Delis dan Angel mendaki bukit selama dua jam, akhirnya mereka hampir sampai di tengah gunung.Mereka menemukan sebongkah batu untuk duduk dan beristirahat.Saat ini sudah sore, matahari terbenam di barat. Sinar jingga menyebar di langit, mewarnai awan yang menggantung di udara, menciptakan pemandangan yang sangat indah.Delis tidak bisa menahan diri untuk mengambil beberapa foto dengan ponselnya.Dia bertanya pada kakanya, “Cantik, ‘kan?”Angel mengangguk dan menjawab, “Aku selalu berpikir hanya di puncak gunung atau pantai yang bisa melihat matahari terbenam yang begitu indah. Ternyata di sini juga bisa. Dengan latar belakang pegunungan yang menjulang, pemandangannya benar-benar seperti lukisan.”Delis berkata, “Waktu kami datang ke sini sebelumnya, sedang hujan. Pagi harinya, pegunungan di seberang penuh dengan kabut, seperti lukisan tinta, sangat indah.”Rasanya udara di sini benar-benar segar. Bayangkan jika mereka punya rumah di sini. Setiap musim liburan datang untuk liburan, i
Jawab Angel dengan yakin.Delis tahu itu adalah Kelven, hanya saja dia sedikit tidak percaya.Kenapa tiba-tiba merasa pria itu tidak pantas untuk dirinya lagi.Tentu saja, ini hanya bercanda.Delis menahan tawanya, lalu berbalik menghampiri pria penggembala sapi itu dan dengan canggung berkata, “Ehem, itu … kamu, tubuhmu sudah merasa lebih baik?”Ekspresi wajah Kelven sudah menjadi muram.Detik sebelumnya, dia masih berpikir bagaimana mungkin dia bisa membiarkan Delis melihat keadaannya seperti ini.Benar-benar ingin mencari jurang untuk bersembunyi.Namun, Delis sudah melihatnya.Dirinya dengan keadaan seperti ini pasti mengecewakan Delis.Delis pasti merasa bahwa dirinya tidak layak untuknya lagi.Kelven juga merasa rendah diri dan berpikir bahwa dirinya saat ini memang tidak pantas untuk wanita kecil itu.Untuk memulihkan harga dirinya, Kelven mempertahankan wajah tampannya dan bertanya dengan dingin, “Untuk apa kalian ke sini?”Delis tidak menyangka Kelven masih bersikap begitu d
Sikap Kelven benar-benar membuat hati Delis dingin.Namun, mengingat kemungkinan besar dia telah berhasil meyakinkan tabib itu dan tidak ingin kehadiran dirinya dan putrinya membuat tabib berubah pikiran, Delis mencoba untuk memahami Kelven.Bagaimanapun, dia memahami pria ini.Jika bukan karena alasan tertentu, dia tidak akan memperlakukannya seperti ini.Kelven tidak ingin menghadapi kedua wanita itu, lalu berbalik membelakangi mereka.“Peter juga nggak mau melihatmu. Aku sarankan kalian jangan mencari masalah. Kalau terus maju, kalian pasti akan menyesal.”Tidak ingin berbicara lebih banyak.Kelven juga takut jika terus melihat wanita kecil itu, hatinya akan luluh.Dia menarik tali sapi dan pergi. Meninggalkan kalimat terakhir, “Jangan ikuti aku lagi. Aku akan meminta Peter turun untuk bicara dengan kalian.”Delis dan Angel tidak lagi mengikutinya.Karena bingung dengan kata-kata Kelven, Angel bertanya, “Apa maksudmu? Peter nggak mau menemuiku?”Delis juga tidak tahu pasti, tetapi
Angin sepoi-sepoi berhembus, membuat suasana sedikit lebih sejuk.Namun, karena ketidaktahuan mereka dengan gunung ini, rasa takut pun muncul di hati mereka.Hingga mereka melihat cahaya di kejauhan, Delis akhirnya bisa menghela napas lega.Itu adalah sosok yang dikenalnya.Namun, belum sempat Delis bicara, pria itu sudah berkata dengan suara dingin, “Ayo, aku antar kalian turun gunung.”Delis melihat hanya Kelven yang datang dan merasa bingung, “Kenapa hanya kamu? Di mana Peter?”“Dia ada urusan, nggak bisa datang.”Kelven memberi isyarat pada kedua wanita di depannya, “Ayo jalan.”Angel berdiri diam.Delis juga tidak bergerak. Dia berkata, “Kami sudah datang jauh-jauh, setidaknya kami harus bertemu dengannya sebentar.”Sikap dingin Kelven padanya masih bisa diterima.Tapi kenapa Peter bahkan tidak datang menemui kak Angel?Dia jelas-jelas sangat menyukai kak Angel. Sudah lebih dari sepuluh hari tidak bertemu, apakah dia tidak merindukannya sedikitpun?Mereka tidak mungkin tidak tahu
Kelven tidak berbicara lagiDia hanya menggendong wanita kecil itu sambil berjalan diam-diam dalam kegelapan.Delis yang berbaring di punggungnya juga memilih untuk diam.Mungkin karena malam yang gelap, suara-suara aneh di sekitar dan kegelapan membuatnya tidak bisa melihat tangannya sendiri, Delis merasa sedikit takut.Wajahnya semakin menempel erat pada kepala pria itu.Setelah berjalan beberapa saat, Kelven akhirnya bertanya, “Kamu datang ke sini, di mana Luna? Kamu membawanya ke rumah tua?”“Nggak.”Akhirnya mendengar Kelven berinisiatif berbicara dengannya, Delis langsung bersemangat.“Aku membawanya ke sini. Saat kamu marah padaku dan menyuruhku pergi.”“Aku berpikir kalau aku turun gunung dan menemui putri kita, dia akan bertanya tentang ayahnya, aku nggak tahu harus menjelaskan apa padanya.”Kelven tiba-tiba tampak tidak senang lagi dan nadanya menjadi dingin.“Kamu juga membawanya ke sini? Kenapa kamu membawanya ke sini? Kalian berdua naik ke gunung, lalu di mana Luna sekara
Mendengar kata-kata Peter, kepala Angel terasa berdengung.Dalam cahaya redup, dia menatap terpaku pada garis wajah pria itu.Tenggorokannya seperti tersumbat. Kata-kata yang ingin diucapkan tertahan, tidak bisa mengeluarkannya.Dadanya terasa nyeri tanpa alasan yang jelas.Syukurlah ini malam hari. Jika tidak, ekspresi pedulinya pasti akan terlihat jelas oleh Peter.Itu akan sangat memalukannya.Seketika, Angel benar-benar bersyukur, Peter mengucapkan kata-kata ini dalam kegelapan.Setidaknya, ini memberinya ruang untuk melepaskan perasaannya.“Angel, maaf!”Peter tahu Angel akan sangat terluka. Namun saat ini, dirinya juga hanya bisa meminta maaf.Dirinya sendiri juga merasa sakit hati.Angel belum tahu bahwa mereka berdua sebenarnya sudah pernah bertemu saat masih kecil.Angel juga belum tahu bahwa Peter sudah menyimpannya di dalam hati sejak lama.Begitu sulit, akhirnya mendapatkannya, tapi malah harus melepaskannya sekarang.Tuhan tahu betapa sakitnya dia melakukan ini.Namun, tak
“Delis, sebenarnya setelah kupikirkan lagi, aku dan Angel memang nggak cocok.”“Dia pernah menikah dan punya anak. Ayah dan ibu pasti nggak akan mengizinkanku menikahinya.”“Tapi berbeda dengan Lia. Meskipun dia tumbuh besar di desa, dia pekerja keras, baik hati dan punya banyak keahlian.”“Gadis seperti ini kalau masuk ke Keluarga Joven, pasti akan membawakan banyak manfaat untuk keluarga.”Secara tidak langsung, Peter menekankan bahwa yang dia perhatikan adalah keuntungan, bukan hanya demi Delis dan Alfred.“Kamu bohong.”Kata Delis dengan panik. Lalu menarik tangannya dan berkata, “Peter, kamu pernah berjanji padaku bahwa kamu akan baik pada kak Angel.”“Jangan seperti ini. Ayo kita kembali ke rumah sakit dan mencari dokter lain. Aku nggak percaya nggak ada dokter di seluruh dunia yang bisa menyembuhkan Kelven dan Alfred.”“Ayo, kita pulang sekarang.”Delis mencoba menarik Peter pergi.Namun, Peter tidak bergerak sama sekali.Kelven maju untuk menghentikan tindakan Delis.“Delis, t
Tahu bahwa Delis belum makan apa-apa, Angel mengambil iga panggang yang dipanggang adiknya dan memberikannya pada Delis.“Makanlah, malam di sini benar-benar sejuk. Cepat makan, aku akan membuat api unggun.”Melihat kakaknya memaksakan senyumannya, Delis juga tidak membahasnya lagi. Dia menerima iga tersebut dan mulai memakannya perlahan.Owen memanggang sepiring sayurna lagi dan membawakannya. Melihat Kelven menggendong anak di samping, Owen memanggil, “Kak Kelven, datanglah makan.”“Iya.”Jawab Kelven sambil menggendong putrinya dan duduk di sebelah Delis.Di sini cahayanya terang, sehingga Luna baru bisa melihat wajah ayahnya.Dia mengerucutkan bibirnya, mengangkat tangannya dan meraba-raba janggut ayahnya. Dengan polos berkata, “Papi, kenapa papi menjadi jelek? Hitam dan janggutnya menusuk tangan.”Mendengar perkataan putrinya, Kelven merasa sedih.Dia melirik wanita di sampingnya, melihat dia tidak memerhatikan dirinya, baru kemudian Kelven menatap putrinya dan bertanya, “Sayan
Menerima ucapan selamat dari adiknya, Peter dan Angel juga mengangkat gelas mereka.“Adikku, selamat menempuh hidup baru.”Angel juga mengucapkan, “Delis, selamat menempuh hidup baru.”“Eh, aku juga.”Kelven yang merasa diabaikan juga mengangkat gelasnya dan berkata, “Kalau begitu, mari kita semua bersulang untuk kehidupan baru kita. Semoga cinta kita selalu abadi.”Keempat orang itu saling tersenyum dan bersiap untuk minum bersama.Namun tiba-tiba, gelas Delis diambil oleh Kelven dan diletakkan di samping.Delis memandangnya dengan bingung.Kelven menggantinya dengan segelas jus dan menyodorkannya ke hadapan Delis, sambil mengelus kepalanya dan berkata, “Kamu nggak cocok minum alkohol, minum jus saja.”Mereka punya rencana besar malam ini.Delis memang tidak kuat minum alkohol. Setiap kali meminum sedikit saja, dia bisa mabuk hingga lupa diri.Di malam yang indah seperti ini, Kelven tidak ingin Delis mabuk.“Iya, Delis nggak boleh minum alkohol, minum jus saja.”Ujar Peter, lalu menol
Sepasang mata hitam menatap wanita kecil di sampingnya dengan kesal.“Kamu nggak bisa berbicara dengan sopan?”Delis tertawa kecil sambil berjalan ke depan, tidak mau berdebat dengan pria tua itu.Bagaimanapun, hari ini adalah hari yang special, dirinya harus tampil maksimal.Meski tidak begitu mempersiapkan diri.Namun, karena kakaknya sudah memesan ruang makan di hotel bintang enam, dirinya tidak mungkin datang dengan pakaian santai.Mungkin saja kak Angel berpakaian lebih cantik daripada dirinya.Kelven mengikuti langkah Dleis, lalu mereka masuk ke dalam lift.Di dalam lift yang sempit, pria tua itu terus memandangi wanita kecil di sampingnya.Melihat betapa muda dan cantiknya dia, lagi-lagi Kelven tidak bisa menahan diri untuk mendekat, merangkul pinggang kecilnya yang ramping dan mencium rambutnya yang harum dengan penuh hasrat.“Delis, kamu jujur padamu, kamu nggak merasa aku sudah tua, ‘kan?”Ehem, konon pria berusia empat puluhan sangat liar, dirinya masih belum berusia empat p
Saat sedang menyetir, pria itu tetap menggenggam tangan wanita di sebelahnya dengan erat. Seolah-olah jika dirinya melepaskan genggamannya, istrinya akan terbang keluar dari jendela mobil.Angel mencoba menarik tangannya, tetapi tidak berhasil karena pria itu menggenggamnya terlalu erat.Angel mengingatkan, “Kamu melanggar aturan lalu lintas, lepaskan tanganku.”“Nggak mau, paling juga hanya kena tilang saja. Aku begitu susah payah, baru berhasil menikahimu. Kalau aku nggak menggenggam tanganmu, bagaimana kalau kamu melarikan diri?”Peter menatap lurus ke depan dan menyetir dengan serius, tetapi sudut bibirnya menyiratkan senyuman bahagia yang tak bisa disembunyikan.Angel memandangnya. Dari sudut pandangnya, Peter terlihat dengan hidung yang mancung, bibir yang tipis dan paras wajah yang tegas.Terlihat seperti seseorang yang begitu sempurna.Bagaimana bisa dirinya dipertemukan dengan orang seperti ini.Apa yang membuat dirinya layak menjadi istri pria ini?Hingga saat ini, Angel masi
Namun mereka malah bermesraan di depan umum.Sungguh keterlaluan.Benar-benar memalukan.Angel setuju denga napa yang Delis katakan.Dua pria ini memang benar-benar tidak tahu malu.Tidak peduli dengan mereka, Angel dan Delis dengan menggendong Lesi, keluar lebih dulu dari kantor urusan sipil.Sementara itu, Kelven dan Peter yang masing-masing memegang dua surat nikah di tangan mereka, berjalan mendekat dan berjabat tangan, saling mengucapkan selamat.“Selamat, akhirnya kamu berhasil menikahi wanita yang kamu cintai.”Albert sungguh malang.Saat ini, dia mungkin sedang meringkuk di pojokan sambil menangis.Peter tertawa kecil dan menjawab, “Selamat juga untukmu, akhirnya berhasil menjebak adikku lagi.”Kelven tidak senang mendengar itu dan membalas, “Menjebak apa? Delis sukarela menikah denganku. Kamu bisa melihatnya sendiri, apakah aku memaksanya?”“Iya, dia sukarela,” jawab Peter.Eter tidak ingin berdebat dengannya dan berjalan keluar dari kantor urusan sipil.Kelven mengikutinya, l
Saat menerima surat nikah, Peter begitu bersemangat hingga langsung memegang wajah kecil Angel dan menciumnya di depan para petugas.Angel merasa sangat canggung dan segera mendorongnya.“Hei, bisa nggak kamu sedikit lebih tenang.”Namun, bagaimana mungkin Peter bisa tenang. Dia malah berdiri dan menggendong Angel, lalu berputar di tempat dua kali, sambil berseru gembira,“Akhirnya kamu jadi istriku, aku akhirnya berhasil menikahimu … “Peter sepenuhnya larut dalam kebahagiaannya.Tidak peduli sama sekali dengan pandangan para petugas di sekitarnya.Saat ini, dia benar-benar tidak bisa menyembunyikan kebahagiaannya.Sementara itu, Angel yang diputar hingga kepalanya pusing, sekilas melihat dua wajah yang familiar.Angel segera menepuk Peter, memberi isyarat agar Peter menurunkannya.Peter terpaksa menurunkan Angel. Saat dia hendak mencium wajahnya lagi, Angel berkata, “Lihat ke belakang, siapa itu?”Peter menoleh.Ketika melihat Delis dan Kelven yang sedang menertawakannya, dia merasa
“Iya, aku sudah memikirkannya dengan matang. Bagaimana kalau hari ini?”Kelven tidak bisa menahan kegembiraannya, dia memeluk Delis dan menciumnya dengan keras. Kemudian berdiri dan menggendong anaknya.“Ayo, kita pergi ke kantor urusan sipil sekarang.”Lagipula, dokumen diri mereka selalu dibawa ke mana-mana.Delis tersenyum dan bertanya padanya, “Kamu nggak menyelesaikan pekerjaanmu dulu?”“Pekerjaanku nggak sepenting Delis.”“Baiklah.”Delis mengambil dokumen diri dari tasnya di atas meja dan bertanya pada Kelven, “Di mana punyamu?”“Di dalam mobil.”Jadi, mereka hanya berada di kantor kurang lebih satu jam dan buru-buru mengendarai mobil menuju kantor urusan sipil.Tak disangka.Saat mobil mereka berhenti di depan kantor urusan sipil, mereka melihat dua sosok yang familiar sedang menaiki tangga menuju gedung itu.Delis langsung berkata, “Kebetulan sekali! Kak Peter dan kak Angel juga datang mengurus surat pernikahan hari ini?”Kelven tersenyum dan menjawab, “Sepertinya hari ini mem
Melihat anak yang begitu manis diganggu di luar, membuatnya sangat iba.Saat itu, Kelven sebenarnya ingin membawa Delis pulang ke rumah.Namun, mengingat rumahnya ramai dan khawatir ada yang akan mengganggunya.Jadi, Kelven memutuskan untuk mengantarkannya ke panti asuhan. Dia bahkan memberikan uang tabungannya pada kepala panti untuk memastikan Delis dirawat dengan baik.Saat itu, kepala panti menanyakan nama gadis ini.Dengan mata besar yang tampak bersinar, Delis menatapnya seolah tidak ingin berpisah.Kelven baru tersadar bahwa dirinya belum tahu siapa nama gadis kecil itu.Dia pun berjonkok, menggenggam tangan Delis dan bertanya, “Adik kecil, siapa namamu?”Namun, Delis yang saat itu masih dalam keadaan ketakutan, tidak bisa mengingat namanya.Melihat Delis tidak menjawab, Kelven mengelus pipi bulanya dengan lembut dan berkata, “Kalau begitu, biar kakak yang memberimu nama, ya? Kami ikut margaku dan namamu Delis. Kamu tahu kenapa kakak memilih nama itu?”Delis yang baru berusia l
“Kalau ada masalah, panggil saja aku,” ujar Kelven.“Nggak masalah, kamu sibuk bekerja saja.”Jawab Delis tanpa mengangkat kepalanya.Karena anaknya masih tenang, Delis mengambil ponselnya dan mengirim pesan pada Alfred.Delis: [Kak Alfred, aku mau tanya sesuatu.]Setelah menunggu sekitar dua menit, akhirnya Delis mendapat balasan.Alfred: [Apa itu?]Delis: [Kamu yang menghipnotisku dulu supaya aku lupa dengan masa laluku, ‘kan?]Sebelumnya, saat dirinya tahu tentang putrinya, mereka bilang bahwa hipnotis dilakukan supaya dirinya tidak terlalu bersedih.Seseorang bisa dihipnotis untuk melupakan, seharusnya juga bisa dihipnotis untuk mengingat kembali.Delis benar-benar ingin mengingat semua kenangan bersama Kelven.Alfred: [ …, iya.]Delis: [Aku janji aku mengendaliakn emosiku dengan baik. Bisakah kamu membantuku mengingat kembali?]Alfred terdiam melihat pesan dari Delis, tangannya yang sedang memegang ponsel menjadi kaku.Sebenarnya, jika dirinya mencoba, mungkin saja bisa membuat De
Delis sangat terkejut.Sambil mengemudi, dia menoleh ke arah Kelven dan memastikan, “Aku tumbuh besar di sisimu? Bukan tumbuh besar di sisi orang tuaku? Kenapa bisa begitu?”“Karena saat berusia tiga tahun, kamu tersesat. Aku yang menemukanmu, lalu mengantarmu ke panti asuhan dan membiayai pendidikanmu. Setelah itu, hampir sepanjang hidupmu, kamu dibesarkan di panti asuhan.”“Kemudian kak Peter menemukanmu dan karena itu mereka menetap di sini.”Delis terdiam.Dia tiba-tiba menghentikan mobil di pinggir jalan, menatap pria di sampingnya dengan ekspresi terkejut, sulit memercayai apa yang baru saja didengarnya.Karena pengereman mendadak, Kelven reflek melindungi putranya yang ada di pangkuannya, lalu menatap Delis.“Kenapa?”Wajah Delis tampak pucat.“Jadi orang yang membesarkanku adalah kamu dan orang tuamu?”Kelven terdiam sejenak, lalu akhirnya menjawab, “Bukan benar-benar membesarkanmu, tapi karena kamu tumbuh besar di panti asuhan.”“Tapi kamu yang membiayai pendidikanku. Kalau b