Di sisi lain.Saat Owen sedang menggunakan jarum akupunktur untuk melindungi jantung Ricky, Frendy yang sedang tergeletak tidak berdaya di lantai telah memiliki waktu untuk beristirahat dan memulihkan diri. Dia tahu jelas begitu Owen selesai mengobati Ricky, riwayatnya akan tamat.Oleh karena itu, Frendy berusaha menahan lukanya dan memanfaatkan kesempatan saat perhatian Owen, Theresa, dan Rosa tertuju pada Ricky untuk bergeser hingga ke depan pintu. Setelah itu, dia pun segera bangkit dari lantai dan buru-buru berlari ke luar dengan secepat mungkin.“Mau kabur? Mana segampang itu!” seru Owen. Dia segera menyadari niat Frendy.Kali ini, Frendy bukan hanya telah meracuni Ricky, tetapi juga hampir membunuh Rosa. Jadi, Owen tidak mungkin membiarkan Frendy melarikan diri dengan begitu saja. Selanjutnya, dia mengangkat Ricky yang sedang tidak sadarkan diri dari lantai, lalu mengejar Frendy bersama dengan Theresa dan Rosa.Tidak lama kemudian, Frendy telah berhasil melarikan diri hingga ke h
“Jangan .... Aku masih muda dan belum ingin mati. Owen, aku sudah menyadari kesalahanku. Aku mohon, ampunilah aku sekali ini!” mohon Frendy. Saat merasakan aura membunuh yang terpancar dari tubuh Owen, Frendy langsung ketakutan. Sebagai menantu Keluarga Husin, Frendy masih bisa menikmati kehidupan yang mewah dan indah. Jadi, dia tentu saja tidak ingin mati muda. Saat ini, dia sudah tidak peduli lagi pada harga dirinya dan buru-buru meminta ampun pada Owen.“Semuanya sudah terlambat! Orang licik dan kejam sepertimu lebih pantas bertobat di neraka!” jawab Owen dengan dingin. Kemudian, dia segera mengangkat tangannya dan hendak memukul bagian kepala Frendy.“Jangan .... Aku nggak mau mati ...,” kata Frendy dengan ketakutan. Saat ini, dia merasa sangat putus asa.Ckit! Tiba-tiba, sebuah mobil mewah berwarna putih berhenti tidak jauh dari lokasi Owen dan Frendy. Selanjutnya, seorang wanita cantik yang terlihat seumuran dengan Rosa turun dari mobil. Dia berpakaian modis, juga terlihat anggu
“Rosa? Apa maumu? Kenapa kamu menangkap suamiku? Cepat lepaskan dia!” seru Yulita sambil menatap Owen dan Rosa dengan tatapan tidak bersahabat.Sebelumnya, tindakan Ricky yang menyuruh orang untuk melacak lokasi Frendy sudah menarik perhatian Yulita. Namun, berhubung harus segera menolong Rosa, Ricky pun tidak sempat memberi tahu Yulita mengenai masalah spesifiknya. Berhubung Ricky bertindak begitu tergesa-gesa dan hal ini juga berkaitan dengan Frendy, Yulita segera merasa ada yang tidak beres dan langsung membawa seorang ahli Keluarga Husin untuk datang menyelidiki situasinya.Di sisi lain, Rosa adalah mantan pacarnya Frendy. Jadi, Rosa dan Yulita termasuk saingan dalam masalah asmara. Begitu bertemu Rosa lagi setelah sekian lama, dia tentu saja tidak akan bersikap bersahabat terhadap Rosa.“Nona Yulita, kebetulan kamu sudah datang! Tadi, Frendy sudah meracuni ....” Baru saja Owen hendak mengungkapkan perihal mengenai Ricky yang diracuni Frendy, Frendy malah terlebih dahulu bersuara.
“Nona Yulita, jangan dengarkan omong kosong Frendy! Sebelumnya, dia merebut jarum beracun itu dariku, lalu menggunakannya untuk mencelakai Pak Ricky! Hal ini nggak ada hubungannya denganku dan Owen …,” Saat melihat Yulita berhasil dikelabui oleh Frendy, Rosa pun hendak menjelaskannya.Namun, sebelum Rosa sempat menjelaskan kebenarannya, Yulita malah langsung menyela dengan marah, “Rosa, beraninya kalian mencelakai kakakku! Aku mau kalian membayarnya dengan nyawa kalian!”Saat ini, jasad Ricky sedang berada di tangan Owen. Ditambah dengan Owen juga hendak membunuh Frendy, Yulita tentu saja tidak akan percaya pada ucapan Owen dan Rosa. Selain itu, Frendy adalah suaminya, sedangkan Ricky adalah kakak iparnya Frendy. Jadi, dia tidak mungkin percaya bahwa Frendy yang mencelakai Ricky.“Kakek Chairil, cepat bunuh mereka untuk membalaskan dendam Kak Ricky!” perintah Yulita pada pria tua berpakaian abu-abu itu.“Baik!” Pria tua bernama Chairil itu segera mengiakan perintah Yulita. Ricky adalah
Syut! Syut! Syut! Owen tahu dirinya bukanlah lawan Chairil. Jadi, dia tidak berhenti melangkah mundur untuk menghindari serangan Chairil. Namun, kecepatannya masih kalah jauh dari Chairil. Tidak peduli ke mana pun dia menghindar, serangan Chairil bagaikan bayangan yang tidak berhenti mendekat ke arah Owen.“Nona Yulita, otak kalian bermasalah ya! Tadi, aku sudah bilang dengan sangat jelas, Frendy yang mencelakai Pak Ricky! Hal itu nggak ada hubungannya dengan aku dan Kak Rosa! Lagian, Pak Ricky masih punya harapan untuk diselamatkan dan waktunya nggak boleh tertunda ...,” ujar Owen dengan kesal. Dia masih mencoba untuk menyelesaikan salah paham di antara mereka.Sayangnya, sebelum Owen selesai berbicara, energi sejati dari tapak Chairil sudah memelesat ke bagian vital dadanya dengan kuat. Dia merasa sangat tidak berdaya dan hanya bisa menggunakan Pelindung Kaisar untuk menahan serangan itu.Duk! Seiring dengan suara hantaman yang nyaring, energi sejati Chairil menembus pertahanan Pelin
“Kakek Chairil, mereka berdua yang mencelakai Kak Ricky! Cepat bunuh mereka! Aku mau kamu membalaskan dendam Kak Ricky!” seru Yulita dengan sedih sambil menunjuk ke arah Owen dan Rosa. Tatapannya dipenuhi dengan kebencian yang mendalam.“Apa yang dikatakan Yulita benar! Kakek Chairil, cepat bunuh Owen dan Rosa!” tambah Frendy dengan ekspresi bengis. Berbeda dari Yulita, dia diam-diam merasa sangat lega setelah mengetahui bahwa Ricky telah tewas.Selain itu, Frendy tahu bahwa basis kultivasi Owen yang sebenarnya tidaklah tinggi dan mungkin baru mencapai sekitar tahap awal Alam Augana. Di sisi lain, Chairil adalah seorang petarung Semi Alam Tigana yang kekuatannya jauh lebih mendalam daripada Owen. Dengan kekuatan Chairil, dia pasti bisa menghabisi Owen dan Rosa dengan mudah. Begitu Owen dan Rosa mati, tidak akan ada lagi yang tahu bahwa dia yang meracuni Ricky. Jadi, dia sudah bisa tenang.“Baik!” Chairil menyerahkan “jasad” Ricky kepada Yulita, lalu langsung menyerang ke arah Owen dan
“Tuan Owen, maaf aku datang terlambat! Kamu baik-baik saja, ‘kan?” tanya Morgan setelah berada di hadapan Owen.Sebelumnya, Owen sudah meminta Morgan pergi ke kediaman Keluarga Stewart untuk membantunya menyelamatkan Rosa. Demi keamannya, Morgan sengaja membawa pria tua berpakaian hijau, petarung Alam Tigana yang pernah dia bawa ke Grup Stewart sebelumnya.Namun, sebelum Morgan sempat tiba di kediaman Keluarga Stewart, Owen meneleponnya dan mengatakan bahwa yang menangkap Rosa itu Frendy. Oleh karena itu, dia buru-buru menyusul Owen ke tempat ini.“Aku baik-baik saja. Tuan Morgan, kamu datang tepat waktu kok!” jawab Owen sambil tersenyum senang. Berhubung Morgan telah muncul, dia sudah merasa jauh lebih lega.“Tuan Morgan, apa maksudmu? Kenapa kamu membantu orang lain melawan Keluarga Husin?” bentak Yulita setelah melihat Chairil dikalahkan pria berpakaian hijau.“Nona Yulita, Tuan Owen adalah temanku, juga mitra bisnis Grup Husin. Kenapa kalian malah menyerangnya?” tanya Morgan dengan
“Nggak ada tapi-tapian lagi! Tuan Morgan, masalah ini nggak ada hubungannya dengan Keluarga Lisano. Aku harap kamu nggak ikut campur! Kalau nggak, aku akan menyuruh kakekku untuk minta pertanggungjawaban pada Keluarga Lisano!” ujar Yulita tanpa sungkan.“Ini ....” Morgan pun tidak bisa membantah. Apa yang dikatakan Yulita memang masuk akal, ini adalah dendam di antara Owen dengan Keluarga Husin. Tidak peduli apa pun kebenarannya, masalah ini tidak ada kaitannya dengan dirinya maupun Keluarga Lisano. Memang akan kurang bagus apabila dia ikut campur dalam masalah ini.“Kakek Chairil, cepat bunuh Owen dan Rosa! Kamu harus membalaskan dendam Kak Ricky!” perintah Yulita pada Chairil tanpa peduli pada Morgan lagi.“Baik!” Chairil melewati pria tua berpakaian hijau, lalu berjalan ke arah Owen.Sementara itu, pria tua berpakaian hijau tidak tahu apa dirinya harus lanjut mencegah tindakan Chairil. Dia pun menatap Morgan untuk menunggu perintahnya.“Kakek Harkim, cepat halangi dia!” perintah Mor