Manhattan, USA. | 20.21 PM.Malam sudah tiba, anginnya berhembus sedikit kencang. Bayang-bayang pertengkarannya dengan Liam kembali berputar di ingatannya. Kate menutup pintu panthousenya dari luar, berjalan menuju lift untuk ke lantai dasar. Menunggu seseorang yang belum kunjung datang.Ketika sudah berada di bawah, Kate berjalan ke luar gedung. Duduk di sebuah kursi taman yang lumayan ramai. Banyak pengunjung yang bersantai di tempat ini. “Kate,” panggil Liam dari arah belakang, sehingga membuat Kate menoleh.Penampilan Liam begitu kusut, kemeja yang dikenakannya sudah tidak terlihat rapi. Jas kerjanya pun entah berada di mana, serta rambut yang acak-acakan. Kantung mata yang menghitam, terlihat jika Liam kurang tidur. Banyak yang berubah dari laki-laki itu semenjak pertemuan terakhir mereka. Dia beringsut mendekat ke hadapan Kate, merangkulnya ke dalam pelukan yang hangat. Kate tidak menolak, tidak juga membalas. Membiarkan Liam memeluknya, serta tidak berkomentar apa pun.“Aku m
Mandiley’s Restaurant, Manhattan, USA. | 19.21 PM.Terlalu memikirkan suatu hal dan berharap akan menjadi milikmu adalah sebuah harapan yang semu. Nyatanya setelah banyak waktu yang dia luangkan agar bisa bersamanya berujung dengan dia yang jatuh cinta sendirian. Mungkin ini adalah konsekuensi dari perasaan sepihak, melihatnya dengan yang lain itu ternyata cukup menyedihkan.Pikirannya selalu menepis praduga yang selalu hinggap di otaknya. Menguatkan diri kalau Kate tidak ada hubungan apa pun dengan laki-laki itu. Selama ini Kate juga tidak pernah menceritakan kisah asmaranya, harusnya Sean ingat itu. Namun apa yang dia lihat malam itu cukup mengusik perasaannya. Membuatnya hilang kendali selama berada di kantor, sehingga beberapa karyawan menjadi korban kemarahannya. Jatuh cinta sendirian ternyata tidak menyenangkan. Selalu ada sisi egois yang menguap, menginginkan cintanya terbalaskan. Karena tersampaikan saja tidak cukup, ingin mendapatkan timbal balik yang serupa dari yang dia r
Manhattan, USA. | 17.41 AM.Sudah dua hari sejak Liam datang ke tempatnya. Kini banyak yang berubah dari Liam, laki-laki itu selalu memberitahunya seputar kegiatan yang Liam lakukan selama berada di kantor atau pun di luar jam kerja. Kate merasa senang tentunya. Karena baru kali ini Liam selalu mengabarkan hal kecil yang terjadi di sekitarnya. Memang betul dia sempat memintanya agar Liam berusaha untuk terus terang, tetapi bukan arah ini yang dia maksud. Tapi tidak masalah, dia senang. Liam perlahan mau berubah demi dirinya. Sulit baginya untuk melupakan perkara perempuan yang bersama Liam, hanya saja lebih baik tidak diungkit daripada kembali sakit. Kate akan selalu ingat, meski tidak melupakan. Sore ini Kate akan bertemu dengan Sean. Dia meninggalkan pin nama di sekitar gedung tempat tinggalnya. Tadi malam dia sudah menghubunginya, dan Sean akan datang. Kate tahu kalau malam itu Sean datang ke tempatnya, sangat masuk akal pula jika Sean melihatnya bersama Liam.Meskipun Kate tida
19 : A – Menentukan PilihanManhattan, USA. | 14.37 PM.Audio yang diputar ketika sedang berada dalam mobil menjadi teman perjalanannya. Lagu dari penyanyi Miley Cyrus yang sudah tidak asing dipendengaran penyuka musik. Volume yang kecil membuat lagu itu mengalun dengan begitu tenang, tidak terkesan buru-buru. Kate teringat dengan ucapan Sean mengenai kata jatuh cinta sendirian benar-benar mengusik pikiran Kate selama satu minggu ini. Apalagi sekarang laki-laki itu tidak sedang berada di Manhattan, karena dua hari yang lalu Sean mengatakan akan menghadiri undangan acara bersama ketiga saudaranya. Sedangkan saat ini Kate diantar oleh Liam ke butik Maria setelah mereka selesai makan siang bersama. Kate teringat dengan janjinya kepada Gustavo, sedangkan dia sudah sebulan membuang waktu dan belum memiliki alasan untuk kembali ke Madrid. Waktu tiga bulan yang dia minta kepada Ayahnya kini tersisa dua bulan lagi. Setelah itu Kate harus kembali ke Madrid sesuai dengan janjinya, memutuskan
Toronto, Canada, USA. | 20.31 PMPerayaan ulang tahun perusahaan yang digelar oleh Rodriguez Group begitu megah. Para bussines man dari penjuru dunia sudah menginjakkan kakinya di sebuah hotel bintang lima. Tentunya hotel itu milik perusahaan Rodriguez. Suasananya begitu ramai, para pengusaha mengajak gandengan mereka. Kilatan blitz dari berbagai arah, mendokumentasikan seputar kegiatan apa saja yang terjadi di acara puncak pada tahun ini. Para paparazi diijinkan untuk masuk, namun jika ingin mewawancarai mereka harus menunggu acara ini selesai, benar-benar selesai. Mereka juga berdiri di ujung ruangan bersama para pengawal yang berjaga. Mengondisikan para paparazi itu agar tidak mengacau, hanya ingin memburu Adam Rodriguez, pemilik perusahaan ini.Relasi Mark dengan Adam Rodriguez sudah terjalin begitu lama. Mereka adalah sahabat yang dapat menguntungkan satu sama lain. Namun pada tahun ini dia yang mewakili William Group untuk hadir, duduk di bangku barisan depan yang sudah di sedi
Manhattan, USA. | 16.13 PMManhattan pada sore hari tidak berubah dari hari ke harinya bedanya kali ini ditemani hujan. Jalanannya hampir setiap hari macet, karena terlalu padat dengan penduduk. Kota metropolitan yang digemari banyak orang. Sehingga membuatnya sebagai pendatang pun begitu nyaman di tempat ini. Angin berhembus dengan pelan, tapi terasa begitu dingin sehingga Kate tidak membuka mantelnya meski berada dalam sebuah Kafe pinggir jalan. Nuansa Kafe yang terlihat seperti zaman kuno, klasik dan juga unik, kalau kata Liam Kafe ini tidak menghilangkan kesan dahulu kala sebelum bangunan berubah modern.Pengunjung Kafe tampak sibuk dengan kegiatan masing-masing. Banyak anak remaja yang sengaja datang untuk mengerjakan tugas kuliah, mereka berkumpul bersama-sama terlihat begitu menyenangkan.Mengingat kalau berada di Madrid Kate tidak jauh dari rumah. Dia selalu enggan keluar rumah, berbeda ketika berada di kota orang. Kate jadi orang yang suka jalan-jalan sendirian untuk mengusir
Manhattan, USA. | 19.25 PMTangan Kate melambai begitu mobil yang dikendarai oleh Liam mulai meninggalkan gedung panthousenya. Membuat Kate terdiam beberapa menit sebelum masuk ke dalam. Bersandar pada dinding kokoh di belakangnya bersama tatapan yang lurus ke depan.Karena setelah ini pada akhirnya dia akan kembali ke Madrid untuk memenuhi janjinya kepada Gustavo. Meninggalkan Liam di sini, Kate bisa saja menyelesaikan hubungan mereka ketika berada di Kafe. Namun Kate takut jika dia yang menyesal, jadi biarlah ini berjalan seperti air yang mengalir. Kakinya melangkah masuk ke dalam, berjalan menuju lift yang akan membawanya ke unitnya. Sedari tadi ponselnya bergetar, dan Kate sudah bisa menebak kalau itu adalah dari Sean. Dia merasa sedang bermain kucing-kucingan dengan Sean. Mengabaikan ratusan pesan yang dikirimkan laki-laki itu padanya, dalam satu hari Sean pasti beberapa kali mengiriminya pesan. Tetapi jika dipikir ulang, Sean bisa saja datang ke tempatnya. Namun laki-laki itu
Mansion William’s, Manhattan, USA. | 20.31 PMKali ini suasana mansion William cukup ramai karena kepulangan Shanice. Adik Sean yang aktif itu tidak bisa diam ketika tiba di mansion, terus merecoki Sean dengan berbagai pertanyaan tidak penting. Tapi sekarang Shanice justru menikmati waktunya dengan Ken, kejar-kejaran seperti anak kecil.Bahkan Angeline sampai kewalahan melarang keduanya. Untung saja Mark belum kembali dari Chicago, karena Ayahnya tidak menyukai keributan. Jika saja Mark sudah di rumah maka mereka berdua akan dipisahkan secara paksa. “Ken! Kau mau lari ke mana hah?!” Shanice berlari memutari mobil Sean yang belum dia masukkan ke garasi. Mobilnya masih terparkir di aula rumah, penjaga pun tidak ada yang berani menyentuh jika Sean belum melemparkan kuncinya. Di sebelahnya ada mobil milik Ken, karena Pamannya lah yang menjemput Shanice dari bandara.“Sudahlah Shan, aku lelah meladenimu. Jika kau merindukan ketampananku bukan seperti ini caranya!” teriak Ken sambil