Sejak menyaksikan kemampuan Owen dan setelah Owen menyelamatkan Marisa waktu itu, Siska sudah makin menyukai Owen dan menginginkannya sebagai menantu. Dia sangat berharap putrinya bisa bersama dengan Owen.Hanya saja, akhir-akhir ini Owen bagaikan sudah menghilang ditelan bumi dan tidak pernah terlihat lagi. Siska diam-diam panik, tetapi juga tidak berdaya.“Ibu, jangan sembarangan bicara. Aku mana ada kencan sama Owen ...,” bantah Marisa dengan malu.“Marisa, jangan merasa Ibu cerewet, tapi pria hebat seperti Owen sangat langka. Kamu harus memanfaatkan kesempatan sebaik-baiknya! Kalau dia sudah direbut orang nanti, kamu pasti nyesal!” ujar Siska dengan serius.“Emm, aku tahu. Aku bakal berusaha semampuku ...,” jawab Marisa dengan suara yang lemah.“Apa? Kamu bersedia?” tanya Siska dengan terkejut. Dia agak kurang memercayai pendengarannya. Sebelumnya, dia sudah pernah menasihati Marisa mengenai hal ini. Hanya saja, waktu itu Marisa mengatakan dia tidak menaruh perasaan pada Owen dan m
Marisa pada dasarnya memang adalah wanita yang sangat cantik. Riasan tipis yang dipakainya sudah menambah kecantikan alaminya. Gaun rumbai pendek yang dikenakannya juga menampilkan lekuk tubuhnya yang indah. Kedua kakinya yang ramping dan indah dibalut dengan stoking transparan, lalu dipadu dengan sepatu hak tinggi. Penampilan Marisa terlihat lembut dan tenang, juga sangat cantik hingga membuat hati orang tergerak.Meskipun kecantikan Marisa masih belum bisa menandingi Theresa dan Yura, perbedaan mereka tidak banyak. Hanya saja, keanggunan yang dimiliki Marisa masih kalah jauh dari mereka. Namun, Marisa termasuk tipe wanita yang lemah lembut. Dia juga merupakan wanita yang makin dilihat, makin cantik dan hanya kalah sedikit dari empat wanita tercantik di Jenggala.“Marisa, cantik banget kamu hari ini!” puji Owen dengan tulus.“Makasih .... Ayo masuk,” jawab Marisa. Kemudian, dia buru-buru mengundang Owen masuk.“Ternyata Owen ya! Ayo duduk!” Saat melihat Owen, Siska juga sangat gembira
Begitu pintu mobil dibuka, seorang wanita berumur sekitar 27-28 tahun turun dari mobil. Wanita ini memiliki tubuh indah dan juga wajah yang cantik. Di sudut mulutnya terdapat sebuah tahi lalat yang membuatnya terlihat manis.Wanita ini berpakaian sangat modis. Gerak-geriknya memancarkan pesona dewasa, dia juga terlihat cerdas dan cakap. Begitu dilihat, sudah dapat diketahui bahwa dia adalah seorang wanita yang memiliki karier bagus.“Bu Anisa!” Saat melihat wanita itu, Marisa langsung melambaikan tangan dan menyapanya.Marisa bekerja di Perusahaan Tangel, sebuah perusahaan busana bermerek yang lumayan terkenal di Jenggala. Marisa adalah manajer departemen penjualan, sedangkan wanita cantik itu adalah Anita Oscar, atasan langsung Marisa dan juga direktur departemen penjualan.Marisa bisa menjadi manajer departemen penjualan perusahaan juga berkat bimbingan Anita. Anita sangat menghargai kinerja Marisa dan juga bersikap sangat baik terhadap Marisa selama ini. Di perusahaan, hubungan mere
“Kayaknya kurang bagus kalau Owen juga ikut?” ujar Marisa dengan terkejut.“Nggak masalah. Yang penting dia nggak sembarangan bicara setelah klien kita sampai,” jawab Anita dengan santai.Sebenarnya, ada alasan lain kenapa Anita membiarkan Owen ikut bersama mereka. Setahunya, klien mereka kali ini adalah orang yang lebih sulit dihadapi. Reputasinya di dunia bisnis juga sangat buruk karena dia suka melecehkan perempuan. Jika Owen menemani mereka, mungkin saja klien ini bisa bersikap lebih sopan.“Oke, makasih, Bu Anita!” ucap Marisa dengan gembira. Dia juga tidak ingin meninggalkan Owen sendirian di luar. Pengecualian yang dibuat Anita sangat sesuai dengan niatnya.Setelah itu, mereka bertiga masuk ke restoran. Sebelumnya, mereka sudah mereservasi sebuah ruang privat mewah. Setelah masuk ke ruang privat, Owen, Marisa, dan Anita duduk di kursi masing-masing untuk menunggu kedatangan klien mereka.Kira-kira setengah jam kemudian, waktu yang dijanjikan sudah lewat. Namun, klien mereka masi
“Sedangkan Grup Aulion hanya mengendalikan sekitar 20% saluran penjualan di pasar. Kalau dibandingkan, kekuatan mereka masih kalah jauh dari Grup Wijaya. Berhubung Grup Aulion sudah begitu keterlaluan, kenapa perusahaan kalian nggak mau coba bekerja sama dengan Grup Wijaya?” tanya Owen dengan bingung.“Umm ... aku nggak tahu,” jawab Marisa sambil menggeleng.Keputusan untuk bekerja sama dengan distributor yang mana adalah keputusan eksekutif perusahaan. Marisa hanyalah seorang manajer departemen penjualan yang masih belum mencapai tingkatan eksekutif. Ada banyak informasi dalam yang tidak diketahuinya.“Begini, perusahaan kami mengelola busana merek menengah ke atas, sedangkan Grup Wijaya mengambil jalur kelas atas dan mewah. Sebelumnya, aku pernah mewakili perusahaan untuk berdiskusi soal kerja sama dengan penanggung jawab dari Grup Wijaya. Tapi, merek yang dikelola perusahaan kami nggak sesuai standar mereka. Jadi, mereka langsung menolak ...,” ujar Anita sambil berdesah dengan tidak
Di sisi lain, Grup Wijaya adalah milik Keluarga Wijaya, salah satu keluarga terhormat di Jenggala. Total aset mereka sudah mencapai puluhan triliun.Johan adalah putra Keluarga Wijaya. Status dan kedudukannya jauh lebih tinggi daripada Owen yang hanya merupakan orang biasa. Perbedaan mereka berdua sangat jauh, mana mungkin Anita percaya bahwa Owen kenal dengan Johan.“Aku nggak bercanda, yang kubilang itu serius ....” Berhubung Anita tidak percaya padanya, Owen bermaksud untuk menjelaskan. Namun, sebelum Owen sempat menyelesaikan kata-katanya, Anita sudah menyela, “Sudah, aku nggak pengen dengar omong kosongmu lagi! Nggak peduli apa yang kamu bilang itu benar atau nggak, Grup Wijaya itu mengambil jalur kelas atas dan mewah. Merek yang dikelola perusahaan Tangel nggak cocok sama standar mereka. Mereka nggak mungkin membuat pengecualian untuk bekerja sama dengan perusahaan kami!”Anita melambaikan tangannya dengan ekspresi yang lebih muram lagi. Awalnya, kesan pertamanya terhadap Owen m
Hal ini sama sekali tidak realistis!“Yang kubilang itu benar ....” Marisa baru hendak menceritakan situasi sebelumnya kepada Anita, tetapi kata-katanya sudah dipotong oleh Owen.“Marisa, jangan ungkit lagi. Sekarang, aku sudah meninggalkan Keluarga Lestari ....” Begitu mengungkit tentang Theresa, Owen merasa hatinya sangat sakit. Sosok cantik Theresa muncul di benaknya, lalu kerinduan yang kuat juga langsung bergejolak di dalam hatinya.Rasa curiga yang ditunjukkan Anita tadi sudah cukup membuat Owen kesal. Sekarang, Marisa malah mengungkit tentang Theresa. Suasana hatinya pun menjadi semakin buruk. Terutama setelah teringat pada Theresa. Rasa rindu yang dia rasakan benar-benar sangat menyakitkan hingga dia tidak sanggup menahannya. Pada saat ini, dia sudah dengan jelas menyadari bahwa dirinya masih belum bisa melupakan Theresa.“Owen, ka ... kamu kenapa?” Marisa langsung terkejut. Dia tidak mengerti apa maksud ucapan Owen.“Nggak apa-apa .... Aku ke toilet dulu, ya.” Owen menahan ras
“Pak Benny, akhirnya kamu datang juga!” sapa Anita sambil memaksakan seulas senyum.“Bu Anita, tadi aku benar-benar masih sibuk. Jangan marah, ya ...,” kata Benny sambil tertawa, tetapi diam-diam merasa agak kesal. Mereka yang membutuhkannya, bukankah sudah seharusnya mereka menunggunya?“Pak Benny, silakan duduk.” Meskipun merasa kesal, Anita tidak menunjukkannya dan hanya bisa menahannya dalam hati. Setelah mereka semua duduk, Anita menyuruh pelayan untuk mengeluarkan hidangan mereka.“Bu Anita, siapa gadis cantik di sampingmu itu?” Setelah melihat Marisa, mata Benny langsung berbinar.“Pak Benny, mari kuperkenalkan padamu. Ini adalah Marisa Ray, manajer departemen penjualan perusahaan kami. Yang di sampingnya itu Owen.” Anita memperkenalkan mereka dengan singkat.“Bu Marisa, senang berkenalan denganmu.” Benny mengulurkan tangannya dengan maksud untuk bersalaman dengan Marisa. Dia mengira Owen hanyalah salah satu bawahan Anita dan Marisa. Jadi, dia langsung mengabaikan Owen.“Halo, P