“Wiliam, aku sudah menikah. Lagipula, aku sudah memberitahumu sejak awal, aku nggak suka padamu.”Jadi, jangan habiskan waktu padanya.irinya tak pantas.Nyawa Delis diselamatkan oleh Kelven. Selama ini dia telah diberikan kehidupan yang nyaman oleh Kelven.Hati Delis sepenuhnya sudah diberikan pada Kelven.Meskipun mereka bercerai dan mungkin tidak akan bertemu lagi, Delis juga tak akan pernah bisa melupakan Kelven.“Aku tahu.”Wiliam juga tidak memaksakannya. Dia hanya tersenyum dan berkata, “Tapi aku nggak mau melepaskannya begitu saja. Delis, kamu mencintai Kelven, aku mencintaimu. Itu bukan dua hal yang saling bertentangan.”Semua orang mengatakan bahwa Wiliam sangat santai dan berkelas, memiliki pesona yang menarik.Namun, tidak ada yang tahu seberapa menyakitkan hatinya yang tidak bisa mendapatkan apa yang dia inginkan.Terutama setelah mengetahui bahwa wanita yang dia sukai sudah menikah.Wiliam mungkin tidak akan mengganggu pernikahannya, tetapi Wiliam tidak bisa melihatnya ti
Delis telah meninggalkan kota itu sejak lama, tidak mungkin untuk membawanya kembali dalam satu jam, apalagi masih tidak mengetahui keberadaannya saat ini.Jangankan satu jam, bahkan semalaman pun tidak mungkin untuk menemukannya.Kelven duduk di sofa ruang tamu, memegang erat ponselnya dengan aura menakutkan dan urat-urat di dahinya menonjol.Wajah muramnya lebih menyeramkan daripada peti mati berusia puluhan tahun, begitu menakutkan dan mengerikan.Bibi Siti berdiri dengan kepala tertunduk di sampingnya, tak berani bersuara.Beberapa saat kemudian, ponselnya berbunyi.Kelven mengira itu panggilan dari asistennya, jadi dia langsung menjawab panggilan itu.Namun, yang terdengar di telepon adalah suara Herli. “Kelven, kenapa kamu belum pulang malam ini?”Kelven masih terbawa emosi, pikirannya penuh dengan Delis.Dengan rasa sesak di dada, Kelven menjawab dengan tidak sabar, “Aku ada urusan hari ini, nggak bisa pergi.”Herli ingin protes lagi, “Tapi … ““Herli.”Kelven memotong ucapan He
Delis tak menghiraukannya, dia sangat marah.“Kamu membuatku sangat terganggu dengan sikapmu seperti ini. Aku sudah menikah, aku sangat mencintai Kelven. Jadi, tak peduli apapun yang kamu lakukan, aku nggak akan tergerak dan nggak akan pernah bersamamu.”Wiliam sama sekali tidak peduli. Dia duduk dan mulai makan sendiri tanpa memedulikan Delis.Sambil makan, Wilian berbicara dengan santai, “Bukannya kamu dan Kelven sudah mau berpisah, jadi aku masih ada kesempatan.”“Siapa yang bilang padamu akau akan berpisah dengannya?”“Kalau begitu, untuk apa kamu pergi dari rumah?”Tanya Wiliam sambil menatapnya.Wajah tampan Wiliam seperti matahari yang tergantung, selalu tersenyum, bersinar cerah memberikan kehangatan yang tak terduga.Seketika, Delis merasa sedikit cemas.Delis berbicara dengan terbata-bata, “Aku, aku hanya sedang liburan. Siapa bilang aku mau pergi dari rumah?”“Lalu kenapa kamu menangis di kereta cepat tadi?”Wiliam tahu apa yang terjadi, tapi dia tersenyum dan berkata, “Ayo
Mudi tidak menyangka akan ada orang yang menyerang mereka.Selain itu, orang-orang itu sangat lincah, sehingga membuat mereka bertiga tidak bisa melawannya.Delis berdiri di samping dan terdiam melihat pertarungan itu.Delis panik dan ingin mengambil ponsel untuk melapor polisi, tetapi tiba-tiba tangannya ditarik. “Ikut aku.”Belum sempat Delis bereaksi, dia sudah ditarik oleh pria berpakaian hitam, memakai topi dan masker. Pria itu menarinya menjauh dari pertarungan itu.Delis mengikuti pria itu.Mekipun mengenakan pakaian lengkap, Delis tahu bahwa orang itu adalah Wiliam.Setelah masuk ke dalam lift, Delis melepaskan tangannya dari pegangan Wiliam dan bertanya, “Kamu yang menyuruh orang untuk menyerang mereka?”Meskipun Delis tidak mengenak Wiliam dengan baik, tapi bagaimanapun dia adalah paman Selina, Delis yakin dia punya kemampuan untuk mengirimkan bantuan.Wiliam tidak menyangkal. “Iya.”Delis sedikit khawatir. “Kamu tahu nggak mereka pasukan Kelven? Kalau Kelven tahu kamu yang m
Ternyata … Dirinya adalah lelucon sesungguhnya.“Wiliam, kamu adalah orang yang sangat baik, kamu bisa menemukan gadis yang lebih baik lagi ke depannya. Aku nggak pantas untukmu.”Delis tidak ingin berlama di sini, jadi dia langsung menarik kopernya dan pergi.Wiliam juga tidak lagi mengikutinya.Keduanya tidak menyadari bahwa di dalam mobil hitam yang tidak jauh dari mereka, sepasang mata hitam yang menyeramkan sedang menatap mereka dengan sinis.…Mudi tidak ingin bertengkar dengan orang-orang ini. Tugasnya hari ini adalah mengantar Nona Delis pulang.Dia memerintahkan dua pengawal untuk menghadapi mereka, sementara dirinya dengan cepat turun ke bawah untuk mencari Delis.Untungnya, Nona Delis belum berjalan jauh.Dia melihat Delis berdiri tidak jauh di persimpangan jalan, menunggu lampu merah hijau. Dengan napas tersengal-sengal, dia berlari ke arahnya dan berseru, "Nona Delis, jangan lari lagi, ikut aku pulang."Delis menoleh melihat Mudi.Melihat wajah Mudi yang penuh luka, Delis
Mata Kelven memerah, pembuluh darah memenuhi pupil matanya.Kelven menatap dingin wanita di depannya, yang tampaknya masih berani berdiri di depannya. Kelven sangat ingin menelannya hidup-hidup.Kelven berdiri, tanpa berkata sepatah katapun, dia mendekat dan meraih tangan kecil Delis, langsung naik ke lantai atas.Delis terkejut, dengan terhuyung-huyung mengikutinya naik ke lantai atas.Kelven melemparkan Delis ke dalam ruangan, menekannya di atas tempat tidur dan dengan keras memukul pantatnya.“Sudah kubilang, kalau kamu berani lari, aku akan mematahkan kakimu.”Kelven benar-benar sangat marah.Kelven mencemaskannya sepanjang malam.Takut terjadi sesuatu pada Delis, takut dia tidak kembali, takut kehilangan dia untuk selamanya.Jika tidak menghukumnya dengan keras sekarang, Kelven merasa tak bisa meredakan amarah dalam hatinya.Delis berbaring di tempar tidur, pantatnya terasa sakit karena dipukul, membuatnya berteriak, “Apa salahnya kalau aku pergi? Aku sudah menandatangani surat c
Kelven tak menyangka bahwa wanita ini berani memarahinya brengsek.Bahkan berani menggugatnya.Delis semakin berani.Dia mengangkat tangannya dan meraih wajah bulat dan putih Delis, Kelven berkata dengan dingin, “Kamu sudah lupa siapa yang membuatmu menjadi seperti hari ini? Kamu sudah merasa kuat, merasa aku sudah nggak bisa mengaturmu lagi?”Delis menghempaskan tangannya dan membantah, “Aku juga sudah membiarkanmu tidur denganku selama setengah tahun. Seharusnya sudah cukup untuk melunasi hutangnya padamu.”“Kamu yang meniduriku atau aku yang menidurimu?” tanya Kelven padanya.Jelas-jelas seringkali Delis yang berinisiatif sendiri, tetapi dia malah membalikkan semua faktanya sekarang.Kelven juga pertama kali melakukan itu.“Bagaimanapun, aku mau bercerai denganmu. Setelah kita bercerai, aku akan pergi. Kalau nggak, aku nggak mau makan, biarkan aku mati kelaparan saja.”Karena tidak bisa mengalahkan Kelven dalam berdebat, Delis hanya bisa marah-marah saja.elis sangat marah sekarang
Jika tidak, Kelven akan mengawatirkannya.Mendengar itu, Delis merasa hangat dan juga sakit. Dia mengedipkan matanya dan air mata mulai membasahi matanya lagi.Delis bertanya dengan bingung, “Kamu bahkan sudah melepaskanku, kenapa masih mencariku?”Kelven beralasan, “Aku nggak mau wanitaku hidup dalam keadaan yang buruk setelah meninggalkanku.”“Jadi, kamu harus hidup di lingkungan yang terlihat olehku. Selama kamu baik-baik saja, aku nggak akan mengganggumu. Tapi, kalau kamu nggak baik-baik saja setelah meninggalkanku, aku akan membawamu kembali.”Delis hanya diam.Delis mengerucutkan bibirnya dan terbaring terungkup, dirinya benar-benar tidak rela meninggalkan Kelven yang selalu begitu peduli padanya.Namun, jika dirinya tak meninggalkan Kelven, berarti harus melihat Kelven bersama dengan Herli dan itu membuatnya sangat sakit hati.Setelah berpikir sejenak, Delis mengangguk dan menyetujui, “Aku akan membuktikan padamu bahwa tanpamu di sisiku, aku bisa hidup lebih baik daripada sekara
Menerima ucapan selamat dari adiknya, Peter dan Angel juga mengangkat gelas mereka.“Adikku, selamat menempuh hidup baru.”Angel juga mengucapkan, “Delis, selamat menempuh hidup baru.”“Eh, aku juga.”Kelven yang merasa diabaikan juga mengangkat gelasnya dan berkata, “Kalau begitu, mari kita semua bersulang untuk kehidupan baru kita. Semoga cinta kita selalu abadi.”Keempat orang itu saling tersenyum dan bersiap untuk minum bersama.Namun tiba-tiba, gelas Delis diambil oleh Kelven dan diletakkan di samping.Delis memandangnya dengan bingung.Kelven menggantinya dengan segelas jus dan menyodorkannya ke hadapan Delis, sambil mengelus kepalanya dan berkata, “Kamu nggak cocok minum alkohol, minum jus saja.”Mereka punya rencana besar malam ini.Delis memang tidak kuat minum alkohol. Setiap kali meminum sedikit saja, dia bisa mabuk hingga lupa diri.Di malam yang indah seperti ini, Kelven tidak ingin Delis mabuk.“Iya, Delis nggak boleh minum alkohol, minum jus saja.”Ujar Peter, lalu menol
Sepasang mata hitam menatap wanita kecil di sampingnya dengan kesal.“Kamu nggak bisa berbicara dengan sopan?”Delis tertawa kecil sambil berjalan ke depan, tidak mau berdebat dengan pria tua itu.Bagaimanapun, hari ini adalah hari yang special, dirinya harus tampil maksimal.Meski tidak begitu mempersiapkan diri.Namun, karena kakaknya sudah memesan ruang makan di hotel bintang enam, dirinya tidak mungkin datang dengan pakaian santai.Mungkin saja kak Angel berpakaian lebih cantik daripada dirinya.Kelven mengikuti langkah Dleis, lalu mereka masuk ke dalam lift.Di dalam lift yang sempit, pria tua itu terus memandangi wanita kecil di sampingnya.Melihat betapa muda dan cantiknya dia, lagi-lagi Kelven tidak bisa menahan diri untuk mendekat, merangkul pinggang kecilnya yang ramping dan mencium rambutnya yang harum dengan penuh hasrat.“Delis, kamu jujur padamu, kamu nggak merasa aku sudah tua, ‘kan?”Ehem, konon pria berusia empat puluhan sangat liar, dirinya masih belum berusia empat p
Saat sedang menyetir, pria itu tetap menggenggam tangan wanita di sebelahnya dengan erat. Seolah-olah jika dirinya melepaskan genggamannya, istrinya akan terbang keluar dari jendela mobil.Angel mencoba menarik tangannya, tetapi tidak berhasil karena pria itu menggenggamnya terlalu erat.Angel mengingatkan, “Kamu melanggar aturan lalu lintas, lepaskan tanganku.”“Nggak mau, paling juga hanya kena tilang saja. Aku begitu susah payah, baru berhasil menikahimu. Kalau aku nggak menggenggam tanganmu, bagaimana kalau kamu melarikan diri?”Peter menatap lurus ke depan dan menyetir dengan serius, tetapi sudut bibirnya menyiratkan senyuman bahagia yang tak bisa disembunyikan.Angel memandangnya. Dari sudut pandangnya, Peter terlihat dengan hidung yang mancung, bibir yang tipis dan paras wajah yang tegas.Terlihat seperti seseorang yang begitu sempurna.Bagaimana bisa dirinya dipertemukan dengan orang seperti ini.Apa yang membuat dirinya layak menjadi istri pria ini?Hingga saat ini, Angel masi
Namun mereka malah bermesraan di depan umum.Sungguh keterlaluan.Benar-benar memalukan.Angel setuju denga napa yang Delis katakan.Dua pria ini memang benar-benar tidak tahu malu.Tidak peduli dengan mereka, Angel dan Delis dengan menggendong Lesi, keluar lebih dulu dari kantor urusan sipil.Sementara itu, Kelven dan Peter yang masing-masing memegang dua surat nikah di tangan mereka, berjalan mendekat dan berjabat tangan, saling mengucapkan selamat.“Selamat, akhirnya kamu berhasil menikahi wanita yang kamu cintai.”Albert sungguh malang.Saat ini, dia mungkin sedang meringkuk di pojokan sambil menangis.Peter tertawa kecil dan menjawab, “Selamat juga untukmu, akhirnya berhasil menjebak adikku lagi.”Kelven tidak senang mendengar itu dan membalas, “Menjebak apa? Delis sukarela menikah denganku. Kamu bisa melihatnya sendiri, apakah aku memaksanya?”“Iya, dia sukarela,” jawab Peter.Eter tidak ingin berdebat dengannya dan berjalan keluar dari kantor urusan sipil.Kelven mengikutinya, l
Saat menerima surat nikah, Peter begitu bersemangat hingga langsung memegang wajah kecil Angel dan menciumnya di depan para petugas.Angel merasa sangat canggung dan segera mendorongnya.“Hei, bisa nggak kamu sedikit lebih tenang.”Namun, bagaimana mungkin Peter bisa tenang. Dia malah berdiri dan menggendong Angel, lalu berputar di tempat dua kali, sambil berseru gembira,“Akhirnya kamu jadi istriku, aku akhirnya berhasil menikahimu … “Peter sepenuhnya larut dalam kebahagiaannya.Tidak peduli sama sekali dengan pandangan para petugas di sekitarnya.Saat ini, dia benar-benar tidak bisa menyembunyikan kebahagiaannya.Sementara itu, Angel yang diputar hingga kepalanya pusing, sekilas melihat dua wajah yang familiar.Angel segera menepuk Peter, memberi isyarat agar Peter menurunkannya.Peter terpaksa menurunkan Angel. Saat dia hendak mencium wajahnya lagi, Angel berkata, “Lihat ke belakang, siapa itu?”Peter menoleh.Ketika melihat Delis dan Kelven yang sedang menertawakannya, dia merasa
“Iya, aku sudah memikirkannya dengan matang. Bagaimana kalau hari ini?”Kelven tidak bisa menahan kegembiraannya, dia memeluk Delis dan menciumnya dengan keras. Kemudian berdiri dan menggendong anaknya.“Ayo, kita pergi ke kantor urusan sipil sekarang.”Lagipula, dokumen diri mereka selalu dibawa ke mana-mana.Delis tersenyum dan bertanya padanya, “Kamu nggak menyelesaikan pekerjaanmu dulu?”“Pekerjaanku nggak sepenting Delis.”“Baiklah.”Delis mengambil dokumen diri dari tasnya di atas meja dan bertanya pada Kelven, “Di mana punyamu?”“Di dalam mobil.”Jadi, mereka hanya berada di kantor kurang lebih satu jam dan buru-buru mengendarai mobil menuju kantor urusan sipil.Tak disangka.Saat mobil mereka berhenti di depan kantor urusan sipil, mereka melihat dua sosok yang familiar sedang menaiki tangga menuju gedung itu.Delis langsung berkata, “Kebetulan sekali! Kak Peter dan kak Angel juga datang mengurus surat pernikahan hari ini?”Kelven tersenyum dan menjawab, “Sepertinya hari ini mem
Melihat anak yang begitu manis diganggu di luar, membuatnya sangat iba.Saat itu, Kelven sebenarnya ingin membawa Delis pulang ke rumah.Namun, mengingat rumahnya ramai dan khawatir ada yang akan mengganggunya.Jadi, Kelven memutuskan untuk mengantarkannya ke panti asuhan. Dia bahkan memberikan uang tabungannya pada kepala panti untuk memastikan Delis dirawat dengan baik.Saat itu, kepala panti menanyakan nama gadis ini.Dengan mata besar yang tampak bersinar, Delis menatapnya seolah tidak ingin berpisah.Kelven baru tersadar bahwa dirinya belum tahu siapa nama gadis kecil itu.Dia pun berjonkok, menggenggam tangan Delis dan bertanya, “Adik kecil, siapa namamu?”Namun, Delis yang saat itu masih dalam keadaan ketakutan, tidak bisa mengingat namanya.Melihat Delis tidak menjawab, Kelven mengelus pipi bulanya dengan lembut dan berkata, “Kalau begitu, biar kakak yang memberimu nama, ya? Kami ikut margaku dan namamu Delis. Kamu tahu kenapa kakak memilih nama itu?”Delis yang baru berusia l
“Kalau ada masalah, panggil saja aku,” ujar Kelven.“Nggak masalah, kamu sibuk bekerja saja.”Jawab Delis tanpa mengangkat kepalanya.Karena anaknya masih tenang, Delis mengambil ponselnya dan mengirim pesan pada Alfred.Delis: [Kak Alfred, aku mau tanya sesuatu.]Setelah menunggu sekitar dua menit, akhirnya Delis mendapat balasan.Alfred: [Apa itu?]Delis: [Kamu yang menghipnotisku dulu supaya aku lupa dengan masa laluku, ‘kan?]Sebelumnya, saat dirinya tahu tentang putrinya, mereka bilang bahwa hipnotis dilakukan supaya dirinya tidak terlalu bersedih.Seseorang bisa dihipnotis untuk melupakan, seharusnya juga bisa dihipnotis untuk mengingat kembali.Delis benar-benar ingin mengingat semua kenangan bersama Kelven.Alfred: [ …, iya.]Delis: [Aku janji aku mengendaliakn emosiku dengan baik. Bisakah kamu membantuku mengingat kembali?]Alfred terdiam melihat pesan dari Delis, tangannya yang sedang memegang ponsel menjadi kaku.Sebenarnya, jika dirinya mencoba, mungkin saja bisa membuat De
Delis sangat terkejut.Sambil mengemudi, dia menoleh ke arah Kelven dan memastikan, “Aku tumbuh besar di sisimu? Bukan tumbuh besar di sisi orang tuaku? Kenapa bisa begitu?”“Karena saat berusia tiga tahun, kamu tersesat. Aku yang menemukanmu, lalu mengantarmu ke panti asuhan dan membiayai pendidikanmu. Setelah itu, hampir sepanjang hidupmu, kamu dibesarkan di panti asuhan.”“Kemudian kak Peter menemukanmu dan karena itu mereka menetap di sini.”Delis terdiam.Dia tiba-tiba menghentikan mobil di pinggir jalan, menatap pria di sampingnya dengan ekspresi terkejut, sulit memercayai apa yang baru saja didengarnya.Karena pengereman mendadak, Kelven reflek melindungi putranya yang ada di pangkuannya, lalu menatap Delis.“Kenapa?”Wajah Delis tampak pucat.“Jadi orang yang membesarkanku adalah kamu dan orang tuamu?”Kelven terdiam sejenak, lalu akhirnya menjawab, “Bukan benar-benar membesarkanmu, tapi karena kamu tumbuh besar di panti asuhan.”“Tapi kamu yang membiayai pendidikanku. Kalau b