Share

Bab 6 Dini dan Tiara

Author: Alita novel
last update Huling Na-update: 2023-03-09 17:48:03

Sekar menjerit tidak terima karena perkataan suaminya itu. Ia memukul tangan Saka hingga Saka jatuh tersungkur. Mutia hanya diam saja melihat pertengkaran suami dan adik madunya itu.

"Sudah belum bertengkarnya?  Tanya Mutia bosan. Saka kembali memegang tangan Mutia dengan wajah mengiba.

“Aku tidak mau berpisah denganmu sayang. Kamu tahu kan sebagai laki-laki yang sudah menikah aku tidak bisa terlalu lama menahan hasrat. Menikah dengan Sekar membuatku tidak berzina dengan wanita lain.” Mutia hanya menggulirkan matanya sebal.

“Aku tahu mas. Walaupun aku marah pada kalian, bukan berarti aku menentang poligami. Hanya saja, aku kecewa pada perbuatanmu. Setelah di pecat dari koperasi tempatmu bekerja, kau tidak mau melamar kerja ke pabrik dengan alasan bekerja di pabrik bukan levelmu. Lalu saat Ibuku jatuh sakit, kau justru yang menyuruhku untuk mendaftar menjadi TKI. Karena saat itu kau juga belum punya pekerjaan lagi. Gajiku sebagai buruh tani dan buruh cuci tetangga tidak akan cukup. Tapi,apa yang aku dapat?” Mutia menghempaskan tangan Saka.

Rasa sesak kembali menghimpit dadanya. Sebisa mungkin Mutia menahan air mata yang hendak keluar. Ia tidak ingin terlihat lemah di depan keluarga sang suami.

“Kau tahu, awalnya aku hanya menangisi nasib kenapa kau memilih untuk poligami. Aku mencoba ikhlas menjalani hidup. Apalagi Ibuku juga butuh biaya perawatan. Tapi, saat Zaki mengirimkan video kau sedang menyaniaya Tiara bersama dengan istri keduamu ini, aku memutuskan untuk melawan. Caranya dengan berbohong jika majikanku adalah orang yang pelit. Hingga aku butuh biaya hidup selama bekerja di sana.”

“Lah, kamu sendiri nggak peduli sama anakmu. Malah nerusiin kerja di Jepang kok?” Ucap Bu Jarmi membela diri.

“Itu karena aku terikat kontrak kerja dengan agen yang memberangkatkan aku Bu. Majikanku bisa saja mengijinkan aku untuk pulang, tapi tidak dengan agenku. Asal Ibu tahu, majikanku lah yang sudah menyuruh aku untuk bohong pada Mas Saka jika dirinya pelit. Sehingga aku bisa mengirimkan uang pada Zaki dan mempunyai tabungan sendiri. Majikanku juga yang menyuruh aku untuk mengatakan pada Zaki untuk merekam semua aksi yang kalian lakukan pada putri dan Ibuku.”

Bu Jarmi membuang wajah sebal. Wajahnya menggelembung sebal. Tiba-tiba saja Saka sudah mengunci kedua tangan Mutia. “Cukup Mutia. Kamu sudah sangat keterlaluan. Jangan serakah jadi orang Tia. Serahkan uang dp dan kredit mobil selama tujuh bulan. Kamu juga harus serahkan semua gaji kamu selama bekerja sebagai TKI di Jepang. Aku itu masih sah sebagai suami kamu. Jadi, kamu harus nurut sama aku.”

“Nggak mau. Kamu itu yang bodoh mas. Uang suami itu buat istri. Tapi, uang istri itu tidak wajib di berikan pada suami.”

“Kamu lupa sekarang berada dimana? Kamu sedang berada di rumahku Mutia. Selain itu, kamu kalah tenaga sama aku. Aku bisa menyekap kamu di sini buat mengancam Zaki menyerahkan semua uang kamu.” Wajah Saka terlihat sangat menakutkan hingga membuat Mutia menjadi gentar. Tapi, Mutia langsung membuang rasa takutnya. Ia mengingat tips yang di bagikan sang majikan untuk menghadapi orang yang punya tenaga lebih kuat darinya.

Buk

“ADUUUUH.SIALAN KAMU MUTIA.” Umpat Saka keras. Mutia berkacak pinggang setelah berhasil menendang barang pusaka sang suami. Bu Jarmi berlari ke arah sang anak yang sudah tergeletak di lantai.

“Kamu juga jangan macam-macam sama aku mas. Walaupun aku wanita. Tapi, aku bisa membela diri. Kamu tahu kalau barang pusaka kamu itu kelemahan terbesar bukan?” Ujar Mutia dengan nada mengejek.

“Satu hal yang perlu kalian ingat. Aku tidak akan membayar uang dp dan uang kredit mobil. Karena kalian sudah membayar semua itu dengan uang kirimanku.”

“Tidak bisa begitu dong. Kamu bisa aku laporin sama pihak leasing dan polisi.” Sekar maju setelah sekian lama diam.

“Laporin aja. Aku juga akan melaporkan kalian karena menikah tanpa ijin istri pertama. Belum lagi kasus penganiayaan Tiara. Masih untung aku tidak meminta semua uang yang kalian dapat dariku untuk renovasi rumah dan uang kuliah Ana sekarang. Karena aku masih harus diskusi dulu dengan pengacaraku. Lebih baik kalian menabung untuk membayar tuntutan uang dariku.” Mutia langsung keluar dari rumah Bu Jarmi. Hari sudah siang. Saatnya ia menjemput Tiara karena hari ini ia sudah berjanji pada sang anak untuk membeli boneka di mall yang terletak di Kota Kabupaten.

***

Mutia melirik jam mahal yang melingkar di pergelangan tangan kanannya. Ia sudah terlambat sepuluh menit karena tertahan di rumah Bu Jarmi. Sesampainya di sekolah, tampak para siswa sedang berkerumun di halaman sekolah. Entah kenapa perasaan Mutia menjadi tidak enak. Ia membenarkan kamera pengintai kecil yang terpasang di saku baju. Karena bentuknya seperti kancing baju, jadi tidak ada yang menyadarinya. Termasuk Saka dan keluarganya.

“Ini tas aku. Balikin.”

Deg

Mutia memarkirkan motor di depan gerbang saat mendengar suara Tiara. Ia tidak dapat melihat apa yang terjadi karena terhalang kerumunan para siswa yang sedang menonton.

“Nggak. Tas ini pasti yang beli Bapak. Jadi, tas ini punya aku.”

“Bukan. Ibuku yang beliin tas ini.” Suara Tiara terdengar lagi.

“Permisi dek. Tante mau lewat.” Mutia menyibak kerumuman para siswa. Matanya terbelalak saat ia melihat seorang anak perempuan yang terlihat familiar tengah menjambak rambut Tiara.

“Lepaskan Dini.” Mutia berlari ke arah lapangan. Dua anak perempuan yang lain memegang tangan dan bahu Tiara agar Dini bisa menjambak Tiara dengan lebih leluasa.

Mutia melepaskan tangan Dini dari rambut Tiara. Kedua anak yang lain seketika melepaskan pegangan tangan mereka. Tiara menghambur dalam pelukan sang Ibu. “Sudah jangan takut nak. Ada Ibu di sini.”

Seketika tubuh Dini dan kedua anak yang lain menggigil ketakutan. Dini perlahan beringsut menjauh lalu berlari. Ia tentu saja sangat ingat dengan wajah Mutia yang mengusir Saka dan Ibunya saat hendak menjemput Tiara.

“Tunggu Dini.” Teriak salah satu anak yang memegang Tiara lalu ikut berlari. Para siswa satu per satu bubar karena takut melihat wajah penuh amarah Mutia.

“Kamu nggak apa-apa kan nak? Apa masih ada yang sakit?” Mutia melepaskan pelukannya lalu memeriksa satu per satu tubuh Tiara. Ia melihat siku Tiara yang berdarah.

“Kenapa siku kamu berdarah sayang?” Tiara mulai menangis sesegukan.

“Dini dan teman-temannya yang mendorong aku Bu. Teman-teman yang lain nggak ada yang berani bantu karena mereka juga di jahatin sama Dini.” Mutia membawa Tiara dalam pelukannya. Ia berusaha mengatur nafas agar tenang. Bagaimanapun juga, lawannya kali ini adalah anak-anak. Bukan orang dewasa.

“Ya udah. Ayo kita pulang ke rumah dulu. Besok Ibu antar ke sekolah sekalian mau bicara sama kepala sekolah tentang masalah Dini.” Tiara menganggukan kepalanya. Mutia merapikan rambut Tiara yang cukup berantakan.

“Eh, kita kan mau pergi ke mall Bu.”

“Emang Tiara nggak merasa kesakitan?” Tiara menggelengkan kepalanya.

“Cuma luka lecet aja. Bekas jambakan Dini juga nggak sakit lagi.” Mutia hanya bisa terkekeh pelan. Padahal wajah sang anak sudah meringis kesakitan.

“Ya udah. Kita jadi pergi ke mall ya. Tapi, sebelum itu kita pergi ke rumah sakit dulu buat pemeriksaan kesehatan.”

“Ibu sakit?” Raut wajah Tiara berubah menjadi khawatir.

“Nggak kok. Cuma pemeriksaan kesehatan biasa. Sekaligus nebus obat buat Uti.” Mutia mengamit tangan Tiara hingga mereka naik ke atas motor.

Sebenarnya, Mutia hendak melakukan visum pada Tiara untuk jadi bukti bagi Kepala Sekolah dan keluarga Saka. Karena keluarga Saka pasti tidak akan mau tanggung jawab jika hanya berdasarkan rekaman kamera kecil.

TBC

 

Mga Comments (1)
goodnovel comment avatar
Sarti Patimuan
Ayo Mutia bongkar kebobrokan keluarga suami kamu
Tignan lahat ng Komento

Kaugnay na kabanata

  • Pembalasan Dendam Istri TKI   Bab 7 Awal Mula

    “Tiara tunggu di luar dulu ya. Sekarang gantian Ibu yang melakukan pemeriksaan kesehatan.” Tiara menganggukan kepala lalu keluar dari ruangan dokter. “Bagaimana keadaan anak saya dok?” Dokter mengarahkan hasil visum ke hadapan Mutia. “Untuk luka jambakan rambut dan sikunya yang berdarah, tidak terlalu parah. Tapi, sekujur tubuh Tiara ada bekas lebam. Karena rajin di olesi salep, luka itu sudah sembuh.” Mutia menghela nafasnya. Ia sudah tahu tentang hal itu. Dokter di klinik yang menangani Tiara dulu juga mengatakan bahwa luka di tubuh Tiara tidak akan mudah hilang. Ia juga sudah punya hasil visum dari klinik. “Saya sudah tahu dok. Terima kasih untuk hasil visumnya.” Dokter wanita itu menganggukan kepalanya. Mutia keluar dari ruang dokter lalu mengajak Tiara untuk pergi dari rumah sakit itu. Di dalam mall, Mutia belanja beberapa barang selain boneka untuk Tiara. Ada kebutuhan rumah tangga dan baju. “Kita udah selesai belanja Bu?” Mutia menganggukan kepalanya. “Iya. Karena hari ini

    Huling Na-update : 2023-03-09
  • Pembalasan Dendam Istri TKI   Bab 8 Melabrak

    “Apa buktinya? Kalau cuma rekaman CCTV itu bisa di rekayasa tau.” Sekar berdiri dengan angkuh di depan Mutia. Wanita itu mengeluarkan bukti visum dan ponsel. Rekaman di sekolah kemarin kembali berputar. Sampai Dini yang tahu kehadrian Mutia berlari ketakutan.“Rekaman ini pasti palsu kan. Aku nggak percaya kalau anakku akan berbuat kasar seperti itu.” Kekeh Sekar membela Dini. Walaupun dalam hatinya Sekar merutuki sang putri karena membuatnya kembali berurusan dengan Mutia.“Rekaman ini asli. Kamu mau bukti lain juga selain rekaman dan hasil visum ini?”“Bukti apa? Aku yakin kau tidak akan bisa membuktikannya.” Tantang Sekar yakin. Mutia hanya tersenyum lalu menghubungi seseorang. Suara ponsel yang berdering terdengar nyaring di rumah itu.“Halo Mama Tiwi.”“Halo Ibunya Tiara. Saya sudah siap untuk mengajak Tiwi pergi ke rumah anda.”“Oh begitu. Saya tunggu nanti ya Mamanya Tiwi. Tapi, sebelumnya saya mau nanya dulu nih mumpung ada Ibunya Dini. Tiwi itu bantuin Dini buat nyerang Tiara

    Huling Na-update : 2023-03-09
  • Pembalasan Dendam Istri TKI   Bab 9 Penjemputan Saka

    Bu Jarmi berusaha menahan polisi yang hendak memborgol tangan Saka. Raungan tangis Bu Jarmi tidak menghentikan para polisi itu bertugas. Saka hanya bisa pasrah karena wajahnya sudah memar di hajar polisi akibar mencoba kabur.“Lepaskan kami Bu. Atau anda juga akan di gelandang ke kantor polisi.” Bu Jarmi hanya bisa terduduk memandang Saka yang sudah menundukan kepalanya.“Beruntung anda tidak melakukan penganiayaan pada cucu anda. Jika tidak maka tangan anda juga sudah di borgol sekarang.” Bu Jarmi mundur perlahan saat salah satu polisi itu berjongkok di hadapannya. “Katakan dimana menantu anda berada? Dia juga akan kami tangkap karena sudah ikut menganiaya Tiara.” Bu Lasmi menggelengkan kepalanya dengan kencang.“Saya tidak tahu Pak. Sekar pergi sejak tadi pagi.” Polisi itu menganggukan kepala mengerti lalu mulai menggiring Saka keluar dari rumah.Para tetangga menatap Saka yang di giring masuk ke dalam mobil polisi. Bu Jarmi hanya bisa menangis meratapi nasib anaknya. Sudah tidak p

    Huling Na-update : 2023-03-10
  • Pembalasan Dendam Istri TKI   Bab 10 Sidang Pertama

    Mutia menatap surat panggilan sidang di tangannya yang menunjukkan pukul tujuh pagi. Tapi, Mutia tidak akan hadir di pengadilan agama karena jadwalnya bertepatan dengan pekerjaan Mutia yang harus merias wajah keluarga Bu Hajjah yang akan pergi ke acara wisuda putri bungsunya.Bu Surti yang sudah duduk di atas kursi roda, keluar dari kamar. “Kamu mau berangkat sekarang nduk? Bukannya baru selesai subuh ya?” Mutia menolehkan kepala pada sang Ibu.“Iya Bu. Karena nanti keluarganya Bu Hajjah akan berangkat ke Kota Kabupaten jam delapan pagi. Aku harus bersiap dari sekarang. Apalagi selain Bu Hajjah, aku juga akan merias putri bungsunya. Aku titip Tiara lagi ya Bu. Maaf kalau lagi-lagi aku merepotkan Ibu.”“Nggak masalah nduk. Kamu juga pergi bekerja untuk menyambung hidup.” Mutia memegang tangan Bu Surti senang.“Aku udah siapkan sarapan untuk Ibu dan Tiara. Kalau begitu aku berangkat dulu ya Bu. Assalamualaikum.”“Waalaikumsalam.”Hari masih gelap saat Mutia mengeluarkan motor dari dalam

    Huling Na-update : 2023-03-11
  • Pembalasan Dendam Istri TKI   Bab 11 Penyerangan

    “Ibu masuk ke dalam kamar dulu ya.” Wanita itu mendorong kursi roda Ibunya untuk masuk ke dalam kamar lalu mengunci kamar dari luar. Ia kembali ke hadapan Ibu mertuanya itu yang masih mengomel tidak terima dengan jalannya sidang hari ini.Mutia hanya berkacak pinggang saat Bu Jarmi masih marah-marah padanya. Hingga tangan wanita paruh baya yang masih menjadi Ibu mertuanya itu menjambak rambut Mutia. Tidak tinggal diam, Mutia berusaha melawan Bu Jarmi dengan melepaskan tangan keriput itu dari rambutnya.Karena usia yang jauh lebih muda, Mutia jelas bisa melepaskan diri hingga tubuh Bu Jarmi jatuh tersungkur. “Jangan main kasar Bu. Atau anda ingin menyusul si Saka untuk masuk ke dalam penjara?”Tubuh Bu Jarmi sudah bergetar karena marah. Wajahnya berubah menjadi merah seperti kepiting rebus. Ibu Saka itu bangkit berdiri dengan tatapan yang menghunus pada Mutia.“Kamu itu serakah sekali Mutia. Kamu bisa sukses dengan menjadi TKI karena Saka yang mengijinkanmu untuk pergi. Sebagai istri,

    Huling Na-update : 2023-03-12
  • Pembalasan Dendam Istri TKI   Bab 12 Kabur

    “Jika kalian butuh uang, aku akan dengan senang hati membantu. Karena aku masih punya hati nurani. Tapi, tidak untuk bertanggung jawab.” Jawab Mutia dengan tenang. Tangannya sudah sibuk kembali membuat gaun pengantin.“Halah nggak usah ngelak deh mbak. Ibu udah cerita sama aku kemarin kalau mbak nggak mau kirim uang ke Mas Saka. Udah di ijinkan jadi TKI, tapi malah ngirim suaminya ke penjara. Karena Mbak Mutia juga, Ibu sampai terluka dan harus di operasi. Apa susahnya sih bagi uang untuk suami dan mertuanya sendiri.” “Ha… ha… ha.. ha…” Mutia tertawa terbahak-bahak mendengar balasan Ana. Satu keluarga memang tidak ada yang otaknya beres.“Dengar ya Ana, sebenarnya aku sudah capek mengatakan hal ini berulang kali. Saka mengijinkan aku pergi ke luar negeri karena Ibuku sakit. Dia sendiri loh yang menyuruh aku pergi. Kamu tentu sudah tahu alasan akan memotong uang kiriman untuk Saka sampai menjebloskannya ke penjara. Sampai hari ini Tiara tidak menyebut nama kamu. Tapi, aku masih punya

    Huling Na-update : 2023-03-13
  • Pembalasan Dendam Istri TKI   Bab 13 Percobaan Saka

    Bus yang di tumpangi Saka turun di terminal Kota Kabupaten. Pria itu lalu melanjutkan langkahnya dengan menaiki angkot yang akan menuju desa tempatnya tinggal bersama Ibu dan adiknya. Saka menghela nafas sebal saat mengingat Sekar yang sampai sekarang masih kabur.Sesampainya angkot di depan rumah Bu Jarmi, Saka menundukan kepalanya saat turun dari angkot. Para tetangga masih ramai beraktivitas di sore hari. Saka berjalan menuju jalan setapak di samping rumahnya. Ia lalu memegang handel pintu belakang yang tidak terkunci.“Ibu aku pulang." Ujar Saka dengan suara yang cukup pelan agar tidak terdengar oleh para tetangga. Namun, sama sekali tidak ada tanda-tanda kehadiran Bu Jarmi di rumah ini. Bahkan Saka juga tidak melihat Dini dan Rasya.Langit yang berwarna jingga perlahan mulai berubah saat matahari kembali ke peraduannya. Bu Jarmi tidak kunjung pulang. Saka menunggu di dalam kamarnya dan Sekar. Ia berusaha menghubungi nomor sang Ibu. Tapi, tidak aktif. Jari Saka menggulir layar pon

    Huling Na-update : 2023-03-14
  • Pembalasan Dendam Istri TKI   Bab 14 Gagal

    Nafas Saka terengah-engah setelah ia berhasil kabur menuju bagian dalam kebun yang luas. Ia mengintip dari balik pohon jati yang tinggi. Para warga terus berlari menyusuri jalan setapak. Mereka tidak melihat keberadaan Saka. Pria itu menghembuskan nafas lega lalu berjalan melewati kebun salah satu warga.Saka kembali memakai hoodie dan maskernya untuk menutup wajah. Ia berlari menuju rumah Ibunya. Bu Jarmi yang sedang berada di dapur terlonjak kaget saat Saka menutup pintu dengan keras.“Kamu kenapa ketakutan seperti itu Ka?”“Ssstt….” Saka menempelkan jarinya ke bibir Bu Jarmi. Matanya melihat keluar dari balik jendela dapur. Lengang. Tidak ada orang yang mengejarnya.“Kenapa kamu di kejar warga sampai ngos-ngosan seperti itu?”Saka masih diam karena ia kini tengah menghabiskan satu gelas air untuk melepaskan dahaganya. Bu Jarmi ikut duduk di hadapan Saka.“Aku ketahuan Bu. Waktu aku datang ke rumah Bu Lasmi, Mutia lagi nggak ada di rumah. Ya udah aku sandra aja Ibunya biar Mutia mem

    Huling Na-update : 2023-03-15

Pinakabagong kabanata

  • Pembalasan Dendam Istri TKI   Bab 116 Akhir

    "Bagaimana kabar kamu Bude?" Tanya Mutia ramah. Meskipun dalam hatinya sedang menyimpan bara kemarahan akibat rencana Bu Win yang ingin mencelakai sang putri. "Baik. Kamu kok bisa sampai kesini Ia? Terus kenapa saya harus bertemu dengan kamu?" Ika yang duduk di samping Bu Win hanya bisa menghela nafasnya. "Tolong jelaskan maksud kedatangan anda ke rumah ini Bu Mutia. Apapun keputusannnya akan saya katakan setelah anda menjelaskan semuanya." Mutia menganggukan kepala lalu mengeluarkan ponselnya. Jarinya menggulir layar ponsel lalu memperlihatkan isi pesan Tiara yang di kirim Tiara padanya. Termasuk foto milik Pak Yanto yang sedang berada di kantor polisi. "Sa, saya sama sekali tidak terlibat dengan rencana ini Nyonya Besar. Tolong percaya pada saya." Bukannya memberikan klarifikasi pada Mutia, Bu Win justru menjatuhkan tubuhnya ke lutut sang majikan. Derai air mata Bu Win berjatuhan di wajah tuanya. Ia tidak menyangka jika rencananya bisa ketahuan secepat ini. Dalam hatinya Bu Win

  • Pembalasan Dendam Istri TKI   Bab 115 Bertemu Lagi

    Karena teriakan si penguntit, Yani keluar dari rumah dengan tergopoh-gopoh. Untung saja Tiara sudah mencopot mukena yang baru saja dia pakai. Jadi, Yani tidak akan ikut pingsan saat melihat Tiara masih memakai mukenanya.“Ada apa Ra? Siapa yang teriak tadi?” Tiara menunjuk si penguntit yang sudah jatuh dari motor.Taira berjongkok di samping orang yang memakai seragam ojol itu. Untunglah tidak ada luka serius. Bahkan orang itu masih bisa berdiri dengan tegak. Yani segera mengambil sapu untuk berjaga-jaga. Sedangkan Tiara memegang tali yang tadi mengikat tubuhnya dengan erat.“Beraninya kamu?” Pria itu melepaskan helm yang di pakainya. Helm itu sudah di banting ke tanah hingga menimbulkan bunyi yang keras.“Sekarang Yan.” Teriak Tiara berusaha memukul pria paruh baya yang sudah menguntitnya. Sedangkan Yani memukul pria itu sambil berteriak meminta pertolongan dari warga sekitar.“Tolong ada orang jahat. Tolong kamiiii.” Teriak Yani berulang kali.Pria itu berusaha untuk meraih tubuh Ti

  • Pembalasan Dendam Istri TKI   Bab 114 Penguntit dan Bu Win

    Jarum jam baru menunjukkan pukul dua dini hari saat Mutia masuk ke dalam mobil. Zaki ikut dengannya untuk emngantarkan Mutia menuju bandara. Sementara itu, ada saudara dekat yang menginap di rumah Zaki untuk menjaga Bu Surti. Mutia hanya membawa satu buah koper kecil. Ia menyusul ke Jakarta bukan hanya untuk mengunjungi sang putri. Tapi, juga menangkap Bu Win yang merupakan dalang dari rencana penculikan Tiara.Drttt… Suara dering ponsel dari dalam tasnya membuat Mutia mengambil hp yang ia simpan. Ada pesan masuk dari Saka. Jarinya menggeser layar ponsel untuk membuka aplikasi pesan.[Aku sudah bertanya pada Rudi. Rupanya Bu Win bekerja di rumah adik ipar majikan tempat dulu Rudi bekerja. Entah bagaimana caranya Rudi tahu. Saka juga mengirimkan foto-foto Bu Win yang tengah memasak di dapur mewah.[Datanglah ke alamat ini. Majikan Bu Win sudah tahu apa yang terjadi. Beliau hanya perlu memeriksanya. Mereka yang akan menangkap orang suruhan Bu Win.] Mutia menghela nafas lega karena suda

  • Pembalasan Dendam Istri TKI   Bab 103 Penguntit

    Pagi harinya, Tiara bangun seperti biasa. Hari ini dia ada jadwal kuliah jam sepuluh pagi. Tapi, karena kejadian kemarin, Tiara lebih memilih untuk menutup pintunya. Seakan-akan ia sudah berangkat kuliah. Pagi ini juga dia terpaksa tidak menerima pesanan jahit dari para tetangga di rumah kontrakannya. Tiara fokus menyelesaikan pesanan jahit dari dua hari sebelumnya.Setelah selesai menjahit, Tiara mengirim pesan pada Yani untuk datang ke rumahnya sebelum merkea berangkat bersama menuju kampus. Yani menyanggupi hal itu walaupun Tiara belum menjelaskan tentang kejadian tadi malam dan permintaan Mutia untuk menginap di rumah kos milik Yani.Saat ini, Tiara sedang berada di depan jendela. Memperhatikan jalan besar di depan rumah kontrakannya. Lalu lalang orang yang berjalan ataupun naik kendaraan seperti motor dan mobil. Ada banyak juga pengendara ojol yang lewat. Sayangnya Tiara tidak dapat melihat wajah mereka karena tertutup helm.“Aku sudah hafal motor dan wajahnya kemarin. Apa hari i

  • Pembalasan Dendam Istri TKI   Bab 102 Di Cegat

    Kesibukan Tiara yang memulai ospek membuatnya baru pulang saat malam hari. Untunglah ospek saat ini sama sekali tidak menggunakan sistem perploncoan. Sehingga para mahasiswa baru tidak perlu membawa barang-barang aneh.Sistem ospek saat ini hanya memperkenalkan tentang lingkungan kampus, semua jenis ekskul dan mata kuliah yang di ambil. Ospek masih di laksanakan selama tiga hari.Pada malam harinya, Tiara sibuk menjahit baju dari tetangga kontrakannya. Di hari kedua ospek ini Tiara bahkan belum menggunakan uang dari sang Ibu lagi. Karena uang dari hasil menjahi sudah cukup untuk membeli bahan makanan.Pukul sembilan malam, Tiara sudag menutup rumah kontrakannya. Ia mencuci tangan dan kaki lalu masuk ke dalam kamar. Gadis itu mengirim pesan pada sang Ibu tenyang kegiatannya hari ini.(Jahitanku cukup ramai Bu. Jadi bisa buat beli bahan makanan dan jajan. Besok hari terakhir ospek di laksanakan di fakultas masing-masing.)Drrtr...Tidak membutuhkan waktu lama bagi Mutia untuk membalas p

  • Pembalasan Dendam Istri TKI   Bab 101 Sendiri

    Hari ini Mutia akhirnya pulang ke Semarang. Dua hari sebelum kegiatan ospek di mulai. Tiara mengantarkan sang Ibu ke bandara.Mutia memeluk tubuh sang putri saat pengumuman tentang keberangkatan pesawat yang akan di tumpangi Mutia menuju Semarang."Hati-hati ya nduk. Jangan lupa kirim pesan setiap hari ya. Mungkin Ibu memang sangat posesif." Tiara menggelengkan kepalanya sambil terkekeh pelan."Nggak kok Bu. Aku tahu Ibu dan Uti pasti akan khawatir karena aku tinggal sendirian. Tidak seperti saat berada di pondok pesantren. Ibu sudah mengijinkan aku untuk tinggal sendirian di rumah kontrakan saja sudah membuatku senang.""Kamu memang anak Ibu sangat baik Ra. Ya sudah Ibu pergi dulu. Assalamulaikum.""Waalaikumsalam." Mutia berjalan dengan tangan kanan yang menarik koper besar berisi pakaian kotor dan oleh-oleh untuk Bu Surti, Zaki dan yang lain di kampung halaman.Tiara menatap kepergian sang Ibu sambil tersenyum. Ia harus kembali berjauhan dengan keluarganya. Tapi, itu semua dilakuka

  • Pembalasan Dendam Istri TKI   Bab 100 Rencana Bu Win 2

    Di rumah kontrakan yang di sewa Tiara sudah ada banyak kantung belanja. Mutia sedang sibuk sibuk memasukan oleh-oleh untuk keluarga dan anak-anak panti ke dalam koper. Sementara itu, Tiara sudah pergi ke kampus untuk melakukan pendaftaran ulang.Tiara yang memajai kemeja panjang berwarna krem dengan paduan kerudung dengan warna serupa dan celana kain panjang berwarna hitam melangkahkan kaki masuk ke dalam gedung admisi.Di dalam ruang tunggu, ia duduk sendiri. Berbeda dengan beberapa mahasiswa lain yang datang bersama dengan teman mereka. Selain Tiara yang datang sendiri, ada juga seorang gadis berambut ikal pendek yang memakai kacamata duduk baris kursi depan.Saat namanya dan nama mahasiswi lain di panggil, Tiara maju ke depan. Ternyata ia maju bersama dengan gadis berambut pendek itu."Boleh kenalan nggak?" Tanya gadis itu lebih dulu dengan sengum ramah. Karena mereka masih harus menunggu proses pendaftarab ualng uang di lakukan oleh petugas. Tiara menggukan kepalanya sambil balas

  • Pembalasan Dendam Istri TKI   Bab 99 Rencana Bu Win

    Tiara di terima di fakultas seni di salah satu universitas ternama. Biaya yang tidak sedikit membuat Mutia tidak mundur. Walaupun tabungan pendidikan milik Tiara yang di kumpulkan oleh Mutia tidak cukup untuk kuliah dan bayar kontrakan selama empat tahun.Tapi, rejeki memang tidak akan kemana. Mutia yang punya dua usaha sekaligus bisa membiayai kuliah Tiara selama empat tahun.Saka juga mengatakan tiap bulan akan mengirim uang pada Tiara lewat Mutia. Walaupun jumlah uang yang di titipkan mungkin sangat sedikit. "Rumahnya bagus kan Bu?" Tanya Tiara saat mereka melihat rumah kontrakan pertama."Bagus. Tapi kita lihat bangunan dalamnya dulu. Temboknya harus kokoh, jendela dan pintunya gampang di buka. Aliran airnya harus lancar." Masih banyak hal lagi yang di jelaskan oleh Mutia pada sang putri.Mutia meneriksa bagian rumah satu per satu. Termasuk dengan ruang tamu yang akan si gunakan Tiara untuk membuka usaha jahit.Selain itu, akses jalan yang berada di pinggir jalan raya, dekat deng

  • Pembalasan Dendam Istri TKI   Bab 98 Usaha 2

    Hari ini adalah hari keberangkatan Tiara ke Jakarta. Mutia sudah mengajak Saka dan Rasya untuk ikut. Sayangnya Saka menolak karena ia butuh uang untuk membayar hutang dari mantan majikan Rudi. Begitu juga dengan Rasya yang sedang menjalani ujian akhir semester. Jadi, Saka dan Rasya hanya bisa mengantarkan Tiara ke bandara. Sama seperti Saka dan Rasya, Bu Surti dan Zaki juga tidak bisa ikut. Kondisi tubuh Bu Surti yang mudah drop membuat wanita paruh baya itu tidak boleh kelelahan. Zaki yang mengambil cuti kerja bisa menemani Bu Surti di rumah selama Mutia pergi menemani Tiara.Gadis itu lalu memeluk satu per satu keluarga yang sudah mengantarkannya. Dada Saka berdegup kencang saat Tiara sudah berjongkok di depan Rasya. Itu berarti setelah ini Tiara akan berpamitan dengannya.“Rasya yang pintar ya di rumah. Jadi anak baik dan membanggakan untuk Bapak. Mbak pergi ke Jakarta buat belajar. Kapamn-kapan kalau Rasya liburan kita ke Jakarta bareng.”“Rasya janji mbak.” Kakak beradik itu lal

DMCA.com Protection Status