Hamid menyeringai senang, dia memutuskan untuk kembali ke tempat tante Rani. Kini dia punya rencana untuk menghancurkan Adam dan mengambil kembali Alika, hanya saja, dia butuh sekutu. Saat ini,menjadi sekutu Tante Rani dan Bunga adalah langkah yang dia rasa cukup bagus.
Belum lagi, dia mengetahui kalau Adam adalah orang yang berbahaya, jadi untuk menghancurkan lelaki itu, Hamid butuh rencana yang matang.
Di perjalanan, Hamid berkali-kali melihat pesan yang di kirim kepada Alika, centang dua, masih berwarna abu-abu.
Dia sedikit menyesali diri, kenapa harus terburu-buru mengirimkan bukti foto kepada Alika, apalagi dia memakai nomornya, bisa saja wanita itu berasumsi kalau dia merencanakan sesuatu untuk Alika dan Adam.
Selama perjalanan, Hamid tak berhenti menyusun rencana, dia tak bisa memikirkan hal paling mudah, selain menjatuhkan Adam lewat Alika.
*****
<Semua berbalik ke arah suara, ternyata Bunga sudah kembali dari kamar mandi. Dia tak sengaja menyentuh pas yang ada di atas meja, wajahnya merah menahan tangis.Malam ini Bunga tak kala menawannya dengan Alika, dia menggunakan gaun berwarna merah tanpa lengan, rambutnya yang panjang di gulung ke atas, dengan liontin indah menghias lehernya yang jenjang.Hamid segera melepaskan Alika dari pelukannya, lalu mendorong wanita itu, hingga hampir jatuh."Sayang, kamu sudah kembali!" Hamid berkata sambil memdekati Bunga, dia mengelus lembut lengan wanita yang kini terlihat menekuk wajah."Kamu ingin aku selamanya di kamar mandi?" tanya Bunga?" Dia menepis kasar tangan Hamid."Nggak begitu, aku kira kamu masih lama," ucap Hamid."Kamu berharap aku lama, supaya kamu bisa berduaan dengan pela*ur itu?" Bunga semakin bersng, dia maju untuk mencakar muka Alika, untung di t
Suara Bunga terdengar kencang, dia menarik wanita yang duduk dipangkuan Hamid untuk pindah."Kamu mau cari mati?" tanya Bunga dengan suara sangat besar, matanya melotot seperti ingin menelan wanita penghibur itu."Maaf, maksud Bos apa? Saya hanya bekerja," ucap wanita itu takut-takut."Dia suami saya, kenapa kamu masih merayunya?" tanya Bunga, kini dia mulai menjambak rambut wanita yang dia kenal bernama Anggita."Say tidak tau, Bos!" jawab Anggi takut-takut."Sudahlah, ayo kita masuk kedalam dia tidak mengenalku," ucap Hamid, dia melerai keduanya."Tidak boleh begitu dong, dia harusnya bertanya dulu, tidak langsung main tarik saja," tolak Bunga, dia masih ingin memberi pelajaran kepada Anggita."Sudah, tak usah meladeni dia, nanti cantiknya hilang," goda Hamid.Dia memegang kedua bahu Bunga dari belakan
"Sialan!" teriak Adam, dia menghantam meja kerjanya.Dari mesin pencarian diketahui kalau mobil tersebut milik sebuah perusahaan ekspedisi, tapi tahun lalu hilang di curi dan sampai sekarang tak ditemukan di mana."Bagaimana aku bisa menemukan jejak mereka? Alika juga tak membawa hape." Adam terlihat kalut, selama ini dia tak pernah setakut ini.Dia mulai mengambil hape, mencari nama orang yang bisa membantu. Sayangnya, sampai nama di kontaknya,dia sama sekali tak menemukan nama yang cocok.Adam kembali menutup hape, pandangannya beralih ke laptop, mendalami siapa pencuri mobil itu.*****Di gudang."Argh." Alika berteriak menahan sakit, dia baru saja siuman, tangannya terasa kesemutan, dia mengubah posisi dari terlentang ke miring. Matanya mengerjap-ngerjap, mencoba menyesuaikan dengan pencahayaan yang sedikit minim.
Sehari semalam, Adam tak bisa tidur, dia terus memikirkan Alika,dia sudah berkeliling tempat hiburan malam untuk mencari info yang berkaitan dengan minivan yang menculik Alika.Pikiran Adam kacau, telpon dari Bella pun dia abaikan, dia hanya mengirim pesan agar tak mengganggunya, karena lagi menjalankan misi.Ketika pikirannya sangat kalut, seseorang menepuk pundaknya dari belakang, ternyata orang itu adalah Andika, sahabat sekaligus klien paling setianya."Tumben, Lo di sini, kembali ke jalan sesat nih?" tanya Andika.Memang, setelah menikah Adam memberi tahu sahabatnya itu, bahwa dia ingin berhenti dari dunia hitam dan Andika sangat setuju akan keputusan sahabatnya itu.Sayangnya malam ini dia melihat Adam kembali di club, membuatnya berpikir untuk sekedar menyapa."Nggak, gue lagi pusing, istri gue di culik, sampe sekarang gue nggak tau dia di mana, pencul
"Aku mau wanitanya polos, belum pernah jualan, tak perlu terlalu cantik, aku ingin yang menantang susah di taklukkan dan kalau bisa menutup aurat dari luar, alias tidak terlihat seksi," jawab Andika, dia mengulang ciri-ciri yang telah dia sampaikan kepada Amara."Kebetulan ada stok baru, masuk sudah dua hari yang lalu. Tapi, barang ini mahal karena limited edition," terang lelaki yang bernama Jo."Asal sesuai dengan seleraku, uang tak jadi masalah," ucap Andika jumawa."Ok," jawab Jo, dia mengeluarkan hapenya dan memperlihatkan sebuah foto kepada Andika.Lelaki kaget, karena wanita dalam foto tersebut adalah Alika, teman almarhum Airin, Adiknya.Dia merutuki diri, kenapa dari awal dia tak melihat foto yang dikirim oleh Adam ke chat pribadinya. Tanpa pikir panjang Andika langsung berkata."Aku suka gadis ini!""Boleh sa
Sepanjang malam , Alika memeluk Adam, hingga keesokan harinya, badan Adam seolah mati rasa.Pelan-pelan, Adam bangkit, dia ingin membuatkan Alika sarapan, gadis itu pasti lapar. Adam melangkah ke dapur, dia membuka kulkas dan mengambil beberapa biji telur, dua buah sosis, sawi hijau, lalu mulai memotong semuanya, tak lupa nasi dia ambil dari magic com.Adam dengan cekatan mengeksekusi semua bahan yang tadi di ambilnya menjadi dua piring nasi goreng, dengan toping sosis dan telur mata sapi. Segelas susu coklat menjadi pelengkap sarapan khusus untuk Alika.Menggunakan nampan, Adam membawa piring berisi nasi goreng dan susu ke kamar, dia meletakkan di atas meja. Lalu membuka gorden, membuat Alika terbangun terkena sinar matahari pagi."Selamat pagi, Tuan putri," sapa Adam.Alika menggeliat, menyembunyikan mukanya di balik selimut."Bisakah, membiarkan ku tidur l
Segera asisten Bos, menginfokan kepada orang yang berjaga di luar agar menghabisi Adam.Beberapa orang segera menghadang Adam yang sedang berjalan keluar, nampak dari wajah mereka tak bersahabat.Melihat orang-orang mencegat nya, Adam mulai waspada, orang-orang yang akan di hadapi oleh Adam bukanlah orang sembarangan, mereka terlatih membunuh."Minggir dari jalanku," perintah Adam ketika dua orang menghadang jalannya."Hahahaha, langkahi dulu mayat kami," ucap lelaki yang Adam tau bernama Dirman."Kalau itu mau kalian, aku tak akan keberatan," ucap Adam.Setelah mengatakan hal itu, secepat kilat Adam menyerang Dirman dengan tinju, lelaki itu dapat menghindar dengan mundur selangkah.Lalu Dirman membalas menyerang Adam dengan tinjunya dari samping, berhasil ditangkis oleh Adam.Kini giliran Adam memberi tendangan secepat kilat, gagal di tangkis, sehingga mengenai perut Dirman, lelaki itu mundur beberapa langkah, dia
"Astaghfirullah, kamu kenapa?" tanya Alika ketika Adam pulang ke rumah.Wajahnya sedikit bengkak, memar sana sini, Alika sampai tak yakin kalau yang ada di depannya sekarang adalah Adam.Alika menarik tangan Adam, membantu lelaki itu duduk."Mbak, tolong ambilkan minum," suruh Alika kepada pembantu baru mereka.Sambil menunggu air minum, Alika memberanikan diri menyentuh wajah Adam."Ahhh," ringisnya ketika Alika memegang wajah Adam."Sakit, ya?" tanya Alika.Wajah Adam seketika di tekuk, dia tak habis pikir, apa Alika pura-pura lugu atau memang lugu. Masa wajahnya sudah hancur seperti itu, masih di tanya sakit atau tidak?"Kamu liatnya bagaimana?" jawab Adam dengan kesal."Maaf," ucap Alika.Mbak Nur datang membawa segelas air, diberikan kepada Alika, gadis itu memberikan kep