Setiap orang yang sakit berpikir menyembunyikannya dari keluarga adalah untuk kebaikan keluarga.Namun, mereka tidak tahu bahwa pada hari kematiannya, keluarganya akan merasa bersalah dan menyesal setelah mengetahuinya.Orang yang masih hidup yang akan merasakan rasa sakitnya.Kelven duduk lemah di sofa dan menghela napas.“Aku juga mau menjalankan tanggung jawabku, tapi kalau keadaanku nggak membaik dan Delis nggak kembali ke Keluarga Joven, keluargaku akan merebut anak darinya.”“Tujuanku bukan untuk mendorongnya kepada siapa pun, aku hanya ingin ada seseorang yang bisa menjaga mereka berdua dengan baik.”“Aku ingin Keluarga Joven bisa membawanya kembali ke Negara E, sehingga nggak ada orang yang bisa memisahkan mereka berdua lagi.”Kelven jelas tidak ingin berpisah dengan Delis.Namun, teringat dengan permintaan ibu dan kakeknya, kalau Delis tidak ingin melahirkannya, maka Kelven hanya bisa memilih langkah terakhir ini.“Kamu pikir ini adalah untuk kebaikan mereka, tapi apakah kamu
Namun, Angel merasa tidak peduli apa yang pria ini katakan, Angel tidak akan tertarik.Karena tidak cinta lagi, tidak menyukainya lagi, bahkan jika pria ini berada di mobilnya dan enggan turun, Angel juga tidak peduli.Albert terdiam, dia menarik kembali pandangannya dan menunduk, perasaannya sangat tidak nyaman.Namun, saat teringat dengan pria di samping wanita itu, Albert tidak bisa menahan diri dan bertanya, “Apakah kamu serius dengan pria itu?”Mendengar itu, Angel sedikit mengernyit.Setelah memikirkannya sebentar, Angel baru sadar siapa yang dimaksud Albert.Angel menjawab, “Serius atau nggak, apa hubungannya denganmu?”“Sudah berapa lama kalian bersama?”“Albert, kamu nggak merasa lucu bertanya pertanyaan seperti ini denganku?”Albert mengangkat kepalanya dan bertanya balik, “Apa yang lucu? Aku hanya mau tahu, nggak boleh?”“Apakah ada hubungannya denganmu?”Angel bertanya balik lagi.Dirinya hanya bertemu dengan Peter beberapa kali.Mereka bahkan tidak mengenal dekat, jadi An
Delis jongkok di depan putrinya, dengan agak marah dia berkata, “Luna, kalau kamu terus begini, mami benar-benar akna marah. Sebelumnya kita bahkan bisa hidup tanpanya, mengapa sekarang kamu begitu membutuhkannya?”“Luna, jangan menangis lagi, kita pergi ke rumah sakit untuk menjenguk Alfred, ya?”Luna menggelengkan kepalanya dan menjawab dengan sedih, “Tapi papi bilang dia nggak akan meninggalkan Luna. Luna nggak mau papi pergi. Kalau papi nggak pulang sekarang, kita nggak akan bisa bertemu dengannya lagi.”“Huh umami, bolehkan kita mencari papi?”“Luna Rosli.”Delis benar-benar marah. Dia berdiri dan tidak lagi memedulikan putrinya.Angel berjalan masuk, melihat Delis marah pada putrinya, Angel segera mendekatinya dan menggendong anak itu untuk menhiburnya.“Luna sayang, jangan menangis.”Sambil menenangkan Luna, Angel juga melihat Delis dan berkata, “Delis, jangan marah, bagaimana pun Kelven adalahnya, lebih pengertian padanya.”Delis berusaha menenangkan kemarahannya, melihat ke
Kelven sakit …Hidupnya hanya tersisa dua tahun.Saat mendengar kata-kata yang diucapkan Angel, tiba-tiba Delis merasa pikirannya kosong.Dia duduk di sana, tatapannya kosong dan terkejut.Angel menepuk pundaknya dan berkata pelan, “Aku mendengar dari Albert bahwa kalau dia bisa mendapatkan jantung yang cocok untuk transplantasi, mungkin dia masih punya kesempatan untuk bertahan hidup.”“Tapi Kelven menolak untuk menjalani pengobatan, dia ingin menunggu mati.”“Dia khawatir setelah dirinya meninggal, keluarganya akan mempersulitmu, mencoba merebut Luna darimu. Itulah sebabnya dia mencoba menjauhkanmu, agar Keluarga Joven bisa melindungimu.”“Delis, mungkin kamu bisa mencoba membujuknya, agar dia bisa menjalani pengobatan. Dia masih begitu muda.”Angel tahu bahwa Delis masih punya perasaan pada Kelven.Hanya saja Delis keras kepala dan tidak ingin mengakuinya.Angel tidak ingin melihat mereka saling menyiksa dan dia ingin Delis punya kesempatan untuk mencari kembali kebahagiaannya.Seb
Meskipun tidak kembali dan tidak pernah bertemu dengan pria itu lagi, selama empat tahun ini Delis juga tidak berhasil mengusirnya dari pikirannya.Namun sekarang, dia begitu tak sabar untuk masuk dan menemui pria itu.Delis tahu, jika dirinya melangkah melewati pintu itu, dia harus berani menghadapi perasaannya sendiri.Jika dia melangkah masuk lagi, mungkin akan menjadi awal yang baru.Delis hanya berharap kali ini, dia tidak akan menyesal.Dia mengusap air mata di pipinya, lalu melangkah maju untuk memasukkan kata sandi ke pintu.Tak disangka, kata sandinya masih sama seperti sebelumnya, tidak pernah diganti.Kata sandi pintu masih sama.Delis mendorong pintu besar yang berat dan masuk ked lama.Sekarang sudah pukul delapan malam.Cahaya di ruang tamu sangat redup.Delis hanya bisa melihat bayangan seseorang duduk di sofa melalui cahaya lampu jalan di luar yang memantul dari jendela kaca besar.Delis tahu itu dia.Delis juga tidak menyalakan lampu dan dengan langkah beratnya mendeka
“Iya, aku akan melakukan apa pun yang Delis mau.”Setelah mendapat persetujuannya, Delis langsung mendorongnya dan menariknya ke luar.Kelven menghentikan langkahnya dan berkata, “Aku masih mau memelukmu sebentar lagi.”Kelven malah menariknya kembali ke dalam pelukannyaDelis tidak menghindar, dengan lembut dia berkata, “Kita pergi ke rumah sakit sekarang. Mulai malam ini, kamu harus tinggal di rumah sakit dan berobay dengan baik setiap hari. Aku akan datang setiap hari untuk melihatmu.”“Nggak perlu tinggal di rumah sakit setiap hari. Aku bisa mengontrolnya dengan obat-obatan terlebih dulu. Kemudian aku bisa langsung melakukan operasi setelah menemuakn jantung yang cocok.”Sebenarnya untuk mencari jantung yang cocok untuk Kelven benar-benar tidak mudah.Operasi transplantasi jantung itu adalah mengambil jantung yang masih berdetak dari orang yang hampir mati, kemudian dipasangkan langsung ke badan Kelven.Operasi transplantasi jantung adalah hal yang sangat sulit.Akankah berhasil m
Delis mengemudi dan Kelven duduk di kursi penumpang.Selama perjalanan, pandangan pria itu terus tertuju pada wanita kecil yang sedang Melihat Delis mengemudi dengan mahir, tiba-tiba dia teringat hal-hal yang sudah lama berlalu.Saat itu, Delis sangat penakut. Kelven membawanya untuk Latihan mengemudi, tetapi Delis bahkan tidak bisa memutar setir dan setiap kali mobil bergerak sedikit, Delis langsung berlarian ke pelukannya.Tidak disangka, selama empat tahun dirinya tidak ada, Delis berhasil mengatasi ketakutannya dan bisa mengemudi.Ternyata tanpa dirinya, Delis juga bisa hidup dengan baik.Dengan begitu, meskipun dirinya meninggalkan dunia ini lebih dulu suatu saat nanti, Kelven juga bisa pergi dengan tenang.“Kelven, bagaimana kalau kita pergi ke rumah sakit dulu?”Delis menoleh dan melihat pria di sampingnya, dia merasa khawatir.Namun, Kelven terus menatapnya tanpa berkedip.“Bukankah kita sudah berjanji untuk pergi besok? Pergi malam ini juga nggak ada gunanya.”“Lalu bagaimana
Keduanya saling berpelukan untuk waktu yang lama.Teringat anak mereka masih menunggu di rumah, Delis menahan emosinya dan mendorong pria di depannya.“Ayo kita pulang.”Delis berbalik mengelilingi mobil.Namun, Kelven menahan lengan wanita itu dan menariknya tiba-tiba.Delis tidak siap dan seluruh tubuhnya terjatuh ke belakang.Belum sempat Delis bereaksi, tubuh besar pria itu mengarah ke arahnya.Kemudian, bibirnya menempel dengan bibir dingin pria itu.Seketika, Delis terpaku.Namun, saat menyadari Kelven sakit, menyadari Kelven sakit karena dirinya, Delis merasa sangat sedih dan bersalah.Delis tidak menolaknya, malah sebaliknya membalas ciumannya.Kelven memeluk pinggang kecil Delis dengan satu tangan dan satu tangan memegang belakang kepalanya, ciumannya semakin mendalam.Meskipun berada di pinggir jalan, meskipun orang-orang terus berlalu Lalang.Itu tidak mengganggu keintiman mereka.Mereka seperti berada di dunia mereka sendiri, tidak peduli dengan orang lain dan tenggelam dal
Menerima ucapan selamat dari adiknya, Peter dan Angel juga mengangkat gelas mereka.“Adikku, selamat menempuh hidup baru.”Angel juga mengucapkan, “Delis, selamat menempuh hidup baru.”“Eh, aku juga.”Kelven yang merasa diabaikan juga mengangkat gelasnya dan berkata, “Kalau begitu, mari kita semua bersulang untuk kehidupan baru kita. Semoga cinta kita selalu abadi.”Keempat orang itu saling tersenyum dan bersiap untuk minum bersama.Namun tiba-tiba, gelas Delis diambil oleh Kelven dan diletakkan di samping.Delis memandangnya dengan bingung.Kelven menggantinya dengan segelas jus dan menyodorkannya ke hadapan Delis, sambil mengelus kepalanya dan berkata, “Kamu nggak cocok minum alkohol, minum jus saja.”Mereka punya rencana besar malam ini.Delis memang tidak kuat minum alkohol. Setiap kali meminum sedikit saja, dia bisa mabuk hingga lupa diri.Di malam yang indah seperti ini, Kelven tidak ingin Delis mabuk.“Iya, Delis nggak boleh minum alkohol, minum jus saja.”Ujar Peter, lalu menol
Sepasang mata hitam menatap wanita kecil di sampingnya dengan kesal.“Kamu nggak bisa berbicara dengan sopan?”Delis tertawa kecil sambil berjalan ke depan, tidak mau berdebat dengan pria tua itu.Bagaimanapun, hari ini adalah hari yang special, dirinya harus tampil maksimal.Meski tidak begitu mempersiapkan diri.Namun, karena kakaknya sudah memesan ruang makan di hotel bintang enam, dirinya tidak mungkin datang dengan pakaian santai.Mungkin saja kak Angel berpakaian lebih cantik daripada dirinya.Kelven mengikuti langkah Dleis, lalu mereka masuk ke dalam lift.Di dalam lift yang sempit, pria tua itu terus memandangi wanita kecil di sampingnya.Melihat betapa muda dan cantiknya dia, lagi-lagi Kelven tidak bisa menahan diri untuk mendekat, merangkul pinggang kecilnya yang ramping dan mencium rambutnya yang harum dengan penuh hasrat.“Delis, kamu jujur padamu, kamu nggak merasa aku sudah tua, ‘kan?”Ehem, konon pria berusia empat puluhan sangat liar, dirinya masih belum berusia empat p
Saat sedang menyetir, pria itu tetap menggenggam tangan wanita di sebelahnya dengan erat. Seolah-olah jika dirinya melepaskan genggamannya, istrinya akan terbang keluar dari jendela mobil.Angel mencoba menarik tangannya, tetapi tidak berhasil karena pria itu menggenggamnya terlalu erat.Angel mengingatkan, “Kamu melanggar aturan lalu lintas, lepaskan tanganku.”“Nggak mau, paling juga hanya kena tilang saja. Aku begitu susah payah, baru berhasil menikahimu. Kalau aku nggak menggenggam tanganmu, bagaimana kalau kamu melarikan diri?”Peter menatap lurus ke depan dan menyetir dengan serius, tetapi sudut bibirnya menyiratkan senyuman bahagia yang tak bisa disembunyikan.Angel memandangnya. Dari sudut pandangnya, Peter terlihat dengan hidung yang mancung, bibir yang tipis dan paras wajah yang tegas.Terlihat seperti seseorang yang begitu sempurna.Bagaimana bisa dirinya dipertemukan dengan orang seperti ini.Apa yang membuat dirinya layak menjadi istri pria ini?Hingga saat ini, Angel masi
Namun mereka malah bermesraan di depan umum.Sungguh keterlaluan.Benar-benar memalukan.Angel setuju denga napa yang Delis katakan.Dua pria ini memang benar-benar tidak tahu malu.Tidak peduli dengan mereka, Angel dan Delis dengan menggendong Lesi, keluar lebih dulu dari kantor urusan sipil.Sementara itu, Kelven dan Peter yang masing-masing memegang dua surat nikah di tangan mereka, berjalan mendekat dan berjabat tangan, saling mengucapkan selamat.“Selamat, akhirnya kamu berhasil menikahi wanita yang kamu cintai.”Albert sungguh malang.Saat ini, dia mungkin sedang meringkuk di pojokan sambil menangis.Peter tertawa kecil dan menjawab, “Selamat juga untukmu, akhirnya berhasil menjebak adikku lagi.”Kelven tidak senang mendengar itu dan membalas, “Menjebak apa? Delis sukarela menikah denganku. Kamu bisa melihatnya sendiri, apakah aku memaksanya?”“Iya, dia sukarela,” jawab Peter.Eter tidak ingin berdebat dengannya dan berjalan keluar dari kantor urusan sipil.Kelven mengikutinya, l
Saat menerima surat nikah, Peter begitu bersemangat hingga langsung memegang wajah kecil Angel dan menciumnya di depan para petugas.Angel merasa sangat canggung dan segera mendorongnya.“Hei, bisa nggak kamu sedikit lebih tenang.”Namun, bagaimana mungkin Peter bisa tenang. Dia malah berdiri dan menggendong Angel, lalu berputar di tempat dua kali, sambil berseru gembira,“Akhirnya kamu jadi istriku, aku akhirnya berhasil menikahimu … “Peter sepenuhnya larut dalam kebahagiaannya.Tidak peduli sama sekali dengan pandangan para petugas di sekitarnya.Saat ini, dia benar-benar tidak bisa menyembunyikan kebahagiaannya.Sementara itu, Angel yang diputar hingga kepalanya pusing, sekilas melihat dua wajah yang familiar.Angel segera menepuk Peter, memberi isyarat agar Peter menurunkannya.Peter terpaksa menurunkan Angel. Saat dia hendak mencium wajahnya lagi, Angel berkata, “Lihat ke belakang, siapa itu?”Peter menoleh.Ketika melihat Delis dan Kelven yang sedang menertawakannya, dia merasa
“Iya, aku sudah memikirkannya dengan matang. Bagaimana kalau hari ini?”Kelven tidak bisa menahan kegembiraannya, dia memeluk Delis dan menciumnya dengan keras. Kemudian berdiri dan menggendong anaknya.“Ayo, kita pergi ke kantor urusan sipil sekarang.”Lagipula, dokumen diri mereka selalu dibawa ke mana-mana.Delis tersenyum dan bertanya padanya, “Kamu nggak menyelesaikan pekerjaanmu dulu?”“Pekerjaanku nggak sepenting Delis.”“Baiklah.”Delis mengambil dokumen diri dari tasnya di atas meja dan bertanya pada Kelven, “Di mana punyamu?”“Di dalam mobil.”Jadi, mereka hanya berada di kantor kurang lebih satu jam dan buru-buru mengendarai mobil menuju kantor urusan sipil.Tak disangka.Saat mobil mereka berhenti di depan kantor urusan sipil, mereka melihat dua sosok yang familiar sedang menaiki tangga menuju gedung itu.Delis langsung berkata, “Kebetulan sekali! Kak Peter dan kak Angel juga datang mengurus surat pernikahan hari ini?”Kelven tersenyum dan menjawab, “Sepertinya hari ini mem
Melihat anak yang begitu manis diganggu di luar, membuatnya sangat iba.Saat itu, Kelven sebenarnya ingin membawa Delis pulang ke rumah.Namun, mengingat rumahnya ramai dan khawatir ada yang akan mengganggunya.Jadi, Kelven memutuskan untuk mengantarkannya ke panti asuhan. Dia bahkan memberikan uang tabungannya pada kepala panti untuk memastikan Delis dirawat dengan baik.Saat itu, kepala panti menanyakan nama gadis ini.Dengan mata besar yang tampak bersinar, Delis menatapnya seolah tidak ingin berpisah.Kelven baru tersadar bahwa dirinya belum tahu siapa nama gadis kecil itu.Dia pun berjonkok, menggenggam tangan Delis dan bertanya, “Adik kecil, siapa namamu?”Namun, Delis yang saat itu masih dalam keadaan ketakutan, tidak bisa mengingat namanya.Melihat Delis tidak menjawab, Kelven mengelus pipi bulanya dengan lembut dan berkata, “Kalau begitu, biar kakak yang memberimu nama, ya? Kami ikut margaku dan namamu Delis. Kamu tahu kenapa kakak memilih nama itu?”Delis yang baru berusia l
“Kalau ada masalah, panggil saja aku,” ujar Kelven.“Nggak masalah, kamu sibuk bekerja saja.”Jawab Delis tanpa mengangkat kepalanya.Karena anaknya masih tenang, Delis mengambil ponselnya dan mengirim pesan pada Alfred.Delis: [Kak Alfred, aku mau tanya sesuatu.]Setelah menunggu sekitar dua menit, akhirnya Delis mendapat balasan.Alfred: [Apa itu?]Delis: [Kamu yang menghipnotisku dulu supaya aku lupa dengan masa laluku, ‘kan?]Sebelumnya, saat dirinya tahu tentang putrinya, mereka bilang bahwa hipnotis dilakukan supaya dirinya tidak terlalu bersedih.Seseorang bisa dihipnotis untuk melupakan, seharusnya juga bisa dihipnotis untuk mengingat kembali.Delis benar-benar ingin mengingat semua kenangan bersama Kelven.Alfred: [ …, iya.]Delis: [Aku janji aku mengendaliakn emosiku dengan baik. Bisakah kamu membantuku mengingat kembali?]Alfred terdiam melihat pesan dari Delis, tangannya yang sedang memegang ponsel menjadi kaku.Sebenarnya, jika dirinya mencoba, mungkin saja bisa membuat De
Delis sangat terkejut.Sambil mengemudi, dia menoleh ke arah Kelven dan memastikan, “Aku tumbuh besar di sisimu? Bukan tumbuh besar di sisi orang tuaku? Kenapa bisa begitu?”“Karena saat berusia tiga tahun, kamu tersesat. Aku yang menemukanmu, lalu mengantarmu ke panti asuhan dan membiayai pendidikanmu. Setelah itu, hampir sepanjang hidupmu, kamu dibesarkan di panti asuhan.”“Kemudian kak Peter menemukanmu dan karena itu mereka menetap di sini.”Delis terdiam.Dia tiba-tiba menghentikan mobil di pinggir jalan, menatap pria di sampingnya dengan ekspresi terkejut, sulit memercayai apa yang baru saja didengarnya.Karena pengereman mendadak, Kelven reflek melindungi putranya yang ada di pangkuannya, lalu menatap Delis.“Kenapa?”Wajah Delis tampak pucat.“Jadi orang yang membesarkanku adalah kamu dan orang tuamu?”Kelven terdiam sejenak, lalu akhirnya menjawab, “Bukan benar-benar membesarkanmu, tapi karena kamu tumbuh besar di panti asuhan.”“Tapi kamu yang membiayai pendidikanku. Kalau b