"Selamat ya sayang, penampilan kamu luar biasa."Seseorang menghampiri Clara setelah perempuan itu masih saja terlibat adu pandang romantis dengan Darwin.Seketika, melihat suaminya datang Clara juha Darwin spontan mengalihkan arah penglihatannya."Hai Mas, ternyata kamu datang." Clara tersenyum amat bahagia."Always sayang, siapapun harus melihat penampilan kamu yang begitu mempesona. Aku bahkan tidak tahu kalau kamu pandai sekali bermain biola," ujar Bian sambil memeluk tubuh istrinya di hadapan Darwin yang masih tengah memperhatikan situasi tersebut.Clara membalas pelukan itu dengan mesra."Terima kasih sayang, dan aku ingin sebuah kehangatan nanti malam!""Benarkah? Siap kapten!" Mereka berdua saling tertawa dalam adegan pelukan itu.Sedang Darwin, menatap Maureen dengan pandangan sendu."Clara, sini!" Maureen langsung memanggil Clara begitu wujud perempuan itu terlihat oleh sepasang matanya."Kenalin, ini Om aku. Namanya Om Vincent." Clara pikir, laki-laki itu bukanlah Vincen
'Kamu tidak apa-apa? Sepertinya kamu menangis dan sedang menyesali sesuatu," ucap Darwin setelah Clara berhasil mengehentikan tangisannya seketika. Dia mengelap air matanya, merapikan rambutnya setelah itu dia mengumpulkan nyali kembali agar bisa terlihat baik-baik saja. "Maaf, aku tiba-tiba terserang sakit kepala hebat. Jadi aku ke sini agar orang-orang tidak ada yang melihat saya. Saya cukup terkejut karena justru bertemu dengan Tuan di sini. Maafkan saya," jawab serayu. Dia semaksimal mungkin ingin terlihat baik-baik saja di depan Darwin. Tapi laki-laki itu justru melihat Clara dengan tatapan yang berbeda. "Apa kamu sedang memendam sesuatu? Kamu terlihat seperti orang yang sedang bersedih." Deg!! Pertanyaan itu seketika membuat tubuhnya gemetar hebat. Dia menggertakkan giginya dengan kuat. 'Bagaimana bisa dia berbicara seperti itu?' kata Clara dalam hatinya. "Maaf saya harus pergi." Tak ingin semakin mencurigakan di depan Darwin, Clara memutuskan untuk segera pergi dan mening
"Oh ya? Lalu kenapa sangat sulit sekali untuk menarik beliau?" "Ya itulah kendalanya. Dia tidak mau mengangkat telepon dari kami.. Alasannya sibuk dan tidak berminat. Aku bahkan pernah membuat sayembara pada siapapun yang berhasil membuat dia bekerja dengan ku, tapi sampai detik ini belum ada yang berhasil membujuknya," sambung Maureen kembali. Rasa penasaran Clara amat tinggi mengenai siapa sosok kepala jaksa yang dimaksud Maureen. Dan itu menumbuhkan rasa semangat untuk semakin ingin membantu dan menarik perhatian dari Maureen padanya. "Boleh kah saya yang membantunya? Siapa sosok jaksa hebat itu?" "Hahaha? Kamu, mau sok menaklukkan kepala kejaksaan itu? Berani apa kamu?" Maureen justru malah mentertawakan Clara dengan konyol. "Saya ingin mencobanya Nyonya, barangkali saya berhasil!" Meski geram, Clara tetap sabar menghadapi olokan Maureen yang sepertinya sangat merendahkan Clara. "Namanya Jaksa Agam Danuar. Dia telah menyelesaikan studinya di China setalah bekerja dan hampir
Tidak ada hal lain yang dipikirkan Clara saat ini, selain menarik orang-orang itu ke dalam genggaman tangannya.Bagaimanapun dia harus berhasil."Saya baru mengenal bar ini, dan beberapa hari terakhir, saya tidak sengaja melihat anda Tuan. Ternyata anda lah Tuan Darwin yang terkenal hebat itu.""Oh ya? Saya pikir hanya saya saja yang paling kuno karena menyukai Bar malam. Apalagi penampilan musik, benar-benar payah bukan?"Dia tertawa sedikit dan dibalas oleh senyuman manis oleh Clara."Ah, katanya ada yang perlu kamu sampaikan, apa itu?" sambung Darwin kembali.Clara memutar pandangan di seluruh area dan seperti memberi kode bahwa percakapan itu sangat serius. Tidak boleh ada yang mendengarnya kecuali mereka berdua."Kalau begitu, ikutlah ke dalam!" ajaknya.Laki-laki itu kemudian mengajak Clara untuk masuk ke dalam Bar dan berbicara di sebuah ruangan VIP yang sengaja dia pesan.Berjalan di belakang Darwin, dan diajaknya masuk berdua di dalam bar malam, tentu Darwin sudah mulai membu
'Tak bisa aku pungkiri bahwa parasnya tampan dan menggoda. Baiklah, aku harus bersiap untuk segera menaklukkan hatinya.' Clara berbicara dalam hati."Tuan, apakah tuan di sini karena sebuah masalah? Kenapa raut wajah Tuan seperti seseorang yang sedang kesepian?" Pertanyaan itu seketika mengubah raut wajah Darwin. Dia terdiam sambil menundukkan kepala, tangannya ditarik kembali dan menyimpan sapu tangan itu di meja."Tidak, saya baik-baik saja."Jawaban yang tidak selaras dengan raut wajahnya."Apakah aku boleh menghibur Tuan dengan musik?""Benar, kamu yang memainkan musik dengan sangat indah di acara waktu itu. Dari mana kamu belajar musik Biola?"Clara dengan sengaja menaruh tangannya di atas tangan Darwin. Ia berpikir bahwa bercerita dengan posisi seperti itu pasti akan memberikan makna lebih dalam bagi pendengarnya."Saya kesepian hari itu, seseorang yang saya kenal mengenalkan musik yang bisa merubah suasana hati. Musik itu berasal dari instrumen Biola yang menenangkan. Dia ber
"Rayu, bingkisan dari Spanyol telah tiba, ada di meja ruangan rahasia kita. Saya sedang memenuhi panggilan asosiasi korban Golden Ang." Begitu membaca pesan dari Ibu Laura, Clara segera mengemudikan mobilnya dan menuju ruang rahasia. Sambil memegang stir mobil, ia sambil merenungkan kata-kata dari Tuan Darwin tentang pertemuan private antara mereka berdua. 'Di mana lokasinya? Apa di studio itu? Haruskah aku mengubahnya menjadi tempat yang lebih bermakna?' Clara berpikir keras tentang itu. Tak lupa, dia juga membagi pikirannya untuk menemukan cara agar bisa bertemu dengan Jaksa Agam. Entah nanti dia harus mengungkapkan identitas nya atau tidak, itu menjadi urusan belakang. Yang paling penting, dirinya bisa bertatap muka dengan Jaksa high class itu. ** "Halo Nyonya, saya mau menyerahkan sesuatu. Di mana saya bisa bertemu dengan Nyonya?" "Galeri, saya tinggu di sana." "Baiklah, saya akan tiba dengan cepat." Clara melepas earphone miliknya setelah sambungan telepon itu terputus.
'Walaupun aku seperti berjalan di atas rantai, menggenggam batang kaktus, menangis darah, hingga remuk seluruh tulang-tulangku, aku tidak akan pernah mengakhiri balas dendam ini. Aku biarkan ambisi ku meledak bagaikan lahar panas yang memancar dari ujung gunung berapi.'Clara sedang menatap ponselnya, ia ragu untuk memencet nomor telepon yang satu itu. Dia paham sekali bahwa sekali saja dia menampakkan wajahnya di depan jaksa Agam, maka bersiaplah bahwa keberadaannya pasti akan terbongkar.Jaksa Agam jelas akan mengingat wajah Clara, meski sudah berpisah belasan tahun.Meski nama Serayu telah dikubur dalam-dalam oleh wanita itu, tidak menutup kemungkinan nama itu juga yang selalu di kenang oleh Jaksa Agam.Tapi, mau tidak mau rencananya harus berhasil bagaimana pun caranya.Toh masih ada kemungkinan laki-laki itu juga tidak mengenali Clara, walaupun kecil.Akhirnya, Clara menekan tombol telepon pada layar ponselnya dan beberapa detik kemudian seseorang di seberang sana menjawabnya."
"Permisi, paket!" teriak seseorang dibalik pintu apartemen milik Agam.Tinggal seorang diri tidak membuat dia harus memiliki rumah mewah.Walaupun uangnya kini berlimpah, tetapi Jaksa Agam lebih mengutamakan untuk berdonasi pada orang-orang yang tidak mampu.Terlebih pada anak-anak yatim piatu yang berada di panti asuhan seperti dirinya saat kecil.Agam lebih memilih apartemen kecil karena dia juga jarang berada di rumah. Apalagi ketika dia sedang menyelediki kasus, ia akan lebih sering menghabiskan waktu di rumahnya."Dengan Bapak Agam Danuar?" tanya kurir paket tersebut saat Agam sudah membukakan pintunya"Benar. Paket untukku?""Iya Pak, tertera nama pengirim adalah dari Serayu."Tentu saja Agak tak bisa untuk tidak membuka kedua matanya lebar.'Serayu' Nama itu membekas selama 14 tahun dalam ingatannya. Nama yang unik itu tidak banyak yang punya."Terima kasih!" katanya sambil menerima kotak paket tersebut.Segera dia masuk ke dalam rumahnya dan membuka bungkusan itu.Isinya, sebu
Maureen sudah mengirimkan pesan singkat yang berisi lokasi di mana mereka berdua berada bukan tanpa rencana Darwin pun memikirkan baik dan buruknya dia harus seperti apa dia pun pergi ke lokasi itu sendirian. sesampainya di sebuah gudang kosong itu, Darwin melihat Serayu yang sedang duduk sendirian dan dipasang sebuah bom dalam bentuk rompi dan menangis ketakutan sendirian."Tenang Serayu, aku ada di sini kamu jangan khawatir aku akan melepaskan kamu!""Tidak lebih baik kamu pergi sekarang juga, bom ini akan meledak dalam hitungan beberapa detik, lebih baik aku saja yang mati aku tidak mau mengorbankan kamu yang tidak bersalah. Aku yang sudah memulai rencana balas dendam ini maka akulah yang harus mati."Di saat mereka berdua saling bernegosiasi untuk siapa yang harus pergi dan siapa yang bertahan, Maureen tiba-tiba muncul dan bertepuk tangan seperti terharu melihat aksi 2 orang yang saling berkorban itu."So sweet banget kalian. Aku tidak tahan melihatnya," ujar Maureen menyindir du
Darwin segera keluar dari kamar hari Hartawan tanpa berpikir apa-apa lagi dia langsung menemui pengacaranya yang bernama Agam yang kali ini akan membantu Darwin menyelesaikan semuanya Darwin sudah memiliki dokumen itu apalagi yang dia perlukan dia tetap ada di pihak Serayu untuk membantunya."Ini aku berikan untukmu dokumen yang sangat mahal sekali aku perlu beberapa taktik untuk mengambilnya," ucap Darwin ketika mereka bertemu di sebuah bar malam lagi.Agam tidak menyangka bahwa Darwin benar-benar melakukan hal itu dia pikir Darwin hanya omong kosong saja tetapi kenyataannya dia sudah membawa dokumen yang sangat diperlukan untuk persidangan Ibu Laura."Ibu Laura adalah satu dari 13 orang keluarga yang bersedih kehilangan orang tercintanya dalam sekaligus tanpa adanya kompensasi apapun jadi aku bersama Serayu maju untuk mendapatkan keadilan itu makanya kita berdua membutuhkan kamu juga Maurin untuk bisa sampai di tempat Hary Hartawan.""Iya kau sudah menceritakannya kemarin aku sudah
Maureen tiba-tiba saja mengumpulkan para karyawannya untuk berada dalam satu aula besar karena dia ada sebuah misi rahasia. Termasuk Vincent dan ayahnya juga.Pokoknya dia mau rumahnya kosong tanpa ada siapapun. Awalnya Hary Hartawan tidak mau meninggalkan rumahnya, tapi Vincent menyuruhnya untuk ikuti permintaan Maureen.Akhirnya Hary pergi ke aula itu dan berkumpul dengan semua karyawannya."Sudah cukup kamu membuat keributannya, ada apa ini?""Aku mau membuat pergerakan untuk menculik seorang wanita yang membuat aku kesal"Seorang wanita siapa itu?""Jalang yang aku kenal kemarin, siapa lagi kalau bukan Clara, ternyata dia wanita yang sangat busuk Dia diam-diam merayu Darwin dan membuat laki-laki itu menceraikan aku Aku tidak boleh tinggal diam," kecam Maureen di depan ayah dan juga para karyawannya itu.Hary juga tidak tahu bahwa ternyata tidak hanya Golden Ang lah yang dibuat kesal melainkan anaknya juga."Memang benar-benar ya laki-laki brengsek itu, bila perlu kita harus member
"Mau pergi ke mana?" Serayu menghentikan langkah Agam saat dirinya tiba-tiba berdiri di belakang tubuh Agam, hingga laki-laki itu sedikit terhuyung ke belakang."Ada klien yang ingin bertemu denganku sekarang juga, tunggu di sini ya, atau kamu mau istirahat di apartemen aku?""Hmm gak usah, aku di sini saja. Aku juga mau memantau Maureen."Agam tahu kalau pertemuan dia dan Darwin bakal kena retas oleh Serayu, jadi sebelum mereka berdua bertemu, Agam memerintahkan Darwin agar jangan membawa ponselnya saat mereka bertemu. Awalnya Darwin menolak karena tak mengerti, tapi Agam berjanji akan menjelaskannya nanti, jadi tunggulah di tempat yang sudah dijanjikan.Sebelum pergi, Agam mencium bibir kekasihnya dulu dan mereka berdua berpisah di depan studio..Agam mengemudikan motor miliknya, karena mobil Serayu sudah hancur karena tabrakan tempo hari.**Sesampainya di sebuah bar, dia menempuh seorang laki-laki yang tengah bersedih sambil menikmati segelas wine yang dia tuangkan dari botol, hing
Darwin tampak sangat besar mendengar pernyataan dari Serayu, dia pergi ke sebuah jembatan tinggi yang di bawahnya mengalir air yang sangat deras dia tidak tahu harus berpikir dan memberikan reaksi seperti apa.yang jelas hidupnya benar-benar kalut dan terombang-ambing bak kapal kecil di tengah ombak yang sangat besar mau mundur sudah terlalu jauh tapi mau melangkah dia terhalang oleh kenyataan besar yang sangat pahit itu.Mau tidak mau Serayu harus jujur pada Darwin bahwa dia adalah wanita yang sedang menjalankan misi balas dendam hal itu dilakukan Serayu sebagai penghormatan atas perasaan Darwin terhadap dirinya dia tidak bisa membalas perasaan pria itu dengan hal yang sama nah begitulah cara Serayu supaya tidak terlalu menyakiti perasaan laki-laki.Darwin tidak tahu harus berkata apa lagi dia hanya ingin waktu sendirian tetapi akhirnya dia mulai menemukan jalan keluar apakah aku harus membantu perempuan itu atau aku menyelamatkan Golden engDua hal itu yang saat ini menari-nari di d
Setelah membuat heboh dunia maya dengan berita kegagalan investasi, Darwin justru menghilang tanpa kabar dan tidak ada yang bisa menyarinya.Para pegawai, sekretaris, pihak keamanan juga mencari keberadaan Darwin tapi tidak ada. yg menemukannya.Sampai suatu malam, saat orang lain terlelap justru ada seorang laki-laki yang memakai pakaian serba hitam, rupanya dia bersembunyi di tempat rahasianya. Tapi malam ini, laki-laki itu nekad pergi ke rumah sakit tempat wanita yang dia cintai dirawat.Ia membuka pintu kamar, lalu berjalan mendekati perempuan yang sedang tertidur lelap sendiri.Begitu Serayu membuka mata, ia terbelalak dan hampir saja berteriak karena terkejut, tapi Darwin buru-buru menutup mulut perempuan itu dan membuka masker yang dia kenakan."Sssttt, ini aku," kata Darwin menutup mulut Serayu agar tidak bersuara lagi."Astaga, aku pikir siapa! Kenapa berpakaian seperti maling?""Aku sedang bersembunyi.""Setelah membuat rusuh tentang kegagalan investasi itu?"Darwin tersenyu
Tabrakan mobil itu sangat kencang sekali hingga membuat semua orang berpusat pada tragedi itu bagi yang dikendarai Serayu terlempar jauh namun mempunyai perempuan itu masih menggunakan sabuk pengaman dan hanya terluka di bagian dahinya saja, Serayu juga tidak kehilangan kesadaran saat darah mengalir hangat di pelipisnya.Dia mencoba terus membuka matanya dan tangannya meraih ponsel yang berada di dalam tas.Langsung saja dengan sisa kekuatannya serayu Memanggil nomor yang tertera paling atas, yaitu kekasihnya."Halo?" "Kak... aku...aku..." Rayu tidak bisa melanjutkan kata-katanya, dia lemas dan tiba-tiba penglihatannya gelap. Seketika dia Agam pun panik."Rayu! kamu kenapa? Katakan sesuatu!" Namun panggilan itu sepi, tidak ada sahutan siapa-siapa.Agam baru ingat bahwa tadi Serayu izin padanya untuk pergi menyanyi Darwin, lekas laki-laki itu melacak nomor ponsel kekasihnya dan dia mendapatkan lokasi di tengah kota tanpa berpikir apa-apa lagi agam langsung mengambil kunci motor dan me
Mauren yang selalu menelepon Darwin hingga mungkin ada ratusan telepon yang masuk hanya dari nomor yang satu itu.Sementara Darwin, pasti enggan mengangkatnya, dia merasa telepon dari Maureen hanya beban baru dan harus disingkirkan. Isi telepon itu pasti makian, cacian dan pertanyaan di mana keberadaan Darwin sekarang, sudah bisa ditebak.Jadi untuk apa lagi dia mengangkatnya? Toh, yang membuat dia bahagia jelas-jelas sudah ada di sampingnya."Ini Tuan! Aku akan merancang sensor lockdoor dengan sensor fingerprint. Jadi tidak perlu memakai sandi, harus dia yang membukanya dan bisa dipasang dua atau tiga sidik jari."Aku menjumpai Darwin yang tengah membaca berkas perusahaan yang baru saja ia dirikan yang katanya untukku. Dengan menunjuk orang kepercayaannya sebagai Presdir sebelum dirinya yang menjabat dan aku akan ditempatkan di bagian tim perencanaan."Aku sudah mencari tahu tentang itu, Maksudnya aku sudah pernah mendengar dan itu hanya dilakukan oleh negara-negara Eropa sana. Baga
Masih dalam keadaan yang hampir celaka, Darwin kembali lagi ke ruang belakang rumahnya dan melihat aku yang masih syok atas apa yang aku alami tadi. Aku pikir, aku bakalan mati di tangan Maureen tadi, gak kira-kira banget cekiknya."Kamu tidak apa-apa?"Begitu melihat sosoknya, aku langsung berdiri mendekat."Tidak. Bagaimana nyonya? Sudah lebih baikan?""Kenapa kamu lebih memilih mengkhawatirkan orang yang hampir membunuh kamu? Menjauh lah dari perempuan itu, aku juga sudah tidak tahan.""Makanya Pak Darwin baru datang setelah perjalanan tadi kan?""Iya itu benar, saya saja sampai kesal melihat kelakuan perempuan itu. Besok temui sama di tempat biasa, kita bahas perusahaan apa yang akan berdiri."Aku mengangguk mengiyakannya. "Kalau begitu saya pulang dulu."Aku tidak mau mengetahui lebih jauh soal rumah tangga mereka, yang penting tugasku untuk memporak-porandakannya sudah selesai. Aku tinggal pulang, dan mendengarkan tape recorder saja.**Sampai di studio, aku melihat Kak Agam sen