Beranda / Urban / Pelakor Untuk Balas Dendam / Darwin Terlampau Murka

Share

Darwin Terlampau Murka

Penulis: HalSya
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Sial! Ke mana wanita itu, kenapa tidak kunjung mengangkat telepon dariku. Apa aku melakukan kesalahan besar padanya?"

Darwin bertanya-tanya sedari tadi apakah yang sudah terjadi pada Clara karena tidak ada satupun panggilan telepon yang diangkat oleh kekasihnya.

Tak seperti biasanya, Darwin lantas menjadi sangat risau. Dia takut karena jika hubungan mereka ketahuan, Clara akan berhadapan dengan sifat buruk Maureen nantinya.

Baik di ponsel pribadi maupun di ponsel khusus untuk dirinya, panggilan itu tidak ada yang dijawab.

Tok,tok!

Darwin memperbolehkan sekretaris nya masuk ke dalam ruangan.

"Ada apa? Dipersingkat saja!" pinta Darwin dengan sangat dingin.

"Ada ayah Tuan di sini, apakah aku perbolehkan masuk ruangan?"

Diketahui bahwa hubungan Darwin dengan Ayahnya sangatlah buruk! Mereka tidak mencerminkan sifat sebagai seorang ayah dan anak yang saling menyayangi, yang ada mereka terlihat seperti pesaing bisnis, atau justru seperti seorang bawahan dan atasan.

Apalagi, kabar Darwin m
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Pelakor Untuk Balas Dendam   Seperti Sebuah Kejutan

    "Istirahat dulu di sini ya Rayu, di kasur. Tubuhmu pasti lelah, dan jika begitu maka pencarian kita besok pasti tidak akan maksimal!" ujar Agam ketika mereka sudah tiba di kamar hotel.Bangunan besar itu milik salah satu kenalan Agam, dan tentu saja mereka bisa masuk berdua meski statusnya bukan suami-istri.Clara benar-benar terlihat sangat lelah sekali, matanya sayu dan pandangan kosong.Bagaimana tidak? Dia baru tahu keberadaan orang tuanya setelah 14 tahun berlalu. Tentu saja ini bukan hal yang mudah diterima oleh perempuan yang sebentar lagi akan berumur 28 tahun itu."Lalu kakak? Kamu akan tidur di mana?"Mereka pun lupa memesan kamar dengan dua bed."Jangan khawatir kan aku. Aku bisa di sofa, tidak apa-apa!" jawab Agam menenangkan Clara."Tidak! Kakak juga harus beristirahat dengan benar. Sini, tidurlah di kasur bersamaku."Tidak ada maksud lain, dan menjurus ke arah intim. Clara hanya ingin Agam juga mendapat kenyamanan demi misinya besok."Uhm..." Entah kenapa, Agam seperti m

  • Pelakor Untuk Balas Dendam   Patok Berwarna Hijau Tua

    "Keluar, jangan sampai aku menyakiti kamu!"Darwin masih mencoba untuk menahan emosinya sekuat tenaga. Melihat Maureen rasanya seperti ingin menelan wanita itu hidup-hidup."Kamu punya kamar, kenapa harus tidur di kamar tamu? Kamu yang selalu menyakiti aku. Kamu lari di hari anniversary pernikahan kita. Kamu tiba-tiba datang dan berkata muak padaku? Apa kamu sudah gila Tuan Darwin?"Bukannya mengerti kelelahan suaminya, Maureen justru memancing perdebatan semakin jauh, membuat Darwin kehilangan kendali.Akhirnya mau tidak mau, mereka kembali berseteru dengan ganas."Kamu tidak sadar kenapa aku begitu di hari pernikahan kita? Introspeksi diri itu lebih baik daripada menyalahkan orang lain! Keluar, atau aku yang pergi dari rumah ini!" Begitu Darwin hendak melangkah keluar dari kamarnya, Maureen dengan sigap menahan tangan Darwin dan berakhir dengan menampar laki-laki itu.Plak!! Wajahnya menoleh ke sebelah kanan, dan ada bekas merah di sana."Aku tidak akan tinggal diam kalau kamu menye

  • Pelakor Untuk Balas Dendam   Bertemu Untuk Pertama Kalinya

    Clara dan Agam tidak pantang menyerah untuk mencari di mana keberadaan patok berwarna hijau tua itu, pasalnya jalan untuk menuju lokasi hutan itu tidak bisa diakses oleh mobil, mereka terpaksa harus berjalan kaki menaiki gunung, menelusuri ruas jalan satu persatu untuk mencarinya.Bahkan tak jarang sekali, dalam misinya Clara sering terjatuh akibat kakinya terperosok jalan yang berlubang atau tersangkut akar-akar pohon yang menjulang ke atas, mereka seperti pasangan yang sedang berpetualang mencari harta karun. Untung saja lokasi ini sedikit teduh akibat dedaunan yang saling menutupi panasnya sinar matahari, hingga mengurangi rasa lelah dan dahaga yang dirasa akibat berjalan kaki."Bagaimana ini,nkita sudah mencari ke sana dan ke sini tetap kita tidak menemukan di mana patok itu berada, apa sebaiknya kita harus menyerah kak?" tanya clara saat mereka berdua memutuskan untuk beristirahat sejenak dan duduk di samping pohon yang dahannya bisa digunakan untuk sandaran."Tidak! Jangan meny

  • Pelakor Untuk Balas Dendam   Bertemu Pertama Kalinya

    "Ibu, Ayah ... apa kabar kalian? Ini aku, Serayu, apa kalian tidak kedinginan berada di sini?" Clara menangis tersedu-sedu di sana. Ia meronta seakan ingin sekali menggali tempat itu dan memeluk tulang belulang orang tuanya."Aku sudah berumur 28 tahun Ayah, Ibu, aku sudah besar. Aku bahkan bisa bertahan hidup untuk bertemu kalian sekarang. Ayah, Ibu, aku merindukan kalian. Aku rindu pelukan hangat kalian!"Semakin lama, isak tangis Clara semakin deras dan pilu ketika di dengar. Agam yang sedari tadi membiarkan mereka bertemu, sampai harus mendekat dan menenangkan tubuh Clara yang rapuh sekali.Kerinduan 14 tahun lalu terbayarkan oleh pertemuan hari ini, meski hanya batu nisannya saja yang terlihat."Aku bersama Kak Agam, akan membalas semua yang sudah memisahkan kita, aku akan membalas mereka dengan setimpal tanpa ampun. Aku janji, nama baik Ayah akan kembali bersinar seperti sebelumnya. Ayah adalah seorang profesor hebat dan akan selalu hebat di mata Rayu."Agam sampai tak bisa berh

  • Pelakor Untuk Balas Dendam   Clara Mulai Beraksi

    Perjalanan melelahkan itu diakhiri dengan kepulangan pada rumah masing-masing. Bedanya, Clara tak kembali pada rumah Bian, melainkan ada di ruangan bawah tanah rahasianya, sendiri.Dia perlu waktu sendiri karena tidak siap bertemu siapa pun yang berkaitan dengan masa lalunya, termasuk Bian yang di mana dia adalah kaki tangan Hary Hartawan.Clara menaruh ponselnya di atas meja, dan dia melihat ponsel itu berdering beberapa kali, dari tiga nomor secara bergantian."Mereka kenapa sibuk sekali mencari aku? Bukan kehidupan aku yang sudah kalian hancurkan?" Clara membiarkan ponsel itu berdering sampai mati kembali.Tak lama, dia melihat ke arah CCTV dan di sana menunjukkan bahwa Tuan Darwin ada di studio dan sedang melihat-lihat barangkali Clara ada di sana."Saya tidak melihat Nona Clara ada di sini Tuan, saya sudah mengitari sekeliling studio dan tidak ada siapa-siapa di sini!" ucap sekertarisnya ketika dia melacak keberadaan Clara dan terdengar lewat rekaman suara."Ke mana dia? Aku sang

  • Pelakor Untuk Balas Dendam   Ingin Sebuah Hadiah

    "Kamu jelas salah Maureen! Apa kamu sudah kehilangan pikiranmu?" Darwin menatap Maureen dengan penuh amarah, sedangkan Clara berakting seperti seorang yang benar-benar kesakitan agar mendapat perhatian Darwin dua kali lipat.Dan di situ, Maureen seperti tidak dipedulikan sama sekali oleh suaminya."Dian!! Bawa dia ke dalam!" perintah Darwin pada sekretaris istrinya tersebut. Segera Dian mendekat dan membantu Maureen menopang tubuhnya dan berjalan menuju kamarnya."Kami tidak apa-apa?" tanya Darwin penuh khawatir."Kenapa Tuan di sini, sudah aku suruh menunggu di kamar.""Aku mendengar suara pecahan kaca, dan aku khawatir sesuatu terjadi padamu. Benar saja, kamu telah disakiti olehnya. Menjauh lah dari dia, jangan menuruti semua keinginannya!" Dengan lembut, Darwin merapikan kembali rambut Clara yang sempat berantakan akibat perlakuan dari istrinya."Nyonya mencurigai kamu berselingkuh Tuan, bagaimana ini?""Jangan takut, aku akan mengatasi perempuan itu. Kamu ke mana? Beberapa hari t

  • Pelakor Untuk Balas Dendam   Satu Jam Lalu

    Satu Jam Yang Lalu.Darwin sama halnya seperti Clara yang sedang sibuk mengemasi bajunya ke dalam koper, dan ia akan berdalih perjalanan bisnis bersama sekretarisnya. Demi menghilangkan segala kecurigaan terhadap Maureen."Mau ke mana kamu?" tanya Maureen dinnjwghehjgin."Aku ada pertemuan penting menyangkut proyek masa depan, dan akan pergi tanpa batas waktu." Darwin tak memperdulikan Maureen yang bertanya di sampingnya."Apa kamu, sedang berselingkuh?" Pertanyaan itu seperti tergelincir begitu saja di lidah Maureen berkat asumsi yang dilontarkan Clara hari itu.Darwin menatap Maureen dan mencoba sebisa mungkin agar tidak terlihat gugup."Tidak!" jawabnya dengan cepat. Namun Maureen menemukan jawaban lain dari sorot mata Darwin yang sedikit tegang."Hufft, kamu berkata tidak tapi sorot matamu berkata iya!""Aku bilang tidak, ya tidak! Jangan asal bicara kamu!" sahutnya cepat.Tapi rasanya, Mauren tidak puas dengan jawaban itu. Dia mengamati raut wajah Darwin yang memang sedang menye

  • Pelakor Untuk Balas Dendam   Kelahiran Perusahaan Baru

    Mereka telah berada di rumah itu selama tiga hari Tentu saja tidak mungkin mereka hanya berdua mereka itu ditemani oleh telepon yang terus berdering menanyakan Di mana keberadaan mereka selama 3 hari terakhir ini.seperti Mauren yang selalu menelepon Darwin hingga mungkin ada ratusan telepon yang masuk hanya dari nomor yang satu itu.Sementara Darwin, pasti enggan mengangkatnya, dia merasa telepon dari Maureen hanya beban baru dan harus disingkirkan. Isi telepon itu pasti makian, cacian dan pertanyaan di mana keberadaan Darwin sekarang, sudah bisa ditebak.Jadi untuk apa lagi dia mengangkatnya? Toh, yang membuat dia bahagia jelas-jelas sudah ada di sampingnya.Hal itu juga berlaku bagi Clara. Bian dan Ibu Laura bergantian menelepon perempuan itu untuk bertanya dan menghentikan aktifitas gilanya itu. Pergi selama berhari-hari jelas bukan ide yang baik pikir Ibu Laura. Namun, apalah daya saat telepon dari dua orang itu telah diabaikan. Hanya satu panggilan yang selalu direspon oleh Cl

Bab terbaru

  • Pelakor Untuk Balas Dendam   Pada Akhirnya Jalan Mereka Tetap Sama.

    Maureen sudah mengirimkan pesan singkat yang berisi lokasi di mana mereka berdua berada bukan tanpa rencana Darwin pun memikirkan baik dan buruknya dia harus seperti apa dia pun pergi ke lokasi itu sendirian. sesampainya di sebuah gudang kosong itu, Darwin melihat Serayu yang sedang duduk sendirian dan dipasang sebuah bom dalam bentuk rompi dan menangis ketakutan sendirian."Tenang Serayu, aku ada di sini kamu jangan khawatir aku akan melepaskan kamu!""Tidak lebih baik kamu pergi sekarang juga, bom ini akan meledak dalam hitungan beberapa detik, lebih baik aku saja yang mati aku tidak mau mengorbankan kamu yang tidak bersalah. Aku yang sudah memulai rencana balas dendam ini maka akulah yang harus mati."Di saat mereka berdua saling bernegosiasi untuk siapa yang harus pergi dan siapa yang bertahan, Maureen tiba-tiba muncul dan bertepuk tangan seperti terharu melihat aksi 2 orang yang saling berkorban itu."So sweet banget kalian. Aku tidak tahan melihatnya," ujar Maureen menyindir du

  • Pelakor Untuk Balas Dendam   Serayu Diculik

    Darwin segera keluar dari kamar hari Hartawan tanpa berpikir apa-apa lagi dia langsung menemui pengacaranya yang bernama Agam yang kali ini akan membantu Darwin menyelesaikan semuanya Darwin sudah memiliki dokumen itu apalagi yang dia perlukan dia tetap ada di pihak Serayu untuk membantunya."Ini aku berikan untukmu dokumen yang sangat mahal sekali aku perlu beberapa taktik untuk mengambilnya," ucap Darwin ketika mereka bertemu di sebuah bar malam lagi.Agam tidak menyangka bahwa Darwin benar-benar melakukan hal itu dia pikir Darwin hanya omong kosong saja tetapi kenyataannya dia sudah membawa dokumen yang sangat diperlukan untuk persidangan Ibu Laura."Ibu Laura adalah satu dari 13 orang keluarga yang bersedih kehilangan orang tercintanya dalam sekaligus tanpa adanya kompensasi apapun jadi aku bersama Serayu maju untuk mendapatkan keadilan itu makanya kita berdua membutuhkan kamu juga Maurin untuk bisa sampai di tempat Hary Hartawan.""Iya kau sudah menceritakannya kemarin aku sudah

  • Pelakor Untuk Balas Dendam   Dokumen Rahasia

    Maureen tiba-tiba saja mengumpulkan para karyawannya untuk berada dalam satu aula besar karena dia ada sebuah misi rahasia. Termasuk Vincent dan ayahnya juga.Pokoknya dia mau rumahnya kosong tanpa ada siapapun. Awalnya Hary Hartawan tidak mau meninggalkan rumahnya, tapi Vincent menyuruhnya untuk ikuti permintaan Maureen.Akhirnya Hary pergi ke aula itu dan berkumpul dengan semua karyawannya."Sudah cukup kamu membuat keributannya, ada apa ini?""Aku mau membuat pergerakan untuk menculik seorang wanita yang membuat aku kesal"Seorang wanita siapa itu?""Jalang yang aku kenal kemarin, siapa lagi kalau bukan Clara, ternyata dia wanita yang sangat busuk Dia diam-diam merayu Darwin dan membuat laki-laki itu menceraikan aku Aku tidak boleh tinggal diam," kecam Maureen di depan ayah dan juga para karyawannya itu.Hary juga tidak tahu bahwa ternyata tidak hanya Golden Ang lah yang dibuat kesal melainkan anaknya juga."Memang benar-benar ya laki-laki brengsek itu, bila perlu kita harus member

  • Pelakor Untuk Balas Dendam   Ke Tahap Selanjutnya

    "Mau pergi ke mana?" Serayu menghentikan langkah Agam saat dirinya tiba-tiba berdiri di belakang tubuh Agam, hingga laki-laki itu sedikit terhuyung ke belakang."Ada klien yang ingin bertemu denganku sekarang juga, tunggu di sini ya, atau kamu mau istirahat di apartemen aku?""Hmm gak usah, aku di sini saja. Aku juga mau memantau Maureen."Agam tahu kalau pertemuan dia dan Darwin bakal kena retas oleh Serayu, jadi sebelum mereka berdua bertemu, Agam memerintahkan Darwin agar jangan membawa ponselnya saat mereka bertemu. Awalnya Darwin menolak karena tak mengerti, tapi Agam berjanji akan menjelaskannya nanti, jadi tunggulah di tempat yang sudah dijanjikan.Sebelum pergi, Agam mencium bibir kekasihnya dulu dan mereka berdua berpisah di depan studio..Agam mengemudikan motor miliknya, karena mobil Serayu sudah hancur karena tabrakan tempo hari.**Sesampainya di sebuah bar, dia menempuh seorang laki-laki yang tengah bersedih sambil menikmati segelas wine yang dia tuangkan dari botol, hing

  • Pelakor Untuk Balas Dendam   Mengundurkan Diri

    Darwin tampak sangat besar mendengar pernyataan dari Serayu, dia pergi ke sebuah jembatan tinggi yang di bawahnya mengalir air yang sangat deras dia tidak tahu harus berpikir dan memberikan reaksi seperti apa.yang jelas hidupnya benar-benar kalut dan terombang-ambing bak kapal kecil di tengah ombak yang sangat besar mau mundur sudah terlalu jauh tapi mau melangkah dia terhalang oleh kenyataan besar yang sangat pahit itu.Mau tidak mau Serayu harus jujur pada Darwin bahwa dia adalah wanita yang sedang menjalankan misi balas dendam hal itu dilakukan Serayu sebagai penghormatan atas perasaan Darwin terhadap dirinya dia tidak bisa membalas perasaan pria itu dengan hal yang sama nah begitulah cara Serayu supaya tidak terlalu menyakiti perasaan laki-laki.Darwin tidak tahu harus berkata apa lagi dia hanya ingin waktu sendirian tetapi akhirnya dia mulai menemukan jalan keluar apakah aku harus membantu perempuan itu atau aku menyelamatkan Golden engDua hal itu yang saat ini menari-nari di d

  • Pelakor Untuk Balas Dendam   Serayu Mengungkap Jati Dirinya

    Setelah membuat heboh dunia maya dengan berita kegagalan investasi, Darwin justru menghilang tanpa kabar dan tidak ada yang bisa menyarinya.Para pegawai, sekretaris, pihak keamanan juga mencari keberadaan Darwin tapi tidak ada. yg menemukannya.Sampai suatu malam, saat orang lain terlelap justru ada seorang laki-laki yang memakai pakaian serba hitam, rupanya dia bersembunyi di tempat rahasianya. Tapi malam ini, laki-laki itu nekad pergi ke rumah sakit tempat wanita yang dia cintai dirawat.Ia membuka pintu kamar, lalu berjalan mendekati perempuan yang sedang tertidur lelap sendiri.Begitu Serayu membuka mata, ia terbelalak dan hampir saja berteriak karena terkejut, tapi Darwin buru-buru menutup mulut perempuan itu dan membuka masker yang dia kenakan."Sssttt, ini aku," kata Darwin menutup mulut Serayu agar tidak bersuara lagi."Astaga, aku pikir siapa! Kenapa berpakaian seperti maling?""Aku sedang bersembunyi.""Setelah membuat rusuh tentang kegagalan investasi itu?"Darwin tersenyu

  • Pelakor Untuk Balas Dendam   Kabar Turunnya saham

    Tabrakan mobil itu sangat kencang sekali hingga membuat semua orang berpusat pada tragedi itu bagi yang dikendarai Serayu terlempar jauh namun mempunyai perempuan itu masih menggunakan sabuk pengaman dan hanya terluka di bagian dahinya saja, Serayu juga tidak kehilangan kesadaran saat darah mengalir hangat di pelipisnya.Dia mencoba terus membuka matanya dan tangannya meraih ponsel yang berada di dalam tas.Langsung saja dengan sisa kekuatannya serayu Memanggil nomor yang tertera paling atas, yaitu kekasihnya."Halo?" "Kak... aku...aku..." Rayu tidak bisa melanjutkan kata-katanya, dia lemas dan tiba-tiba penglihatannya gelap. Seketika dia Agam pun panik."Rayu! kamu kenapa? Katakan sesuatu!" Namun panggilan itu sepi, tidak ada sahutan siapa-siapa.Agam baru ingat bahwa tadi Serayu izin padanya untuk pergi menyanyi Darwin, lekas laki-laki itu melacak nomor ponsel kekasihnya dan dia mendapatkan lokasi di tengah kota tanpa berpikir apa-apa lagi agam langsung mengambil kunci motor dan me

  • Pelakor Untuk Balas Dendam   Sebuah Tabrakan Mobil

    Mauren yang selalu menelepon Darwin hingga mungkin ada ratusan telepon yang masuk hanya dari nomor yang satu itu.Sementara Darwin, pasti enggan mengangkatnya, dia merasa telepon dari Maureen hanya beban baru dan harus disingkirkan. Isi telepon itu pasti makian, cacian dan pertanyaan di mana keberadaan Darwin sekarang, sudah bisa ditebak.Jadi untuk apa lagi dia mengangkatnya? Toh, yang membuat dia bahagia jelas-jelas sudah ada di sampingnya."Ini Tuan! Aku akan merancang sensor lockdoor dengan sensor fingerprint. Jadi tidak perlu memakai sandi, harus dia yang membukanya dan bisa dipasang dua atau tiga sidik jari."Aku menjumpai Darwin yang tengah membaca berkas perusahaan yang baru saja ia dirikan yang katanya untukku. Dengan menunjuk orang kepercayaannya sebagai Presdir sebelum dirinya yang menjabat dan aku akan ditempatkan di bagian tim perencanaan."Aku sudah mencari tahu tentang itu, Maksudnya aku sudah pernah mendengar dan itu hanya dilakukan oleh negara-negara Eropa sana. Baga

  • Pelakor Untuk Balas Dendam   File Ekstrak

    Masih dalam keadaan yang hampir celaka, Darwin kembali lagi ke ruang belakang rumahnya dan melihat aku yang masih syok atas apa yang aku alami tadi. Aku pikir, aku bakalan mati di tangan Maureen tadi, gak kira-kira banget cekiknya."Kamu tidak apa-apa?"Begitu melihat sosoknya, aku langsung berdiri mendekat."Tidak. Bagaimana nyonya? Sudah lebih baikan?""Kenapa kamu lebih memilih mengkhawatirkan orang yang hampir membunuh kamu? Menjauh lah dari perempuan itu, aku juga sudah tidak tahan.""Makanya Pak Darwin baru datang setelah perjalanan tadi kan?""Iya itu benar, saya saja sampai kesal melihat kelakuan perempuan itu. Besok temui sama di tempat biasa, kita bahas perusahaan apa yang akan berdiri."Aku mengangguk mengiyakannya. "Kalau begitu saya pulang dulu."Aku tidak mau mengetahui lebih jauh soal rumah tangga mereka, yang penting tugasku untuk memporak-porandakannya sudah selesai. Aku tinggal pulang, dan mendengarkan tape recorder saja.**Sampai di studio, aku melihat Kak Agam sen

DMCA.com Protection Status