarang.Aini begitu mengingat bagaimana Arka yang tak pernah berbuat jahat padanya dulu, masih menjadi lelaki yang menempati hatinya selain Satria. Dia bahkan rela menyingkirkan semua rintangan yang ada hanya untuk menempati ruang yang tak lagi

  • Pembalasan Istri Kumal   pelarian dari wanita masalalu

    Sementara Fandi dengan perasaan tak menentu memutuskan pulang ke Solo, dia tak ingin mendapat masalah dengan bertemu lelaki seperti tuan Cien. Bergegas dia berjalan ke kamar dan melihat Kila tertidur dengan baju terbuka."Ada apa Sayang?" Kila bertanya dengan cemas, melihat Fandi membuka lemari baju dan mengemasi barangnya."Ayo pulang sekarang." Ucapnya kesal terus di tanya namun Kila masih tak memahami situasi yang ada."Kenapa mendadak pulang?""Ya karena kita memang harus pulang Kila!" Ucap Fandi kesal. "Bantu aku berbenah dan jangan banyak tanya!" Ucapnya lagi lalu melanjutkan lagi menata pakaiannya.Dengan kesal Kila medekat, menarik kopernya juga ke depan lemari dan ikut memasukkan barang-barangnya."Padahal kita baru berapa hari di sini!" Ucapnya ketus."Kalau kau mau di sini terus, silahlan! aku mau pulang!" Ucap Fandi lagi dengan nada tinggi, dia benci sekali saat Kila merajuk tanpa alasan.Fandi menatap Kila dengan wajah tak suka."Harus nya kau malu bilang begitu, aku suda

  • Pembalasan Istri Kumal    Kenangan yang tersibak

    "Kau tau tempat ini?" Leon bertanya dengan alis terangkat.Jani menggelengkan kepalanya, meski merasa tak asing namun dirinya tak dapat mengenali lingkungan tempatnya barada sekarang."Aku tak tau, ada sesuatu di sini?" Jani berusaha mengingat, namun tak dapat menemukan serpihan cerita dari tempatnya berada sekarang."Ayo kita masuk, mungkin kamu akan menemukan jawabannya. " Ucap Leon membuka pintu mobil nya dan segera berjalan ke sisi yang lain."Ayo keluar." Ucap Leon lagi, menarik jemari kecil Jani keluar dari dalam mobil mereka."Aku tak mengerti." Jani masih mematung di tempat, takut bila Leon berbuat sesuatu yang mungkin membuat dirinya merasa kecewa."Kau hanya perlu mengikuti kata hatimu, tak ada yang perlu di mengerti Jani, aku tak akan pernah membuatmu merasa terluka, percayalah!" Ucap Leon meyakinkan wanita di hadapannya itu.Mata Jani keluar menelisik ke sekitar tempatnya berdiri, sebuah pelataran kecil dengan pohon mangga besar di dekat pagar rumah itu, membuat hati kecil

DMCA.com Protection Status