“Allexin!” teriak Linda.
Remaja yang di panggil tidak menyahut, Linda membuka kamar adiknya itu untuk mengajaknya sarapan tapi ternyata kamar sudah kosong, Linda celingukan karena ponsel Allexin ada di atas meja.
“Kemana anak itu pergi di pagi hari begini?” Linda berjalan keluar rumah dan ia melihat Allexin dengan kaos berlengan pendek, celana selutut dan keringat mengucur di tubuh remaja itu.
Linda berkacak pinggang, “Aku kira kau di culik, cepat bersihkan dirimu, kita sarapan bersama.” Perintah Linda.
Allexin menyeka keringatnya kemudian masuk kedalam rumah, “Tidak ada yang berani menculikku, jika ada yang berani sepertinya mereka cari memar di wajahnya.” Jawab Allexin.
Linda hanya menggeleng pelan, Sudah jangan berlagak kamu di sana, cepat mandi lalu sarapan, hari ini kita ke rumah Nelvan.”
“Apa dia sudah pulang?” tanya Allexin.
Linda menoleh, “Belum.”
“Jadi kenapa kamu kesana?” tambah Allexin.
Melarikan diri, itulah yang Linda lakukan saat hatinya rasanya di remas dengan sangat kuat sampai terasa seluruh tubuhnya tak mampu berdiri kokoh, hari sudah malam dan Linda dengan menarik kopernya keluar dari rumah Nelvan.Ia tak menyangka jika kehadirannya waktu itu justru merusak momen terbaik yang pernah di rasakan oleh Nelvan, air telah jatuh dari langit di saat Linda berdiri di salah satu halte yang lumayan jauh dari rumah Nelvan.Kini Linda tidak punya tujuan lain, ia datang kemari untuk menemui Nelvan tapi sepertinya lelaki itu tidak benar-benar merindukannya seperti apa yang Nelvan sering katakan saat melakukan panggilan.Linda duduk, menatap tetes demi tetes air hujan yang perlahan membasahi jalanan, air mata juga ikutan menetes, teringat saat melihat respon Nelvan saat melihatnya ada di rumah lelaki itu.“Linda?” Nelvan terlihat sangat terkejut, tentu saja di terkejut saat melihat dengan mata kepala Linda jika dengan santai Ne
Beberapa hari sebelumnya.Nelvan dan Hans baru saja selesai dengan jumpa pers, saham perusahaan juga mulai kembali normal berkat kerja keras Nelvan selama dua minggu tak ada henti bahkan tidur Nelvan pun tidak teratur, berat tubuh Nelvan juga turun ebberapa kilo.Hans berjalan di belakang Nelvan melihat teman sekaligus asistennya itu terlihat memijit kening.“Kita harus periksakan keadaanmu.” Kata Hans.Nelvan mengangkat tangannya, “Tidak perlu.” Tapi setelah mengatakan dua kata itu Nelvan kehilangan keseimbangan, Hans segera menahan tubuh Nelvan.Sembari memapah tubuh Nelvan, Hans membawa lelaki itu kemobil dan melakukan pemeriksaan di rumah sakit. Nelvan terlalu memaksakan diri untuk mengembalikan kondisi perusahaan yang nyaris terpuruk sampai Nelvan harus berakhir di rumah sakit seperti ini.Cairan infus menetes memasuki aliran darah Nelvan, lelaki itu tidak pingsan, masih dapat membuka mata melihat H
Nelvan baru saja melihat Linda keluar dari hotel yang ia pesankan, sebelum Linda semakin jauh, lagi-lagi Nelvan menarik Linda kembali, ia tidak akan membiarkan Linda berkeliaran sendirian di luar sana tanpa tujuan yang pasti, tak peduli jika beberapa menit yang lalu sebuah tamparan mendarat di wajahnya dari tangan nelvan.Linda terlihat menunggu lift terbuka, “Linda, aku belum—“, segera Linda menepis tangan Nelvan darinya, tak ingin mendengar apapun dari Nelvan.Lift terbuka, Linda menggeret kopernya masuk tapi tanpa permisi Nelvan mengangkat Linda dengan begitu mudahnya dan membawa gadis itu kembali ke dalam kamar, tak peduli seruan protes yang di serukan oleh Linda, Nelvan menurunkan Linda setelah berada di kamar dan untuk memastikan Linda tidak keluar, Nelvan berdiri di depan pintu yang terlah tertutup.Tatapan kesal di layangkan oleh Linda untuk Nelvan, Linda masih ingat dengan jelas sampai sekarang jika dalam keadaan Nelvan yang tidak sada
Kertas di pegang oleh Allexin, kertas tersebut berisi catatan tangan Linda yang akan menyusul Nelvan ke Manhattan, sudah empat hari tapi Linda belum pulang dan selama itu Allexin tak mendengar kabar apapun dari Linda.Ketukan pintu membuyarkan lamunan Allexin yang terus menghawatirkan Linda, tas ransel di ambil oleh Allexin sekalian menghampiri siapa yang datang berkunjung, mungkin saja itu salah satu teman yang menjemput untuk ke tempat latihan beladiri.Namun, melihat yang berdiri di sana adalah Nelvan, Allexin mengernyitkan keningnya sambil celingukan melihat ke belakang Nelvan, “Kau sendirian? Dimana Linda?” tanya nya.“Bukankah Linda sudah pulang?” Nelvan menatap Allexin dan remaja itu juga balik menatap Nelvan dengan wajah terkejut.Tanpa permisi Allexin mencengkeram kerah baju Nelvan, “Kau menyuruh Linda pulang sendiri setelah dia memaksakan diri untuk menemuimu karena rindu yang tak bisa ia tahan?” geramnya.
Dengan di temani oleh Allexin, Linda datang kerumah Nelvan dan tentunya membawa uang yang Linda pinjam pada lelaki itu, kebetulan saat itu Hans dan Nelvan berada di ruang kerja sehingga Linda tak perlu mencari atau menunggu Nelvan kembali.“Linda.” Ucap Hans, Linda menatap Hans sekilas sebelum melewatinya begitu saja berjalan lurus pada Nelvan, meletakkan tas yang sangat besar di depan lelaki itu, di susul Allexin yang meletakkan tas yang lain.“Ini uang yang pernah aku pinjam darimu, mulai sekarang aku tidak memiliki urusan lagi, jadi tolong jangan pernah mencariku, aku mengundurkan diri dari pekerjaan di rumah ini.” Ucap Linda sebelum menoleh ke arah Hans.“Hans, terima kasih sudah membantuku mendapatkan pekerjaan, tapi sekarang aku mengakhiri pekerjaanku di rumah ini, kamu adalah saksi atas pembayaran yang aku berikan pada Tuan Xander.” Katanya.Allexin di belakang Linda menatap Nelvan, “Jika kurang katakan saj
Teman-teman Allexin tidak pulang, kamar Allexin kini di penuhi oleh tiga remaja yang sibuk belajar bersama terkadang mereka bercanda yang terlihat seperti orang berkelahi, rumah Linda yang tidak begitu luas terlihat lebih ramai dari biasanya.Tak lama Darwin dan Mike berlari keluar, Linda menoleh tapi belum sempat berkata sesuatu kedua teman Allexin sudah menghilang di balik pintu, Linda hanya bisa menggelengkan kepala pelan.Sekitar satu jam kemudian, Darwin dan Mike datang dengan membawa dua kantong belanjaan berisi cemilan yang sangat banyak.“Kalian ingin membuat toko makanan di rumahku?” ucap Linda.Darwin tertawa, “Tidak, aku dan Mike akan menginap di sini jadi tidak mungkin kami hanya menginap tanpa memberi sesuatu, ini untukmu, kamu jangan sampai tambah kurus atau kau akan tersisa tulang saja.” Candanya, salah satu plastik di letakkan di meja lalu Mike masuk ke kamar Allexin, membawa paksa adik Linda keluar dari kamar
“Coba katakan sekali lagi berapa banyak yang harus aku bayar untuk perlombaan ini?” tanya Allexin pada pihak sekolah, Allexin memang gemar mengikuti perlombaan sekolah dan tentu saja sebelum perlombaan pasti ada biaya awal yang harus di bayar, misal saja perlombaan robot, jika kelompok Allexin tidak mendapatkan dana bantuan maka para peserta akan menggunakan dana sendiri, dan beberapa saat lalu telinganya seolah telah mendengar sesuatu yang kurang pasti sehingga remaja itu pun bertanya langsung ke pihak sekolah Wanita yang tak lagi muda itu pun menatap komputer dan buku untuk memastikan, “Sekitar dua puluh lima ribu dolar.” Kata wanita itu dengan yakin. Allexin menahan nafas, menyugar rambutnya yang sedikit pirang alami dengan jari, sepertinya kali ini ia tidak akan mengikuti lomba karena uang tabungannya benar-benar habis untuk membayar hutang pada Nelvan. Langkah kaki Allexin berjalan keluar dari ruang administrasi dengan lemas tak bertenaga, di depan i
Tak terasa sudah lima hari sejak Linda keluar sepenuhnya dari rumah Nelvan, rumah terasa kosong, tidak ada yang menyiapkan makanan sesuai selera yang Nelvan inginkan, beberapa hari yang bisa di lakukan oleh Nelvan hanya bisa memarahi koki karena masakan yang di buatnya tak cocok.“Ingin aku yang memasak untukmu?” tanya Julia menawarkan.Nelvan menoleh, “Apa kamu bisa memasak? Bagamaina jika kamu justru melukai tanganmu?” Nelvan menyentuh tangan Julia, dan tanpa sadar Nelvan melihat keanehan lagi, tapi tidak ia katakan.Nelvan pun melepaskan tangan Julia, “Baiklah kalau kamu ingin memasak untukku, tapi pastikan kau tidak melukai diri sendiri.” Katanya.Julia pun mengangguk dan menuju dapur, dengan di bantu oleh koki, Nelvan melihat Julia menyiapkan makanan, di saat seperti ini Nelvan justru merasa jika yang ada di dapur adalah Linda, tersenyum ke arahnya sesekali saat membuat masakan.Sepertiny
Beberapa bulan kemudian. Musim telah berganti, gaun putih yang memiliki kain panjang ke belakang menarik perhatian para tamu undangan, veil di kepala Linda juga melengkapi kecantikan dan keistimewaan hari pernikahan yang akan Linda lakukan bersama Nelvan hari ini. Senyum tak pudar dari bibir Linda, satu tangan Linda memegang rangkaian bunga pernikahan dan satu tangan menggandeng tangan Allexin melewati karpet menuju sebuah altar di mana Nelvan telah berdiri di sana dengan seorang pastor. Nelvan memakai tuksedo berwarna hitam, kemeja putih dan juga dasi kupu-kupu berwarna senada dengan tuksedo, Nelvan pun terlihat tersenyum seolah tak sabar untuk segera menggapai Linda. Bagi Nelvan, saat ini Linda terlihat sangat cantik, tak ada wanita secantik Linda di matanya sekarang ini. Dengan balutan gaun pernikahan berwarna putih dan tambahan taburan berlian sungguh memperindah penampilan Linda, Nelvan sampai terharu jika yang berjalan ke arahnya saat ini adalah wanita yang sebentar lagi
Hari sudah cukup pagi, Linda membangunkan Allexin untuk sarapan tapi remaja itu sudah tidak ada. Jika bukan musim dingin Linda tau kemana Allexin pergi, tapi sekarang ia benar-benar tidak tau kemana Allexin pergi di pagi hari begini?Ponsel Linda raih untuk menghubungi Allexin, tapi ponsel Allexin justru berbunyi di kamar yang ternyata sedang di isi daya. Linda duduk dan menunggu sampai Allexin pulang baru mereka menikmati makanan bersama.Pintu terbuka, Linda langsung berdiri mengira jika itu adalah Allexin, tapi ketika yang mucul adalah Mia, Linda langsung berlari cepat berhambur ke pelukan sahabatnya itu.“Mia! Aku sangat merindukanmu!” ujar Linda.Mia tertawa membalas pelukan Linda, “Aku juga sangat merindukanmu.” Jawab Mia.Linda tersenyum lebar, tadinya Linda pikir Mia datang sendirian tapi melihat ada sosok lain di belakang Mia membuat Linda penasaran, pasalnya orang tersebut membawa banyak barang sampai
Allexin menepuk bahu Linda berusaha untuk menenangkan, tapi bukannya berhasil membuat Linda tenang, kakaknya itu justru tambah menangis, tak peduli jika saat ini Linda terlihat sangat memalukan menangis seperti anak kecil yang ingin permen di depan adiknya.Hembusan nafas berkali-kali di hela oleh remaja itu, “Apa benturan di kepalanya sangat keras sehingga dia tidak mengenalmu?” ucap Allexin.Linda menoleh tapi kemudian menangis lagi, Allexin memijit keningnya. “Sudah jangan menangis lagi, aku tau luka di kepalanya waktu itu memang cukup parah tapi tidak menyangka sampai membuatnya tidak mengingatmu. Mungkin saja itu hanya lupa ingatan sementara, kamu tenang saja, dia pasti akan mengingatmu kembali.” Allexin mengusap lengan Linda.Perasaan Linda masih sangat sakit, ia menjaga Nelvan siang dan malam untuk memastikan lelaki itu sadar kembali, namun begitu Nelvan membuka mata dan berbicara, dia justru tidak mengenal Linda. Hal apa lagi yang
Tak terasa sudah berlalu tujuh hari, dan selama itu Nelvan masih belum mau membuka matanya. Memar di tubuh Nelvan juga sudah berkurang sangat banyak, kemungkinan besar kondisi Nelvan akan segera membaik.Saat Linda membersihkan tubuh Nelvan dengan handuk basah, Allexin datang dengan senyum lebarnya.“Linda.”panggil remaja itu, Linda menoleh dan Allexin memamerkan sertifikat kemenangannya, “aku memang kejuaraan turnamen beladiri kemarin. Kau tenang saja, ini legal dan buktinya aku mendapatkan sertifikat penghargaan.” Lanjut Allxin sebelum Linda marah.“Benarkah?” Linda meletakkan handuk basah ke dalam baskomnya, sertifikat yang di pegang oleh Allexin di ambil oleh Linda, terlihat raut wajah Linda saat membaca nama Allexin tertulis sebagai pemenang di dalamnya.“Maaf, aku tidak bisa menyemangatimu saat kamu bertanding kemarin.” Ucap Linda merasa bersalah.Allexin menggeleng, “Bukan m
Seorang laki-laki yang di kenal Linda sebagai sepupu Nelvan datang, kejadian kecelakaan kemarin masih membuat Nelvan belum sadarkan diri, beberapa bagian di tubuh Nelvan mulai membiru akibat luka.Bagian bahu dan kepala pun sama, melihat kondisi Nelvan yang seperti itu tentu saja membuat siapapun yang melihatnya merasa kasihan.“Bagaimana keadaannya?” tanya Julius.“Masih belum ada tanda jika Nelvan akan segera bangun.” Jawab Linda, kemudian Linda balik bertanya, “apa ibu dan ayah Nelvan sudah di beritahu mengenai hal ini?”Julius menggeleng.“Entahlah, tapi Nelvan sudah biasa seperti ini. Maksudku, jika dia sakit kedua orang tuanya memang jarang ada yang peduli.” Julius meletakkan bunga sekaligus vasnya di meja.Linda menatap Nelvan, Nelvan punya keluarga yang lengkap tapi tak satupun dari mereka datang menjenguk saat Nelvan sakit, sekalinya yang datang menjenguk dia adalah Julius.Tak be
Kedua tangan Nelvan mengepal kuat seolah bisa mengancurkan apapun dari genggamannya, wajahnya terlihat jelas menahan diri agar tidak memukul siapapun yang ada di sana.Lewat kedua matanya, Nelvan melihat posisi Linda yang berada dalam posisi paling berbahaya, Nelvan merasa sangat bersalah karena dirinyalah Linda berada di posisi seperti ini.“Apa yang kalian inginkan?” ucap Nelvan dengan suara tertahan, ia tidak ingin basa-basi jika hal itu menyangkut keselamatan Linda.Gilbert mengambil dokumen yang di pegang oleh lelaki yang dari tadi ikut dengannya.“Tandatangi ini, kau akan mendapatkan wanitamu dengan selamat setelah menandatangani surat peralihan ini.”Nelvan mengambil dokumen tersebut.“Jangan coretkan tinta di atasnya!” seru Linda, Nelvan menoleh, sejujurnya Nelvan ingin berlari dan menggantikan posisi Linda, tapi ia tidak bisa langsung bertindak seperti itu.Nelvan balik menatap Gilbert
Nelvan menuju lokasi Allexin, tapi tentunya tidak untuk menjemput remaja itu melainkan berencana untuk menghadang mobil yang membawa Linda.Gerakan Nelvan ternyata tidak tepat, orang-orang suruhan Nelvan pun ikut terjun untuk mencari Linda sampai ketemu tapi sudah sekitar tiga puluh menit Nelvan mencari, ia masih juga belum mendapatkan tanda-tanda keberadaan Linda di mana.Kecemasan Nelvan tidak bisa membuat lelaki itu berpikir jernih, yang ia inginkan hanya segera bisa menemukan Linda dengan keadaan selamat.Pangilan dari Allexin kembali masuk dan Nelvan segera menerima panggilan tersebut.“Kamu menemukan Linda?” tanya Nelvan.“Belum, aku dan anak-anak lainnya juga sedang mencari Linda tapi belum ketemu.” Jawab Allexin.Nelvan mematikan ponsel dan menfokuskan diri mencari Linda, Nelvan juga menunggu salah satu dari anggotanya menelfon dengan tujuan mengatakan bahwa Linda baik-baik saja. Namun, sudah lebih dari satu j
Musim dingin tak terasa akan tiba, Nelvan duduk di ruang baca dengan memegang sebuah buku, tapi bukan tulisan di buku tersebut yang ia lihat melainkan sebuah foto gadis cantik yang sedang tersenyum manis.Satu hal yang di rasakan oleh Nelvan saat ini, yaitu bersalah. Bersalah karena dulu ia membiarkan Julia mengantikannya dalam kecelakaan, dan karena kecerobohan yang Nelvan lakukan akhirnya Julia telah tenang di tempat istirahat terakhir.Tak disangka, setelah bertahun-tahun lamanya ada orang yang meniru wajah Julia untuk penipu Nelvan, pantas saja sejak kejadian di rumah sakit waktu itu keberadaan Bella sangat sulit di temukan dan ternyata wanita licik itu merubah wajahnya dengan sosok wanita yang sempat Nelvan lindungi.Rasa bersalah Nelvan bukan hanya untuk Julia, tapi juga untuk Linda. Saat sibuk melamun, tiba-tiba saja Bella yang berwajah Julia datang, sejujurnya Nelvan ingin langsung melemparkan wanita itu ke penjara atau ke dasar laut jika per
Wanita cantik turun dari mobil berwarna biru yang di kemudikan sendiri, wajah yang memiliki sedikit kemiripan dengan Nelvan itu pun memasuki rumah besar di depannya, pintu ruang kerja di buka tanpa perlu di ketuka lebih dulu, hal itu tentu saja membuat terkejut orang di dalamnya.“Kau harus menjelaskan mengenai kenapa ada Julia di rumahmu?” pertanyaan Vania langsung terlontar begitu saja.Nelvan melihat ke arah di mana alat yang di sembunyikan Julia ada di sana, Nelvan berdiri dari kursi lalu mengajak Vania ikut dengannya ke ruang baca, sesampainya di sana tak lupa menutup pintu dan mempersilahkan Vania duduk.“Aku tidak ingin mendangar kata yang terlalu panjang, katakan dengan singkat yang bisa dengan mudah aku mengerti.” Ujar Vania sebelum Nelvan mulai berbicara.Nelvan duduk di sofa lain di ruangan tersebut, “Apa kamu penasaran dengan siapa Julia yang ada di rumah ini?” bukan jawaban melainkan pertanyaan balik.