Dua hari telah berlalu dan Linda mulai kembali ke aktifitas rutin untuk membereskan rumah Nelvan agar terlihat bersih, saat dua hari itu Linda habiskan dengan lebih banyak di dalam kamar dan akan keluar jika lapar. Selama dua hari itu juga Nelvan tidak memberikan perintah apapun, lelaki itu bahkan tidak menjenguk untuk sekedar menanyakan kabar karena Linda sakit juga karena ulah Nelvan.
Nelvan malah tidak terlihat dimanapun selama dua hari saat kedatangannya bersama Hans. Mungkin Nelvan sedang mengurus pekerjannya yang entah ada di seberang mana.
Ketika Linda ingin membersihkan rumah Nelvan, rumah itu sudah bersih seolah sudah di bersihkan sebelum Linda datang, taman belakang dan samping pun juga rapih seperti sudah di potong tankai yang berlebihan.
Semuanya yang ada di sana juga bersih, apa selama Linda berada di kamar, Nelvan menyuruh orang lain untuk mengerjakan tugas yang harusnya di kerjakan oleh Linda?.
“Kau sudah sembuh?”
Sudah malam tapi Nelvan belum juga terlihat, sekarang sudah pukul sebelas tapi tanda-tanda lelaki itu akan segera pulang belum ada, mungkin Nelvan memiliki kepribadian ganda yang tidak di ketahui oleh Linda. Sebenarnya Linda tidak menunggu Nelvan, ia terbangun karena persediaan air di dalam kamar telah habis lalu melihat jam yang sudah menunjukkan hampir tengah malam. Saat menuangkan air ke dalam gelas, pintu terbuka terlihat Nelvan berjalan sambil di bantu oleh Hans. Kepala Linda menggeleng melihat jika saat ini Nelvan tengah dalam kondisi pengaruh alkohol, Hans tak lama keluar dari kamar Nelvan sebelum menyadari keberadaan Linda yang masih di dapur, Linda memalingkan wajah sebelum masuk ke dalam kamar tak lupa menutupnya kembali. Linda masih kecewa jika Hans yang ia percaya bekerjasama dengan Nelvan untuk berbohong, Linda tersenyum geli, “Dia adalah asistennya, tentu saja Hans akan menuruti perintah dari atasan.” Linda meletakkan gelas berisi air ke kam
Linda tersenyum saat berjalan menuju rumahnya di mana ada Allexin sedang menunggunya di dalam rumah yang tidak begitu besar itu, pintu terbuka tapi tidak terlihat Allexin di dalam rumah tersebut. “Allexin!” seru Linda memanggil, tapi tidak ada jawaban dari Allexin, “ini akhir pekan, kemana dia pergi?” Linda mencari keluar tapi tidak ada lalu masuk kembali dan membuka kamar sampai ia melihat Allexin ternyata masih tidur tengkuram sambil memeluk selimut. Posisi Allexin tertidur tanpa baju, hanya memakai celana pendek, beberapa buku berserakan di atas meja belajar milik remaja itu. Sepertinya Allexin kelelahan karena belajar untuk mempertahankan peringkatnya di sekolah. Linda menggelengkan kepalanya pelan sembari tersenyum lalu menggoyang lengan Allexin, “Hei, apa kamu sudah sarapan?” tanya Linda. “Aku ingin bubur ayam buatanmu,” racau Allexin dengan keadaan masih setengah sadar dan mata terpejam, Linda tersenyum lalu berdiri dan membuatkan makanan yang di ingin
Malam harinya Linda memasak untuk Allexin, kebetulan malam itu Mia datang dan kedua gadis itu memasak bersama, dengan di bantu oleh Mia, Linda menyiapkan makan malam bersama sedangkan Allexin sedang menyelesaikan sesuatu mengenai tugas sekolahnya. “Bagiaman dengan Tuan muda itu, apa dia memperlakukanmu dengan baik?” tanya Mia. Linda terdiam karena tidak bisa menjawab langsung jika Nelvan adalah orang yang kasar, jika Linda mengatakan kebenarannya pasti Mia dan Allexin akan langsung khawatir. “Dia tidak begitu buruk,” jawab Linda. Mia menganggukan kepalanya, “Aku percaya, jika dia orang yang kejam pasti dia tidak akan meminjami-mu uang yang lumayan banyak lalu di bayar dengan memotong gaji bulananmu, aku pikir rumor yang beredar mengeai jika dia itu sangat kejam tidak sepenuhnya benar.” Mia memasukkan potongan sayuran untuk di bersihkan. Linda tersenyum tipis meskipun hanya ingin memberitau Mia jika kehidupannya di dalam rumah tersebut seol
Linda kembali tiba di rumah besar Nelvan, saat tiba di sana Linda mencari keberadaan Nelvan sampai ia melihat sosok Nelvan sedang berenang di kolam, Linda baru sadar akan sesuatu jika ia pernah tenggelam di sana lalu di bantu oleh Nelvan untuk naik ke permukaan. Kini Linda tidak perlu penasaran bagaimana bisa Nelvan melakukannya karena lelaki itu dengan lincah berenang di kolam seperti ikan. Linda berdiri di depan pintu ketika Nelvan menyadari kedatangan Linda. Lelaki itu naik ke permukaan, kondisi tubuh Nelvan yang basah dan hanya memakai celana renang memamerkan tubuh atletis Nelvan yang sangat menggoda, tubuh Linda bergetar takut saat teringat jika salah satu bagian tubuh Nelvan pernah memasukinya dengan tajam. “Aku harap kamu tidak lupa dengan pekerjaanmu di sini.” ucap Nelvan, lelaki itu berbalik menatap Linda sembari memakai jubah mandi. Susah payah Linda meneguk salivanya, suara Nelvan terdengar berat juga dengan paduan serak basah yang menggod
“Kue buatan Linda sangat enak sekali, kau akan menyesal karena tidak mencobanya saat gadis itu menawarkannya padamu.” Goda Hans sembari melirik Nelvan, Hans ingin melihat respon Nelvan seperti apa ketika berhasil masuk ke dalam ucapan Hans barusan. “Ini hari minggu, ada apa kau datang menemuiku?” sahut Nelvan. Hans tersenyum lalu duduk di sofa, “Karena ini hari minggu yang artinya adalah hari liburku jadi aku tidak perlu memanggilmu Tuan muda lagi ‘kan? Ck, sungguh rasanya sangat menyebalkan setiap hari memanggilmu dengan panggilan seperti itu.” cibir Hans, bahu lelaki itu di sandarkan di sofa. Nelvan melirik ke arah Hans, meskipun Hans sering membuatnya kesal, tapi Nelvan tidak bisa memecat Hans dari posisi asisten yang di berikan olehnya beberapa tahun lalu, Hans memiliki keterampilan yang Nelvan sukai dalam hal pekerjaan lalu jika teman sekaligus rekan kerjanya itu ia pecat, maka Nelvan akan kesulitan mencari orang yang setara dengan Hans. Nelvan b
“Apa kau bisu?” tanya Maggie karena Linda yang tak kunjung berbicara. Linda memberanikan diri menatap Nelvan tapi lelaki itu justru menatapnya penuh peringatan untuk mengatakan sesuatu yang membuat Maggie percaya. Linda memejamkan matanya untuk beberapa detik lalu menatap Maggie. Berusaha menghilangkan kegugupan dalam dirinya, Linda pun mengulas senyum di bibirnya. “Maaf, saya terlalu terkejut melihat keberadaan Anda di sini. Perkenalkam namaku Linda, aku dan Nelvan sudah mengenal cukup lama tapi kami baru dekat selama dua bulan ini.” jawab Linda dengan lancar tidak terlihat jika dia sedang dalam berbohong. Maggie menatap putranya. “Apa kau sedang berusaha membohongiku?” tanya nya pada Nelvan. Nelvan menggeleng, “Bagaiamana aku bisa berbohong, kamu tiba-tiba saja datang tanpa mengabariku lebih dulu jadi mana sempat aku membuat kebohongan, perempuan itu bernama Linda dan dia kekasihku, apa itu kurang jelas untukmu?” kata Nelvan. Chloe y
Hari kembali pagi, aktifitas Linda sudah di mulai dengan membersihkan bagian rumah Nelvan yang amat besar itu seorang diri sedangkan si pemilik rumah tidak terlihat, kemungkinan belum bangun karena waktu masih cukup pagi.Sarapan telah di siapkan oleh Linda, ia pun juga sudah sarapan sebelum mulai kembali bekerja. Kondisinya sudah jauh lebih baik setelah tragedi berdarah beberapa hari lalu yang membuatnya sampai harus di rawat di rumah sakit.Dengan memakai kalung dan juga gelang pemberian Hans, Linda merasa lebih semangat untuk bekerja, ia berusaha melupakan apapun yang bisa membuat pikirannya kelebihan muatan. Dengan mengosongkan pikiran untuk mengisi pikiran yang lain yang lebih berguna, membuat Linda tidak sadar telah menarik perhatian Nelvan dari kejauhan.Senyum dan semangat Linda seolah-olah gadis itu baru pertama kali bekerja di sana, energinya masih penuh tanpa berkurang sedikitpun. Nelvan bersandar di dinding mengamati Linda yang belum sadar dengan pos
Hari sudah cukup pagi tapi langit masih terlihat gelap belum memunculkan matahari secara penuh, di dalam cahaya lampu yang menyala di meja nakas membuat Linda dapat melihat Nelvan yang masih tertidur.Tubuhnya sakit semua setelah di permainkan semalaman oleh lelaki itu, dengan gerakan sangat pelan Linda turun dari tempat tidur mengambil kembali pakaian yang di lepaskan oleh Nelvan semalam, setelah itu Linda keluar dari kamar tersebut dengan sedikit pincang.Kedua kelopak mata Nelvan menyipit melihat Linda keluar, sudut bibirnya mengukir senyum tipis ketika kepuasannya telah terpenuhi menggunakan tubuh Linda. Sangat menyenangkan ketika bentuk tubuh gadis itu berlekuk dengan tonjolan yang membesar, meski begitu Nelvan masih belum sepenuhnya puas jika tidak lagi menyentuh gadis itu lagi lain kali.Di lihatnya keluar jendela di mana matahari mulai timbul, Linda membersihkan diri lalu memakai pakaian yang bersih,kali ini ia tidak pendarahan seperti kali
Beberapa bulan kemudian. Musim telah berganti, gaun putih yang memiliki kain panjang ke belakang menarik perhatian para tamu undangan, veil di kepala Linda juga melengkapi kecantikan dan keistimewaan hari pernikahan yang akan Linda lakukan bersama Nelvan hari ini. Senyum tak pudar dari bibir Linda, satu tangan Linda memegang rangkaian bunga pernikahan dan satu tangan menggandeng tangan Allexin melewati karpet menuju sebuah altar di mana Nelvan telah berdiri di sana dengan seorang pastor. Nelvan memakai tuksedo berwarna hitam, kemeja putih dan juga dasi kupu-kupu berwarna senada dengan tuksedo, Nelvan pun terlihat tersenyum seolah tak sabar untuk segera menggapai Linda. Bagi Nelvan, saat ini Linda terlihat sangat cantik, tak ada wanita secantik Linda di matanya sekarang ini. Dengan balutan gaun pernikahan berwarna putih dan tambahan taburan berlian sungguh memperindah penampilan Linda, Nelvan sampai terharu jika yang berjalan ke arahnya saat ini adalah wanita yang sebentar lagi
Hari sudah cukup pagi, Linda membangunkan Allexin untuk sarapan tapi remaja itu sudah tidak ada. Jika bukan musim dingin Linda tau kemana Allexin pergi, tapi sekarang ia benar-benar tidak tau kemana Allexin pergi di pagi hari begini?Ponsel Linda raih untuk menghubungi Allexin, tapi ponsel Allexin justru berbunyi di kamar yang ternyata sedang di isi daya. Linda duduk dan menunggu sampai Allexin pulang baru mereka menikmati makanan bersama.Pintu terbuka, Linda langsung berdiri mengira jika itu adalah Allexin, tapi ketika yang mucul adalah Mia, Linda langsung berlari cepat berhambur ke pelukan sahabatnya itu.“Mia! Aku sangat merindukanmu!” ujar Linda.Mia tertawa membalas pelukan Linda, “Aku juga sangat merindukanmu.” Jawab Mia.Linda tersenyum lebar, tadinya Linda pikir Mia datang sendirian tapi melihat ada sosok lain di belakang Mia membuat Linda penasaran, pasalnya orang tersebut membawa banyak barang sampai
Allexin menepuk bahu Linda berusaha untuk menenangkan, tapi bukannya berhasil membuat Linda tenang, kakaknya itu justru tambah menangis, tak peduli jika saat ini Linda terlihat sangat memalukan menangis seperti anak kecil yang ingin permen di depan adiknya.Hembusan nafas berkali-kali di hela oleh remaja itu, “Apa benturan di kepalanya sangat keras sehingga dia tidak mengenalmu?” ucap Allexin.Linda menoleh tapi kemudian menangis lagi, Allexin memijit keningnya. “Sudah jangan menangis lagi, aku tau luka di kepalanya waktu itu memang cukup parah tapi tidak menyangka sampai membuatnya tidak mengingatmu. Mungkin saja itu hanya lupa ingatan sementara, kamu tenang saja, dia pasti akan mengingatmu kembali.” Allexin mengusap lengan Linda.Perasaan Linda masih sangat sakit, ia menjaga Nelvan siang dan malam untuk memastikan lelaki itu sadar kembali, namun begitu Nelvan membuka mata dan berbicara, dia justru tidak mengenal Linda. Hal apa lagi yang
Tak terasa sudah berlalu tujuh hari, dan selama itu Nelvan masih belum mau membuka matanya. Memar di tubuh Nelvan juga sudah berkurang sangat banyak, kemungkinan besar kondisi Nelvan akan segera membaik.Saat Linda membersihkan tubuh Nelvan dengan handuk basah, Allexin datang dengan senyum lebarnya.“Linda.”panggil remaja itu, Linda menoleh dan Allexin memamerkan sertifikat kemenangannya, “aku memang kejuaraan turnamen beladiri kemarin. Kau tenang saja, ini legal dan buktinya aku mendapatkan sertifikat penghargaan.” Lanjut Allxin sebelum Linda marah.“Benarkah?” Linda meletakkan handuk basah ke dalam baskomnya, sertifikat yang di pegang oleh Allexin di ambil oleh Linda, terlihat raut wajah Linda saat membaca nama Allexin tertulis sebagai pemenang di dalamnya.“Maaf, aku tidak bisa menyemangatimu saat kamu bertanding kemarin.” Ucap Linda merasa bersalah.Allexin menggeleng, “Bukan m
Seorang laki-laki yang di kenal Linda sebagai sepupu Nelvan datang, kejadian kecelakaan kemarin masih membuat Nelvan belum sadarkan diri, beberapa bagian di tubuh Nelvan mulai membiru akibat luka.Bagian bahu dan kepala pun sama, melihat kondisi Nelvan yang seperti itu tentu saja membuat siapapun yang melihatnya merasa kasihan.“Bagaimana keadaannya?” tanya Julius.“Masih belum ada tanda jika Nelvan akan segera bangun.” Jawab Linda, kemudian Linda balik bertanya, “apa ibu dan ayah Nelvan sudah di beritahu mengenai hal ini?”Julius menggeleng.“Entahlah, tapi Nelvan sudah biasa seperti ini. Maksudku, jika dia sakit kedua orang tuanya memang jarang ada yang peduli.” Julius meletakkan bunga sekaligus vasnya di meja.Linda menatap Nelvan, Nelvan punya keluarga yang lengkap tapi tak satupun dari mereka datang menjenguk saat Nelvan sakit, sekalinya yang datang menjenguk dia adalah Julius.Tak be
Kedua tangan Nelvan mengepal kuat seolah bisa mengancurkan apapun dari genggamannya, wajahnya terlihat jelas menahan diri agar tidak memukul siapapun yang ada di sana.Lewat kedua matanya, Nelvan melihat posisi Linda yang berada dalam posisi paling berbahaya, Nelvan merasa sangat bersalah karena dirinyalah Linda berada di posisi seperti ini.“Apa yang kalian inginkan?” ucap Nelvan dengan suara tertahan, ia tidak ingin basa-basi jika hal itu menyangkut keselamatan Linda.Gilbert mengambil dokumen yang di pegang oleh lelaki yang dari tadi ikut dengannya.“Tandatangi ini, kau akan mendapatkan wanitamu dengan selamat setelah menandatangani surat peralihan ini.”Nelvan mengambil dokumen tersebut.“Jangan coretkan tinta di atasnya!” seru Linda, Nelvan menoleh, sejujurnya Nelvan ingin berlari dan menggantikan posisi Linda, tapi ia tidak bisa langsung bertindak seperti itu.Nelvan balik menatap Gilbert
Nelvan menuju lokasi Allexin, tapi tentunya tidak untuk menjemput remaja itu melainkan berencana untuk menghadang mobil yang membawa Linda.Gerakan Nelvan ternyata tidak tepat, orang-orang suruhan Nelvan pun ikut terjun untuk mencari Linda sampai ketemu tapi sudah sekitar tiga puluh menit Nelvan mencari, ia masih juga belum mendapatkan tanda-tanda keberadaan Linda di mana.Kecemasan Nelvan tidak bisa membuat lelaki itu berpikir jernih, yang ia inginkan hanya segera bisa menemukan Linda dengan keadaan selamat.Pangilan dari Allexin kembali masuk dan Nelvan segera menerima panggilan tersebut.“Kamu menemukan Linda?” tanya Nelvan.“Belum, aku dan anak-anak lainnya juga sedang mencari Linda tapi belum ketemu.” Jawab Allexin.Nelvan mematikan ponsel dan menfokuskan diri mencari Linda, Nelvan juga menunggu salah satu dari anggotanya menelfon dengan tujuan mengatakan bahwa Linda baik-baik saja. Namun, sudah lebih dari satu j
Musim dingin tak terasa akan tiba, Nelvan duduk di ruang baca dengan memegang sebuah buku, tapi bukan tulisan di buku tersebut yang ia lihat melainkan sebuah foto gadis cantik yang sedang tersenyum manis.Satu hal yang di rasakan oleh Nelvan saat ini, yaitu bersalah. Bersalah karena dulu ia membiarkan Julia mengantikannya dalam kecelakaan, dan karena kecerobohan yang Nelvan lakukan akhirnya Julia telah tenang di tempat istirahat terakhir.Tak disangka, setelah bertahun-tahun lamanya ada orang yang meniru wajah Julia untuk penipu Nelvan, pantas saja sejak kejadian di rumah sakit waktu itu keberadaan Bella sangat sulit di temukan dan ternyata wanita licik itu merubah wajahnya dengan sosok wanita yang sempat Nelvan lindungi.Rasa bersalah Nelvan bukan hanya untuk Julia, tapi juga untuk Linda. Saat sibuk melamun, tiba-tiba saja Bella yang berwajah Julia datang, sejujurnya Nelvan ingin langsung melemparkan wanita itu ke penjara atau ke dasar laut jika per
Wanita cantik turun dari mobil berwarna biru yang di kemudikan sendiri, wajah yang memiliki sedikit kemiripan dengan Nelvan itu pun memasuki rumah besar di depannya, pintu ruang kerja di buka tanpa perlu di ketuka lebih dulu, hal itu tentu saja membuat terkejut orang di dalamnya.“Kau harus menjelaskan mengenai kenapa ada Julia di rumahmu?” pertanyaan Vania langsung terlontar begitu saja.Nelvan melihat ke arah di mana alat yang di sembunyikan Julia ada di sana, Nelvan berdiri dari kursi lalu mengajak Vania ikut dengannya ke ruang baca, sesampainya di sana tak lupa menutup pintu dan mempersilahkan Vania duduk.“Aku tidak ingin mendangar kata yang terlalu panjang, katakan dengan singkat yang bisa dengan mudah aku mengerti.” Ujar Vania sebelum Nelvan mulai berbicara.Nelvan duduk di sofa lain di ruangan tersebut, “Apa kamu penasaran dengan siapa Julia yang ada di rumah ini?” bukan jawaban melainkan pertanyaan balik.