âKamu gendong dulu, aku mau telepon sebentar.âDelis menggendongnya dan terlihat jelas bahwa Kelven masih agak kesal.Namun saat ini, dirinya benar-benar tidak ada pemikiran untuk menikah.Kelven keluar dari kamar bayi, mencari tempat yang sepi dan menelepon ibunya untuk membicarakan mahar, serta meminta Mudi untuk menyiapkan mahar malam ini agar bisa diantarkan besok pagi.Namun, baru saja selesai menelepon dan berbalik untuk kembali ke kamar bayi, Kelven mendengar percakapan dua pelayan yang berada tidak jauh.âBeruntung sekali Nona Angel, Nyonya Joven yang biasanya begitu pemilih, malah memberikan mahar sebesar 130 triliun padanya.ââ130 triliun belum termasuk perhiasan emas, properti dan mobil mewah. Bisa dibayangkan betapa kayanya Keluarga Joven.ââIya, aku juga meras itu sangat banyak. Sungguh iri dengan Nona Angel,â ujar pelayan lainnya.Seketika, Kelven terdiam. Mendengar angkat 130 triliun membuatnya ragu untuk kembali ke kamar bayi tempat Delis berada.Jika sebelumnya, jangan
âKenapa kamu nggak bisa mengerti perasaanku? Aku benar-benar nggak ingin membicarakan pernikahan sekarang.ââTapi aku sudah meminta ibuku datang besok dan membawa mahar,â ujar Kelven.Meski tidak menikah, mahar juga harus diberikan lebih dulu.Jika tidak, dengan status apa dirinya bisa tinggal di rumah ini?Delis tidak menyangka Kelven begitu keras kepala.Dia benar-benar mulai merasa kesal, lalu berdiri dan menghindarinya.âKelven, kenapa kamu nggak bisa mengerti apa yang aku katakan? Untuk apa kamu membawa mahar? Aku bahkan belum setuju.ââLagipula, putri kita bahkan belum ditemukan. Bagaimana kamu bisa memikirkan urusan kita berdua?ââApalagi kakakku akan menikah dengan kak Angel sebentar lagi. Kamu ingin mencuri perhatian dengan memberikan mahar lebih dulu?âKelven tidak menyangka Delis akan marah.Dengan perasaan getir di hatinya, Kelven menjawab, âAku hanya mau memberikan mahar lebih dulu, kita bisa mengadakan pernikahan kapan pun kamu mau. Dengan begitu, setidaknya aku juga pun
âBaiklah, silakan masuk.âSuminah dan suaminya tersenyum sambil mengangguk, lalu berjalan masuk ke dalam rumah bersama Nyonya Joven.Kelven dan Delis mengikuti di belakang mereka.Setelah itu, Mudi mengambil daftar mahar dan mulai mengatur para pengawal yang membawakan mahar untuk menata semuanya di dalam rumah.Para orang tua dari kedua belah pihak duduk di posisi utama di ruang tamu. Tanpa mengucapkan sepatah kata pun, hanya memerhatikan para pengawal yang masuk membawa mahar satu per satu.Setelah semua mahar tertata, Mudi memberikan daftar mahar pada Kelven sambil berbisik, âPak Kelven, semuanya sudah ada di sini.âKelven tidak melihat daftar itu, melainkan langsung menyerahkannya pada Nyonya Joven.âIbu, silakan periksa.âTentu saja Nyonya Joven tidak akan memeriksanya sendiri, karena itu akan terlihat terlalu rendah bagi dirinya.Selain itu, dia sudah melirik barang-barang di depannya dan tidak melihat ada barang yang berharga, hanya beberapa perintilan kecil dalam kotak.Meskip
Hak waris istana Cakra di Negara E?Itu adalah istana bersejarah yang paling terkenal di Negara E dengan sejarah ratusan tahun.Itu milik Keluarga Rosli?Nyonya Joven sangat terkejut.Dulu, keluarganya pernah mengincar istana itu dan ingin memilikinya, tetapi selalu gagal karena tidak ada alasan tepat untuk mendapatkannya.Istana itu adalah milik pribadi dan mereka bahkan tidak pernah berhasil menemukan pemiliknya. Jadi, selama ini mereka hanya bisa memandang dari kejauhan tanpa pernah mendapatkan kesempatan untuk mendapatkannya.Bahkan, konon di dalam istana Cakra terdapat banyak barang unik yang tak ternilai harganya.Sebagai salah satu wanita paling terhormat di Negara E, Nyonya Joven pun tidak pernah mendapat kesempatan untuk masuk dan melihatnya.Siapa sangka, istana Cakra ternyata diberikan oleh Keluarga Rosli sebagai mahar untuk Delis?Yang lebih mengejutkan lagi, selain istana Cakra, Keluarga Rosli juga memiliki pergudangan anggur mera yang terkenal berusia ratusan tahun, istan
Kelven masih merasa sulit untuk memercayai semuanya.Bagaimana mungkin kepala pelayan tua tahu tentang aset keluarga mereka dan menyimpannya, sementara orang tuanya sendiri tidak tahu?Dan jika barang-barang itu memang milik kakeknya, kenapa para bibinya tidak ada yang keberatan jika diserahkan semuanya sebagai mahar?Kelven merasa pasti ada sesuatu yang mencurigakan di balik ini semua.Nanti, dia akan mencari kesempatan untuk bertanya langsung pada kepala pelayan tua itu.Melihat semua orang sudah duduk di ruang makan dan hanya tersisa dirinya yang belum, Kelven segera merapikan pakaian dan bergegas masuk.âĶSejak makan hingga selesai, bahkan sampai mengantar anggota Keluarga Rosli pulang, Nyonya Joven sangat marah.Delis bahkan belum pernah melihat sikapnya yang begitu ramah sebelumnya.Setelah melihat mobil Keluarga Rosli pergi dari gerbang depan, Nyonya Joven berbalik dan menggenggam tangan Kelven sambil berkata, âKelven, sikap ibu sebelumnya memang kurang baik, jangan dimasukkan
âDelis, kamu nggak perlu banyak alasan padaku. Pilihanmu hanya dua, tinggal di rumah tua Rosli atau ikut aku ke kantor.ââKalau kamu benar-benar nggak mau pergi, aku akan tinggal di rumah menemanimu dan biar Mudi membawa semua dokumen yang perlu kutangani ke sini.âBagaimanapun juga, Kelven tidak akan membiarkan Delis jauh darinya.Delis tertawa sinis, menatap Kelven dan bertanya, âApa maksudmu? Kamu takut aku kabur setelah menerima maharmu? Makanya kamu harus mengawasiku 24 jam?âKelven berpikir sejenak, kemudian mengeluarkan ponselnya dan menunjukkan pesan yang diterimanya kepada Delis.Delis mengambilnya dan melihatnya.Setelah membaca, Delis merasa ini benar-benar konyol.âSiapa yang mengirim ini? Bagaimana mungkin aku ada bahaya di dalam rumahku sendiri? Bisa-bisanya kamu percaya dengan lelucon ini?âKelven mengambil mengambil kembali ponselnya dan menyimpannya, lalu menjawab, âLebih baik lebih waspada.ââBagiku, kamu lebih berharga daripada nyawaku sendiri. Jadi, aku harus menja
Saat mobil mereka baru saja melaju ke gerbang, mereka bertemu dengan Wiliam dan Wenny yang datang.Kedua mobil saling berhadapan.Delis membuka jendela untuk melihat siapa yang datang.Melihat bahwa itu adalah Delis, Wiliam segera meminggirkan mobilnya.Setelah memarkir mobil, tadinya dia ingin menurunkan jendela dan menyapa Delis, tetapi kemudian dia melihat Kelven yang duduk di sebelahnya.Wiliam menjadi ragu.Delis juga tidak berbicara dengannya dan langsung mengendarai mobil keluar dari taman.Wenny yang duduk di kursi penumpang depan, memerhatikan mobil Delis yang menjauh dan akhirnya menarik pandangannya, lalu bergumam, âBukankah kata pelayan tadi kalau Keluarga Rosli baru saja datang melamar? Kenapa mereka sudah pergi begitu cepat?ââMungkin informasimu salah,â jawab Wiliam.Wenny menoleh ke arah Wiliam dan menjawab, âNggak mungkin, kalau pelayan itu berani membohongiku, aku nggak akan memaafkannya.âWiliam mendengus, âKamu pikir kamu masih putri kecil Keluarga Joven? Lebih bai
Delis sangat terkejut.Sambil mengemudi, dia menoleh ke arah Kelven dan memastikan, âAku tumbuh besar di sisimu? Bukan tumbuh besar di sisi orang tuaku? Kenapa bisa begitu?ââKarena saat berusia tiga tahun, kamu tersesat. Aku yang menemukanmu, lalu mengantarmu ke panti asuhan dan membiayai pendidikanmu. Setelah itu, hampir sepanjang hidupmu, kamu dibesarkan di panti asuhan.ââKemudian kak Peter menemukanmu dan karena itu mereka menetap di sini.âDelis terdiam.Dia tiba-tiba menghentikan mobil di pinggir jalan, menatap pria di sampingnya dengan ekspresi terkejut, sulit memercayai apa yang baru saja didengarnya.Karena pengereman mendadak, Kelven reflek melindungi putranya yang ada di pangkuannya, lalu menatap Delis.âKenapa?âWajah Delis tampak pucat.âJadi orang yang membesarkanku adalah kamu dan orang tuamu?âKelven terdiam sejenak, lalu akhirnya menjawab, âBukan benar-benar membesarkanmu, tapi karena kamu tumbuh besar di panti asuhan.ââTapi kamu yang membiayai pendidikanku. Kalau b
Menerima ucapan selamat dari adiknya, Peter dan Angel juga mengangkat gelas mereka.âAdikku, selamat menempuh hidup baru.âAngel juga mengucapkan, âDelis, selamat menempuh hidup baru.ââEh, aku juga.âKelven yang merasa diabaikan juga mengangkat gelasnya dan berkata, âKalau begitu, mari kita semua bersulang untuk kehidupan baru kita. Semoga cinta kita selalu abadi.âKeempat orang itu saling tersenyum dan bersiap untuk minum bersama.Namun tiba-tiba, gelas Delis diambil oleh Kelven dan diletakkan di samping.Delis memandangnya dengan bingung.Kelven menggantinya dengan segelas jus dan menyodorkannya ke hadapan Delis, sambil mengelus kepalanya dan berkata, âKamu nggak cocok minum alkohol, minum jus saja.âMereka punya rencana besar malam ini.Delis memang tidak kuat minum alkohol. Setiap kali meminum sedikit saja, dia bisa mabuk hingga lupa diri.Di malam yang indah seperti ini, Kelven tidak ingin Delis mabuk.âIya, Delis nggak boleh minum alkohol, minum jus saja.âUjar Peter, lalu menol
Sepasang mata hitam menatap wanita kecil di sampingnya dengan kesal.âKamu nggak bisa berbicara dengan sopan?âDelis tertawa kecil sambil berjalan ke depan, tidak mau berdebat dengan pria tua itu.Bagaimanapun, hari ini adalah hari yang special, dirinya harus tampil maksimal.Meski tidak begitu mempersiapkan diri.Namun, karena kakaknya sudah memesan ruang makan di hotel bintang enam, dirinya tidak mungkin datang dengan pakaian santai.Mungkin saja kak Angel berpakaian lebih cantik daripada dirinya.Kelven mengikuti langkah Dleis, lalu mereka masuk ke dalam lift.Di dalam lift yang sempit, pria tua itu terus memandangi wanita kecil di sampingnya.Melihat betapa muda dan cantiknya dia, lagi-lagi Kelven tidak bisa menahan diri untuk mendekat, merangkul pinggang kecilnya yang ramping dan mencium rambutnya yang harum dengan penuh hasrat.âDelis, kamu jujur padamu, kamu nggak merasa aku sudah tua, âkan?âEhem, konon pria berusia empat puluhan sangat liar, dirinya masih belum berusia empat p
Saat sedang menyetir, pria itu tetap menggenggam tangan wanita di sebelahnya dengan erat. Seolah-olah jika dirinya melepaskan genggamannya, istrinya akan terbang keluar dari jendela mobil.Angel mencoba menarik tangannya, tetapi tidak berhasil karena pria itu menggenggamnya terlalu erat.Angel mengingatkan, âKamu melanggar aturan lalu lintas, lepaskan tanganku.ââNggak mau, paling juga hanya kena tilang saja. Aku begitu susah payah, baru berhasil menikahimu. Kalau aku nggak menggenggam tanganmu, bagaimana kalau kamu melarikan diri?âPeter menatap lurus ke depan dan menyetir dengan serius, tetapi sudut bibirnya menyiratkan senyuman bahagia yang tak bisa disembunyikan.Angel memandangnya. Dari sudut pandangnya, Peter terlihat dengan hidung yang mancung, bibir yang tipis dan paras wajah yang tegas.Terlihat seperti seseorang yang begitu sempurna.Bagaimana bisa dirinya dipertemukan dengan orang seperti ini.Apa yang membuat dirinya layak menjadi istri pria ini?Hingga saat ini, Angel masi
Namun mereka malah bermesraan di depan umum.Sungguh keterlaluan.Benar-benar memalukan.Angel setuju denga napa yang Delis katakan.Dua pria ini memang benar-benar tidak tahu malu.Tidak peduli dengan mereka, Angel dan Delis dengan menggendong Lesi, keluar lebih dulu dari kantor urusan sipil.Sementara itu, Kelven dan Peter yang masing-masing memegang dua surat nikah di tangan mereka, berjalan mendekat dan berjabat tangan, saling mengucapkan selamat.âSelamat, akhirnya kamu berhasil menikahi wanita yang kamu cintai.âAlbert sungguh malang.Saat ini, dia mungkin sedang meringkuk di pojokan sambil menangis.Peter tertawa kecil dan menjawab, âSelamat juga untukmu, akhirnya berhasil menjebak adikku lagi.âKelven tidak senang mendengar itu dan membalas, âMenjebak apa? Delis sukarela menikah denganku. Kamu bisa melihatnya sendiri, apakah aku memaksanya?ââIya, dia sukarela,â jawab Peter.Eter tidak ingin berdebat dengannya dan berjalan keluar dari kantor urusan sipil.Kelven mengikutinya, l
Saat menerima surat nikah, Peter begitu bersemangat hingga langsung memegang wajah kecil Angel dan menciumnya di depan para petugas.Angel merasa sangat canggung dan segera mendorongnya.âHei, bisa nggak kamu sedikit lebih tenang.âNamun, bagaimana mungkin Peter bisa tenang. Dia malah berdiri dan menggendong Angel, lalu berputar di tempat dua kali, sambil berseru gembira,âAkhirnya kamu jadi istriku, aku akhirnya berhasil menikahimu âĶ âPeter sepenuhnya larut dalam kebahagiaannya.Tidak peduli sama sekali dengan pandangan para petugas di sekitarnya.Saat ini, dia benar-benar tidak bisa menyembunyikan kebahagiaannya.Sementara itu, Angel yang diputar hingga kepalanya pusing, sekilas melihat dua wajah yang familiar.Angel segera menepuk Peter, memberi isyarat agar Peter menurunkannya.Peter terpaksa menurunkan Angel. Saat dia hendak mencium wajahnya lagi, Angel berkata, âLihat ke belakang, siapa itu?âPeter menoleh.Ketika melihat Delis dan Kelven yang sedang menertawakannya, dia merasa
âIya, aku sudah memikirkannya dengan matang. Bagaimana kalau hari ini?âKelven tidak bisa menahan kegembiraannya, dia memeluk Delis dan menciumnya dengan keras. Kemudian berdiri dan menggendong anaknya.âAyo, kita pergi ke kantor urusan sipil sekarang.âLagipula, dokumen diri mereka selalu dibawa ke mana-mana.Delis tersenyum dan bertanya padanya, âKamu nggak menyelesaikan pekerjaanmu dulu?ââPekerjaanku nggak sepenting Delis.ââBaiklah.âDelis mengambil dokumen diri dari tasnya di atas meja dan bertanya pada Kelven, âDi mana punyamu?ââDi dalam mobil.âJadi, mereka hanya berada di kantor kurang lebih satu jam dan buru-buru mengendarai mobil menuju kantor urusan sipil.Tak disangka.Saat mobil mereka berhenti di depan kantor urusan sipil, mereka melihat dua sosok yang familiar sedang menaiki tangga menuju gedung itu.Delis langsung berkata, âKebetulan sekali! Kak Peter dan kak Angel juga datang mengurus surat pernikahan hari ini?âKelven tersenyum dan menjawab, âSepertinya hari ini mem
Melihat anak yang begitu manis diganggu di luar, membuatnya sangat iba.Saat itu, Kelven sebenarnya ingin membawa Delis pulang ke rumah.Namun, mengingat rumahnya ramai dan khawatir ada yang akan mengganggunya.Jadi, Kelven memutuskan untuk mengantarkannya ke panti asuhan. Dia bahkan memberikan uang tabungannya pada kepala panti untuk memastikan Delis dirawat dengan baik.Saat itu, kepala panti menanyakan nama gadis ini.Dengan mata besar yang tampak bersinar, Delis menatapnya seolah tidak ingin berpisah.Kelven baru tersadar bahwa dirinya belum tahu siapa nama gadis kecil itu.Dia pun berjonkok, menggenggam tangan Delis dan bertanya, âAdik kecil, siapa namamu?âNamun, Delis yang saat itu masih dalam keadaan ketakutan, tidak bisa mengingat namanya.Melihat Delis tidak menjawab, Kelven mengelus pipi bulanya dengan lembut dan berkata, âKalau begitu, biar kakak yang memberimu nama, ya? Kami ikut margaku dan namamu Delis. Kamu tahu kenapa kakak memilih nama itu?âDelis yang baru berusia l
âKalau ada masalah, panggil saja aku,â ujar Kelven.âNggak masalah, kamu sibuk bekerja saja.âJawab Delis tanpa mengangkat kepalanya.Karena anaknya masih tenang, Delis mengambil ponselnya dan mengirim pesan pada Alfred.Delis: [Kak Alfred, aku mau tanya sesuatu.]Setelah menunggu sekitar dua menit, akhirnya Delis mendapat balasan.Alfred: [Apa itu?]Delis: [Kamu yang menghipnotisku dulu supaya aku lupa dengan masa laluku, âkan?]Sebelumnya, saat dirinya tahu tentang putrinya, mereka bilang bahwa hipnotis dilakukan supaya dirinya tidak terlalu bersedih.Seseorang bisa dihipnotis untuk melupakan, seharusnya juga bisa dihipnotis untuk mengingat kembali.Delis benar-benar ingin mengingat semua kenangan bersama Kelven.Alfred: [ âĶ, iya.]Delis: [Aku janji aku mengendaliakn emosiku dengan baik. Bisakah kamu membantuku mengingat kembali?]Alfred terdiam melihat pesan dari Delis, tangannya yang sedang memegang ponsel menjadi kaku.Sebenarnya, jika dirinya mencoba, mungkin saja bisa membuat De
Delis sangat terkejut.Sambil mengemudi, dia menoleh ke arah Kelven dan memastikan, âAku tumbuh besar di sisimu? Bukan tumbuh besar di sisi orang tuaku? Kenapa bisa begitu?ââKarena saat berusia tiga tahun, kamu tersesat. Aku yang menemukanmu, lalu mengantarmu ke panti asuhan dan membiayai pendidikanmu. Setelah itu, hampir sepanjang hidupmu, kamu dibesarkan di panti asuhan.ââKemudian kak Peter menemukanmu dan karena itu mereka menetap di sini.âDelis terdiam.Dia tiba-tiba menghentikan mobil di pinggir jalan, menatap pria di sampingnya dengan ekspresi terkejut, sulit memercayai apa yang baru saja didengarnya.Karena pengereman mendadak, Kelven reflek melindungi putranya yang ada di pangkuannya, lalu menatap Delis.âKenapa?âWajah Delis tampak pucat.âJadi orang yang membesarkanku adalah kamu dan orang tuamu?âKelven terdiam sejenak, lalu akhirnya menjawab, âBukan benar-benar membesarkanmu, tapi karena kamu tumbuh besar di panti asuhan.ââTapi kamu yang membiayai pendidikanku. Kalau b