Share

44. Tia kangen ayah.

Author: Ambu Abbas
last update Last Updated: 2024-10-21 15:37:49
Di dalam kamarnya, Iwan merenung.

Tak lama kemudian, dia mengambil handphonenya, dan menghubungi Badrun,

"Assalamu'alaikum kang Badrun..."

"Wa alaikum salam kang Iwan.. gimana? jadi besok kesini?"

"Justru saya mau kasih kabar, besok belum bisa kesitu. Mendadak di kedai tempat pekerjaan saya, bossnya ngadain pesta pernikahan anaknya kang Badrun,"

"Wadduh gimana ya kang Iwan?"

"Iya saya juga bingung kang... gak enak ninggalin boss pas lagi ada acara keluarga. Masa saya gak bantuin?"

"Iya sih.." sahut Badrun tak semangat, lemas.

"Ya sudah kalau begitu, bagaimana kalau saya cari orang lain kang Iwan?"

"Ya boleh aja kang Badrun, berarti saya gak jadi keluar dari pekerjaan saya disini ya kang?"

Badrum diam, merenung.

"Gimana kang Badrun?"

"Itu mah terserah kang Iwan aja...Anak buah saya juga pada butuh kerja kang Iwan, kalau libur melaut kelamaan, nanti mereka cari kerja ke kapal lain.. Mereka gak mau makan gaji buta tanpa kerja"

"Ya sudah kalau begitu, nanti gampanglah saya at
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Pelakor dan mantan suami   45. Usai acara syukuran

    Motor yang dikendarai oleh Wahyu terlihat keluar dari halaman rumah pak haji Mahmud. "Beruntung ya bang Iwan, dapat gadis cantik, bapaknya orang kaya pula di kampung ini," "Gak usah iri Yu.. keberuntungan orang itu beda-beda. Eh, ingat ya.. ini rahasia yang harus kita tutup selamanya , jangan sampai nanti kamu kelepasan cerita ke Nuning," "Ya enggaklah Wak.." Disitulah perbedaan laki-laki dengan perempuan. Laki-laki pandai menjaga rahasia. Apalagi menyangkut keluarga sendiri. Walaupun begitu tentu ada juga laki-laki yang mulutnya comel, selalu ingin tahu tentang rahasia orang lain; kemudian menggosipkan di tempat kumpul bersama kawan-kawan yang sefrekuensi atau sesama penggosip sambil bercanda, lalu tertawa terbahak-bahak. ** Setiba di halaman warung, Nana menghampiri Wahyu, "Bapak bawa makanan ya? " Wahyu memarkir motornya, lalu menenteng plastik kresek berwarna merah yang berisi beberapa kotak dus makanan tersebut. Dua orang sopir ojek yang sedang mangkal disitu, cuma menole

    Last Updated : 2024-11-22
  • Pelakor dan mantan suami   46. Dini yang terlupakan.

    Matahari mulai merangkak perlahan menyapa selimut jingga sang senja. Sinarnya memerah condong ke barat. Alangkah indah semburat jingga berlapis kemerahan. Demikian pula rasa yang sedang berbunga-bunga didasar hati Iwan Suganda. Dia merasakan seolah-olah bagaikan mimpi yang hadir sepintas namun nyata dalam perjalanan hidupnya. Menikah dengan Wardah Fatimah. Gadis cantik nan rupawan, perawan asli, tingting pastinya, hmm..... Tatapan mata coklat yang melankolis, bibir mungil yang memerah tanpa polesan lipstik, menggoda hasrat Iwan sejak pertemuan pertamanya. Iwan tampak masih mengemudikan jeep pajero milik pak haji Mahmud. Seperti biasanya, jalan raya ini untuk sementara mulai sepi, dan akan kembali ramai oleh lalu lalang kendaraan setelah senja sembunyi kedalam pelukan malam. Mobil yang dikemudikan oleh Iwan, terlihat tiba di pinggir jalan raya depan warung, Iwan langsung parkir disitu. Para Tukang Ojek pangkalan sepi, tak terlihat seorangpun yang duduk di tempat kumpulnya. Barangk

    Last Updated : 2024-12-04
  • Pelakor dan mantan suami   47. Masalah baru bagi Dini.

    Dini melangkah dengan pikiran yang berkecamuk, campur aduk.Ada rasa segan ketika diberikan uang oleh Badrun, tapi ia terpaksa harus menerimanya. Apakah laki-laki seperti kang Badrun ini tidak mengharapkan imbalan? apakah kang Bardun benar-benar setulus hati membantu dirinya?. Dini berusaha menepis pikiran negatif yang muncul, namun semakin ia berusaha melupakan kenyataan yang ada dihadapannya, justru ia bertambah galau.Dalam perjalanan menuju ke rumah ki Jupri, ia banyak melamun. Dini tidak mau kembali ke dunia hitam yang dulu pernah ia jalani. Betapa pahitnya... betapa lama rasanya waktu bergulir, sampai ia dengan berani memutuskan untuk putar haluan. Meninggalkan keluarganya yang hanya membawa mudharat bagi perjalanan hidupnya. Apakah semua perempuan di dunia ini nasibnya sama? Hanya dijadikan boneka pemuas kebutuhan biologis bagi kaum laki-laki saja?. Bagaimana kalau Iwan meninggalkan dirinya bersama Tia disitu?. Apakah ia akan terdampar kembali pada dunia malam pesisir pantai y

    Last Updated : 2025-01-09
  • Pelakor dan mantan suami   48. Diantara kesibukan Iwan

    Di ruang makan, seperti biasanya pak haji Mahmud menyantap sarapan pagi yang disediakan oleh putrinya. Bedanya dengan hari-hari kemarin, adanya kehadiran sosok menantunya, yaitu Iwan Suganda. Lelaki yang baru dikenalnya seumur jagung, tapi ada keterkaitan kepentingan emosional yang bertemu keinginannya, bagai gayung bersambut, nyambung, hingga jadi bagian dari keluarganya. Sambil mengunyah makanan, pak haji menyampaikan jadwal pekerjaan hari ini kepada Iwan. "Selesai sarapan, kita ke toko material, nanti bang Iwan bisa langsung kerja disitu." "Baik pak haji..., tapi minggu depan saya minta waktu untuk jemput istri dan putri saya, sekaligus harus mengundurkan diri dulu dari bengkel yang di Jakarta," "Iya saya tahu.. itu bisa diatur nanti," "Terimakasih pak haji..." Wardah Fatimah bertanya kepada ayahnya, apakah masakannya cocok buat selera lidah suaminya..? Pak haji Mahmud pun bertanya pada Iwan, "Bang Iwan, Wardah tanya.. katanya apa cocok masakan Wardah buat bang Iwan..?" Iwan

    Last Updated : 2025-01-09
  • Pelakor dan mantan suami   49. Ada pertemuan, pasti ada perpisahan.

    Tiba-tiba Iwan teringat pada oleh-oleh yang dibelinya untuk ki Jupri."Oh iya, saya bawakan oleh-oleh untuk ki Jupri dan juga kang Badrun,""Waduh.. kok repot-repot kang Iwan,""Ayok kita ambil dulu di mobil,"Tia mau ikut ke mobil tapi dicegah oleh Iwan,"Tia gak usah ikut ya.. ayah sebentar kok.."Iwan lalu jalan keluar diikuti oleh ki Jupri dan Badrun.Setelah menjauh dari rumah ki Jupri, dia mengambil dua buah amplop dari saku jaketnya, yang sudah disiapkan tadi sewaktu Iwan mengambil uang dari atm. Satu untuk Badrun dan satunya lagi untuk ki Jupri,"Maaf ya kang Badrun, anak dan istri saya pasti sudah merepotkan akang. Ini ada rezeki buat kang Badrun, dan ini untuk ki Jupri,""Eh kang Iwan apa-apaan inih, saya kan bantunya ikhlas,""Iya aki juga ikhlas," celetuk ki Jupri."Gak apa-apa kang Badrun, ki Jupri, saya juga ikhlas.. diterima ya. Supaya rezeki kita ke depan sama-sama lancar nantinya,"Akhirnya Badrun dan ki Jupri menerima amplop tersebut."Alhamdulillah.." sahut Badrun.

    Last Updated : 2025-01-10
  • Pelakor dan mantan suami   50. Dini mabuk darat.

    Pagi itu ditengah perjalanan, tiba-tiba Dini merasa mual pingin muntah. Ia menduga, mungkin karena dirinya tak terbiasa perjalanan jauh dengan mobil pribadi, bukan kendaraan umum. Jendela mobil yang tertutup rapat, air conditioning yang menebar hingga tercium harum lemon dari pewangi ruangan, itulah yang memicu rasa mualnya."Okh, owegh..""Astaghfirullah.." ucap Iwan spontan menengok ke arah Dini yang duduk di jok belakang bersama Tia."Kamu mabuk Din?"Dini mengangguk pelan.Tia yang baru saja hampir tertidur karena asyik menatap pemandangan di luar mobil, langsung terbangun.Tia menatap ke arah wajah Dini, kemudian memeluk tangan ibunya, "Ibu kenapa... ibu sakit ya?... ibu jangan sakit...""Ibu gak sakit Tia, ini namanya mabuk darat.. ibu gak kuat dalam mobil dengan jendela tertutup dan ac nya terlalu dingin."Iwan meminta pak Hasan untuk parkir ke pinggir jalan."Pak Hasan, kita berhenti dulu sebentar,""Baik pak Iwan. Itu ada warung kecil.. dekat situ saja ya pak.. siapa tahu a

    Last Updated : 2025-01-19
  • Pelakor dan mantan suami   Bab 1. Ketahuan Selingkuh

    “Oh, jadi kamu selama ini udah main gila dengan wanita ini? Tega kamu ya!” Nada bicara wanita itu terdengar begitu keras. Dia bertepuk tangan sambil tersenyum miring melihat kelakuan lelaki di hadapan yang tak lain adalah suaminya. “A-aku bisa jelasin semuanya, Wi. Maafin aku.” Iwan. Lelaki itu terlihat gugup. Dia yang memiliki status suami istri dengan Dewi berusaha tidak tegang. Kebusukan yang selama ini ia rahasiakan dari Dewi ternyata terbongkar juga. Ini baru pertama kali, masih banyak kebohongan lain yang sebenarnya Iwan sembunyikan. “Apa lagi yang mau dijelaskan? Kamu udah berhasil goda suamiku, pergi kamu dari rumah ini! Kamu saya pecat sebagai asisten rumah tangga!” Dewi menangis. Dia kecewa terhadap Dini yang sudah tega merusak rumah tangganya. Padahal Dini bekerja sebagai asisten rumah tangga di rumahnya sudah bertahun-tahun. “Saya bisa jelasin semuanya. Sa-saya khilaf. Ini salah paham.” Dini buka suara. Masalah selesai. Rupanya Dewi masih punya hati untuk memaafkan a

    Last Updated : 2023-06-16
  • Pelakor dan mantan suami   bab 2. Mantan suami

    “Dini, keluar kamu,” bentak Dewi kasar. “Dini sudah meninggal Wi,” kata Iwan. ”Bohong kamu!” Dewi menerobos gordein yang menutup pintu kamar. Dilihatnya kamar itu kosong. ”Kamu sembunyikan dimana iblis laknat ?!” Dewi semakin menggila, mencari ke balik pintu kamar, dalam lemari, sampai kolong tempat tidur. ”Dini sudah meninggal Wi,” kata Iwan sambil mengajaknya keluar dari kamar. ”Jangan sentuh aku!" Dewi menepis tangan Iwan dengan kasar. "Baguslah kalau udah meninggal, biar dia langsung masuk ke neraka," ucap Dewi lantang. Hati wanita sesabar apa lagi yang tak akan marah saat diuji perselingkuhan didalam rumah tangganya. Dewi membalikkan tubuhnya kembali mendekati Tia sambil menggerutu. ”Perempuan tidak tau diri, tidak tau berterimakasih." Pak Sidik dan Iwan hanya bisa terdiam di situ. "Kami sudah berusaha membawa Tia berobat kemana-mana neng Dewi, tapi Tia masih tetap seperti itu," ucap pak Sidik.Di sela-sela itu, Iwan masuk ke kamar lagi. Ia kembali setelah beberapa men

    Last Updated : 2023-06-17

Latest chapter

  • Pelakor dan mantan suami   50. Dini mabuk darat.

    Pagi itu ditengah perjalanan, tiba-tiba Dini merasa mual pingin muntah. Ia menduga, mungkin karena dirinya tak terbiasa perjalanan jauh dengan mobil pribadi, bukan kendaraan umum. Jendela mobil yang tertutup rapat, air conditioning yang menebar hingga tercium harum lemon dari pewangi ruangan, itulah yang memicu rasa mualnya."Okh, owegh..""Astaghfirullah.." ucap Iwan spontan menengok ke arah Dini yang duduk di jok belakang bersama Tia."Kamu mabuk Din?"Dini mengangguk pelan.Tia yang baru saja hampir tertidur karena asyik menatap pemandangan di luar mobil, langsung terbangun.Tia menatap ke arah wajah Dini, kemudian memeluk tangan ibunya, "Ibu kenapa... ibu sakit ya?... ibu jangan sakit...""Ibu gak sakit Tia, ini namanya mabuk darat.. ibu gak kuat dalam mobil dengan jendela tertutup dan ac nya terlalu dingin."Iwan meminta pak Hasan untuk parkir ke pinggir jalan."Pak Hasan, kita berhenti dulu sebentar,""Baik pak Iwan. Itu ada warung kecil.. dekat situ saja ya pak.. siapa tahu a

  • Pelakor dan mantan suami   49. Ada pertemuan, pasti ada perpisahan.

    Tiba-tiba Iwan teringat pada oleh-oleh yang dibelinya untuk ki Jupri."Oh iya, saya bawakan oleh-oleh untuk ki Jupri dan juga kang Badrun,""Waduh.. kok repot-repot kang Iwan,""Ayok kita ambil dulu di mobil,"Tia mau ikut ke mobil tapi dicegah oleh Iwan,"Tia gak usah ikut ya.. ayah sebentar kok.."Iwan lalu jalan keluar diikuti oleh ki Jupri dan Badrun.Setelah menjauh dari rumah ki Jupri, dia mengambil dua buah amplop dari saku jaketnya, yang sudah disiapkan tadi sewaktu Iwan mengambil uang dari atm. Satu untuk Badrun dan satunya lagi untuk ki Jupri,"Maaf ya kang Badrun, anak dan istri saya pasti sudah merepotkan akang. Ini ada rezeki buat kang Badrun, dan ini untuk ki Jupri,""Eh kang Iwan apa-apaan inih, saya kan bantunya ikhlas,""Iya aki juga ikhlas," celetuk ki Jupri."Gak apa-apa kang Badrun, ki Jupri, saya juga ikhlas.. diterima ya. Supaya rezeki kita ke depan sama-sama lancar nantinya,"Akhirnya Badrun dan ki Jupri menerima amplop tersebut."Alhamdulillah.." sahut Badrun.

  • Pelakor dan mantan suami   48. Diantara kesibukan Iwan

    Di ruang makan, seperti biasanya pak haji Mahmud menyantap sarapan pagi yang disediakan oleh putrinya. Bedanya dengan hari-hari kemarin, adanya kehadiran sosok menantunya, yaitu Iwan Suganda. Lelaki yang baru dikenalnya seumur jagung, tapi ada keterkaitan kepentingan emosional yang bertemu keinginannya, bagai gayung bersambut, nyambung, hingga jadi bagian dari keluarganya. Sambil mengunyah makanan, pak haji menyampaikan jadwal pekerjaan hari ini kepada Iwan. "Selesai sarapan, kita ke toko material, nanti bang Iwan bisa langsung kerja disitu." "Baik pak haji..., tapi minggu depan saya minta waktu untuk jemput istri dan putri saya, sekaligus harus mengundurkan diri dulu dari bengkel yang di Jakarta," "Iya saya tahu.. itu bisa diatur nanti," "Terimakasih pak haji..." Wardah Fatimah bertanya kepada ayahnya, apakah masakannya cocok buat selera lidah suaminya..? Pak haji Mahmud pun bertanya pada Iwan, "Bang Iwan, Wardah tanya.. katanya apa cocok masakan Wardah buat bang Iwan..?" Iwan

  • Pelakor dan mantan suami   47. Masalah baru bagi Dini.

    Dini melangkah dengan pikiran yang berkecamuk, campur aduk.Ada rasa segan ketika diberikan uang oleh Badrun, tapi ia terpaksa harus menerimanya. Apakah laki-laki seperti kang Badrun ini tidak mengharapkan imbalan? apakah kang Bardun benar-benar setulus hati membantu dirinya?. Dini berusaha menepis pikiran negatif yang muncul, namun semakin ia berusaha melupakan kenyataan yang ada dihadapannya, justru ia bertambah galau.Dalam perjalanan menuju ke rumah ki Jupri, ia banyak melamun. Dini tidak mau kembali ke dunia hitam yang dulu pernah ia jalani. Betapa pahitnya... betapa lama rasanya waktu bergulir, sampai ia dengan berani memutuskan untuk putar haluan. Meninggalkan keluarganya yang hanya membawa mudharat bagi perjalanan hidupnya. Apakah semua perempuan di dunia ini nasibnya sama? Hanya dijadikan boneka pemuas kebutuhan biologis bagi kaum laki-laki saja?. Bagaimana kalau Iwan meninggalkan dirinya bersama Tia disitu?. Apakah ia akan terdampar kembali pada dunia malam pesisir pantai y

  • Pelakor dan mantan suami   46. Dini yang terlupakan.

    Matahari mulai merangkak perlahan menyapa selimut jingga sang senja. Sinarnya memerah condong ke barat. Alangkah indah semburat jingga berlapis kemerahan. Demikian pula rasa yang sedang berbunga-bunga didasar hati Iwan Suganda. Dia merasakan seolah-olah bagaikan mimpi yang hadir sepintas namun nyata dalam perjalanan hidupnya. Menikah dengan Wardah Fatimah. Gadis cantik nan rupawan, perawan asli, tingting pastinya, hmm..... Tatapan mata coklat yang melankolis, bibir mungil yang memerah tanpa polesan lipstik, menggoda hasrat Iwan sejak pertemuan pertamanya. Iwan tampak masih mengemudikan jeep pajero milik pak haji Mahmud. Seperti biasanya, jalan raya ini untuk sementara mulai sepi, dan akan kembali ramai oleh lalu lalang kendaraan setelah senja sembunyi kedalam pelukan malam. Mobil yang dikemudikan oleh Iwan, terlihat tiba di pinggir jalan raya depan warung, Iwan langsung parkir disitu. Para Tukang Ojek pangkalan sepi, tak terlihat seorangpun yang duduk di tempat kumpulnya. Barangk

  • Pelakor dan mantan suami   45. Usai acara syukuran

    Motor yang dikendarai oleh Wahyu terlihat keluar dari halaman rumah pak haji Mahmud. "Beruntung ya bang Iwan, dapat gadis cantik, bapaknya orang kaya pula di kampung ini," "Gak usah iri Yu.. keberuntungan orang itu beda-beda. Eh, ingat ya.. ini rahasia yang harus kita tutup selamanya , jangan sampai nanti kamu kelepasan cerita ke Nuning," "Ya enggaklah Wak.." Disitulah perbedaan laki-laki dengan perempuan. Laki-laki pandai menjaga rahasia. Apalagi menyangkut keluarga sendiri. Walaupun begitu tentu ada juga laki-laki yang mulutnya comel, selalu ingin tahu tentang rahasia orang lain; kemudian menggosipkan di tempat kumpul bersama kawan-kawan yang sefrekuensi atau sesama penggosip sambil bercanda, lalu tertawa terbahak-bahak. ** Setiba di halaman warung, Nana menghampiri Wahyu, "Bapak bawa makanan ya? " Wahyu memarkir motornya, lalu menenteng plastik kresek berwarna merah yang berisi beberapa kotak dus makanan tersebut. Dua orang sopir ojek yang sedang mangkal disitu, cuma menole

  • Pelakor dan mantan suami   44. Tia kangen ayah.

    Di dalam kamarnya, Iwan merenung. Tak lama kemudian, dia mengambil handphonenya, dan menghubungi Badrun, "Assalamu'alaikum kang Badrun..." "Wa alaikum salam kang Iwan.. gimana? jadi besok kesini?" "Justru saya mau kasih kabar, besok belum bisa kesitu. Mendadak di kedai tempat pekerjaan saya, bossnya ngadain pesta pernikahan anaknya kang Badrun," "Wadduh gimana ya kang Iwan?" "Iya saya juga bingung kang... gak enak ninggalin boss pas lagi ada acara keluarga. Masa saya gak bantuin?" "Iya sih.." sahut Badrun tak semangat, lemas. "Ya sudah kalau begitu, bagaimana kalau saya cari orang lain kang Iwan?" "Ya boleh aja kang Badrun, berarti saya gak jadi keluar dari pekerjaan saya disini ya kang?" Badrum diam, merenung. "Gimana kang Badrun?" "Itu mah terserah kang Iwan aja...Anak buah saya juga pada butuh kerja kang Iwan, kalau libur melaut kelamaan, nanti mereka cari kerja ke kapal lain.. Mereka gak mau makan gaji buta tanpa kerja" "Ya sudah kalau begitu, nanti gampanglah saya at

  • Pelakor dan mantan suami   43. Nasib baik

    Beberapa saat, pak haji Mahmud terdiam. Baru saja Iwan hendak bicara, pak haji Mahmud memotongnya dengan pertanyaan, "Cacatnya sejak lahir atauu......" "Musibah pak haji.." "Ya tentu saja musibah bang Iwan, tapi jangan dijadikan aib bagi keluarga," Deg! Iwan tahu kemana arah pembicaraan pak haji Mahmud, dia lalu menjelaskan garis besarnya. "Maksud saya, putri saya cacat karena korban dari musibah pak haji. Bukan cacat sejak lahir... Waktu itu, kami sekeluarga terseret ombak di pantai, sewaktu peristiwa bencana tsunami di selat sunda," "Astaghfirullah... astaghfirullah... Maafkan saya, bang Iwan" ucap pak haji Mahmud pelan, dia merasa bersalah sudah berprasangka buruk, sebelum dijelaskan oleh Iwan. Pak haji Mahmud pun diam, membisu. "Gak apa-apa pak haji.. saya memakluminya. Sekarang putri saya sudah sembuh, dia mulai belajar jalan lagi. Dua tahun kemarin, anak saya lumpuh total, dan tidak bisa bicara... Tatapan matanya kosong... mungkin saking shocknya" "Alhamdulillah kala

  • Pelakor dan mantan suami   42. Transaksi

    Kehangatan suasana keluarga itu membuat Iwan merasakan kedamaian. Ada laki-laki tua yaitu pak Sidik, dan ada ibu-ibu yang juga sudah tua, nek Warni. Iwan berharap kehadiran mereka semuanya dapat membuat Dini betah tinggal di rumah yang sudah jadi milik Iwan. Sedangkan malam itu, pak haji Mahmud dilanda kebingungan. Dia memikirkan putrinya Wardah Fatimah yang naksir kepada Iwan. Dia tahu persis bagaimana perasaan jatuh hati atau naksir dari gadis usia belasan tahun. Seperti orang lupa diri, dan mabuk kepayang. Dalam tatapan matanya yang ada hanya bayang-bayang wajah Iwan. Ia selalu mengharapkan kehadiran pujaan hatinya itu, berada disisinya. Wardah Fatimah seorang gadis yang penurut. Sejak kematian ibunya, dia hanya diasuh oleh bapaknya. Pernah pak haji Mahmud menggaji seorang Pengasuh dan juga Pembantu rumah tangga, tapi pekerja-pekerja itu pengabdiannya tidak maksimal, alias asal-asalan. Padahal pak haji Mahmud menggaji mereka melebihi gaji ART di daerah tersebut. Begitu pula Penga

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status