“Owen, Tuan Jayden sudah bersujud sampai dahinya berdarah. Seharusnya dia sudah menyadari kesalahannya. Gimana kalau kita akhiri saja masalahnya sampai di sini?” Marisa berjalan ke samping Owen, lalu membantu Jayden memohon belas kasihan.“Emm ... oke,” jawab Owen setelah ragu sesaat. Dia pada dasarnya memang tidak berencana memberi hukuman yang begitu berat kepada Jayden. Sekarang, Marisa juga sudah bersuara. Jadi, Owen hanya bisa menyetujuinya.“Tuan Markus, terima kasih atas bantuanmu kali ini. Aku akan mengingat kebaikanmu. Tapi dia juga sudah meminta maaf. Menurutku, ini juga bukan masalah besar. Gimana kalau kita ampuni saja dia kali ini?” ujar Owen. Meskipun mungkin bisa mempermalukan Markus, Owen sudah dengan sangat jelas menunjukkan bahwa dia menghargai bantuan Markus. Seharusnya Markus tidak akan marah karena masalah sepele seperti ini.“Oke. Jalankan saja semuanya sesuai keinginan Tuan Owen,” ucap Markus tanpa ragu. Tujuan utamanya adalah membuat Owen merasa berterima kasih
Waktu itu, Owen hanya menyembuhkan cedera tersembunyi di meridian Rendy. Jadi, seluruh energi sejati yang sudah terkumpul dalam tubuh Rendy langsung meledak sehingga dia bisa menerobos dua tingkatan sekaligus.Sementara Markus, tubuhnya tidak memiliki cedera tersembunyi. Bagaimana bisa Owen membantunya menerobos? Selain itu, basis kultivasi bela dirinya baru mencapai tahap menengah Alam Hogana dan masih berjarak sangat jauh dari tahap awal Alam Sigana. Dia tidak memiliki kemampuan untuk membimbing Markus meskipun ingin melakukannya.“Ternyata begitu, ya. Sepertinya aku sudah berpikir terlalu jauh ...,” ucap Markus dengan sangat kecewa. Sebenarnya, dia juga tahu bahwa praktisi seni bela diri harus berlatih setahap demi setahap karena tidak ada jalan pintas dalam perjalanan ini.Waktu itu, Owen bisa membantu Rendy menerobos pasti karena ada peluang tertentu. Hal seperti ini tidak bisa ditiru. Lagi pula, tidak mungkin juga Owen bisa dengan gampang membantu orang menerobos basis kultivasi
Owen menolak secara halus. Pil peningkat energi sejati miliknya adalah pil peningkat energi sejati kualitas terbaik. Dia mau menyimpannya untuk dikonsumsi dirinya sendiri, Theresa, dan Rachel. Jadi, dia tidak mungkin menjualnya kepada orang lain. Tadi, dia memberikan sebutir untuk Markus karena ingin membalas jasanya sebelumnya.“Apa kamu nggak bisa jual kasih aku sedikit pun? Permintaanku nggak banyak kok, biarpun cuma 3-5 butir juga boleh ...,” ujar Markus dengan pantang menyerah.Meskipun tidak tahu dari mana Owen mendapatkan pil peningkat energi sejati ini, Markus tahu bahwa pil obat ini sangat bermanfaat bagi praktisi seni bela diri dan pasti sangat langka. Wajar saja apabila Owen tidak bersedia menjualnya.Namun, Markus sudah melihat kira-kira ada puluhan butir pil obat di dalam botol giok putih yang dipegang Owen. Asalkan Owen bersedia menjual beberapa butir untuknya, dia sudah puas. Sebab, dia hanya ingin menerobos hambatan kultivasinya secepat mungkin.“Tuan Markus, jangan kha
“Owen?” Marisa tertegun sejenak, lalu baru terpikir tentang dirinya yang sudah menggunakan Owen sebagai tameng sebelumnya.“Ibu, kamu sudah salah paham. Owen itu teman baikku, bukan pacarku. Tadi, aku memintanya menyamar jadi pacarku untuk menolak masalah pertunangan,” jelas Marisa sambil tersenyum canggung.“Apa? Dia bukan pacarmu?” Senyum Siska langsung membeku. Dia merasa bagaikan disambar petir.“Ibu, kamu kenapa?” tanya Marisa dengan heran setelah melihat reaksi ibunya.“Nggak! Nggak mungkin! Tadi, dia jelas-jelas sudah mengaku sebagai pacarmu. Mana mungkin itu cuma samaran!” jawab Siska sambil menggeleng hebat. Dia tidak bisa menerima kenyataan yang pahit ini.“Bukannya aku sudah bilang kalau dia cuma bersandiwara denganku? Dia benar-benar bukan pacarku,” jelas Marisa.Saat melihat putrinya yang tidak terlihat sedang berbohong, Siska langsung merasa terpuruk. Dia mau tak mau harus menerima kenyataan ini.“Marisa, jangan bodoh! Nggak peduli apa Owen itu pacarmu atau bukan, tadi di
“Ng ... nggak kok ...,” jawab Marisa dengan malu. Dia tidak begitu berani menatap Owen.Dulu, Marisa bisa bersikap agak mesra dengan Owen dan tidak merasa ada yang salah. Sekarang, berhubung ibu dan kakak sepupunya tidak berhenti menjodoh-jodohkan dirinya dengan Owen, Marisa pun merasa jadi sedikit aneh.Saat ini, Marisa bahkan bisa merasakan dengan jelas aura pria sejati dari tubuh Owen yang sedang duduk di sampingnya. Hal ini membuatnya merasa sangat berdebar.“Owen, kami lagi ngomongin kamu,” kata Siska dengan santai. Meskipun dia sudah mengejek Owen sebelumnya, Owen tidak terlihat mendendam dan juga tidak bermaksud untuk mempermasalahkannya. Hal ini sudah membuatnya jauh lebih tenang. Pada saat yang sama, Siska juga lebih menghargai sikap lapang dada Owen. Rasa puas yang dirasakannya terhadap calon menantu ini sudah semakin tinggi.“Ngomongin apa tentang aku?” tanya Owen dengan bingung.“Owen, apa sekarang kamu punya pacar?” tanya Siska. Saat melihat putrinya yang sama sekali tidak
“Emm, apa yang dibilang ibumu benar. Owen sangat lumayan dalam segala aspek ...,” puji Dennis sambil mengangguk.Owen memiliki kekuasaan, tetapi tidak menyombongkannya seperti Jayden. Dia malah begitu sopan dan rendah hati. Pria seperti Owen adalah pria baik yang pantas untuk dijadikan pendamping hidup.“Ayah, Ibu, bisa nggak kalian ganti topik?” tanya Marisa dengan pusing. Sejak pulang dari restoran sampai sekarang, ibunya tidak berhenti menceramahinya hingga membuat hatinya kacau.“Apa-apaan sikapmu ini! Kenapa kamu tetap nggak mau dengar sih? Apa kamu mau membuatku mati kesal?” bentak Siska dengan marah.“Sudahlah, sebaiknya aku jalan-jalan di taman saja ....” Marisa sudah benar-benar tidak bisa menahan tekanan yang diberikan ibunya. Dia pun mencari alasan untuk keluar agar bisa menenangkan diri. Mungkin karena terlalu didesak ibunya, pemikirannya pun agak terpengaruh.Marisa tiba-tiba merasa dirinya mungkin boleh mempertimbangkan usul ibunya untuk mencoba berpacaran dengan Owen. Me
Dennis sudah kebingungan. Dia tahu istrinya tidak mungkin berbohong. Jadi, dia juga mulai panik.“Buat apa peduli soal siapa yang melakukannya! Cepat lapor polisi!” Siska buru-buru mengeluarkan ponselnya dan hendak melapor polisi.“Jangan! Nggak boleh lapor polisi!” ujar Dennis dengan terkejut dan buru-buru mencegah istrinya.“Kenapa nggak boleh lapor polisi? Putri kita sudah diculik. Dia akan makin bahaya kalau kita terus menundanya. Apa sebagai ayahnya, kamu cuma mau berpangku tangan?” tanya Siska dengan murka. Dia hampir langsung menampar Dennis.“Siska, tenang dulu. Kalau mereka benar-benar adalah penjahat yang kejam, situasi Marisa bakal lebih bahaya lagi dengan melapor polisi!” jelas Dennis dengan buru-buru. Bagaimanapun juga, dia adalah seorang pria. Dia tentu saja berpikir lebih jauh.“Umm ....” Siska pun tertegun. Dia tahu apa yang dikatakan suaminya memang masuk akal.Di film-film, setelah pihak keluarga orang yang diculik melapor polisi, para penculik akan mengambil keputusa
Selain itu, Owen adalah anak yatim sejak kecil. Dia tidak pernah memiliki keluarga maupun teman. Owen sudah menganggap Marisa bagaikan keluarganya. Dalam hatinya, Marisa adalah orang terpenting setelah Theresa. Berhubung Marisa berada dalam bahaya, dia pasti akan menyelamatkan Marisa dengan segala cara.Begitu Owen memutuskan sambungan telepon, Theresa pun bertanya setelah melihat ekspresinya yang suram, “Owen, ada apa?”“Seorang teman terbaikku sudah diculik ...,” jawab Owen dengan marah. Dia menjelaskan secara singkat situasinya. Kemudian, dia menarik napas dalam-dalam untuk menenangkan diri dan melanjutkan, “Theresa, aku butuh bantuan Keluarga Lestari dalam masalah ini. Aku harap kamu bisa mengandalkan koneksi kalian untuk selidiki petunjuk tentang penculiknya.”“Oke, nggak masalah. Aku akan melakukannya sekarang juga.” Theresa mengangguk, lalu menarik Rachel untuk pergi terlebih dahulu.Setelah itu, Owen menelepon Heri, Markus, dan Rendy untuk meminta bantuan mereka mencari keberad