Laki-laki itu mengerutkan dahinya. Joey berdiri, lalu ia melepaskan jaketnya. Tanpa basa-basi ia melempar jaket nya ke arah laki-laki itu, dan kepala laki-laki itu tertutup Jaket. Pandangannya tertutup jaket, dan sebelum sempat menyingkirkannya tubuh lelaki itu terhantam, lalu terdorong dan jatuh ke lantai. Setelah menghantamnya dengan tubuh Joey sendiri. Saat akan melompat ke arah dada laki-laki itu, indra pendengaran nya mendengar suara memanggilnya. "Tuan Jo!" Joey menoleh, ia melihat Johnny dan Tomy datang bersama Sarah dan Angelica yang baru saja turun dari mobil. Joey menatap tajam ke arah mereka berempat. "Apa kalian ingin menghianatiku setelah lama aku tidak kembali?" tanya Joey dingin. "Ti-Tiak! Kita tidak pernah berniat seperti itu. Justru kita senang anda telah kembali." ucap Johnny mencoba menenangkan tuannya. Joey menunjuk laki-laki yang akan ia siksa tadi. "Dia siapa, dia berani sekali padaku." Johnny menatap ke arah laki-laki yang baru saja ia rekrut menjadi anggo
Andre dan asisten nya bernama Robi tengah duduk di dalam mobil. Mobil yang mereka naiki tengah dalam perjalanan menuju perusahaan milik Andre. "Aku tak menyangka kalau Anatasya sudah bertunangan." ucap Andre datar. "Maaf Tuan, aku tak tau kalau dia telah bertunangan. Karena info yang saya dapat kalau Anatasya tidak ketahui punya kekasih atau tidak." Ucap Robi sambil mengemudikan mobilnya. "Lalu apa untuk kedepan nya tuan?" lanjut Robi bertanya. Sejenak Andre memikirkan sesuatu. Lalu ia pun menjawab. "Setelah sampai kantor, coba kamu cari info tentang laki-laki berkacamata itu. Karena saat aku lihat, seperti nya tunangan nya Anatasya itu laki-laki yang polos." — Hari sudah telah siang Anatasya telah selesai pemotretan, Anatasya pun berencana mengganti pakaiannya. Setelah selesai ganti pakaiannya, Anatasya berjalan mendekati Joey yang tengah menunggunya. Joey akan mengantar Anatasya pulang. Salsa memilih untuk pulang sendiri, karena ia tak ingin menjadi obat nyamuk di pasangan ke
Joey dan Anatasya telah selesai dengan kegiatan panas mereka di ranjang. Mereka sama-sama puas setelah bercinta dan menikmati surganya dunia. Joey bernafas lega karena tak hanya diri nya yang menikmatinya, tetapi Anatasya juga benar-benar menikmati nya tanpa rasa sakit. Tidak seperti sebelum nya saat pertama kali mereka melakukan nya. Joey dan Anatasya segera bangkit dari ranjang, dan berjalan masuk ke kamar mandi yang ada di dalam kamar tidurnya. Mereka mandi bersama untuk membersihkan tubuh mereka. Melihat Anatasya yang bertelanjang bulat di depan nya, ditambah dengan pancuran air yang membasahi tubuhnya. Joey melihat itu, gairahnya kembali terbangun. Joey menatap Anatasya. "Aku ingin lagi." ucap Joey polos. Anatasya tersenyum, ia pasrah apa yang dilakukan laki-laki tercinta nya kepadanya. Mereka kembali bercinta di dalam kamar mandi. Hampir satu jam Joey dan Anatasya berada di kamar mandi. Beberapa saat kemudian mereka keluar dari kamar mandi. Setelah mengeringkan tubuh dan me
Anatasya atau Salsa yang akan menjawab, tapi Joey yang duluan mengiyakan ucapan Andre. "Silahkan." Andre dan asistennya segera duduk di kursi yang kosong, lalu mereka berdua hanya memesan minuman saja. Sambil menunggu minuman pesanan Andre dan Robi datang, Andre bercerita. "Aku dan Robi habis bertemu klien." "Tak sengaja aku melihat kalian dari luar, jadi aku memutuskan datang masuk dan ikut bergabung." lanjut nya. Kedua mata Andre curi-curi pandang melirik Anatasya. Hati Andre terasa sesak, dari awal ia masuk ke dalam restauran. Ia tak terima melihat Anatasya duduk bersebelahan dengan Joey. Disisi Anatasya, ia merasa tak nyaman, ia menyadari kalau Andre terus melirik padanya. Tapi ia berusaha tetap tenang dan fokus meneruskan kegiatan memakan makanannya. Sedangkan Salsa menyadari kalau Anatasya tidak merasa nyaman. Tapi ia memilih diam dan tetap menikmati makanannya. Tak hanya Salsa saja, namun diam-diam Joey juga tahu, tapi ia hanya diam dan hanya memasang wajah polosnya. Tiba
Wanita itu tersenyum dan dengan senang hati menerima Andre yang ingin menuntaskan hasrat pada nya. Wanita itu adalah salah satu artis yang Andre punya diperusahaan nya. Wanita ini bernama Aleya, ia sangat menyukai Andre. Dari awal ia menyerahkan mahkota nya, hingga sekarang, jika Andrs menginginkan nya, Aleya rela menyerahkan diri nya. — Hari terus berjalan, dan tak terasa hari pernikahan tinggal satu minggu lagi. Joey telah menyiapkan semua persiapan pernikahan nya, tepat nya ia menyerahkan nya kepada anak-anak buan nya. Begitu juga dengan Anatasya, ia mengambil libur dari pekerjaan nya sebagai model. Karena diri nya juga harus mulai melakukan perawatan diri nya sebagai calon pengantin nanti nya. Kini ia sendiri sedang mengendarai mobil nya menuju restauran, dimana ada seseorang yang ingin bertemu dengan nya. Joey telah sampai. Seseorang pelayan menyambut nya, dan mempersilahkan nya untuk mengikuti nya ke ruangan VIP. Orang yang ingin bertemu dengan Joey, tengah menunggu nya.
Semua saling berpelukkan kepada pasangan pengantin itu secara bergantian. Setelah selesai mereka bersepuluh pamit untuk pulang. David, ia pun mengeluarkan koper milik Joey. Karena Joey sementara akan menginap di rumah mertua nya selama beberapa hari. Tapi disisi David, ia tak tau malu nya membawa kantong plastik. Ia mangambil banyak sekali makanan dan roti-roti yang biasa nya disediakan acara pernikahan sederhana. Anatasya tak henti-henti nya tersenyum bahagia, begitu juga dengan Joey. Meski jiwa nya bukanlah pemilik tubuh nya, tapi sudah sepenuhnya tubuh nya telah menjadi milik nya. Karena sudah jelas, dia sendiri lah yang menjalani kehidupan. — Dii waktu yang bersamaan, Andre telah selesai dengan pekerjaan nya. Dia pun juga baru pulang dari luar kota, ia segera pulang ke apartemen nya. Dengan mobil yang ia naiki, Robi mengemudikan nya dengan kecepatan standar. Andre sekilas pikiran nya tertuju pada perempuan yang ia sukai. Diri nya tersenyum karena terus membayangkan nya. Rasany
Johnny menjawab. "Aku, dan Sarah akan menikah di bulan depan. Begitu juga dengan Tomy, Angelica, Dika, dan Nita. Kita berenam akan menikah dihari yang sama." "Kalian yakin, menikah di hari yang sama?" sahut Joey. Mereka berenam mengangguk-anggukan kepala nya. Lalu Tomy berkata mewakili nya. "Kami yakin." Joey tersenyum mendengar nya lalu menatap David dan Ragil. "Lalu kalian kapan?" David dan Ragil hanya menghela nafas nya, lalu menggeleng-gelengkan kepala mereka. "Entahlah." lalu mereka melirik Shinta dan Selly. Dua wanita itu yang dilirik, hanya memasang wajah acuh. — Beberapa hari kemudian. Siang hari, Joey yang baru saja pulang kuliah, kini tengah perjalanan menuju kantor dengan mobil milik nya. Sedangkan Anatasya baru selesai dengan pekerjaan nya pun segera pulang. Kebetulan mereka pulang lebih awal dari biasa nya. Sebelum pulang, ia dan Salsa pergi ke restoran untuk makan karena hari telah siang. Dalam mobil, Salsa yang mengemudikan mobil nya pun bersuara. "Apa kamu pun
Mereka memilih untuk diam dan melihat daripada melerai, karena apa yang mereka lihat cukup seru dan menegangkan. Dengan tegas Joey berkata. "Karena aku suaminya." "Suami?" sahut Andre. "Kamu jangan mengada-ada." lanjut nya sambil tersenyum mengejek. Anatasya pun bersuara. "Pak Andre lepaskan tanganku, aku mau pulang dengan suamiku." Andre menoleh dan menatap Anatasya. "Kamu tidak bercanda?" Joey menepis tangan Andre dan merebut Anatasya. Lalu ia menunjukkan cincin kawin miliknya dan milik istri nya. Andre terpaku melihat nya. Sebenarnya dalam diri nya, Joey tengah menahan rasa marah nya. "Mungkin sudah hampir satu minggu lebih yang lalu kita menikah. Kita menikah secara sederhana. Dan untuk pesta resepsi nya akan menyusul." kata Joey tersenyum melihat Andre yang terlihat seakan tidak percaya. Joey menoleh dan melihat istri nya yang sudah berdiri di sampingnya, "Lain kali, langsung kasih tahu kalau kamu pulang lebih awal." Anatasya menatap Joey, dibalik kacamata nya, warna bola
Ia benar-benar harus membasuh wajah nya dan membersihkan kedua matanya dengan air mengalir. Joey kembali menutup mulut Alan dengan lakban. Ia mengabaikan apa yang dialami oleh Alan. Lalu kini, tatapan Joey beralih ke arah Jerry. Jerry yang dari tadi diam melihat Joey menyiksa dengan sadis kepada dua orang barusan. Joey tersenyum pada nya, lalu ia berjalan mendekati Jerry. Kini Joey berjongkok di hadapannya Jerry sambil menatap nya dengan senyuman khas nya. Jerry sudah berwajah pucat dan ia membayangkan siksaan apa yang ia dapat dari laki-laki ini "Statusmu dengan ibuku masih bersuami istri ya?" ucap Joey sambil mengusap dagu nya seakan ia berfikir. Joey menatap Jerry dengan tatapan terkejut. "Berarti kamu ayah tiriku dong?" Ahh, sungguh rasa nya ingin menjitak kepala Joey. Jerry melotot ke arah nya. Bisa-bisa nya Joey bergurau disaat keadaan seperti ini. Joey menghela nafas nya. "Tapi sayang nya, aku tidak sudi memiliki ayah tiri. Ayahku cukup satu, yaitu ayah kandungku." "Sungg
kecepatan untuk mengikuti tuan nya. Joey terus mengendarai mobilnya dengan kecepatan diatas rata-rata. Meski jarak sudah dekat, ia tidak ingin membuang-buang waktu nya. Ia mengabaikan rasa lelah agar ia bisa menemukan keberadaan istri lnya. Beberapa lama kemudian, ia telah sampai di lokasi. Dan benar saja, ia telah dibawa ke tempat yang tidak jauh dari pedesaan, banyak sekali pohon, tepat nya bekas pabrik kecil yang sudah lama ditutup. Joey melihat ada dua laki-laki berbadan besar berjaga di depan pintu di sebuah bangunan yang sangat kotor, tepat nya sebuah gudang. Joey segera turun dari mobil nya setelah ia mengambil peralatan nya. Tanpa bersembunyi-sembunyi, Joey berjalan ke arah dua laki-laki itu. Tentu saja kedua laki-laki itu menatap ke arah nya, mereka berdua tidak diam saja. Mereka tidak akan membiarkan orang asing masuk tanpa persetujuan tuan mereka. Joey berjalan mendekati dua laki-laki itu dan perlahan kedua pupil warna matanya menjadi coklat gelap.BKini mereka saling berd
"Ada apa?" ucap Joey datar. Dari raut wajah keempat perempuan itu seakan panik. Terutama Salsa, ia yang terlihat sangat panik sekaligus ketakutan. Joey dan Tomy menduga ada yang tidak beres selama mereka pergi. "Kamu tenang dulu." ucap Angelica. "Kenapa?" sahut Joey datar. Angelica menghela nafas nya. Lalu ia berkata. "Anatasya hilang." Joey melangkah mendekat, dan menatap dingin ke arah Angelica. "Kamu bercanda?" "Kamu tenang dulu. Baru saja kak Roni, kak Dika, kak Ragil, kak David bahkan kak Shinta dan kak Selly juga mencari nya." ucap Angelica. Tomy yang berdiri, ia hanya diam, ia juga heran kenapa Angelica tidak memberitahu nya. Begitu juga dengan Nada dan Nadien yang juga ada di dalam ruangan itu. Angelica memejamkan kedua mata nya. Ia menggeleng-gelengkan kepala nya. Sebisa mungkin Joey untuk tetap tidak panik. Ka pun bersuara. "Jadi, kapan hilang nya?" Salsa yang tadinya duduk dan mendengarkan, perlahan ia berdiri dari duduk nya. Ia berjalan mendekati Joey. "Sebenarnya
"Cih, sejak lahir aku juga tidak memiliki keluarga." batin Joey. Joey menghela nafas nya. Ya, karena di kehidupan sebelumnya, ia memang tidak memiliki keluarga. Ia tumbuh besar di panti asuhan, namun ia teringat dulu kalau diri nya ingin sekali memiliki keluarga. Dan sekarang pemilik tubuh nya masih memiliki sisa keluarga. Kini semua keadaan tidak begitu tegang seperti sebelumnya. Setelah berfikir, Joey menurunkan ego nya. Kini semua orang duduk di ruang tamu. Joey duduk di sofa dan berhadapan dengan Nada dan Nadien, hanya meja kaca yang membatasi mereka. Sedangkan Jerry, ia diikat lagi dan mulut nya ditutupi lakban oleh Tomy di lantai dekat ketiga orang itu. Dan Tomy yang menjaganya karena awalnya Jerry berontak, dan berteriak kepada Nada dan menyumpahi nya. Seakan ia tak ingin Nadien mendengar nya. Disitulah Joey dan Tomy sudah curiga ada sesuatu yang disembunyikan. Awal nya Nadien menolak, ia tak ingin Jerry diperlakukan seperti itu. Dan hanya Nada tidak membantah atas apa yang
Jerry memandang benci ke arah Joey. "Apa maksudmu, kau telah berani memperlakukanku seperti ini!" "Aku hanya memberimu sedikit pelajaran padamu, agar tidak mencari masalah padaku. Apa kamu kira aku tidak tau kalau kamu telah menyuruh seseorang untuk mencuri data-data perusahaanku?" ucap Joey tersenyum. Jerry terdiam membeku mendengar. Ia benar-benar tidak menyangka kalau laki-laki yang berdiri di hadapan bisa mengetahui nya. Joey kembali bersuara. "Tapi sungguh menyedihkan sekali dirimu, orang yang kau suruh belum mendapat bayaran. Apa kamu sudah tidak punya uang?" Jerry melotot ke arah Joey, ia benar-benar malu dikatakan seperti itu. Apalagi ada Nada dan Nadien di dekat nya dan mereka mendengar nya. Sebenarnya perusahaan nya masih berdiri, namun ia lakukan itu karena keserakahan nya. Nada dan Nadien yang sedang merangkul Jerry di sisi kanan dan kiri nya. Menatap Jerry secara bersamaan setelah mendengar kata-kata Joey. Joey tersenyum menyeringai melihat nya. "Setelah apa yang tel
Sementara itu, terlihat empat orang gadis berpakaian SMA, baru saja keluar dari kantor polisi. Mereka berempat baru saja melaporkan kejadian yang menimpa mereka. Setelah nya, mereka segera kembali masuk ke dalam mobil. Bela mengambil alih untuk mengemudikan mobil nya, awal nya Nadien dan kedua teman nya lagi menolak. Namun tetap saja Bela ingin mengemudikan mobil nya, ketiga teman nya pun pasrah akan kemauan nya Bela. "Kalau kamu gak sanggup, bilang aku. Biar aku yang mengemudikan mobilmu." ucap Nadien. Ia khawatir kepada Bela. Mungkin terlihat biasa-biasa saja, namun pasti rasa nya tidak biasa, apalagi di bagian hidung nya. Pasti akan mengganggu konsentrasi nya saat mengemudikan mobil nya. "Kamu tenang saja, luka segini, tidak ada apa-apa. Aku masih bisa." jawab Bela sambil tersenyum. Bela terlihat tersenyum puas, karena ia tak sabar melihat laki-laki berkacamata yang sudah berani memukul nya akan ditangkap. Ditambah laki-laki berkacamata itu, juga memegang senjata pistol. Ia sud
Joey tersenyum sinis mendengar kata-kata perempuan itu. Belum sempat membalas, tiba-tiba ada suara perempuan lain yang baru turun dari pintu belakang mobil sisi kanan. "Maaf kak, atas kecerobohan teman saya." Ucap perempuan itu dengan sopan. Perempuan itu tak hanya cantik, panjang rambut nya sebahu, dia baru saja turun dari mobil yang sama. Lalu dari sisi kiri mobil ada 2 temannya yang juga turun dari mobil nya. Joey beralih ke arah perempuan yang berlaku sopan barusan. Dia dan perempuan berambut sebahu itu saling bertatapan. Dari sorot tatapan mata perempuan itu, Joey merasa ada kesamaan dengan dirinya. Joey dan perempuan itu saling bertatapan. Dari sorot tatapan mata perempuan itu, Joey merasa ada kesamaan dengan diri nya. Karena tak ingin berlama-lama, Joey memilih untuk pergi meninggalkan tempat itu. "Ayo Tomy, disini aku sama saja membuang-buang waktu." ajak Joey, lalu ia membalikkan tubuh nya dan melangkahkan kaki nya. "Baik Tuan Jo." balas Tomy yang juga berbalik dan mengik
Baru saja Johnny meraih ponsel nya, si perempuan itu bersujud. "Ampun Tuan. Aku mengaku salah." Dita bersujud sambil menangis ketakutan. Joey menghela nafas nya, lalu membatalkan niatnya. Johnny hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala nya. Tak menyangka ancaman tuan nya sungguh ampuh. Dita pun mulai bercerita, yang dimana, suatu hari, ada seorang pria dewasa datang ke rumah. Menawarkan kerja sama dan memberi nya bayaran besar. Tentu saja dia mau, ditambah anak nya yang masih berusia 7 tahun tahun tengah sakit. Akhirnya nya dia terpaksa menerima tawaran orang itu. Dita yang merupakan Office Girl, ia menguping kalau data perusahaan tersimpan di ruangan David saat ia mengantar minuman. Malam nya ia melakukan aksi nya. Namun, hingga saat ini, ia belum mendapat bayaran nya dari orang itu. Dita juga menceritakan curi-curi orang itu. "Maaf tuan, jangan laporkan saya. Putri saya sakit, ia menderita leukimia. Saya ingin mendonorkan sumsum saya, namun saya tidak memiliki banyak biaya. Jadi, s
"Jangan membunuh lagi." jawab Anatasya. Joey mengangguk-anggukan kepala nya. "Aku tidak membunuh nya, bukankah aku sudah cerita? Kalau tidak percaya, kamu bisa bertanya kepada Roni, dan Tomy." Joey hanya menyuruh anak buah nya untuk membunuh kedua anak buah Andre. Setidak nya ia hanya menyiksa Andre, itulah pemikiran Joey. Meskipun begitu, tetap saja ada pembunuhan. Anatasya hanya tersenyum dan percaya. Meskipun ia sudah tau kalau suami nya sangat pandai bersandiwara, tetapi ia mencoba percaya. Dan ia yakin, suatu saat Joey perlahan bisa menghilangkan sisi gila nya. Hanya membutuhkan proses dan waktu. — Beberapa hari kemudian. Joey yang baru saja pulang dari kuliah nya, kini tengah dalam perjalanan nya ke kantornya. Setelah sampai, ia segera berjalan cepat-cepat ke ruangan nya. Karena sebelum nya, saat jam istirahat kuliah nya, Roni memberitahu hal yang penting. Setelah masuk di dalam ruangan nya, ia melihat Johnny, Tomy, Dika, David, dan Ragil sedang duduk di sofa menunggu ny