Share

please om

Penulis: Reistya
last update Terakhir Diperbarui: 2024-03-02 01:33:15

"Perasaan saya kok kadang enggak enak ya Ra?" tanya Indi pada Rara tangan kanan yang selalu menemaninya.

"Kenapa Bu?' Indi yang duduk di kursi penumpang bertanya sambil menoleh.

"Bapak belakangan itu sering ke luar kota. Telalu sering sih. saya sih yakin dia enggak mungkin macem-macam. Cuman, perasaan saya aja mungkin ya?" Indi bertanya, lalu terdiam dan berpikir apa yang salah dengan perasaannya. "Apa mungkin karena saya udah lama enggak ketemu sama Mbak Lis ya?"

Indi coba berpikir positif , kalau apa yang ia rasakan itu adalah bentuk rasa tak enaknya karena terlalu lama tak menemui kakak iparnya. Ia masih percaya kalau sang suami tak mungkin melakukan hal yang aneh-aneh di belakangnya. Toh, selama ini lebih dari dua puluh tahun rumah tangga mereka baik-baik saja.

"Ibu bisa ke Jakarta. Lagipula kegiatan kan libur sampai lusa. Ibu juga bisa ikut bapak datang ke acara Pak Bram. Bapak pasti seneng," kata Rara mencoba memberikan saran.

Indi terdiam memikirkan saran yang diucapkan oleh
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Pelakor XXL    surprise

    Reya berjalan bersama Jun, gadis itu berasa sedikit lebih di belakang. Merasa takut sekali, padahal lelahnya belum hilang karena hampir setiap hari habiskan waktu dengan tidur bersama Om Jun. Jun terhenti kemudian menunggu Reya agar berjalan di sampingnya. Setelah gadis itu tepat berada di sampingnya, tangannya bergerak menggenggam tangan gadisnya."Om enggak apa-apa ke hotel ini? Bukan ke apartemen aja?" tanya Reya takut. Jun diam ia malas berdebat. Lagipula tak mungkin Kuki atau Lili datang ke sana malam-malam begini. Ia malas ke apartemen Reya yang berlawanan arah dengan hotel tempatnya menginap. Keduanya kemudian masuk ke dalam lift. Ada pembicaraan karena seperti biasa Jun malas berkata apapun di saat marah seperti ini. Pintu Kemudian terbuka dan Jun lagi-lagi berjalan di depan Reya. Langkahnya kemudian berhenti, menatap wanita yang berada di depan pintu hotelnya, Indi. Jun membeku beberapa saat, kemudian suara pintu lift menyadarkannya dari lamunan. Jantung pria itu berdegup k

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-02
  • Pelakor XXL    cemas

    Reya pagi ini merasa cemas, apalagi Jun belum menghubungi sejak kemarin malam. Semalam beruntung ia melihat Indi terlebih dulu, sehingga bisa ambil langkah seribu untuk meninggalkan tempat itu tanpa ketahuan. "Kok kelihatan cemas banget?" Ratna bertanya kepada sang putri."Nggak apa-apa kok Bu, aku cuman agak cemas aja nanti mau ada pengambilan foto." Reya berkata. "Yang rileks. Kamu pasti bisa ibu yakin kok.""Iya Bu," jawab Reya. "Ya udah, kalau kayak gitu sekarang kamu habiskan dulu sarapanmu." Keduanya kemudian menikmati sarapan pagi yang tadi dibeli oleh Reya. Pagi-pagi sekali Gadis itu sudah terbangun kemudian membeli sarapan nasi uduk tak jauh dari rumahnya. Setelah selesai sarapan dan mencuci piring ia segera berjalan ke rumah Lili. Memiliki janji temu bersama dengan Kuki dan juga Lili. Mereka sudah merencanakan akan melakukan pengambilan gambar di studio foto milik teman Kuki. Letaknya tak jauh dari sana. "Lili." Reya menyapa ketika ia telah sampai di depan pagar rumah s

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-02
  • Pelakor XXL    perhatian Kuki

    Reya, Kuki dan Lili sudah tiba di studio foto milik Arga, teman Kuki. Gadis itu sudah berganti pakaian dan Arga sudah beberapa kali mengambil foto. Hanya saja Reya terlihat tanpa senyum. "Senyum dong Rey," kata Kuki menyemangati.Bagaimana Reya mau tersenyum? Apalagi sejak tadi merasa kalau Indi seolah tengah menilainya. Ia merasa Ind mulai menduga sesuatu dan itu adalah alasan wanita itu datang. Dan juga tentang sindiran tentang cerita yang berbau pelakor, dan ia cukup peka dengan apa yang ditanyakan istri dari kekasihnya tadi. Reya berusaha tersenyum, tapi terlihat kaku sekali. Pikirannya benar-benar dibuat berantakan. Yang ia takutkan adalah ketika sang ibu mengetahui apa yang terjadi. Hubungannya dengan Om Jun tentu bukan masalah besar jika memang mereka harus berpisah. Reya sejak dulu memang ingin lepas dari pria itu. Dan mungkin ini adalah salah satu cara. Namun cara ini jelas mengandung risiko tinggi. Kalau ini tiba-tiba saja datang ke rumahnya dan mengungkapkan semua hal kep

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-02
  • Pelakor XXL    kemarahan Indi

    Setelah acara selesai Jun segera kembali ke hotel. Pria itu berjalan dengan tegas, rahang yang mengeras dan sesekali hela nafas. Apa yang dilakukan Indi benar-benar merusak harinya. Seharusnya selama di sini akan menjadi menyenangkan sekali bersama dengan kekasih yang ia cintai. Setelah sampai di depan pintu kamar ia segera masuk. Bau makanan menyeruak, Jun melangkahkan kaki menuju ruang tengah melihat sang istri tengah merapikan makanan."Aku tadi beli makanan sebelum pulang dari tempatnya Mbak Lis. Aku beli capcay sama ayam mentega kesukaan kamu." Seperti biasa Indi tak memasak sendiri karena ia kurang suka memasak dan menyiapkan segala sesuatu di dapur."Saya mandi dulu." Pria itu menyahut tanpa senyum. Ia lalu berjalan menuju kamar untuk segera membersihkan diri setelah aktivitas seharian ini.Tujuan membiarkan tubuhnya lama-lama di atas guyuran air dari shower. Pikirannya benar-benar kalut akibat kelakuan istrinya yang tiba-tiba saja datang merusak semua hal yang ia rencanakan.

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-02
  • Pelakor XXL    pesan Ibu

    Waktu berlalu begitu saja. Jun masih bisa menahan keinginannya untuk menemui Reya selama hampir dua bulan ini. Namun, pria itu tetap mengikuti semua kegiatan Reya selama mereka berjauhan. Tetap berusaha mengendalikan gadis itu. Hanya saja, saat ini jadi semakin sulit. Apalagi, Reya semakin sulit untuk dihubungi. Ia malas menerima panggilan dari Jun. Karena yang terjadi adalah keduanya selalu saja bertengkar.Jun tak suka kegiatan yang dilakukan Reya, jika berkaitan dengan laki-laki. Dan sering kali gadis itu menunjukkan kegiatan yang ia lakukan bersama laki-laki. padahal mereka hanyalah fotografer atau terikat kerjasama ngonten bareng.Jun tengah sibuk dengan ponsel miliknya. Menunggu panggilan diterima. "Ya om?""Di mana kmu?" "Hmm, di Bandung, aku lagi ada kegiatan Om. Kenapa?"Jun jelas kesal karena ia pasti ke sana dengan pria-pria yang menjadi timnya. "Berhenti aja sih jadi instaseleb itu. Ngapain sih?""Om bukannya kita udah bahas ini? Kenapa masih dibahas lagi?" "Saya cembur

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-02
  • Pelakor XXL    meet Yuji

    "Rey?!" panggilan dari luar rumah terdengar.Itu adalah Lili yang berencana malam ini keluar dengan Reya. Mereka memang sudah memiliki janji untuk bertemu dan berkumpul si sebuah kafe. Keduanya jadi cukup dekat dengan Cakra dan juga Arga teman Kuki. Mereka juga cukup sering menghabiskan waktu bersama. Sekedar menonton atau makan malam di kafe seperti saat ini. Reya berjalan ke luar, menggunakan kemeja juga celana jeans. Tak lupa sedikit merias wajahnya. Setelah menjadi ambasador ia juga dilatih merias diri. Saat ini cara makeup-nya juga sudah semakin baik. Tentu saja itu digunakan untuk menunjang penampilannya."Masuk dulu, ngomong sama ibu." Reya mengatakan itu sambil membuka pintu pagar."Halah, halah anak ibu." Lili meledek, tapi tetap berjalan masuk dan meminta ijin pada Ratih. Sementara Reya menunggu di luar karena ia juga sudah berpamitan tadi. Dan tak mau terus dinasehati oleh ibunya. Setelah Lili meminta ijin, Reya dan Lili segera berjalan ke depan gang. Di sana ada mobil Ca

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-02
  • Pelakor XXL    tentang Yuji

    "jadi Mas Yuji ini orang yang diminta buat jagain aku?" tanya Reya. "Iya Bu," jawab pria itu.Gadis itu kemudian menatap pada Yuji, kesal sekali karena pria di sampingnya itu tak banyak menjelaskan dan lebih banyak menganggukkan kepalanya. Ditambah lagi, ia memanggil Reya dengan sebutan ibu."Mas jangan panggil aku Bu dong. Kamu bilang kita ini pacaran kan? Mana ada orang pacaran manggil pacarnya Bu? Lagian emang aku keliatan kayak ibu-ibu di mata kamu?" Reya bertanya dengan kesal, ia melipat tangan di depan dada kemudian menyandarkan tubuhnya ke tempat duduk.Kedatangan Yuji tadi, jelas sebagai sebuah isyarat agar Reya pulang. Dan ia tak mau cari gara-gara dengan menolak permintaan Yuji. Apalagi ia sudah mengatakan kalau dirinya adalah kekasih Reya.Yuji melirik tak ada senyuman, sejak tadi wajahnya sudah terlihat seperti patung karena kaku dan tanpa ekspresi. Memang begitu sikapnya sejak dulu. "Jadi saya panggil ibu apa?" tanya Yuji. Reya kembali duduk dengar apa pertanyaan itu m

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-02
  • Pelakor XXL    pacar Reya

    Pagi ini Jun sudah berada di kantor. Suntuk kita terus berada di rumah terlalu lama. Bahkan setelah pertikaian semalam ini tetap masih mementingkan kegiatan sosialnya. Pagi-pagi tadi ya berniat untuk berangkat ke Malang. Berniat untuk membagikan sembako dan bingkisan.Jun duduk di kursi kerjanya pria itu tengah mengobrol dengan Yuji untuk mencari tahu apa yang terjadi semalam. "Jadi kamu bilang pacarnya dia kan?" "Iya Pak, sayang ngaku pacarnya. Jadi semalam itu langsung pulang nggak kemana-mana lagi.""Bagus kalau begitu. Jadi saya nggak perlu terlalu cemas di dekat sama laki-laki lain. Nanti kamu balikin aja mobil pinjamannya, lebih baik kamu beli mobil sendiri nanti saya transfer uangnya. Sekalian kamu ajak Reya untuk milih mobil apa yang dia mau. Karena ini mobil untuk menunjang kegiatannya dia.""Baik pak," sahut Yuji. "Kalau begitu saya minta tolong. Tolong kamu jaga dia baik-baik. Dan antar jemput ke manapun dia mau pergi. Termasuk jadwal rutin untuk check up ibunya. Setiap

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-02

Bab terbaru

  • Pelakor XXL    Membawa Kira

    Lili berjalan masuk kembali dengan cemas. Ia menghampiri Reya yang tengah menimang buah hatinya. Ia menatap Lili dengan tatapan bingung. "Kenapa Li?" tanga Reya tak kalah cemasnya. Lili duduk di samping Reya. "Kalau gue bilang ini, lo nggak boleh cemas atau panik ya," kata Lili. "Lo ngomong kayak gitu, gue malah jadi cemas dan makin panik." Reya berkata. Seperti biasa, apa yang dikatakan seseorang, malah biasanya akan menjadi hal yang dilakukan oleh orang yang mendengar. "Ya, pokoknya lo berpikir yang positif aja ya? Oke?" Lili mengatakan lagi. Ia berharap kalau sahabatnya itu, tidak terlalu cemas dan takut oleh kedatangan Indi.Reya anggukkan kepalanya. Jadi merasa cemas sebenarnya, ia bahkan sampai mendekap erat Kira dalam pelukannya. "Kenapa sih?""Ada Tante Indi di depan." Reya terkejut, terpaku beberapa saat. "Hah? Ibu Indi? Ngapain ke sini?" Reya semakin panik setelah mendengar nama yang disebut. Apalagi Reya merasa tidak melakukan kesalahan apapun. "Gue udah bilang sama Om

  • Pelakor XXL    Melihat Kira

    "Kenapa kamu larang saya Mas? Seolah-seolah saya ini mau mencelakai perempuan itu?" tanya Indi tak terima. Jun memang sangat takut jika Indi bertemu dengan Reya. Apalagi saat ini kondisi Reya tidak stabil secara fisik, dan juga emosi. Jun tak ingin kondisinya semakin parah jika Indi menemui Reya. "Iya, saya memang takut. Kamu kan tahu, kalau dia itu takut sama kamu. Dengan kamu datang dan jenguk dia, itu kan nambah beban pikirannya. Saat ini aja dia kesulitan menyusui. Jangan tambah beban pikirannya, kasihan anak saya." Jun mengatakan alasan mengapa ia tidak ingin Indi menemui Reya.""Memangnya saya mau ngapain sih Mas? Saya cuman mau lihat doang Kok. Saya juga penasaran gimana muka anak kamu." Indi mencoba menahan diri dan emosinya. Ia ingin bersikap lebih baik lagi agar ia bisa menemui Reya. "Sekarang tidak. Untuk sekarang, lebih baik Kalau kamu tidak bertemu Reya. Kalau kamu mau ketemu sama Kira ndak masalah. Saya bisa minta Lili untuk keluar dan bawa bayi itu supaya kamu bisa l

  • Pelakor XXL    Harus menurut

    "Hai Mas," sapa Indi dengan senyuman manisnya. Jun jelas terkejut, amarahnya tiba-tiba saja membuncah. Pria itu mencengkram bahu Indi, membawa sang istri menjauh dari apartemennya. Mereka berjalan menuju pintu emergency. Jun membawa Indi ke sana. Menatap dengan penuh kekesalan."Kamu ngapain sih Mas!" teriak Indi kesal."Kamu ngapain ke sini? Enggak bilang saja juga, sejak kapan kamu jadi lancang begini?!" Jun naik pitam sejak awal melihat Indi, emosinya tak bisa dikendalikan.Indi semakin kesal dengan kelakuannya Jun, ia hanya mencoba menahan emosinya. Tak ingin terlihat kesal dan marah. Indi tak ingin presisi hati Jun semakin berpaling darinya. Bahkan keputusannya untuk datang ke Jakarta adalah dalam rangka mempertahankan rumah tangga yang sudah lama terjalin. "Mas, aku cuma mau lihat anak kamu. Salah memang? Aku juga bawa bingkisan untuk Kira. Aku bisa menerima anak itu, untuk kamu." Indi mengatakan itu berharap Jun akan lebih bisa menerimanya.Jun itu mengerti bagaimana Indi,

  • Pelakor XXL    Lili khawatir

    Lili dan Lis kini dalam perjalan pulang. Lili sejak tadi meminta sang ibu untuk guru-guru kembali ke apartemen. Pasalnya, dia khawatir dengan keadaan Reya. Ia bisa merasakan kalau sahabatnya itu sangat takut jika berada di dekat Jun."Kamu itu, padahal tadi saudara kita belum pada pulang loh nggak enak sama bulekmu." Lis protes. "Aku tuh nggak tega ninggalin Reya lama-lama sama Om Jun." Lis menoleh ke arah sang putri. "Kamu kenapa terlalu khawatir kayak gitu sih? Lagian, nggak mungkinlah kamu itu ngapa-ngapain. Dia kan udah janji kalau bakal berubah. Di sana juga ada mbak yang jagain. Jadi ada yang ngawasin dan nggak mungkin kamu itu berani macam-macam." Lis sangat mempercayai sang adik. dia percaya kalau Jun tak mungkin akan macam-macam Apalagi sudah berjanji tak akan mendekati gadis itu lagi. Lagi pula, selama dia menemani di apartemen juga selalu menjaga jarak dan hanya ingin dekat dengan putri kecilnya."Ya, anggap aja lah Om Jun memang nggak mau dekat sama Reya. Tapi Ibu kan

  • Pelakor XXL    Menemani Reya

    Pagi ini Jun menemani Reya. Terpaksa Reya menurut, karena Lili dan sang ibu ada kegiatan di luar dan akan kembali sore hari. Reya kini tengah memangku sang putri yang baru saja selesai minum susu formula. ASI yang keluar tak banyak, tapi Reya masih berusaha keras agar ASI nya bisa keluar lebih banyak lagi. Reya hari ini berniat untuk ke rumah sakit ibu dan anak untuk melalui check up. Hanya saja terpaksa dibatalkan karena Lili dan ibunya harus pergi karena urusan mendesak. "ASI kamu masih belum keluar?" tanya Jun."Keluar Om. Cuma kurang untuk Kira." Reya menjawab. Ia juga sedih setiap kali ada yang bertanya seperti itu. Karena jelas itu juga bukan kemauannya. Belakangan Reya terlalu stres memikirkan Jun yang masih saja tinggal di sana. Bahkan memaksanya untuk tinggal di apartemen yang ia beli. Jun memang telah menyiapkan semua dengan baik untuk Reya. Di apartemen yang ia beli sudah disediakan semua kebutuhan untuk bayi. Ia juga membayar perawat dan pelayan. Juga perawatan pijat k

  • Pelakor XXL    Menemani Reya

    Indi tengah duduk di ruang tengah. Tiga hari sudah Jun berada di Jakarta menemani Reya. Jujur saja ia kecewa dan terluka. Nyatanya meskipun ia berusaha mempertahankan, sang suami tetap memilih untuk menemani kekasih gelapnya. Kuki baru saja pulang setelah seharian tadi sibuk mengerjakan tugas bersama teman-temannya di kampus. Jujur saja, ia bisa merasakan kesedihan yang dialami oleh sang ibu. Kuki juga sudah berbicara dengan sang ayah. Jun mengatakan ia akan kembali setelah merayakan akikah yang akan dilakukan untuk Kira, adik tirinya. "Mami pasti mikirin papi?" tanya Kuki.Indi menolah ke arah Kuki, menatap putra semata wayangnya dengan penuh kasih sayang. Indi kemudian menyandarkan kepalanya ke bahu Kuki. Bahu kecil yang kini bahkan bis aia jadikan tempat bersandar. Indi genggam tangan sang putra, tang itu juga dulu kecil dan mungil. Tangan yang bahkan tak bisa menggenggam jari telunjuknya. Kini tangan itu begitu besar, lebih besar dari tangannya."Dulu kamu kecil banget. Mami eng

  • Pelakor XXL    Sesosok tubuh

    Orang suruhan Yudha membawa sesosok tubuh yang tadinya terbaring di jalan di pundaknya. Tubuh tersebut kemudian ditaruh di bagasi belakang mobil. Mobil itu melaju meninggalkan gudang kosong. ***"Mami cemas banget sih?" Kuki bertanya. Malam ini, ia bersama dengan Indi sedang duduk di ruang tengah bersama sambil sibuk menonton televisi. Sejak tadi Indy jelas terlihat gelisah. Meskipun tadi siang sama suami sudah mengabarkan kalau berada di Jakarta dan menjenguk. Tetap saja perasaannya gelisah dan cemas"Meskipun papi udah bilang kalau dia lagi ngurus dan ketemu sama bayinya. Mami takut kalau dia malah kembali sama perempuan itu."Kuki terdiam dan ia memerhatikan sang ibu. Di dalam hatinya sebenarnya merasa iba dengan kejadian ini. semua perilaku sang ayah jelas tak bisa dibenarkan. "Sebenarnya, aku agak kaget karena Mami malah mau balik lagi sama papi. Karena laki-laki itu kalau udah berkhianat akan selamanya jadi penghianat.""Mami cuman nggak mau nyia-nyiain apa yang dititipkan alm

  • Pelakor XXL    Hai Sayang

    Indi saat ini di taman belakang. Kemarin membeli beberapa bibit bunga baru dan tengah sibuk untuk menanamnya kembali di taman. Saat itu ponselnya berdering, segera ia mengambil dari kantong epron yang digunakannya. "Ya Ra?""Ada kabar katanya Bapak ke Jakarta." Rara memberitahu atasannya itu."Apa? Bapak ke Jakarta? Bapak tadi berangkat ke kantor kok.""Iya Bu, ada kabar katanya Bapak minta helikopter perusahaan disiapkan untuk berangkat ke Jakarta hari ini." Rara memberitahu lagi, dia terdengar cemas."Emangnya ada apa kenapa ya bapak ke Jakarta hari ini? Mbak Lis baik-baik aja kan?""Maaf Bu, hari ini kabarnya perempuan itu akan melahirkan." "Reya?""Iya Bu." Indi jelas menjadi geram dan kesal. Belakangnya situasi di rumah pun belum pulih, tapi sang suami malah bertingkah lagi seperti ini."Ya udah, terima kasih ya karena kamu udah kabarin saya." Segera saja dia mematikan ponsel, kemudian segera memanggil sang suami.Hatinya benar-benar cemas, takut Jun kembali kepada Reya. Kare

  • Pelakor XXL    Melahirkan

    "Melahirkan?" Jun mengulangi kata-kata yang diucapkan Yudha dari balik telepon."Benar Pak, sudah berada di rumah sakit sejak pagi-pagi sekali sama Yuji."Senyum di bibir Jun sekilas menghilang. Saat ini sedang dalam perjalanan menuju kantor. Pagi ini memang sudah merasa ada yang berbeda. Jadi sengaja berangkat lebih pagi. Ternyata ia mendapatkan sebuah kabar baik. "Tetap ada di sana, kabari saya apa yang terjadi. Kamu tau kan apa yang harus kamu lakukan untuk mendapatkan informasi yang akurat? Kalau ada apa-apa kamu harus segera hubungi handphone saya.""Baik pak, saya tau apa yang harus saya lakukan." Jun segera mematikan panggilan. Ia menghubungi sang sekretaris. "Siapkan helikopter, secapatnya saya akan ke Jakarta. Ingat secepatnya." Jun memerintahkan. Karena tak mungkin ia memiliki waktu yang lebih cepat jika harus memesan tiket penerbangan."Ke Jakarta apa ibu nanti ndak marah pak?" tanya Ahyat karena jujur saja ia cukup cemas dengan apa yang dilakukan Jun. "Nanti saya yang a

DMCA.com Protection Status