Lucian mengusap punggungnya, menenangkan.âApa Amel sudah minum obat?ââBelum, Papa. Amel nggak suka obat.â Amel bersandar di pundaknya, sangat lesu. âAmel kangen sekali sama Papa.ââMaafkan Papa baru datang.â Lucian mendesah, mencium pipinya.Laura memandang mereka, tidak tahu harus berkata apa mendengar kata-kata putrinya. Jelas Amel sangat merindukan papanya sampai dia jatuh sakit.Di kehidupan sebelumnya, Amel tidak pernah mendapat kasih sayang Lucian dan hanya memandang papanya dari kejauhan dengan ekspresi rindu, tapi tidak berani mendekat. Bahkan saat Amel sekarat, orang yang ingin dia temui untuk terakhir kali adalah papanya.Sayangnya, Lucian tidak pernah memenuhi keinginan putrinya sampai akhir.Di kehidupan ini, Lucian tiba-tiba menunjukkan perhatian pada Amel, tentunya membuat gadis kecil itu senang dan semakin terikat pada Lucian.Willy terdengar menggerutu di sebelah Laura. âMengapa dia datang?âLaura mendesah sambil mengangkat bahu. âDia tiba-tiba muncul di kampusku da
Dengan pipi menempel di meja, Laura melambaikan tangan lesu, âApa kamu pikir semudah itu mencari waktu untuk me time?âDi keluarga Adams, ibunya tak bisa meninggalkannya sendirian dan ingin menghabiskan waktu 24 jam bersamanya, membuatnya tidak bisa mengerjakan pekerjaan kuliah. Bukannya dia membenci itu, tapi dia butuh waktu sendiri. Lalu ada putrinya yang akan selalu mencarinya tanpa peduli kesibukannya dan kemudian harus pulang ke rumah bertemu dengan suami yang tak diinginkan berada di pandangannya.âBukankah suamimu kaya? Kamu pasti nggak perlu mengerjakan pekerjaan rumah, lalu kamu bilang ada keluargamu yang membantumu mengurus anakmu. Apa yang membuatmu lelah?â Cassie bertanya heran.Laura menghela napas, âMemangnya apa yang gadis perawan seperti kalian tahu tentang menjadi ibu rumah tangga?â"Karena itu kami nggak mau menikah muda. Cukup kamu menjadi pelajaran untuk kami." Cassie terlalu blak-blakan, hingga kadang-kadang membuat orang kesal."Sudahlah, Cassie, jangan ganggu La
âIni kampus terbaik dan terkenal di Capital, apa kalian tidak takut konsekuensi dari perbuatan kalian jika menyakitiku di area kampus!â Laura berteriak keras, berharap ada yang mendengarkannya, dan juga memperingatkan orang yang mengangkat teleponnya.Pemuda itu tertawa mengejek. âYa, kami juga nggak peduli dan nggak kuliah di kampus sampah yang penuh orang-orang angkuh seperti kalian,â balasnya sinis lalu memerintahkan kedua temannya.âBawa dia.âSalah satu pria menutup mulut Laura dengan lakban saat dia berteriak. Mereka menariknya ke tempat yang sepi dan masuk ke salah satu gudang.Laura memberontak dengan sekuat tenaga, tapi kekuatannya tak bisa dibandingkan dengan kedua pria itu. Mereka melemparnya ke lantai gudang yang keras dan kotor.âJalang, sebaiknya kamu nggak berisik dan bermain dengan kami,â kata pemuda pacar Amy.Laura takut melihat ekspresi mesum di wajah mereka dan bergerak mundur.âJika kamu berani menyakitiku, keluargaku nggak akan melepaskan kalian maupun pacarmu,â a
Laura menjerit keras hingga paru-parunya sakit. Tangannya berusaha sekuat tenaga mendorong pria di atasnya.Sementara Rendy, pacar Amy, merekam kejadian itu dengan senyum jahat di wajahnya.âEnyah!â Dia berusaha menendang pria itu dan menggunakan lututnya mengenai selangkangannya.Pria itu mendesis kesakitan dan menampar kuat wajah Laura.âDasar jalang!âPipi Laura terasa sakit dan pandangannya berputar sesaat. Sudut bibirnya robek hingga dia merasakan darah di lidahnya.Sementara para pria itu tertawa terbahak-bahak, berusaha merobek bajunya.Laura menggeleng kepala putus asa, berusaha mendorong tangan-tangan yang merobek pakaiannya dan berteriak.âKeluargaku adalah keluarga Adams, kalian akan menderita jika menyakitiku. Keluargaku nggak akan melepaskan kalian!ââSiapa pula keluarga itu?â balas Rendy acuh tak acuh. âKami tidak peduli kamu berasal dari keluarga mana. Kamu hanya anak yatim miskin yang jadi pelayan di keluarga Samson. Tidak ada yang akan peduli padamu.ââSuamiku, Lucian
Laura mendapat pelecahan, tentu Lucian tidak akan membuat masalah ini tersebar untuk menjaga reputasi Laura. Laura juga selalu tidak ingin menarik perhatian atau mencolok. "Baik, Tuan Wilson." Lucian menutupi wajah Laura dengan jaket dan membawanya pergi dari gudang itu. Sementara Rendy dan dua anak buahnya diringkus oleh sekuriti kampus. Amy juga tidak akan mendapat nasib baik setelah membuat pacarnya melakukan tindakan kekerasan pada Laura. Keluarga Adams juga akan mengejarnya setelah mendengar berita penganiayaan pada Laura. Mia dan Cassie mengikuti Lucian ke rumah sakit. Mereka berdua sangat cemas dan ketakutan melihat kondisi Laura, mengesampingkan rasa ingin tahu mereka terhadap Lucian yang menjadi suami Laura. Keluarga Adams segera mendapat kabar dari Profesor Robbin yang memberi tahu mereka. . . Laura bermimpi aneh. Dia berada di sebuah ruangan yang sangat dikenalnya: rumahnya, dikelilingi oleh para pelayan lama. Rumah itu didekorasi dengan hiasan pemakaman. Waj
Sean mengusap kepalanya dan mengerutkan kening.Willy tersenyum hangat pada Cassie. âKamu pasti anak perempuan dari keluarga Crowell, kan?ââY-yaâĶ,â Cassie tersenyum gugup.âKamu pasti tahu kami siapa, kan?ââYaâĶ Anda dari keluarga Adams?ââBenar, kami dari keluarga Adams. Tapi kami tidak ingin identitas kami terlalu menarik perhatian dan nggak ada yang boleh tahu, termasuk suami Laura.âCassie mengangguk bingung, tapi tidak berani bertanya. Dia terlalu gugup bertemu seluruh anggota keluarga Adams yang bergengsi.Mia berusaha untuk tidak bersuara. Dia tidak berasal dari keluarga kaya dan terkemuka seperti Cassie, sehingga keberadaannya kurang diperhatikan.Ada begitu banyak pertanyaan di kepalanya. Apa sebenarnya hubungan Mia dan keluarga Adams? Sekelas bersama para pewaris keluarga konglomerat Capital, dia sedikit mengetahui tentang keluarga-keluarga terkemuka, termasuk keluarga Adams. Tidak banyak yang mengetahui wajah atau bertemu langsung dengan anggota keluarga Adams, selain Tri
âBegitu yaâĶ.â Laura bergumam, keningnya berkerut.âJangan terlalu dipikirkan. Amy pasti akan ketemu dan dihukum. Kamu harus beristirahat, kamu sudah banyak menderita hari ini,â kata Mia, menarik selimut untuk menutupi tubuh Laura.âYa, terima kasih sudah menjagaku hari ini. Kalian juga harus pulang. Orang tua kalian pasti khawatir,â balas Laura.âKami akan menjengukmu besok.â Cassie melambai padanya, lalu bersama Mia keluar dari kamar rawat Laura.Laura menghembuskan napas setelah Mia dan Cassie pergi. Dia merasakan rasa sakit di lengannya dan ingin tidur.Tapi dia takut tidur, takut mimpi di kehidupan sebelumnya kembali padanya.Dia menarik napas, mencoba rileks dan tidak memikirkan mimpi di kehidupan sebelumnya.Lambat laun, matanya mulai terpejam dan dia tenggelam dalam mimpinya...Selama ini, Amy telah mengamati apa yang dilakukan pacarnya.Rendy, adalah pacar miskin yang tidak disukainya. Tapi dia rela melakukan apapun untuknya, hingga dia selalu memanfaatkan Rendy untuk mengur
Mata wanita itu terpejam, keringat dingin mengalir di pelipisnya. Tangannya mengepal di selimut; Laura tampak tidak tenang dalam tidurnya. Dia memimpikan kehidupan sebelumnya, seakan nyata menyaksikan dirinya memohon belas kasihan Lucian untuk melihat putrinya untuk terakhir kali. Dia menyaksikan seluruh penderitaannya hingga meninggal dengan ditusuk di jantungnya. Rasa sakit di dadanya begitu nyata.âSakitâĶ,â rintihnya.Lucian, setengah tertidur di samping tempat tidurnya, tiba-tiba mendengar tangisannya yang lemah, putus asa dan tak berdaya. Dia menangkap tangannya yang mencengkeram dadanya.âSsst, Laura, tenanglahâĶ,â bisiknya.Seakan menemukan penyelamatnya, Laura menggenggam tangannya erat. Jari-jari mereka saling bertaut. Mata wanita itu masih terpejam dengan gelisah. Lucian mengeluarkan sapu tangannya untuk mengusap keringat di keningnya. Air mata mengalir di pipinya. âSsst, tidak apa-apa sayangâĶ,â bisiknya lagi, membujuknya tenang.Cengkeraman tangan Laura mengendur, dan p
Mia terdengar menghela napas sambil membalas pelukan Laura. âAku juga.â Ia melepaskan pelukan mereka dan menatap temannya. âKamu membuatku khawatir karena tiba-tiba menghilang tanpa kabar. Tiga tahun yang lalu, Tuan Lucian hampir mengobrak-abrik Capital karena mencarimu.âWajah Laura tampak tanpa ekspresi ketika nama mantan suaminya disebut.âOh, kami sudah bercerai saat itu.âMia menatapnya selama beberapa saat, namun tidak bertanya lebih lanjut. Dia kemudian mengalihkan pandangannya pada Amel.âBagaimana kabar Amel? Dia semakin cantik dan sangat mirip denganmu.â Mia tersenyum lembut dan mengulurkan tangannya untuk mengelus pipi Amel.Amel tersenyum dengan wajah bingung dan menatap Laura dengan penuh tanya.âIni Bibi Mia. Amel ingat?â tanya Laura pada putrinya.Amel menggelengkan kepala dan menatap Mia dengan ingin tahu.âHahaha, sudah bertahun-tahun, dia pasti sudah lupa,â kata Mia sambil mencubit pipi Amel dengan gemas.Laura mengangguk, membenarkan. Amel sudah lupa dan bahkan tid
Kaki jenjang wanita itu melangkah dengan penuh percaya diri di antara orang-orang yang berlalu-lalang di bandara. Dia mendorong kereta bagasi berisi koper-kopernya.âMama, apa Nenek dan Kakek menjemput kita?â tanya seorang gadis berusia lima tahun yang duduk di atas koper, sambil mengayun-ayunkan kaki mungilnya dengan manis.Rambut hitamnya tumbuh lebat, dan wajahnya cerah berseri-seri. Setelah melewati tiga tahun penuh kesabaran dan doa, putrinya akhirnya bisa melewati masa kritis penyakit leukemia dan sembuh total.âYa, sayang. Kakek dan Nenek akan segera menjemput kita,â jawab wanita itu dengan hangat, lalu mengecek jam tangannya. Sudah lewat dua puluh menit, tetapi orang tuanya belum muncul untuk menjemput.âHm, sepertinya Kakek dan Nenek akan terlambat. Bagaimana jika kita makan dulu? Amel lapar?â Amel mengangguk.Laura tersenyum lembut lalu memandang sekeliling restoran yang ada di bandara. Restoran lain tampak cukup ramai dan mengantri. Laura tidak mau mengantri. Akhirnya dia
Para pelayan tersentak dan cemas mendengar kata-kata Lucian. âKami mengerti, Tuan Lucian. Kami akan membawa Nona Viola keluar dan tidak akan membiarkannya masuk ke rumah ini,â balas kepala pelayan tergagap. Lucian mendengus muram dan berjalan menuju kamarnya. âLucian, kamu nggak bisa memperlakukanku seperti ini!â Viola meraung mengejar Lucian, tapi para pelayan menghalangi jalannya. Raut wajah mereka sangat tegas. âNona Viola, silakan tinggalkan rumah ini bersama pakaian yang kamu kenakan sebelum kami melakukannya sendiri.â Viola menurunkan putranya dengan kasar ke lantai dan menghadapi para pelayan dengan penuh kemarahan. âKalian hanya pelayan rendahan, beraninya kalian mengusirku! Aku tidak akan pergi! Aku Nyonya rumah ini, nggak ada yang bisa mengusirku!â Kepala pelayan itu menatapnya tanpa ekspresi, lalu menatap para pelayan lain penuh arti. Seolah mengerti, dua pelayan maju dan menahan lengan Viola. âKami hanya mendengarkan perintah Tuan Lucian dan Nyonya Laura. Anda
âSelain aku, siapapun anggota keluarga Wilson tidak diizinkan masuk ke dalam rumah ini. Apa kalian mengerti?ââYa, Tuan. Maafkan kami.âViola meraih tangannya dan berkata, âLucian, mengapa kamu sangat jahat? Aku datang ke sini karena Jayden merindukanmu. Dia menangis terus karena sangat merindukan papanya.âLucian menepis tangannya dan menjawab dengan dingin, âJangan panggil aku seperti itu. Aku tidak pernah mengakui anak itu sebagai anakku setelah apa yang kamu lakukanâmenipuku dan menghancurkan hubunganku dengan Laura,â katanya sambil menatap Viola dengan tatapan paling dingin.âLaura sudah mencampakkanmu, mengapa kamu masih terpaku padanya? Harusnya aku yang menjadi istimu dan Jayden adalah putramu!âViola menggenggam tangannya erat. âApakah wajahku tidak cukup untukmu?âLucian menatapnya dengan jijik. Meski wajahnya mirip dengan Laura karena operasi plastik, dia tetap merasa jijik dan muak.âBahkan jika kamu melakukan sepuluh operasi plastik, kamu tidak akan bisa menggantikan Laur
Tiga tahun kemudian.Lucian mengusap keningnya, ekspresinya sangat kusut saat pulang ke rumah. Dia tidak pernah pindah dari rumahnya meski telah tinggal sendirian, karena di sini adalah kenangan Laura dan putrinya.Dulu, dia meninggalkan Laura tinggal sendirian di rumah ini untuk membesarkan Amel, sementara dia mengabaikan dan tak pernah pulang selama satu tahun.Sekarang, dia merasakan kesepian Laura yang tinggal di rumah ini.Sudah tiga tahun sejak Laura menghilang bersama putri mereka. Tak ada kabar tentang dirinya meski Lucian mengobrak-abrik seluruh Capital.Bahkan keluarga Watson, yang dekat dengan Laura, seolah menghilang. Latar belakang mereka misterius; Lucian mencari mereka namun tak menemukan informasi apapun.Dia bahkan mencari Tristan Adams, yang dicurigai memiliki hubungan dengan mereka, namun akhirnya diusir dan dipermalukan. Akibatnya, keluarga Wilson tiba-tiba mendapat peringatan dari sang kepala keluarga Adams yang dikenal cukup tertutup.Kakek Billy menghukum Lucian
Kedua orang itu tampak tidak menyadari keberadaan Laura, dan lewat menuju ke arah lain."Apa-apaan perilaku itu, seolah-olah cewek jalang itu sedang hamil dan nggak bisa jalan tanpa dibantu," komentar Dean sinis."Viola memang sedang hamil."Dean membelalak menatap Laura. "Apa? Hamil?! Sialan bajingan itu, aku nggak akan membiarkannya begitu saja!"Dia menggulung lengan jas putihnya dengan marah dan akan mengejar Lucian untuk memberinya pelajaran karena mengkhianati adik dan keponakannya yang sedang terbaring sakit di ranjang rumah sakit.Laura menahan Dean agar tidak pergi."Udah nggak ada gunanya, Kak. Aku sudah nggak ada hubungan lagi dengan Lucian Wilson."Dean berhenti dan menatapnya dengan pandangan bertanya-tanya."Apa maksud kamu, Laura?""Aku akan bercerai dengan Lucian, kami sudah nggak ada hubungan lagi. Tolong bantu aku mengurus surat cerai, Kak."Dean terdiam selama beberapa saat lalu berkata, "Itu bagus. Seharusnya kamu bercerai dengannya sejak awal."Namun kata-katanya
Laura memejamkan mata, tangannya mengepal erat di ponsel.âViola, aku nggak ada urusan dengan kamu. Berikan ponselnya pada Lucian sekarang. Katakan padanya ini sangat penting.âViola terkekeh mengejek. âLucian nggak peduli padamu lagi karena dia hanya memiliki aku dan anak kami. Tolong deh, jangan mengganggu hubungan kami lagi. Urus saja perceraianmu sekarang.â âViola,â desis Laura mencoba menahan amarahnya, âberikan ponselnya pada Lucian sekarang. Katakan padanya ini penting mengenai Amel.â âOh, putrimu itu? Lucian bilang hanya menginginkan anak laki-laki di perutku. Lagipula Amel juga putri kandung Lucian. Dia nggak peduli lagi dengan anak harammu. Sudahlah, jangan menelepon Lucian lagi. Kami sedang menunggu USG anak kami. Bye!â Panggilan dimatikan sepihak oleh Viola. Laura hampir membanting ponselnya karena marah. Dia tidak akan memohon pada mereka jika bukan karena demi putrinya. Tubuh Laura bergetar, tangannya mengepal erat menggenggam ponselnya hingga layar menjadi ret
Laura bergegas ke rumah sakit. Setelah bertanya pada staf di meja resepsionis, dia menuju ke ruangan yang telah diberitahu staf itu.Suara langkah kakinya bergema di lorong rumah sakit. Dia membuka pintu kamar rawat VIP.Willy dan Allen di kamar rawat menoleh dan menatapnya.âBagaimana Amel?â Laura bergegas ke samping tempat tidur putrinya dan meraih tangannya. Hatinya sakit melihat wajahnya pucat dan demam, mengingatkan dia pada penderitaan putrinya melawan penyakitnya di kehidupan sebelumnya.âAmelâĶ.ââMama, sakitâĶâ dia merengek sambil menangis."Sayang, mama di sini," Laura duduk di tepi ranjang dan mengangkat putrinya ke pelukannya. "Papa, mana MaâĶ Amel kangen PapaâĶ."Laura menegang, tangannya terkepal erat mengingat apa yang terjadi di ruang tamu kediaman Wilson dan pengungkapan kehamilan Viola. Saat ini pun, Lucian sedang menemani Viola yang sedang hamil ke rumah sakit, sementara putrinya sedang terbaring sakit."Papa sedang bekerja, sayang. Nanti Papa akan datang."Amel terisa
âAku mengerti, Bu. Aku akan segera ke sana.âSebuah mobil limosin berhenti di depannya, dan Pak Andri keluar sambil membawa payung.âSaya minta maaf karena terlambat, Nona. Saya terjebak macet.âLaura tidak peduli dengan penjelasan Pak Andri dan berkata tergesa-gesa. âCepat bawa aku ke rumah sakit.âDia berlari masuk ke dalam mobil.Pak Andri menyusulnya masuk ke dalam mobil dan menuju ke rumah sakit.âBagaimana keadaannya?â tanya Lucian pada dokter yang memeriksa Viola.âUntungnya Anda membawanya ke rumah sakit tepat waktu. Jika terlambat sedikit saja, Nona Viola bisa keguguran,â balas dokter itu.Lucian mengerutkan kening, tapi tidak mengatakan apa pun.Viola meraih tangannya lembut. âLucian, jangan salahkan Kak Laura. Ini juga salahku karena ceroboh,â bisiknya lemah.Lucian tak melepaskan tangannya dan berkata dengan suara tanpa emosi. âIstirahatlah.â Lalu dia berbalik pergi.Viola menahan tangannya dengan cemas. âLucian, tolong jangan tinggalkan. Aku dan anak kita membutuhkanmu.â