Selama tiga hari ini, Delis tidak menunjukkan gejala apapun. Namun, beberapa kali hampir mengalami serangan jantung.Mereka semua dengan susah payah menunggu dirinya sadar dan saat melihatnya menangis ingin bertemu Kelven dan Luna, hati semua orang seakan teriris.Delis masih dipeluk erat oleh Angel.Dia tidak sempat memerhatikan siapa saja yang ada di sekitarnya.Pikirannya terus berkutat dengan kata-kata Peter dan Angel.Mereka bilang Kelven dan Luna tidak akan kembali lagi.Bagaimana mungkin!Kelven tidak mungkin meninggalkannya.Dengan sisa kesadarannya, Delis menangis dalam pelukan Angel dan memohon, “Kak Angel, jangan menakutiku, hatiku sangat sakit.”“Cepat panggil Kelven datang menemuiku dan juga Lunaku, dia baru berusia tiga tahun.”“Mereka berdua adalah hidupku, bagaimana mungkin mereka meninggalkanku?”“Kalian pasti berbohong, ‘kan? Luna dan Kelven nggak mati, ‘kan?”Angel melihatnya tidak bisa menerima kenyataan, merasa sangat sakit hati.Angel juga tak bisa menahan perasa
Pikiran Delis penuh dengan Kelven dan putrinya. Dias ama sekali tidak bisa mendengar apa yang dikatakan Lia.Delis duduk terkulai di lantai, memeluk barang-barang peninggalan mereka berdua, menangis dengan perasaan yang sangat hancur, beberapa kali hampir kehabisan napas.Lia memeluknya erat-erat dan ikut menangis.“Delis, guruku nggak hanya ahli dalam pengobatan, dia juga ahli dalam meramal.”“Dia bilang Luna akan menjadi muridnya, itu berarti Luna nggak akan mati. Mungkin saja Luna hanya terseret air laut ke suatu tempat, kita hanya belum menemukannya.”Mendengar kata-kata ini, hati Delis perlahan mulai tenang.Alfred yang di samping mengingatkan Lia, “Kalau kamu bicara seperti itu, hanya akan membuat Delis lebih menderita ke depannya. Jangan biarkan dia bersedih berkelanjutan.”Lia menoleh dan melihat Alfred, lalu membantah, “Aku bicara yang sebenarnya. Kita bahkan belum menemukan jasad mereka, kenapa kalian begitu yakin mereka berdua sudah mati?”“Belum menemukan jasadnya, bukank
Saat Delis tiba di rumah tua, dia melihat dua kain putih tergantung di pintu gerbang.Menandakan bahwa ada orang yang meninggal di rumah ini.Dengan tubuh lemah, Delis berjalan cepat ke depan.Angel dan Peter yang khawatir terus menopangnya sepanjang jalan.Pelayan langsung membawa mereka ke aula persemayaman di rumah.Dari kejauhan, mereka sudah bisa mendengar tangisan banyak orang. Terdengar sangat menyayat hati dan membuat orang tak tahan untuk tidak menangis.Delis terhuyung-huyung sampai di pintu aula persemayaman. Dari jarak belasan meter, dia langsung melihat foto Kelven dan Luna tergantung di dalam.Air matanya langsung mengalir deras dan dia terjatuh berlutut dengan suara keras.“Delis … “Angel tidak sempat menahannya. Saat melihat ke depan, foto Kelven dan Luna juga membuat air matanya mengalir deras.Delis belum sempat melihat kakek untuk terakhir kalinya, tetapi dia sudah berlutut di sini, menangis dengan penuh kepedihan.Pelayan di sebelah dengan marah memerah berkata, “
Beberapa hari berlalu, tubuh Delis semakin kurus.Nyonya Joven kembali menjenguknya.Namun, dihentikan oleh Alfred.Alfred berkata, “Ibu, sebaiknya kamu jangan datang ke sini dulu, kondisi Delis sedang nggak baik.”Dengan penuh kasih, Nyonya Joven berkata, “Justru karena kondisinya sedang nggak baik, makanya aku mau menjenguknya.”“Tapi Delis nggak mau melihatmu, itu hanya akan membuatnya semakin tertekan.”Nyonya Joven tak punya pilihan selain berbalik pergi. Namun, tatapannya secara tak sengaja tertuju pada Lia yang berdiri di belakang putranya, sedang mendorong kursi roda.Nyonya Joven tahu bahwa wanita ini adalah dokter putranya.Namun, setiap kali dia datang, wanita ini selalu dekat dengan putranya.Hal itu membuatnya merasa tidak nyaman, tapi mengingat putranya masih memerlukan perawatan, Nyonya Joven tak berkata apa-apa dan pergi.Melihat Nyonya Joven pergi, Lia tak bisa menahan diri untuk berkomentar, “Ibumu galak sekali, seperti orang lain berhutang padanya.”Alfred tampak ti
Delis kembali kehilangan dirinya sendiri, menundukkan kepala dan menabrakkannya ke kepala tempat tidur.Alfred memberi isyarat pada Lia, “Pegang dia.”Lia dengan cepat memeluk Delis, mencegahnya menyakiti diri sendiri.Dengan mata memerah, Lia menenangkannya, “Delis, jangan seperti ini. Meskipun kamu kehilangan Kelven dan Luna, kamu masih punya kami.”Delis yang dipeluk gemetar hebat. Dengan pikiran kacau, dia terus bergumam, “Aku yang sudah membunuh putriku, aku yang sudah membunuh Kelven.”“Seharusnya aku yang mati. Kalau aku mati, mereka akan kembali.”“Lia, lepaskan aku, akum au ke dunia lain utnuk membawa Lia kembali. Dia baru berusia tiga tahun, dia masih punya masa depan yang panjang. Bagaimana bisa dia meninggalkan dunia ini lebih dulu.”“Lia, lepaskan aku.”Melihat Delis semakin kuat berjuang, Lia segera memandang Alfred.“Cari solusi!”Melihat kondisi Delis seperti ini, perasaan Alfred juga tidak enak.Namun, dia juga tidak berdaya.Setiap kali dia pingsan dan bangun, selalu
Alfred tak tega melakukannya.…Di hari-hari berikutnya, meskipun Delis terbangun, dia selalu dalam keadaan linglung.Matanya yang bengkak selalu dipenuhi air mata, tidak pernah benar-benar sadarkan diri.Setelah lebih dari setengah bulan sejak kepergian Kelven dan Luna, Delis benar-benar jatuh sakit.Dia tidak minum setetes air pun, terbaring di tempat tidur dengan wajah pucat dan sekarat.Hanya cairan nutrisi yang mempertahankan hidupnya yang sekarat itu.Sebulan setelah Kelven dan Luna pergi, Delis sudah koma selama seminggu tanpa sadar.Setiap hari, banyak orang datang menjenguknya di kamar rumah sakit, termasuk Wiliam dan Wenny.Terutama Peter dan Angel, melihat Delis yang setiap hari koma, mereka benar-benar takut Delis akan meninggalkan dunia ini seperti Luna.Sebenarnya, selama seminggu Delis koma, Alfred sudah mulai melakukan hipnotis padanya.Alfred tahu ini sangat kejam.Namun, untuk menyelamatkan nyawa Delis, dia hanya bisa menghipnotisnya, membuatnya melupakan keberadaan K
Alfred benar-benar tidak ingin menghapus Kelven dan Luna dari ingatan Delis.Namun, kondisi Delis sangat buruk.Untuk memastikan dia bisa hidup dengan baik ke depannya, tidak lagi menderita karena Kelven dan Luna, serta melahirkan anak dengan lancar, Alfred harus membuatnya melupakan masa lalunya.Apalagi, sebelumnya ibunya juga meminta dirinya untuk membuat Delis melupakan semua yang terjadi di Negara E.Demi menyatukan kembali keluarga mereka secepatnya, Alfred menyetujuinya.Jadi, hipnotis kali ini tidak hanya membuat Delis melupakan Kelven dan Luna, tetapi juga semua orang lainnya.Setelah memastikan hipnotisnya telah selesai, Alfred memberi isyarat pada Lia, “Bangunkan dia dulu. Kalau nggak berhasil, kita pikirkan solusi lain.”Sebenarnya, Alfred tidak begitu yakin dengan hipnotisnya sendiri.Mereka harus menunggu Delis bangun terlebih dulu untuk melihat hasilnya.Angel yang berada di samping bertanya, “Delis sedang hamil, bisakah kita nggak menghipnotisnya? Kalau dia tahu dirin
Lia mengambil jarum perak dan bertanya sekali lagi kepada semua orang yang hadir sebelum mulai.“Apakah kalian sudah memutuskan bagaimana rencana hidup baru untuk Delis? Sebentar lagi dia akan bangun setelah aku mulai.”“Kalau kalian nggak siap, akan sulit untuk mengatasinya.”Peter menjawab, “Ikuti rencana Wiliam saja, nanti aku akan berbicara pada orang tua Kelven.”Lia mengangguk dan mulai melakukan akupuntur di kepala Delis.Angel berdiri di samping, menatapnya dengan tidak tega.Mungkin hanya dengan melupakan Kelven dan Luna, Delis bisa membaik.Semoga Kelven di alam surga bisa memberkati Delis agar bisa melahirkan anak dengan selamat.Semoga anak ini suatu hari akan kembali ke Keluarga Rosli dan diakui sebagai bagian dari keluarga.Setelah dua jam akupuntur, Delis perlahan membuka matanya.Pemandangan pertama yang dilihatnya adalah langit-langit yang putih.Pikirannya yang kosong, tidak bisa mengingat apa-apa.Angel segera mendekat dan bertanya, “Delis, kamu sudah bangun? Bagai
Menerima ucapan selamat dari adiknya, Peter dan Angel juga mengangkat gelas mereka.“Adikku, selamat menempuh hidup baru.”Angel juga mengucapkan, “Delis, selamat menempuh hidup baru.”“Eh, aku juga.”Kelven yang merasa diabaikan juga mengangkat gelasnya dan berkata, “Kalau begitu, mari kita semua bersulang untuk kehidupan baru kita. Semoga cinta kita selalu abadi.”Keempat orang itu saling tersenyum dan bersiap untuk minum bersama.Namun tiba-tiba, gelas Delis diambil oleh Kelven dan diletakkan di samping.Delis memandangnya dengan bingung.Kelven menggantinya dengan segelas jus dan menyodorkannya ke hadapan Delis, sambil mengelus kepalanya dan berkata, “Kamu nggak cocok minum alkohol, minum jus saja.”Mereka punya rencana besar malam ini.Delis memang tidak kuat minum alkohol. Setiap kali meminum sedikit saja, dia bisa mabuk hingga lupa diri.Di malam yang indah seperti ini, Kelven tidak ingin Delis mabuk.“Iya, Delis nggak boleh minum alkohol, minum jus saja.”Ujar Peter, lalu menol
Sepasang mata hitam menatap wanita kecil di sampingnya dengan kesal.“Kamu nggak bisa berbicara dengan sopan?”Delis tertawa kecil sambil berjalan ke depan, tidak mau berdebat dengan pria tua itu.Bagaimanapun, hari ini adalah hari yang special, dirinya harus tampil maksimal.Meski tidak begitu mempersiapkan diri.Namun, karena kakaknya sudah memesan ruang makan di hotel bintang enam, dirinya tidak mungkin datang dengan pakaian santai.Mungkin saja kak Angel berpakaian lebih cantik daripada dirinya.Kelven mengikuti langkah Dleis, lalu mereka masuk ke dalam lift.Di dalam lift yang sempit, pria tua itu terus memandangi wanita kecil di sampingnya.Melihat betapa muda dan cantiknya dia, lagi-lagi Kelven tidak bisa menahan diri untuk mendekat, merangkul pinggang kecilnya yang ramping dan mencium rambutnya yang harum dengan penuh hasrat.“Delis, kamu jujur padamu, kamu nggak merasa aku sudah tua, ‘kan?”Ehem, konon pria berusia empat puluhan sangat liar, dirinya masih belum berusia empat p
Saat sedang menyetir, pria itu tetap menggenggam tangan wanita di sebelahnya dengan erat. Seolah-olah jika dirinya melepaskan genggamannya, istrinya akan terbang keluar dari jendela mobil.Angel mencoba menarik tangannya, tetapi tidak berhasil karena pria itu menggenggamnya terlalu erat.Angel mengingatkan, “Kamu melanggar aturan lalu lintas, lepaskan tanganku.”“Nggak mau, paling juga hanya kena tilang saja. Aku begitu susah payah, baru berhasil menikahimu. Kalau aku nggak menggenggam tanganmu, bagaimana kalau kamu melarikan diri?”Peter menatap lurus ke depan dan menyetir dengan serius, tetapi sudut bibirnya menyiratkan senyuman bahagia yang tak bisa disembunyikan.Angel memandangnya. Dari sudut pandangnya, Peter terlihat dengan hidung yang mancung, bibir yang tipis dan paras wajah yang tegas.Terlihat seperti seseorang yang begitu sempurna.Bagaimana bisa dirinya dipertemukan dengan orang seperti ini.Apa yang membuat dirinya layak menjadi istri pria ini?Hingga saat ini, Angel masi
Namun mereka malah bermesraan di depan umum.Sungguh keterlaluan.Benar-benar memalukan.Angel setuju denga napa yang Delis katakan.Dua pria ini memang benar-benar tidak tahu malu.Tidak peduli dengan mereka, Angel dan Delis dengan menggendong Lesi, keluar lebih dulu dari kantor urusan sipil.Sementara itu, Kelven dan Peter yang masing-masing memegang dua surat nikah di tangan mereka, berjalan mendekat dan berjabat tangan, saling mengucapkan selamat.“Selamat, akhirnya kamu berhasil menikahi wanita yang kamu cintai.”Albert sungguh malang.Saat ini, dia mungkin sedang meringkuk di pojokan sambil menangis.Peter tertawa kecil dan menjawab, “Selamat juga untukmu, akhirnya berhasil menjebak adikku lagi.”Kelven tidak senang mendengar itu dan membalas, “Menjebak apa? Delis sukarela menikah denganku. Kamu bisa melihatnya sendiri, apakah aku memaksanya?”“Iya, dia sukarela,” jawab Peter.Eter tidak ingin berdebat dengannya dan berjalan keluar dari kantor urusan sipil.Kelven mengikutinya, l
Saat menerima surat nikah, Peter begitu bersemangat hingga langsung memegang wajah kecil Angel dan menciumnya di depan para petugas.Angel merasa sangat canggung dan segera mendorongnya.“Hei, bisa nggak kamu sedikit lebih tenang.”Namun, bagaimana mungkin Peter bisa tenang. Dia malah berdiri dan menggendong Angel, lalu berputar di tempat dua kali, sambil berseru gembira,“Akhirnya kamu jadi istriku, aku akhirnya berhasil menikahimu … “Peter sepenuhnya larut dalam kebahagiaannya.Tidak peduli sama sekali dengan pandangan para petugas di sekitarnya.Saat ini, dia benar-benar tidak bisa menyembunyikan kebahagiaannya.Sementara itu, Angel yang diputar hingga kepalanya pusing, sekilas melihat dua wajah yang familiar.Angel segera menepuk Peter, memberi isyarat agar Peter menurunkannya.Peter terpaksa menurunkan Angel. Saat dia hendak mencium wajahnya lagi, Angel berkata, “Lihat ke belakang, siapa itu?”Peter menoleh.Ketika melihat Delis dan Kelven yang sedang menertawakannya, dia merasa
“Iya, aku sudah memikirkannya dengan matang. Bagaimana kalau hari ini?”Kelven tidak bisa menahan kegembiraannya, dia memeluk Delis dan menciumnya dengan keras. Kemudian berdiri dan menggendong anaknya.“Ayo, kita pergi ke kantor urusan sipil sekarang.”Lagipula, dokumen diri mereka selalu dibawa ke mana-mana.Delis tersenyum dan bertanya padanya, “Kamu nggak menyelesaikan pekerjaanmu dulu?”“Pekerjaanku nggak sepenting Delis.”“Baiklah.”Delis mengambil dokumen diri dari tasnya di atas meja dan bertanya pada Kelven, “Di mana punyamu?”“Di dalam mobil.”Jadi, mereka hanya berada di kantor kurang lebih satu jam dan buru-buru mengendarai mobil menuju kantor urusan sipil.Tak disangka.Saat mobil mereka berhenti di depan kantor urusan sipil, mereka melihat dua sosok yang familiar sedang menaiki tangga menuju gedung itu.Delis langsung berkata, “Kebetulan sekali! Kak Peter dan kak Angel juga datang mengurus surat pernikahan hari ini?”Kelven tersenyum dan menjawab, “Sepertinya hari ini mem
Melihat anak yang begitu manis diganggu di luar, membuatnya sangat iba.Saat itu, Kelven sebenarnya ingin membawa Delis pulang ke rumah.Namun, mengingat rumahnya ramai dan khawatir ada yang akan mengganggunya.Jadi, Kelven memutuskan untuk mengantarkannya ke panti asuhan. Dia bahkan memberikan uang tabungannya pada kepala panti untuk memastikan Delis dirawat dengan baik.Saat itu, kepala panti menanyakan nama gadis ini.Dengan mata besar yang tampak bersinar, Delis menatapnya seolah tidak ingin berpisah.Kelven baru tersadar bahwa dirinya belum tahu siapa nama gadis kecil itu.Dia pun berjonkok, menggenggam tangan Delis dan bertanya, “Adik kecil, siapa namamu?”Namun, Delis yang saat itu masih dalam keadaan ketakutan, tidak bisa mengingat namanya.Melihat Delis tidak menjawab, Kelven mengelus pipi bulanya dengan lembut dan berkata, “Kalau begitu, biar kakak yang memberimu nama, ya? Kami ikut margaku dan namamu Delis. Kamu tahu kenapa kakak memilih nama itu?”Delis yang baru berusia l
“Kalau ada masalah, panggil saja aku,” ujar Kelven.“Nggak masalah, kamu sibuk bekerja saja.”Jawab Delis tanpa mengangkat kepalanya.Karena anaknya masih tenang, Delis mengambil ponselnya dan mengirim pesan pada Alfred.Delis: [Kak Alfred, aku mau tanya sesuatu.]Setelah menunggu sekitar dua menit, akhirnya Delis mendapat balasan.Alfred: [Apa itu?]Delis: [Kamu yang menghipnotisku dulu supaya aku lupa dengan masa laluku, ‘kan?]Sebelumnya, saat dirinya tahu tentang putrinya, mereka bilang bahwa hipnotis dilakukan supaya dirinya tidak terlalu bersedih.Seseorang bisa dihipnotis untuk melupakan, seharusnya juga bisa dihipnotis untuk mengingat kembali.Delis benar-benar ingin mengingat semua kenangan bersama Kelven.Alfred: [ …, iya.]Delis: [Aku janji aku mengendaliakn emosiku dengan baik. Bisakah kamu membantuku mengingat kembali?]Alfred terdiam melihat pesan dari Delis, tangannya yang sedang memegang ponsel menjadi kaku.Sebenarnya, jika dirinya mencoba, mungkin saja bisa membuat De
Delis sangat terkejut.Sambil mengemudi, dia menoleh ke arah Kelven dan memastikan, “Aku tumbuh besar di sisimu? Bukan tumbuh besar di sisi orang tuaku? Kenapa bisa begitu?”“Karena saat berusia tiga tahun, kamu tersesat. Aku yang menemukanmu, lalu mengantarmu ke panti asuhan dan membiayai pendidikanmu. Setelah itu, hampir sepanjang hidupmu, kamu dibesarkan di panti asuhan.”“Kemudian kak Peter menemukanmu dan karena itu mereka menetap di sini.”Delis terdiam.Dia tiba-tiba menghentikan mobil di pinggir jalan, menatap pria di sampingnya dengan ekspresi terkejut, sulit memercayai apa yang baru saja didengarnya.Karena pengereman mendadak, Kelven reflek melindungi putranya yang ada di pangkuannya, lalu menatap Delis.“Kenapa?”Wajah Delis tampak pucat.“Jadi orang yang membesarkanku adalah kamu dan orang tuamu?”Kelven terdiam sejenak, lalu akhirnya menjawab, “Bukan benar-benar membesarkanmu, tapi karena kamu tumbuh besar di panti asuhan.”“Tapi kamu yang membiayai pendidikanku. Kalau b