Share

Kasus mas Robi

Penulis: Pramesti GC
last update Terakhir Diperbarui: 2022-09-29 17:39:31

"Sialan kamu Sri! Aku pasti bisa lepas dari semua ini jika kamu tak ikut campur! Buat apa kamu menelpon Lia?"

Mas Robi mencoba menyerangku saat tau kami sudah menghubungi polisi, dua pengawal mencegahnya mendekat, kini dia meronta dengan penuh amarah, melihatku dengan tatapan bengisnya.

'Sri, apa itu mas Robi?' suara mbak Lia bertanya dari ujung telepon. 'Sri, bisa jelaskan sesuatu?'

"Iya mbak, itu mas Robi, mbak nanti aku hubungi lagi ya mbak!"

"Tidak Sri, jangan di tutup!" Mbak Lia berteriak di balik telepone. 'Katakan Sri, ada apa?'

Aku diam sebentar, meyakinkan diriku dan berpikir dari mana mulai bercerita. "Mbak, aku sedang di rumah mas Robi dan kami menemukan mayat."

'Mayat? Mayat siapa?'

"Belum tau mbak, kami masih menunggu polisi."

Mbak Lia terdengar syok dan mematikan telepone. Sementara mas Robi masih berusaha menyerangku.

"Apa yang kamu katakan pada Lia Sri!"

"Apa lagi mas, apa yang bisa aku tutupi sekarang. Sebentar lagi seluruh berita akan penuh dengan wajahmu juga!"

"Jan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Pembalasan Istri Kumal   Jodoh tak Terduga

    Setelah bertemu mbak Lia, aku pulang sebentar, sampai di rumah kak Zhui sudah menunggu di depan pintu. Jika bukan Bapak ingin bertemu, itu pasti karena ada yang ingin Bapak sampaikan lewat asistennya ini."Ada apa kak?" Aku tetap berjalan ke arah lif."Jangan lupa janjimu malam ini Mei."Aku menghentikan langkahku, hampir saja aku lupa dengan pertemuan, ah kencan atau perjedohan mungkin. Entah apa namanya aku tak tau sebutan yang pas untuk acara nanti malam"Bisa di batalkan tidak kak, aku sangat ingin istirahat." Aku menawar, meski bisa di bilang mustahil membatalkan acara itu, tapi tak ada salahnya mencoba."Seperti nya tidak bisa, Tuan Lee akan sangat marah jika pertemuan ini di batalkan."Aku menghela napas berat, meski sudah dapat ku duga jawaban itu terlontar, rasanya tetap kecewa."Baiklah, aku akan segera bersiap." Aku berjalan ke dalam lif, menatap datar asisten Bapak."Sampai bertemu, aku tunggu di sini! " Kak Zhui memberikan peringatan lagi sebelum pintu lift tertutup.Aku

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-30
  • Pembalasan Istri Kumal   Harta gono gini

    Pertemuan semalam, menyisakan tanya yang masih cobaku cari jawabnya. Apa alasan Satria, memberikan aku tempat istimewa di dalam hatinya. Kenangan masa kecil kami, mungkin bukan satu-satunya alasan dia bisa memberiku tempat di hatinya. Aku yang dulu dan sekarang tentu bisa saja berbeda, mungkin aku jadi lebih pemarah, atau masuk ke dunia yang lebih gelap, siapa yang bisa tau itu. Tapi kenapa dia memberikan hatinya padaku?Bahkan setelah semalam, membayangkan wajahnya saja sudah membuatku salah tingkah sendiri."Bagaimana pertemuan semalam?" Kak Zhui sudah duduk di Balkon saat aku sedang santai sendiri. Kami memang tak bertemu saat aku pulang, mungkin Kak Zhui sudah masuk ke kamarnya. Aku tersenyum simpul. "Menurutmu bagaimana pertemuanku semalam, kak?"Dia tersenyum, lalu melihat ke arah depan. " Aku kira kamu bahagia, sejak tadi kulihat bibirmu tak berhenti mengulum senyum. Apa yang coba kamu sembunyikan?'Ah, benarkah aku sejelas itu?

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-30
  • Pembalasan Istri Kumal   Aku Menunggumu Sri

    Mobil satria membelah jalan, membawaku jauh meninggalkan kota menuju ke tepian pantai yang tak pernah aku tau ada di daerah ini. Semua tempat yang sunyi, dengan pasir putih dan ombak bergulung kebiruan lembut menyentuh bibir pantai."Kamu suka?" Dia bertanya padaku."Suka sekali, aku belum pernah lihat tempat ini Tri, ini indah sekali." Lekat aku terpikat pemandangan yang tersuguh di hadapan.Dia tersenyum, kami sama-sama menatap laut, tangannya kini menggenggam erat tanganku. Apakah salah bila aku tak menolak perlakuan inj?"Aku tak tau ternyata keberuntungan itu datang padaku juga." Ucapnya lirih menatap tangannya yang erat mengenggam tanganku.Aku tersenyum kecil dan melihat wajahnya yang hangat. "Keberuntungan seperti apa?""Keberuntungan mengenalmu dulu, lalu keberuntungan lain yang ikut membawaku dekat denganmu lagi."Aku berjalan mendekati tepian pantai, merasakan air menyentuh kakiku yang tanpa alas."Katakan padaku Tri, kenapa harus aku?""Apakah cinta butuh alasan Sri? Aku b

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-01
  • Pembalasan Istri Kumal   Lelaki yang Kritis

    Membelah jalanan kembali kami melewati bukit dan gunung di bagian selatan, mobil kami tiba di Karanganyar ketika malam telah larut, melewati jalan yang tak terlalu ramai, perlahan mobil kami berhenti karena padatnya kendaraan yang berjajar tanpa kami tau apa yang terjadi di luar sana."Nggak biasanya banyak mobil begini." Satria bergumam heran, ia membuka kaca mobil dan melihat ke depan dari jendela sebelahnya.Aku juga merasa heran, ini bukan hari minggu atau weekend, harusnya kendaraan tak berjalan lambat apa lagi macet begini."Mungkin ada kecelakaan." Ucapku menerka saja.Sementara perlahan aku juga buka kaca jendela, melihat orang berkumpul di satu sisi jalan. Seorang lelaki berlari dari arah depan, mengetuk setiap kaca jendela mobil seperti sedang mencari sesuatu."Ada apa mas?" Aku memanggilnya yang akan mengetuk kaca mobil si sebelahku."Ada kecelakaan mbak, lelaki tua."Entah kenapa jantungku berdegup kencang, aku keluar melihat ke jalan yang begitu ramai, melihat lelaki tua

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-06
  • Pembalasan Istri Kumal   Tempat yang terganti

    Hingga tengah malam aku masih menunggu di rumah sakit, Satria tak pernah jauh dari sisiku, ia menjagaku seperti tak ingin aku jauh dari pandangan matanya."Kamu belum pulang Sri?" Mas Fandi keluar dari ruangan bapak.Bapak sudah di pindah ke ICU untuk mendapat perawatan yang lebih intensif."Belum, bagaimana keadaan bapak?""Belum sadar, ibu masih di dalam sampai jam tunggu habis."Aku menganggukkan kepala, ibu tentu orang yang paling terpukul saat tau bagaimana kondisi bapak."Baiknya kamu pulang Sri, kasihan Lala di rumah sendiri."Mas Fandi memintaku, tumben sekali dia perduli denganku dan anaknya."Aku bisa antar kamu dulu jika_"Tidak perlu mas, Saya bisa antar Sri pulang!" Satria tiba-tiba saja menyela kalimat mas Fandi.Mereka saling menatap tak suka. "Saya bisa antar Sri pulang mas, lagi pula sejak datang Sri memang bersama saya, jadi lebih baik saya sendiri yang mengantarnya pulang."Mas Fandi hanya bisa diam menatapku dan Satria bergantian."Satria ini teman ku sejak kecil d

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-10
  • Pembalasan Istri Kumal   Restu yang di dapat

    Kami masuk ke ruang bapak, lelaki yang sangat ku hormati itu duduk di balkon ruang kerjanya. Hari sudah begitu larut, bahkan udnara malam terasa menusuk namun bapak duduk dalam remang cahaya, menatap perkampungan yang ada di bawah tempat kami tinggal."Selamat malam tuan Lee."Aku menatap Tri yang begitu terdengar tegas saat menyapa Bapak, sungguh berbeda ketika dia bicara padaku."Iyan, apa kabarmu?" Bapak dengan tawa lepas membuka tangan menyambut Tri dalam dek apa nya. Bapak menepuk-nepuk punggung Tri seperti mereka benar-benar saling merindukan."Baik paman, sangat baik." Ucapnya melepaskan pelukan dan mereka masih saling tersenyum hangat.Aku yang masih tak mengerti hubungan keduanya hanya bisa terdiam menikmati setiap momen hangat yang tercipta di depanku."Mey, jangan melamun begitu, kemarilah sayang." Bapak memanggilku untuk mendekat.Aku berjalan menghampiri bapak dan mereka mengajakku duduk di ruang kerja yang hangat ini."Kenapa bapak di luar selarut ini, bapak bisa sakit j

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-20
  • Pembalasan Istri Kumal   Datang ke pemakaman

    "Apa kamu tak bisa datang?" Suara mas Fandi terdengar lemah.Aku melirik ke arah Lala, tak ingin gadis kecilnya terjaga karena suaraku, aku berjalan menjauh dan keluar dari kamar Lala."Tidak bisa mas, tidak malam ini!" Ucapku tak ingin memberinya kesempatan lebih.Aku berjalan menuju kamarku sendiri dan menguncinya dari dalam."Kenapa? Aku sedang butuh dirimu Sri, ibu juga terus menangis di sini, aku nggak tai harus berbuat apa!""Dimana Fani?" Aku masih memegang ponsel dan meletakkan tas di meja rias."Aku belum bisa menghubunginya Sri." Suara mas Fandi terdengar kecewa."Hubungi lagi mas, dia juga harus tau bapaknya meninggal!""Nanti akan ku coba lagi Sri, yang penting kamu datang dulu!""Aku tak bisa mas, maaf!" Aku berkata dengan nada yang sedikit ketus. Kusandarkan punggungku di sofa kamar dan masih mendengarkan suara mas Fandi di seberang ruangan."Kenapa? Apa karena kami sedang bersama dokter kaya itu? Ingat Sri, kamu masih istriku dan tak elok jika perceraian kita saja masih

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-21
  • Pembalasan Istri Kumal   Rumah ibu mertua.

    Mobil Tri tiba di pelataran, bapak berdiri di sisiku dan tersenyum saat Satria keluar dari mobilnya."Selamat pagi paman." Dia menjabat dan mencium tangan bapak. Adat ketimurannya masih di junjung meski lama dia ada di luar negeri."Pagi Iyan, kamu akan pergi bersama Mei?"Betul, dan nanti Iyan juga yang akan antar pulang.""Begitu? Baiklah jika begitu paman tak perlu merasa cemas."Aku berpamitan juga pada Bapak, bersama Lala aku masuk ke dalam mobil Satria. Lala masih sempat melambai, meski aku tau hatinya sedih akan kabat duka yang kusampaikan pagi tadi."Apa kabar cantik?" Satria menyapa Lala yang hanya diam di kursi belakang."Baik om Tri, tapi Lala sedang sedih.""Ya, om Tri tau yang terjadi, tapi om Tri sudah berusaha sayang, hanya saja mungkin Allah lebih sayng kakek Lala."Gadis itu terdiam dan menundukkan kepala, aku baru menyadari dia membawa buku gambarnya sejak tadi dan kini buku itu ada dalam pangkuan nya."Buku gambarnya terbawa ya sayang?" Aku bertanya dengan lembut da

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-22

Bab terbaru

  • Pembalasan Istri Kumal   Kejujuran

    Jani mengambil foto di tangan Leon dan memperhatikan lebih jelas, gadis bermata abu itu memang nampak sanggat bahagia bersanding dengan seorang anak lelaki kecil dengan rambut menutup poninya."Ini_" Jani menghentikan kalimat nya dan menatap ke arah Leon."Ya, itu aku. Meski tak kamu ingat kita adalah sahabat kecil Jani..Kata Jani berkaca menatap ke arah Leon, memperhatikan setiap lekuk wajah lelaki nan tampan itu dengan seksama."Benarkah itu dirimu? sahabat yang kadang hadir dalam mimpiku, aku selalu bertanya itu kisah siapa, sebab ta ada yang aku ingat dari masa lalu ku selain karena sepenggal kisah yang ku denggar dari bapak yang membesarkan ku."Jani berkata dalam hati, air mata nya turun tanpa sadar, membuat wajahnya yang putih merona kemerahan sekarang."Ada apa sayang?" "Sekarang aku tau kenapa kamu begitu baik padaku." Ucap nya lirih.Ya, selama ini Jani selalu merasa bersyukur sebab masih di beri hidup lebih lama, mengucap terimakasih pada Leon dalam hatinya sebab memberin

  • Pembalasan Istri Kumal   Cerita rahasia

    "Karena kamu tau segalanya Jani, kamu kehilangan ingatanmu saat mengalami kecelakaan setelah bertemu dengan Lenzia, itu pertemuan terakhirmu, sebab Lenzia menghilang setelahnya." Leon menjelaskan dengan gamblang"Jadi aku pernah bertemu dengan Lenzia?""Ya, dan Aini mencoba juga untuk membunuhmmu."Sri dan Jani sama-sama terkejut, menghadapi kenyataan yang teramat berat sekarang. ""Dan wanita tadi adalah Aini? ." Ucap Jani membuat Sri menatap nya serius."Kalian sudah bertemu Aini?""Iya, kami tak sengaja bertemu dengannya saat aku turun membeli minum, dia hampir membunuh Jani.""Dia terus menyebut ku Lusia.""Ya karena itu yang dia tau, dia hanya mengenal nama Lenzia Jani." Leon kembali menjelaskan dan membuat Jani semakin diam."Dimana kalian bertemu Aini?" Sri penasaran."Di minimarket tengah hutan.""Begitu? aku harus segera mencarinya." Sri berdiri, dia ingin bicara lebih banyak namun Sepertinya Aini jauh lebih Penting sekarang."Sepertinya aku harus permisi dulu, kami sudah lam

  • Pembalasan Istri Kumal   Kenyataan pahit

    Sri tersenyum menyetujui, dirinya memang harus mengatakan banyak hal pada Jani sekarang."Saya janji tidak akan memaksa, bila nona Lusia berkenan saya pergi, saya akan pergi." Ucap Sri jujur, dia tak ingin mengusik Lusia yang sedang sakit namun jika wanita itu meminta penjelasan, Sri tentu saja lebih senang mendengarnya."Baiklah, hanya sebentar saja, tanyakan saja apa yang ingin kamu dengar dan setelah itu istirahatlah."Jani tersenyum dan mengganggukkan kepala. "Terimakasih sayang, terimakasih." Ucap Jani dengan wajah merona, mereka lalu masuk ke dalam kamar Leon.Leon meletakkan Jani ke atas tempat tidur, Jani bersandar pada tempat tidur nya dan Leon menyelimuti wanita itu hingga menutupi sebagian tubuhnya yang putih. Sri duduk di sisi ranjang, melihat betapa Leon memperlakukan Jani dengan istimewa, dia yakin lelaki ini memang tulus mencintai Jani."Katakan segera yang ingin anda katakan." Leon bicara dengan tegas, tak ingin Janin terusik lebih lama lagi.Jani menyentuh lengan keka

  • Pembalasan Istri Kumal   Amarah

    "Wanita ini menyebutku Lusia, Leon." Ucap Jani pada Leon membuat Leon juga merasa tak tenang."Dia menyebut Lusia, Leon! Dia tau Lusia!!" Jani terdengar panik, memeluk Leon dalam ketakutan.Leon mendekap mendekap erat Jani, menatap menatap marah pada apa yanh baru saja Aini lakukan, dia tak mengenal Aini, namunn beraninya wanita otu bahkan menyakiti orang yang sangat dia lindungi."Bawa dia pergi!" Ucap Leon kesal, dia ingin membuat. perhitungan pada Aini, namun menenangkan Jani jauh lebih penting sekarang.Leon melihat Aini di bawa paksa pergi, sementara Jani yang ketakutan merosot terduduk di lantai pelataran, dia terus menatap Aini yang menjauh, tak dapat lagi berpikir biaik, Jani berharap semua yang di lalukan bisa membuat nya mengingat sesuatu."Kamu baik-baik saja sayangku?" Leon tertunduk, mendekap Jani penuh penyesalan."Harusnya aku tak meninggalkan mu sendirian. sayang." Ucapnya merutuki kebodohan nya sendiri.Jani menangis kencang, tangisan yang entah kenapa tiba-tiba saja

  • Pembalasan Istri Kumal   Ingatan itu kembali.

    "Jauhkan tanganmu, siapa kamu!" Jani berteriak histeris, tatapannya melihat ke arah dalam minimarket"Kenapa kamu cantik? Aku benci saat kamu cantik!'" Ucap Aini kesal, tangannya terus mencoba menyentuh wajah Jani."Kemari kami sialan!" Aini meremas kuat kerah baju Jani, membuat ia gemetar karena histeris."Tidak!.... tidak!" Ucapnya kencang dan sebuah ingatan masa lalu kembali muncul....Jani melihat wanita berparas mirip dirinya berlari letakutan dengan perut membesar, entah apa yang sudah di lalui hingga gaun putih yang di kenakan berlumur darah dan tanah, dinginya malam bukanlah musuh terbesarnya, dia lebih takut jika bayi dalam dekapan itu lepas dari pelukan. "Jangan mencoba lari Lusia!" Teriakan itu begitu nyaringo dan lantang terdengar.Lusia gemetar dalam tangis, berjongkok pada rimbunya dedaunan kecil dan ilalang, berharap diri nya tak di temukan."Lusia!" Teriakan itu kembali terdengar, tubuh kecil Lusia semakin gemetar."Sabarlah sayang, mama akan membawamu pulang, kita ak

  • Pembalasan Istri Kumal   pertemuan tak terduga

    "Aku ingin tau apa yang terjadi Leon, aku mohon katakan sesuatu." Ucapnya meminta, segala hal yang menimpanya begitu menyiksa dan membuat dirinya bertanya."Perlahan saja sayang, kita akan bicara nanti." Ucap Leon lalu membawa Jani masuk ke dalam mobil mereka.Meninggalkan rumah kosong yang serasa tak asing bagi jani, rumah yang sepertinya sangat dia kenal namun tak bisa di ingat lebih baik.Mobil Leon membelah malam sunyi, melewati hutan yang lebat dengan hanya satu, ldua penerangan minim, mereka hanya berdua saat datang dan pergi, menyisakan kesunyian nyata setiap kali tak ada suara di antara mereka."Kenapa diam?" Tanya Leon, ia masih Melihat Jani terdiam Menatap ke luar jendela."Rasanya aku pernah ada di sini." Ucapnya sembari melihat ke arah rumah kosong di sisi jalan.Leon berhenti mendadak, menatap ke arah rumah kosong di sisinkanan mereka, rumah tangga memang sejak lama tak di tempati, namun kenapa Jani merasa pernah ada di sana?"Kamu yakin pernah ada di sana?"Jani mengangg

  • Pembalasan Istri Kumal   Aini

    Aini menjerit di depan toko, dia takut sebab Fandi sudah meninggalkan dirinya sendiri di tempat asing, pegawai toko juga ketakutan sekarang, Aini bisa saja melukai orang karena tertekan. "Wanita murahan!" Tiba-tibsa saja kalimat itu keluar dari bibir Aini, dia teringat pernah menyebut nama itu begitu sering dulu.Aini terduduk di trotoar jalan, uang yang di genggamnya ia lepas begitu saja, ia menatap nanar ke jalan yang sepi, seakan dirinya bisa saja tenggelam dalam gelap.Aini mengingat betul dia pernah hidup mewah, namun entah kenapa sekarang semua hanya bergantung pada saat orang memberinya perhatian dan cinta. "Kenapa kamu pergi mas!" Aini menangis lagi, kali ini bayang wajah Arka suaminya tergambar jelas, lelaki itu bahkan telah damai sekarang.Aini begitu mengingat bagaimana Arka yang tak pernah berbuat jahat padanya dulu, masih menjadi lelaki yang menempati hatinya selain Satria. Dia bahkan rela menyingkirkan semua rintangan yang ada hanya untuk menempati ruang yang tak lagi

  • Pembalasan Istri Kumal   pelarian dari wanita masalalu

    Sementara Fandi dengan perasaan tak menentu memutuskan pulang ke Solo, dia tak ingin mendapat masalah dengan bertemu lelaki seperti tuan Cien. Bergegas dia berjalan ke kamar dan melihat Kila tertidur dengan baju terbuka."Ada apa Sayang?" Kila bertanya dengan cemas, melihat Fandi membuka lemari baju dan mengemasi barangnya."Ayo pulang sekarang." Ucapnya kesal terus di tanya namun Kila masih tak memahami situasi yang ada."Kenapa mendadak pulang?""Ya karena kita memang harus pulang Kila!" Ucap Fandi kesal. "Bantu aku berbenah dan jangan banyak tanya!" Ucapnya lagi lalu melanjutkan lagi menata pakaiannya.Dengan kesal Kila medekat, menarik kopernya juga ke depan lemari dan ikut memasukkan barang-barangnya."Padahal kita baru berapa hari di sini!" Ucapnya ketus."Kalau kau mau di sini terus, silahlan! aku mau pulang!" Ucap Fandi lagi dengan nada tinggi, dia benci sekali saat Kila merajuk tanpa alasan.Fandi menatap Kila dengan wajah tak suka."Harus nya kau malu bilang begitu, aku suda

  • Pembalasan Istri Kumal    Kenangan yang tersibak

    "Kau tau tempat ini?" Leon bertanya dengan alis terangkat.Jani menggelengkan kepalanya, meski merasa tak asing namun dirinya tak dapat mengenali lingkungan tempatnya barada sekarang."Aku tak tau, ada sesuatu di sini?" Jani berusaha mengingat, namun tak dapat menemukan serpihan cerita dari tempatnya berada sekarang."Ayo kita masuk, mungkin kamu akan menemukan jawabannya. " Ucap Leon membuka pintu mobil nya dan segera berjalan ke sisi yang lain."Ayo keluar." Ucap Leon lagi, menarik jemari kecil Jani keluar dari dalam mobil mereka."Aku tak mengerti." Jani masih mematung di tempat, takut bila Leon berbuat sesuatu yang mungkin membuat dirinya merasa kecewa."Kau hanya perlu mengikuti kata hatimu, tak ada yang perlu di mengerti Jani, aku tak akan pernah membuatmu merasa terluka, percayalah!" Ucap Leon meyakinkan wanita di hadapannya itu.Mata Jani keluar menelisik ke sekitar tempatnya berdiri, sebuah pelataran kecil dengan pohon mangga besar di dekat pagar rumah itu, membuat hati kecil

DMCA.com Protection Status