*Cahaya Mustika*
Semalaman aku tidur nyenyak sekali. Rasanya semua beban beratku terlepas seketika. Aku hanya duduk-duduk di dalam kamarku. Mau keluar sungkan karena gak boleh bantu-bantu."Mbak Caca, sabar ya. Namanya juga lagi di pingit. Hihihi," tutur Ipeh.Aku menatap sebal ke arah Ipeh dan Nada. Soalnya sejak tadi mereka berdua senang sekali menggodaku."Gak usah jutek kali Ca. Namanya calon pengantin ya harus dipingit. Gak boleh ketemu. Ora Ilok ... Pamali. Hahaha.""Masa aku gak boleh bantu-bantu sih Nada. Bosen tahu," keluhku."Namanya calon penganten ya disayang-sayang Caca. Udah dari pada bingung sini aku lulurin.""Gak. Enak aja!" sahutku galak."Astaga Ca, beneran deh. Gak kamu gak Masku galak semua. Heran nanti rumah tangga kalian kayak apa?" cerocos Nada."Ya gak usah dibayanginlah. Mending kamu mbayangin kehidupan kamu aja. Mau sama Ustaz Hilman atau Crustaceae Jamal," sahutku dengan seringai jahil."Ih ... Caca!" seru*Cahaya Mustika*Aku menatap diriku melalui cermin besar di kamar Gus Azzam. Aku terpana, apa ini aku? Nada dan Ipeh yang selalu menemaniku pun menatap takjub ke arahku."Mbak Caca cantik banget?" pekik Ipeh."Ya Allah Ca, pantesan Mas garangku klepek-klepek sama kamu. Lah ternyata kamu itu kupu-kupu yang baru keluar dari kepompong rupanya."Aku hanya tersenyum malu."Ish ... gak usah sok malu-malu meong Ca, gak cocok tahu."Aku mendelik kesal ke arah Nada. Dan lihatlah dia cuma tertawa saja. Dih."Gimana sudah siap belum? Ya Allah Caca," pekik Umi Aisyah."Waduh ... cucu mantuku ayune puoollll. Pantesan si Azzam tresno karo koe," seru Simbah Suseni."Umi, Mbah," sapaku dan mencium tangan keduanya.Umi dan Simbah Suseni juga cantik. Mereka mengenakan kebaya dengan desain muslimah yang simpel tapi elegan.Apakah kalian penasaran dimana Gus Azzam? Habis subuhan, Gus Azzam diusir menuju kamar tamu di lantai bawah, sedangkan a
Malam terang bertabur bintang, gak ada bulan. Maklum tanggal 29 dalam kalender Qomariah. Sepasang suami istri sedang rebahan diatas ranjang. Sang suami duduk menyandar pada tumpukan bantal dan sang istri memeluk manjah sang suami. Sesekali tangan sang istri mengelus-elus papan seluncur dan roti sobek sang suami dengan sayang. Ciah ... pasti cewek lain pada iri.Tapi jangan salah, sang suami juga nakal. Sesekali rambut panjang sang istri diputer-puter sama ujung jarinya. Belum lagi bibir tipisnya yang sesekali mengecup manja rambut, kening sama pipi istri yang cubby mirip bakpao. Sang istri hanya bisa malu-malu meong sambil menggelinjang geli merasakan bulu-bulu tipis yang melekat pada rahang sang suami."Kamu bahagia?" tanya Azzam pada sang istri."Caca sangat bahagia Mas," ucap Caca sambil meletakkan kepalanya di atas dada bidang milik sang suami. Sedangkan sang suami memeluknya sayang."Mas ....""Hemmm.""Caca boleh tanya gak?""Boleh."
*Cahaya Mustika*AnnyeonghaseyoCihuy ... Gini nih enaknya kalau punya suami oke punya, oke juga isi saldo rekeningnya. Hihihi.Biarlah kata orang matre toh sama suami sendiri. Dan lebih senangnya dia sendiri yang nawari beberapa hari yang lalu."Dek.""Dalem.""Kamu mau honeymoon kemana?" ucap suamiku sambil memutar-mutar manjah rambutku dan jangan lupakan aktivitas bibirnya yang nakal. Haish ... Tapi aku suka."Memangnya boleh?" tanyaku pura-pura polos padahal kita polos beneran loh kan habis olahraga malam. Uhuk."Ya bolehlah Sayang. Makanya Mas nawarin mau ke mana?""Korea.""Kenapa Korea?""Biar bisa ketemu oppa-oppa ganteng.""Mas ganteng juga kali, cuma gantengnya khas ala Jawa-Indonesia," sahutnya kesal."Iyalah kalau gak ganteng, gak maulah Caca nikah sama Mas Azzam," ucapku sambil memainkan bulu-bulu jambangnya."Hahaha. Bisa aja kamu. Eh beneran mau ke Korea nih?""Huum, Mas sendiri pen
*Azzam Daffa Al Kaivan*Seminggu setelah honeymoon ckckck ... kayaknya lebih enak aku bilang tamasya bersama ke Korea, aku mengajak istriku muncak ke gunung Prau di dataran tinggi Dieng. Hehehe.Sudah lama aku pengin muncak bareng kekasih halal biar pas kedinginan ada guling hidup buat mencari kehangatan. Eaaaak.Kang Bimo sedang pulang kampung mengurus tetek bengek untuk pernikahannya dengan Syarifah. Akhirnya dia gerak juga. Aku sedikit membantunya karena bagaimanapun dia sudah kuanggap saudaraku."Jadi nanti kita mau lewat jalur Wonosobo Mas?" tanya Caca."Iya," jawabku."Bisa mampir ke Sikunir juga gak?""Kamu mau?""Iya. Katanya golden sunrisenya bagus.""Oke nanti kita mampir, makanya kita lewat Wonosobo.""Mas kok kepikiran honeymoon kayak gini sih?""Kenapa? Gak suka?""Suka. Caca belum pernah muncak soalnya. Gak pernah dibolehin sama Hasan," sungutnya."Hahaha. Makanya Mas ajak muncak. Gunung Prau pas bu
*Cahaya Mustika*Aku dan Mas Azzam tengah menuju Jepara untuk menghadiri pernikahan Gus Arsyad. Besok dia akan menikah dengan wanita yang dipilihkan oleh sang Umi. Mas Azzam bercerita jika Gus Arsyad kehilangan Abahnya karena serangan jantung. Abah Gus Arsyad meninggal karena kaget mengetahui anaknya yang pendiam sampai berkelahi bahkan hampir saja membunuh orang.Kesalahpahaman menjadi awal penyebab retaknya persahabatan antara Gus Fatah dan Gus Arsyad dan semua ini dikarenakan ulah Ning Zulaikha. Ya ampun. Ngomong-ngomong tentang Ning Zulaikha, kami hanya tahu jika Gus Fadil membawanya berobat. Ning Farida sendiri telah resmi bercerai dengan Gus Fadil."Suka gak naik motor?""Sukalah kan jadi romantis, bisa sambil peluk kayak gini." Aku memeluk erat perut suamiku. Selama perjalanan kami terkadang mengobrol. Hampir setiap jam kami berhenti untuk istirahat sambil selfi-selfi.Apalagi kalau kami menemukan pemandangan indah seperti hamparan sawah atau al
"Masya Allah lucu sekali Mbak Na?" ucap Caca ketika melihat bayi kembar Reihan-Royyan yang kini berusia 5 bulan."Kamu juga bisa kok," ucap Nasha."Hah, beneran Mbak? Tapi Caca kayaknya gak punya saudara yang anaknya kembar deh." ."Halah sekarang dunia kedokteran kan canggih, coba kamu konsultasi sama temennya Mas Rayyan namanya dr. Prita. Nanti aku kasih nomernya.""Oke Mbak." Caca pun kembali mengajak main si kembar yang menggemaskan."Halo ... Ciluk ba ... Ciluk ba ... Astaga Mbak, Reihan kok mirip suamiku sih. Irit senyum. Dari tadi aku godain gak ada senyum babar blas.""Hahaha. Ya gitu deh. Ni anak kopiannya Mas Rayyan plek jiplek pokoknya. Ati-ati loh Ca. Suamimu sama suamiku setipe. Pasti salah satu anakmu bakalan mirip Gus Azzam.""Hahaha. Iya sih Mbak. Gak papa dingin-dingin romantis kok.""Kalau sama pawangnya." Kompak Caca dan Nasha lalu kedua wanita itu tertawa bersama.Sementara itu, para suami tengah ngopi tak jauh dari pa
*Azzam Daffa Al Kaivan*Aku tengah mengelus-elus punggung istriku. Aku tahu dia sangat ketakutan. Aku juga takut. Tapi aku berusaha tegar.Sungguh suatu keajaiban. Rupanya Allah meridhai usaha Caca yang ingin punya anak kembar. Bahkan Allah langsung kasih tiga. Wow ... mau tak mau aku harus ektra menjaganya apalagi selama hamil Caca tetap saja pecicilan.Masih kuingat saat perpisahan kelas dua belas dimana dengan santainya Caca ikut naik ke panggung bersama anak-anak Pramuka melakukan dance cover. Saat itu usia kandungannya sudah tujuh bulan. Aku dan para penonton yang berada di bawah dibuat senam jantung takut terjadi apa-apa. Empat nyawa soalnya yang harus dijaga. Tapi istriku justru cuek dan tetep saja joget. Ckckck.Untuk ngidam, justru akulah yang ngidam. Sedangkan Caca luar biasa ngebo. Apa saja dimakan. Gak pernah menyusahkan, duh pokoknya makin cinta deh."Mas.""Hem.""Mas yakin mau dampingi Caca.""Insya Allah, lagian sud
*Azzam Daffa Al Kaivan*"Kamu udah selesai, Dek.""Udah Mas, baru aja.""Gimana ada kendala gak?""Gak ada, Aslan triplet gimana Mas?""Tenang, ada Abah Aslan semua beres."Terdengar suara tawa Umi Aslan di seberang sana. Duh, baru juga ditinggal sehari udah kangen akunya."Mas Azzam mau oleh-oleh apa?""Apa aja yang penting nanti makannya disuapin sama Dek Caca yang cantik, bidadarinya Mas Azzam di dunia dan akhirat. Amin.""Amin. Ya Allah Mas, Adek kenyang di gombalin mulu sama Mas Azzam.""Hahaha. Soalnya Mas kan cinta banget sama Adek. Makanya pengin selalu memberimu kebahagiaan biar kamu selalu kenyang dan gak mau berpaling dari Mas," sahutku. Caca hanya tertawa."Ya udah, Caca tutup dulu ya Mas, mau cari makan.""Iya. Hati-hati ya Umi ... Aslan Kuartet kangen banget sama Uminya.""Oke. Assalamu’alaikum.""Wa’alaikumsalam."Klik.Caca sedang berada di UPI Bandung. Dia b