“Iya, semuanya salahku.”Kata-kata tante kedua yang tajam membuat Suminah sangat menyesal.Dia menangis sambil memegang tangan Kelven, dengan penuh penyesalan berkata, “Maafkan ibu, Kelven. Ini salah ibu. Ibu nggak menjaga Luna dengan baik, maafkan ibu.”“Kalau sampai sesuatu terjadi pada Luna, aku juga nggak mau hidup lagi.”Mungkin karena terlalu tertekan, Suminah hampir pingsan.Untungnya, Kelven yang berada di samping segera menahannya.Dengan perasaan bersalah, Joni melihat ke arah anaknya.“Kelven, ini salah ayah. Kalau Luna benar-benar nggak bisa kembali, aku dan ibumu … ““Sudahlah, apa gunanya kalian mengatakan ini sekarang.”Kelven memotong kata-kata ayahnya dan melihat ke arah Delis.“Kamu tetap di sini untuk menjaga ayah, ibu dan kakek. Aku akan keluar mencarinya. Tenang saja, aku pasti akan membawa Luna kembali.”Tentu saja Delis ingin ikut pergi.Namun, dia bisa mencari ke mana.Delis memutuskan untuk tidak ikut agar tidak menambah beban dan setuju untuk tinggal di rumah
Tidak peduli dengan orang tua di rumah, Delis berjongkok di sudut tembok, gemetar ketakutan.Tuhan, tolong lindungi Lunaku.Jangan biarkan dia celaka.…Dua jam kemudian, saat sedang keluar kota, Kelven menerima telepon dari Isabel.Suara di seberang sangat emosional dan mendesak, “Kelven, putrimu ada di tanganku. Suruh mereka menjauh dariku, jangan kejar lagi atau akan akan membawa putrimu mati bersamaku.”Sambil melacak lokasi lawan bicara, Kelven berusaha menenangkannya, “Tante Isabel, tolong tenangkan dirimu dan jangan bertindak gegabah. Aku akan memenuhi semua permintaanmu, tapi tolong jangan sakiti putriku.”“Kalau begitu suruh mereka berhenti sekarang juga. Kalau mereka terus mengejarku, aku bisa melakukan apa saja.”“Iya, aku akan menyuruh mereka berhenti.”Kelven yang jaraknya sudah dekat dengan Isabel, menyuruh sopir mempercepat laju mobilnya.Dia segera menghubungi polisi untuk memperlambat perngejaran mereka.Polisi menerima instruksi dan memang memperlambat pengejaran me
Dengan panik, Kelven bertanya lagi, “Kapan kamu akan mengembalikan anakku?”Isabel tersenyum dingin dan menjawab, “Tergantung kapan kalian menyelesaikan urusannya dengan baik.”Setelah mengatakan itu, dia langsung menutup telepon.Kelven memukul mobil dengan kepalan tangannya dan menelepon polisi untuk menghentikan pengejaran, hanya meminta mereka melacak lokasi Isabel.Dia segera mengirim orang untuk membebaskan orang untuk membebaskan Richard, untuk menyelematkan anaknya terlebih dahulu.Kemudian, dia memerintahkan Mudi untuk kembali ke kantor untuk membuat perjanjian transfer saham dan mengirimkannya kepada dirinya untuk ditandatangani.Peter tidak tahu bahwa Isabel telah memasang bom waktu pada Luna.Dia juga tidak tahu kesepakatan antara Isabel dan Kelven.Anak buahnya mengejar Isabel selama ratusan kilometer, akhirnya menghentikan mobilnya di tepi pantai,Isabel tidak menyangka aka nada orang yang menghalang jalannya.Dan jumlahnya cukup banyak.Dengan tenang, dia menghentikan m
Mendengar kata-kata yang keluar dari mulut Isabel, hati Kelven langsung melonjak ke tenggorokan.Dia berteriak dengan cemas, “Tante Isabel, tenangkan dirimu. Bukankah kita sudah sepakat bahwa aku akan membantumu menyelamatkan Richard dan anakmu akan menjadi pewaris Keluarga Rosli, lalu kamu akan mengembalikan putriku?”“Aku sudah mengirim orang untuk melepaskan Richard, juga mengirim orang untuk menyiapkan surat perjanjian pemindahan kekayaan. Kumohon, jangan sakiti putriku.”“Tante Isabel, kumohon jangan sakiti dia, dia baru berusia tiga tahun.”“Kalau kamu masih merasa nggak puas, apa pun yang mau kamu lakukan, lakukan saja padaku.” Aku rela menukar nyawaku untuk menyelamatkan nyawa putriku.”Takut Isabel akan berubah pikiran, Kelven memberi isyarat pada sopir untuk langsung mengejarnya.Kelven melihat lokasi, mobil Isabel sudah berhenti, tepat di pinggir jalan dekat pantai.Jarak mereka semakin mendekat dan mendekat.Akhirnya, saat mereka tiba di lokasi Isabel, Kelven melihat banya
Namun …Belum sempat mereka mencapai tujuannya, dalam keadaan panik dan kehilangan akal sehat, Isabel dengan kejam langsung mengendarai mobilnya ke arah tubuh kecil Luna yang lemah.Tepat ketika Kelven hanya berjarak lima meter dari putrinya, tubuh kecil Luna terpental di udara karena tertabrak mobil.Akhirnya, tubuhnya jatuh dengan keras di atas mobil, lalu bersama dengan mobil tersebut, menerobos pagar pembatas dan terjun ke jurang, jatuh ke laut.“Tidak … “Teriak Kelven dengan putus asa dan mata terbelalak.Saat dia melihat putrinya jatuh ke laut bersama mobil.Kelven langsung melompat mengejarnya tanpa ragu.“Kelven … “Peter yang mengejarnya dari belakang, berniat mencegahnya, tapi malah terlambat.Peter berdiri di pinggir jalan, menyaksikan mobil yang jatuh ke laut. Mungkin karena Isabel telah menekan tombol bom waktu, mobil itu meledak.Kelven dan Luna juga terseret dalam ledakan tersebut. Air laut yang tadinya tenang, kini meledak hingga puluhan meter ke udara. Sesaat kemudia
Peter menangis histeris, berlutut di sana dengan perasaan yang hancur.Apa yang harus dirinya lakukan?Luna dan Kelven sudah meninggal. Bagaimana dia bisa menjelaskan ini pada adiknya saat pulang nanti?Peter tidak bisa menerima tragedi ini, bahkan lebih tidak percaya bahwa dia melihat dengan mata kepalanya sendiri bahwa Kelven dan Luna meninggal.Dia tergeletak di tanah, tubuhnya gemetar hebat saat menangis.Sementara itu, di rumah tua Keluarga Kelven.Delis merasa jantungnya seperti dihantam dengan batu besar, sakitnya sampai susah bernapas.Dia merasa begitu menderita hingga tidak bisa berdiri tegak. Air matanya terus mengalir tanpa henti.Selina datang mendekat, mengangkat tangan untuk menopang Delis.“Delis, kamu baik-baik saja?”Delis tidak bisa mengatakan sepatah kata pun, dia berjongkok di lantai dengan kedua tangan menekan kuat dadanya.Dia merasa sangat tidak nyaman.Dia tidak tahu apakah Kelven berhasil menyelamatkan putri mereka.Dia sangat takut sesuatu terjadi pada mereka
Peter seharusnya sudah tahu akan berakhir seperti ini.Saat ditopang oleh anak buahnya untuk duduk di mobil, Peter tetap tidak bisa menerima bahwa Kelven dan Luna sudah tiada.Peter menagmbil ponsel, melihat layar yang menunjukkan panggilan dari adiknya.Peter tidak berani mengangkatnya.Dia takut adiknya tidak bisa menerima kenyataan ini.Dengan kepala terangkat, air mata mengalir dari sudut matanya.Mobil pun melaju.Sepanjang perjalanan pulang, Peter merasa sangat terpuruk.Saat tiba di rumah tua Keluarga Rosli, waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh malam.Meskipun tidak ingin membawa kabar buruk untuk adiknya, tragedi sudah terjadi dan dirinya tidak bisa menyembunyikannya.Akhirnya, dengan langkah berat, Peter turun dari mobil dan menuju pintu depan rumah tua Keluarga Rosli.Mendengar ada yang datang membawa kabar, Delis segera berlari ke pintu.Di taman, dari kejauhan, dia melihat kakaknya dan berlari menghampirinya, dengan penuh emosi bertanya:“Kak Peter, di mana Kelven dan Luna
Delis bermimpi.Dalam mimpinya, dia mengenakan gaun pengantin putih yang indah, dengan mahkota di kepalanya dan riasan wajah yang sempurna.Kakinya mengenakan sepatu hak tinggi kristal yang dibuat khusus untuknya.Dia terlihat anggun dan luar biasa, menggandeng lengan keluarganya, melangkah perlahan menuju pria yang berdiri di bawah sorotan lampu.Kelven mengenakan setelan jas putih yang dibuat khusus. Kelven berdiri tegap dan gagah.Di hadapan semua orang, kelven memegang bunga dengan tersenyum lembut.sDelis memandangnya dengan penuh sukacita.Benar, hari ini adalah hari pernikahannya dengan Kelven.Delis mengenakan gaun pengantin, di hadapan keluarga dan teman-temannya, dirinya akan menjadi istri Kelven yang sah.Delis sangat bahagia.Dia ingin segera menyusuri panggung yang dipenuhi bunga ini, ingin segera mengambil cincin yang diserahkan oleh Kelven, ingin segera mendengarkan kata-kata pendeta dan dengan lantang menjawab, “Aku bersedia.”Namun, belum sempat Delis mendekati pria i
Menerima ucapan selamat dari adiknya, Peter dan Angel juga mengangkat gelas mereka.“Adikku, selamat menempuh hidup baru.”Angel juga mengucapkan, “Delis, selamat menempuh hidup baru.”“Eh, aku juga.”Kelven yang merasa diabaikan juga mengangkat gelasnya dan berkata, “Kalau begitu, mari kita semua bersulang untuk kehidupan baru kita. Semoga cinta kita selalu abadi.”Keempat orang itu saling tersenyum dan bersiap untuk minum bersama.Namun tiba-tiba, gelas Delis diambil oleh Kelven dan diletakkan di samping.Delis memandangnya dengan bingung.Kelven menggantinya dengan segelas jus dan menyodorkannya ke hadapan Delis, sambil mengelus kepalanya dan berkata, “Kamu nggak cocok minum alkohol, minum jus saja.”Mereka punya rencana besar malam ini.Delis memang tidak kuat minum alkohol. Setiap kali meminum sedikit saja, dia bisa mabuk hingga lupa diri.Di malam yang indah seperti ini, Kelven tidak ingin Delis mabuk.“Iya, Delis nggak boleh minum alkohol, minum jus saja.”Ujar Peter, lalu menol
Sepasang mata hitam menatap wanita kecil di sampingnya dengan kesal.“Kamu nggak bisa berbicara dengan sopan?”Delis tertawa kecil sambil berjalan ke depan, tidak mau berdebat dengan pria tua itu.Bagaimanapun, hari ini adalah hari yang special, dirinya harus tampil maksimal.Meski tidak begitu mempersiapkan diri.Namun, karena kakaknya sudah memesan ruang makan di hotel bintang enam, dirinya tidak mungkin datang dengan pakaian santai.Mungkin saja kak Angel berpakaian lebih cantik daripada dirinya.Kelven mengikuti langkah Dleis, lalu mereka masuk ke dalam lift.Di dalam lift yang sempit, pria tua itu terus memandangi wanita kecil di sampingnya.Melihat betapa muda dan cantiknya dia, lagi-lagi Kelven tidak bisa menahan diri untuk mendekat, merangkul pinggang kecilnya yang ramping dan mencium rambutnya yang harum dengan penuh hasrat.“Delis, kamu jujur padamu, kamu nggak merasa aku sudah tua, ‘kan?”Ehem, konon pria berusia empat puluhan sangat liar, dirinya masih belum berusia empat p
Saat sedang menyetir, pria itu tetap menggenggam tangan wanita di sebelahnya dengan erat. Seolah-olah jika dirinya melepaskan genggamannya, istrinya akan terbang keluar dari jendela mobil.Angel mencoba menarik tangannya, tetapi tidak berhasil karena pria itu menggenggamnya terlalu erat.Angel mengingatkan, “Kamu melanggar aturan lalu lintas, lepaskan tanganku.”“Nggak mau, paling juga hanya kena tilang saja. Aku begitu susah payah, baru berhasil menikahimu. Kalau aku nggak menggenggam tanganmu, bagaimana kalau kamu melarikan diri?”Peter menatap lurus ke depan dan menyetir dengan serius, tetapi sudut bibirnya menyiratkan senyuman bahagia yang tak bisa disembunyikan.Angel memandangnya. Dari sudut pandangnya, Peter terlihat dengan hidung yang mancung, bibir yang tipis dan paras wajah yang tegas.Terlihat seperti seseorang yang begitu sempurna.Bagaimana bisa dirinya dipertemukan dengan orang seperti ini.Apa yang membuat dirinya layak menjadi istri pria ini?Hingga saat ini, Angel masi
Namun mereka malah bermesraan di depan umum.Sungguh keterlaluan.Benar-benar memalukan.Angel setuju denga napa yang Delis katakan.Dua pria ini memang benar-benar tidak tahu malu.Tidak peduli dengan mereka, Angel dan Delis dengan menggendong Lesi, keluar lebih dulu dari kantor urusan sipil.Sementara itu, Kelven dan Peter yang masing-masing memegang dua surat nikah di tangan mereka, berjalan mendekat dan berjabat tangan, saling mengucapkan selamat.“Selamat, akhirnya kamu berhasil menikahi wanita yang kamu cintai.”Albert sungguh malang.Saat ini, dia mungkin sedang meringkuk di pojokan sambil menangis.Peter tertawa kecil dan menjawab, “Selamat juga untukmu, akhirnya berhasil menjebak adikku lagi.”Kelven tidak senang mendengar itu dan membalas, “Menjebak apa? Delis sukarela menikah denganku. Kamu bisa melihatnya sendiri, apakah aku memaksanya?”“Iya, dia sukarela,” jawab Peter.Eter tidak ingin berdebat dengannya dan berjalan keluar dari kantor urusan sipil.Kelven mengikutinya, l
Saat menerima surat nikah, Peter begitu bersemangat hingga langsung memegang wajah kecil Angel dan menciumnya di depan para petugas.Angel merasa sangat canggung dan segera mendorongnya.“Hei, bisa nggak kamu sedikit lebih tenang.”Namun, bagaimana mungkin Peter bisa tenang. Dia malah berdiri dan menggendong Angel, lalu berputar di tempat dua kali, sambil berseru gembira,“Akhirnya kamu jadi istriku, aku akhirnya berhasil menikahimu … “Peter sepenuhnya larut dalam kebahagiaannya.Tidak peduli sama sekali dengan pandangan para petugas di sekitarnya.Saat ini, dia benar-benar tidak bisa menyembunyikan kebahagiaannya.Sementara itu, Angel yang diputar hingga kepalanya pusing, sekilas melihat dua wajah yang familiar.Angel segera menepuk Peter, memberi isyarat agar Peter menurunkannya.Peter terpaksa menurunkan Angel. Saat dia hendak mencium wajahnya lagi, Angel berkata, “Lihat ke belakang, siapa itu?”Peter menoleh.Ketika melihat Delis dan Kelven yang sedang menertawakannya, dia merasa
“Iya, aku sudah memikirkannya dengan matang. Bagaimana kalau hari ini?”Kelven tidak bisa menahan kegembiraannya, dia memeluk Delis dan menciumnya dengan keras. Kemudian berdiri dan menggendong anaknya.“Ayo, kita pergi ke kantor urusan sipil sekarang.”Lagipula, dokumen diri mereka selalu dibawa ke mana-mana.Delis tersenyum dan bertanya padanya, “Kamu nggak menyelesaikan pekerjaanmu dulu?”“Pekerjaanku nggak sepenting Delis.”“Baiklah.”Delis mengambil dokumen diri dari tasnya di atas meja dan bertanya pada Kelven, “Di mana punyamu?”“Di dalam mobil.”Jadi, mereka hanya berada di kantor kurang lebih satu jam dan buru-buru mengendarai mobil menuju kantor urusan sipil.Tak disangka.Saat mobil mereka berhenti di depan kantor urusan sipil, mereka melihat dua sosok yang familiar sedang menaiki tangga menuju gedung itu.Delis langsung berkata, “Kebetulan sekali! Kak Peter dan kak Angel juga datang mengurus surat pernikahan hari ini?”Kelven tersenyum dan menjawab, “Sepertinya hari ini mem
Melihat anak yang begitu manis diganggu di luar, membuatnya sangat iba.Saat itu, Kelven sebenarnya ingin membawa Delis pulang ke rumah.Namun, mengingat rumahnya ramai dan khawatir ada yang akan mengganggunya.Jadi, Kelven memutuskan untuk mengantarkannya ke panti asuhan. Dia bahkan memberikan uang tabungannya pada kepala panti untuk memastikan Delis dirawat dengan baik.Saat itu, kepala panti menanyakan nama gadis ini.Dengan mata besar yang tampak bersinar, Delis menatapnya seolah tidak ingin berpisah.Kelven baru tersadar bahwa dirinya belum tahu siapa nama gadis kecil itu.Dia pun berjonkok, menggenggam tangan Delis dan bertanya, “Adik kecil, siapa namamu?”Namun, Delis yang saat itu masih dalam keadaan ketakutan, tidak bisa mengingat namanya.Melihat Delis tidak menjawab, Kelven mengelus pipi bulanya dengan lembut dan berkata, “Kalau begitu, biar kakak yang memberimu nama, ya? Kami ikut margaku dan namamu Delis. Kamu tahu kenapa kakak memilih nama itu?”Delis yang baru berusia l
“Kalau ada masalah, panggil saja aku,” ujar Kelven.“Nggak masalah, kamu sibuk bekerja saja.”Jawab Delis tanpa mengangkat kepalanya.Karena anaknya masih tenang, Delis mengambil ponselnya dan mengirim pesan pada Alfred.Delis: [Kak Alfred, aku mau tanya sesuatu.]Setelah menunggu sekitar dua menit, akhirnya Delis mendapat balasan.Alfred: [Apa itu?]Delis: [Kamu yang menghipnotisku dulu supaya aku lupa dengan masa laluku, ‘kan?]Sebelumnya, saat dirinya tahu tentang putrinya, mereka bilang bahwa hipnotis dilakukan supaya dirinya tidak terlalu bersedih.Seseorang bisa dihipnotis untuk melupakan, seharusnya juga bisa dihipnotis untuk mengingat kembali.Delis benar-benar ingin mengingat semua kenangan bersama Kelven.Alfred: [ …, iya.]Delis: [Aku janji aku mengendaliakn emosiku dengan baik. Bisakah kamu membantuku mengingat kembali?]Alfred terdiam melihat pesan dari Delis, tangannya yang sedang memegang ponsel menjadi kaku.Sebenarnya, jika dirinya mencoba, mungkin saja bisa membuat De
Delis sangat terkejut.Sambil mengemudi, dia menoleh ke arah Kelven dan memastikan, “Aku tumbuh besar di sisimu? Bukan tumbuh besar di sisi orang tuaku? Kenapa bisa begitu?”“Karena saat berusia tiga tahun, kamu tersesat. Aku yang menemukanmu, lalu mengantarmu ke panti asuhan dan membiayai pendidikanmu. Setelah itu, hampir sepanjang hidupmu, kamu dibesarkan di panti asuhan.”“Kemudian kak Peter menemukanmu dan karena itu mereka menetap di sini.”Delis terdiam.Dia tiba-tiba menghentikan mobil di pinggir jalan, menatap pria di sampingnya dengan ekspresi terkejut, sulit memercayai apa yang baru saja didengarnya.Karena pengereman mendadak, Kelven reflek melindungi putranya yang ada di pangkuannya, lalu menatap Delis.“Kenapa?”Wajah Delis tampak pucat.“Jadi orang yang membesarkanku adalah kamu dan orang tuamu?”Kelven terdiam sejenak, lalu akhirnya menjawab, “Bukan benar-benar membesarkanmu, tapi karena kamu tumbuh besar di panti asuhan.”“Tapi kamu yang membiayai pendidikanku. Kalau b