Share

Biadab

Penulis: Ilyas One
last update Terakhir Diperbarui: 2022-08-21 12:28:14

Pembalasan Anak Laki-lakiku

Part 24

POV Aini

"Mau apa kalian ke sini?" Terdengar suara teriakan Salma dari luar. Aku yang sedang menidurkan Anto segera bangkit dari tempat tidur. Setelah memastikan Anto terlelap dalam tidurnya, aku segera keluar dari kamar.

Kamar kami memang berada di lantai dua, karena lantai pertama sudah penuh dengan baju dan gudang tempat penyimpanan kain dan manekin.

"Ibu, Abang …." Teriakan Salma kembali terdengar. Aku segera lari dan turun ke bawah untuk melihat apa yang terjadi. Rasanya dadaku sangat sesak karena berlari dan menuruni tangga dengan cepat.

"Pergi! Pergi dari sini!"

"Ada apa, Sayang?" Suaraku tercekat saat melihat siapa yang datang dan yang membuat Salma marah-marah.

"Ibu, tolong usir mereka, Bu. Jangan biarkan mereka masuk dan kembali mengusik hidup kita," ucap Salma sambil menangis. Aku segera memeluknya, dan berusaha menenangkannya yang masih terisak.

Mas Rahman dan wanita itu berdiri di depan kami dengan senyum mengejek. Jujur saja, luka ini
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Pembalasan Anak Laki-lakiku   Mengambil Mia

    Pembalasan Anak Laki-lakikuPart 25POV AliAku memacu motorku dengan kecepatan tinggi. Tidak lagi aku pedulikan keselamatan diri. Yang ada dipikiranku saat ini hanyalah Mia dan Ibu. Kenapa Ayah dan wanita itu sangat ingin membuat keluargaku hancur dan sedih. Apa sebenarnya motif dibalik semua ini. Apakah ini maksud perkataan Ayah tadi di kantor. Dia mengatakan akan mengurangi beban ku.Itu artinya dia mengambil Mia untuk membuatku dan Ibu menjadi semakin terluka dan tersiksa. Tidak terasa air mataku luruh, entah sudah berapa kali aku harus menangis sendiri seperti ini. Aku harus menahan semua penderitaan yang penyebabnya adalah Ayahku sendiri. Aku tidak mengenalnya lagi, Ayah sudah sangat berubah.Tidak pernah terbayangkan sebelumnya jika keluarga kami akan seperti ini. Ayah memang bukan Ayah yang terbaik selama ini. Tapi dia juga tidak pernah menjadi Ayah terburuk seperti sekarang.Setelah menempuh perjalanan dari rumah Om Handoko ke toko. Aku segera memarkirkan motor di depan, aku

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-22
  • Pembalasan Anak Laki-lakiku   Mengambil Mia 2

    "Aku sudah siap, Bang. Ayo," seru Salma yang kembali lagi dengan jaket dan celana panjang. Kami semua tercengang melihatnya yang turun dan berjalan santai ke luar rumah."Eh, mau kemana kamu. Siapa yang ajak?" tanyaku menarik ujung jilbabnya."Aduh, Bang. Kalau kita bertengkar, kelamaan. Mia keburu dikunci di rumah Mak lampir itu. Ayo," seru Salma santai. Dia melangkah keluar dan langsung duduk di atas motor yang masih terparkir. Aku melihat ke arah Ibu, dia hanya mengangguk dan tersenyum.Aku mendesah panjang melihat kelakuan Salma. Perempuan keras kepala yang membuatku susah untuk menolak semua permintaannya. Aku segera naik ke atas motor dan memakaikan helm pada Salma. Biarlah dia saja yang memakainya."Ayo cepat, Bang. Aku sudah tidak sabar memberikan pelajaran pada Mak Lampir itu," seru Salma saat motor kami sudah di jalanan. Aku tersenyum mendengar ocehan Salma yang sangat antusias untuk bertemu lagi dengan Ayah dan istri barunya.Aku kembali memacu motor dengan kecepatan tinggi

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-22
  • Pembalasan Anak Laki-lakiku   Tega

    Pembalasan Anak Laki-lakikuPart 26POV Ali"Haha. Gitu dong, tau diri kalau di usir!" ejek wanita itu lagi.Saat sudah agak jauh, Salma kembali membalikkan badannya. Dia menyeringai, aku tidak bisa menebak apa rencana Salma. Tiba-tiba dia berlari kencang dan melompat ke arah wanita itu. Kami semua terkejut melihat Salma yang menjambak rambut wanita itu sambil memakinya. Aku tersenyum melihat tingkah Salma, dengan cepat aku memegang Ayah agar tidak bisa membela wanitanya itu. Ayah, kami datang untuk membalas luka yang sudah kalian torehkan di hati Ibu."Ini karena Anda sudah menyakiti Ibu saya. Dasar Mak lampir. Rasakan ini," teriak Salma seperti orang kerasukan."Mas, tolong aku, Mas," teriak wanita itu kesakitan."Lepaskan, Ali. Tante Maya bisa mati di tangan Salma. Kalian akan masuk penjara," bentak Ayah memberontak karena tangannya aku pegang."Tidak apa, Ayah. Kami akan lebih senang di penjara daripada melihat kalian hidup," jawabku menyeringai lebar. Padahal nyatanya, aku juga

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-22
  • Pembalasan Anak Laki-lakiku   Ajakan Alea

    Pembalasan Anak Laki-lakikuPart 27POV Ali"Assalamualaikum, Ibu." Setelah menempuh perjalan sekitar satu jam, akhirnya aku dan Salma sampai di rumah. Kami berhasil membujuk Mia agar mau pulang bersama kami. Sebenarnya perjalanan dari rumah Ayah ke sini hanya membutuhkan waktu sekitar tiga puluh menit. Hanya saja karena Mia berontak dan terus menangis. Salma kualahan menghadapi Mia yang melawan terus."Walaikumsalam," jawab Ibu dari dalam. Pintu terbuka dan menampakkan Ibu dengan wajah sembab dan juga mata merah. Aku tau Ibu menangis dari tadi."Ya Allah, Mia," ucap Ibu yang langsung meraih Mia dari gendonganku. Ibu mencium Mia berkali-kali. Kembali air mata Ibu jatuh. Aku terenyuh melihat betapa takutnya Ibu kehilangan anak-anaknya."Ibu, Mia mau tidul sama Ayah. Mia mau ke tempat Ayah," rengek Mia saat kami sudah duduk di ruang belakang. Ruang yang dijadikan tempat menerima tamu oleh Ibu."Kalau Mia tidur sama Ayah. Terus Ibu tidur sama siapa, Nak?" tanya Ibu dengan suara bergetar.

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-23
  • Pembalasan Anak Laki-lakiku   Rahman yang sial

    Pembalasan Anak Laki-lakikuPart 28POV Rahman"Aku benar-benar nggak habis pikir sama kamu, Mas. Bisa-bisanya kamu kalah dengan anak sendiri," gerutu Maya yang kesal karena aku tidak bisa mempertahankan Mia di sini. Dia dari tadi terus mondar-mandir tidak tentu arah. Aku sampai pusing melihatnya marah-marah."Ya mau gimana lagi, Sayang. Ali terlalu kuat kalau jadi lawanku," jawabku membela diri. Aku tidak suka dari tadi Maya terus saja menyalahkan aku."Karena kamu lemah, Mas. Lemah! Nggak bisa diandalkan tau nggak?" bentak Maya sambil menatapku tajam."Aku sudah tua, Maya. Tenagaku pasti kalah dengan Ali yang jago beladiri. Kamu tau itu," belaku lagi sambil sedikit menunduk. Jujur sebenarnya aku sangat kesal karena Maya terus saja merendahkan aku begini. Dia selalu saja memaki dan menghinaku jika ada keinginannya yang tidak kesampaian. Berbeda sekali dengan Aini yang lembut dan penurut. Untung saja dia kaya dan bisa mencukupi semua kebutuhanku. Jika tidak, mana mungkin aku masih mau

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-23
  • Pembalasan Anak Laki-lakiku   Rahman vs Handoko

    Pembalasan Anak Laki-lakikuPart 29POV Rahman"Pak Rahman, lihatlah. Tidak ada pengaruh apapun ketika Anda memutuskan untuk pergi dari hidup kami," bisiknya tepat di telingaku. Setelah mengatakan itu dia langsung melepaskan pelukannya dan kembali menyambut tangan karyawan lain.Ingin sekali aku memaki dan mengatakan. Jika dia tidak akan sebesar dan segagah ini jika bukan karena aku. Dia akan hidup terkucilkan karena dia anak tanpa Ayah. Tapi dengan angkuhnya dia mengatakan jika aku tidak ada pengaruh apapun dalam hidup mereka. Dasar anak tidak tahu diri.Ali terus tersenyum didampingi oleh Handoko, sedangkan aku memilih untuk menjauh dan duduk di tempat lain. Aku mencomot beberapa kue yang telah disediakan. Lumayan untuk mengurangi rasa lapar. Semenjak menikah dengan Maya, aku jadi jarang sarapan pagi. Apalagi Maya juga tidak mau masak di rumah. Aku menyuruhnya untuk menyediakan pembantu. Tapi dia menolak, karena takut aku akan terpincut dengan pembantu di rumah.Maya selalu menaruh

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-24
  • Pembalasan Anak Laki-lakiku   Naik jabatan

    Pembalasan Anak Laki-lakikuPart 30POV Ali"Terimakasih semuanya. Saya sangat berharap kerja sama kalian semua," ucapku ketika acara kecil-kecilan selesai. Padahal aku sudah mengatakan pada Om Handoko, jika tidak perlu repot-repot ingin mengadakan acara seperti ini. Toh semua orang kantor juga tau jika aku sudah menjadi manajer.Namun Om Handoko tetap bersikeras untuk membuat acara ini. Katanya hanya acara kecil-kecilan, penyambutan. Jujur aku sangat terharu dengan semua kebaikan Om Handoko padaku dan juga Ibu. Hanya saja, aku tidak terlalu berani berharap lebih. Karena aku pernah kecewa dengan orang yang aku anggap pahlawan.Ayah juga memberikan ucapan selamat, namun aku yakin dia sedikit minder karena posisinya berada di bawahku. Ibu, aku akan menjadi lebih baik untukmu dan adik-adik."Selamat, Bro. Akhirnya, btw itu motor udah bisa digudangkan. Karena mulai besok kamu bakalan ada mobil," ucap Yudi saat aku akan masuk ke dalam ruangan milikku."Mobil apa?" tanyaku pada Yudi, dia me

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-24
  • Pembalasan Anak Laki-lakiku   Liburan

    Pembalasan Anak Laki-lakikuPart 31POV Ali"Kalian semua sudah siap?" tanyaku pada Salma, Nanda dan Lukman. Hari ini Minggu, rencananya kami akan pergi liburan akhir pekan. Mumpung Ibu juga mau ikut, katanya masalah toko biar saja Mbak Ika pegawai di sini yang menjaga. Nenek juga katanya tidak ikut, karena sedang tidak enak badan.Setelah menjabat menjadi manajer di perumahannya Om Handoko. Aku memang difasilitasi mobil dan juga rumah. Hanya saja aku menolak tinggal di rumah itu karena aku masih tinggal di rumah Om Handoko. Ibu juga menolak tinggal di sana karena lebih memilih tinggal di toko. Katanya agar lebih leluasa untuk mengontrol pesanan orang. Memang dari awal buka butik Ibu tidak terlalu ramai. Hanya saja pesanan baju jahit tidak putus-putus dari hari pertama buka. Kami semua bersyukur masih bisa diberi kesempatan untuk bisa bertahan hidup. Karena sejak dulu, Ibu dan kami semua hanya mengandalkan Ayah untuk makan dan sekolah. Aku bahkan tidak tau rasanya mencari uang. Tapi

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-25

Bab terbaru

  • Pembalasan Anak Laki-lakiku   Tangisan Yudha

    Pembalasan Anak Laki-lakikuPart 58POV Ali"Yudha, cukup. Yudha hentikan. Kamu bisa membunuhnya," teriak Tante Maya berusaha mencegah Yudha yang sedang memukul Ayah.Yudha sangat membenci Ayah dan Ibunya sendiri. Dia memukuli Ayah tanpa ampun, namun karena kondisi Ayah yang sedang sakit membuatnya tidak bisa membalas pukulan Yudha. Dia terlihat hanya pasrah dengan apapun yang dilakukan oleh Yudha padanya. Sungguh berbeda ketika dia memperlakukan kami dulu.Aku masih sangat ingat bagaimana Ibu bercerita tentang Ayah yang waktu itu mengambil Mia. Malam itu Ayah memukuli Lukman dengan sangat brutal. Seolah dia dan Lukman tidak terikat hubungan darah. Ayah membuat wajah Lukman babak belur dan lebam. Lukman juga tidak bisa bersekolah selama satu Minggu. Karena malu bekas pukulan ayah masih berbekas pada wajahnya.Ayah memang pantas mendapatkan semua ini. Mungkin

  • Pembalasan Anak Laki-lakiku   Murka Yudha

    Pembalasan Anak Laki-lakikuPart 57POV Ali"Nggak gitu, Yud. Sebenarnya orang yang selama ini menjadi ayah tiri kamu itu Ayahku," ucapku yang membuat tawa Yudha terhenti. Dia menegang, sama seperti jantungku yang seakan berhenti berdetak."Bhahaha … Lo itu kalau ngomong suka ngaco ya. Udah nggak usah buat lelucon yang nggak lucu. Gue udah maafin, Lo kok. Lagian Alea memang pantasnya sama Lo. Bukan sama gue, yang masih pecicilan," balas Yudha yang tertawa terpingkal. Aku sama sekali tidak membalas tawanya itu. Karena aku memang serius, tidak ada kebohongan di dalamnya."Udah deh, Al. Mending Lo pulang aja. Gue emang patah hati, tapi nggak sudi lah Gue dihibur sama orang yang sama. Dah sana pulang," sambung Yudha lagi sambil mengibaskan tangannya. Dia berusaha tersenyum, namun seiring waktu senyumnya memudar. Dai menatapku serius, karena sepertinya dia menyada

  • Pembalasan Anak Laki-lakiku   Saudara tiri

    Pembalasan Anak Laki-lakikuPart 56Entah sudah berapa lama aku di sini, di depan rumah Yudha. Ketika aku tadi mengejar Yudha dari rumah Alea, ternyata dia sudah naik mobil dan pulang ke rumahnya. Aku mengikutinya dari belakang. Karena aku takut dia malah pergi ke tempat maksiat seperti malam itu. Bagaimana pun aku sudah menganggapnya keluarga. Terlepas siapa Ibunya, tapi aku dan dia sama-sama menjadi korban keegoisan orang tua."Yud, buka pintunya Yud. Aku pengen ngomong," teriakku sambil menggedor-gedor pintu rumah Yudha. Tapi sudah beberapa kali aku mengetuk pintu, tidak ada tanda-tanda dia akan keluar.DddrrttPonselku dari tadi bergetar, namun belum sekalipun aku mengangkat panggilan itu. Namun kali ini aku mencoba melihat siapa yang menghubungiku dari tadi. Ah, ternyata Salma. Dia pasti ingin menanyakan kenapa sampai jam segini aku belum juga datang untuk makan malam bersam

  • Pembalasan Anak Laki-lakiku   Ungkapan perasaan

    Pembalasan Anak Laki-lakikuPart 55"Sejak kapan, Al?" Pertanyaan itu dilontarkan oleh Yudha ketika beberapa saat hening di antara kami.Tadi ketika aku ingin mengajak Alea untuk langsung berangkat ke rumah untuk makan malam. Tiba-tiba saja Yudha datang ke rumah Alea dengan membawa satu buket bunga. Namun ketika melihatku yang juga berada di dalam rumah Alea. Yudha mendadak diam dan menyembunyikan bunga tersebut di belakang tubuhnya.Aku mengajaknya untuk duduk di taman depan rumah Alea. Bukan tanpa sebab, aku hanya ingin menjelaskan semuanya pada Yudha agar dia tidak salah paham. Aku tidak ingin gara-gara masalah perasaan, hubunganku dengannya akan terputus. Apalagi mengingat hanya dia sahabat yang bisa mengerti keadaanku selama ini."Yud, aku nggak tau harus menjelaskan dari mana. Tapi ini semua tidak seperti yang kamu pikirkan," ucapku yang membuat Yudha berdecak. Dia te

  • Pembalasan Anak Laki-lakiku   Ali, Alea, Yudha

    Pembalasan Anak Laki-lakikuPart 54"Kurang ajar kalian semua. Ingat ya, aku akan membalas semuanya," teriak Maya ketika sudah sampai di depan parkiran mobil. Dia masih saja berteriak seperti orang kesetanan sambil menunjuk-nunjuk ke arah Aini dan anak-anaknya.Beberapa pengunjung yang berada di sana melihat dengan heran ke arah Maya yang penampilannya sekarang seperti orang gila. Bajunya yang hanya berlengan pendek basah semua sehingga menampilkan bahan dalaman yang dia kenakan. Rambutnya sudah awutan dan mengeras karena telur yang dipecahkan oleh Salma. Tidak hanya itu, wajahnya penuh dengan tepung yang dilempari oleh Salma juga."Orang itu kenapa, Mbak? Kok keluar dari sini kayak gitu sih?" tanya salah satu pelanggan yang ada di sana. Mungkin dia merasa heran kenapa Maya keluar dari toko tapi penampilannya seperti orang gila."Ada sedikit masalah tadi, Bu. Mohon maaf jika memb

  • Pembalasan Anak Laki-lakiku   Maya yang sial

    Pembalasan Anak Laki-lakikuPart 53"Tega sekali kamu mengatakan jika aku hanya supir," gumam Rahman dengan nada kecewa terhadap Maya. Saat ini kamar sudah selesai dibersihkan dan juga sprei sudah diganti oleh staf kebersihan rumah sakit.Rahman pikir Maya sudah berubah dan mau menjenguk serta merawatnya dengan baik. Ternyata Maya bahkan malu jika harus mengakui dirinya sebagai suami. Miris."Aku nggak nyangka ini balasan kamu setelah aku mengorbankan semuanya," ucao Rahman lagi yang membuat Maya terpaksa menoleh ke arahnya. Dari tadi Maya hanya diam dan sibuk berselancar dengan ponsel pintarnya. Tidak memperdulikan bagaimana perasaan Rahman yang kecewa dengan ucapannya tadi. Maya sedikitpun tidak takut jika Rahman akan marah, toh nanti mereka akan baikan lagi."Mas, udah deh. Kamu jangan mempermasalahkan hal yang kecil kayak gini. Kamu itu lagi sakit, mending istirahat," j

  • Pembalasan Anak Laki-lakiku   Suami yang tidak dianggap

    Pembalasan Anak Laki-lakikuPart 53"Yud, buka pintunya," teriak Maya sambil menggedor-gedor pintu kamar Yudha. Ini masih jam enam pagi, tapi Maya sudah bangun dan memanggil Yudha yang masih tertidur dengan pulas. Maklum, Yudha baru sampai ke rumah jam 2.30 dini hari."Yudha … kamu dengar nggak sih. Bangun dulu, nanti kamu tidur lagi juga nggak papa," teriak Maya lagi sambil terus menggedor pintu kamar. Namun sepertinya tidak ada jawaban atau harapan jika Yudha akan membukanya. Maya putus asa dan langsung kembali turun ke lantai bawah. Percuma membangunkan Yudha, jika dia sudah tidur maka tidak ada yang bisa membangunkan dia. Bahkan gempa bumi sekalipun."Tidur persis Ayahnya, bahkan kalau ada bom meledak sekalipun dia tidak akan bangun," gerutu Maya seraya turun menuruni tangga. Hampir saja dia terpeleset saat kakinya menginjak tangga yang sedikit basah."Rahman lag

  • Pembalasan Anak Laki-lakiku   Bimbang

    Pembalasan Anak Laki-lakikuPart 52"Kamu beneran mau pulang, Yud? Nggak mau temani Ayah semalam saja?" tanya Rahman dengan suara parau pada Yudha. Saat ini keadaan Rahman sudah agak membaik setelah dokter sudah menyuntikkan obat anti nyeri. Setelah dokter dan dua perawat tadi keluar, Yudha dan Ali juga berencana akan segera pulang. Apalagi mengingat besok mereka ada acara penting lainnya."Heh, nggak usah sok akrab deh Lo. Ayah Ayah! Gue bukan anak Lo, nggak sudi tau nggak!" sungut Yudha kesal. Dia menatap Rahman dengan tatapan sinis dan mengejek. Yudha sangat marah ketika Rahman menyebut dirinya sendiri sebagai Ayah. Karena menurut Yudha, Rahman sama sekali tidak pantas disebut sebagai laki-laki yang bergelar Ayah. Tidak pantas."Tapi, Yud. Setidaknya sampai Mamamu datang," ucap Rahman lagi mengiba. Dia sangat takut sendirian, dan Ali mengetahui itu. Karena setiap kali Rahman mengalami sakit di bag

  • Pembalasan Anak Laki-lakiku   Karma Rahman

    Pembalasan Anak Laki-lakikuPart 51POV Ali"Al, Lo di sini bentar ya. Gue mau nelpon nyokap gue dulu. Kesel gue lama-lama," ucap Yudha sambil mengeluarkan ponselnya dari saku celana.Aku mengangguk mengiyakan, setelah itu Yudha langsung keluar dari ruangan empat kali tiga meter ini. Ayah sudah ada di ruangan pasien, dia yang meminta sendiri untuk dimasukkan ke dalam ruangan VIP. Karena katanya dia tidak sanggup berdempetan dengan pasien lainnya. Aku dan Yudha hanya mengangguk mengiyakan, karena Yudha mengatakan jika ada mamanya yang akan membayar.Ternyata sakit ini tidak membuat Ayah sadar. Dia masih saja banyak permintaan dan keluhan, padahal dia melihat sendiri bagaimana wanita itu membiarkan dia tergeletak lemas di lantai. Aku memilih duduk di sofa yang berada di dekat pintu. Padahal ini sudah tengah malam, seharusnya aku sudah berada di tempat tidur dan istirahat.&n

DMCA.com Protection Status