Apakah dirinya bermasalah jika Delis pernah melahirkan anak untuk orang lain?Kelven juga balik bertanya pada dirinya sendiri.Tentu saja dirinya bermasalah.Namun apa gunanya, semuanya sudah terjadi.Namun Kelven tetap menginginkan Delis kembali padanya.“Kamu pikirkan baik-baik. Kalau kamu benar-benar nggak bisa hidup tanpanya, tunggu kakimu sembuh, bicarakahlah dengan baik padanya. Memohonnya dengan cara normal orang memperjuangkan wanita.”“Kalau kamu bermasalah dia sudah melahirkan anak dengan orang lain, maka jangan ganggu hidupnya lagi, hormati privasinya.”Teringat bahwa akhirnya dirinya pulang ke Kota A, Angel harus pulang untuk melihat kedua orang tuanya.Dia sudah mengatakan semua yang perlu dirinya katakan, sekarang terserah pada pria ini untuk bertindak.Sebelum pergi, Angel berkata, “Istirahat dengan baik, aku pergi dulu.”Kelven tidak menghalanginya dan membiarkannya pergi.Kelven mencerna kata-kata Angel tadi.Setelah kakinya sembuh, dirinya akan pergi ke Negara E dan h
Satu-satunya yang membuat Delis terganggu adalah setiap hari Luna akan dibawa pergi oleh Nyonya Joven dan dibawa pergi dari dirinya. Kemudian diantarkan kembali pada malam hari dan bahkan tidak memperbolehkan Luna pergi ke sekolah.Alasan yang diberikan Alfred padanya adalah ibunya sangat menginginkan cucu dan ingin menghabiskan waktu lebih banyak bersamanya.Delis berpikir, bagaimanapun juga anaknya juga dikembalikan pada malam hari, jadi Delis juga tidak begitu mempermasalahkannya.Hari ini, Alfred sudah pergi sejak pagi karena ada urusan.Teringat bahwa dirinya juga ada pekerjaan, dirinya juga sudah lama tidak pergi ke tokonya, dia juga tidak tahu apakah karyawannya ada bermalasan.Dia harus pergi memeriksanya.Setelah sibuk bekerja seharian setelah meninggalkan rumah Keluarga Joven, Delsi kembali lagi pada pukul tujuh malam, tetapi dia dihentikan oleh seorang pengawal.“Maaf Nona, kamu nggak diizinkan masuk.”Delis terkejut saat mendengar itu.Delis melihat pengawal itu, tersenyum
Teringat bahwa Luna adalah miliknya seorang dan tidak ada hubungan sedikitpun dengan Keluarga Joven.Tiba-tiba Delis menajdi agak emosional, dia menyandar di jendela mobil dan mendesak Wenny, “Aku bisa membuktikan bahwa dia adalah anakku dan nggak ada hubungannya dengan Keluarga Joven. Kalau kalian nggak percaya, kalian bisa … ““Wenny, ayo kita pergi!” ujar Wiliam.Namun, tatapannya tetap tertuju pada Delis, seolah-olah sedang memberikan isyarat padanya.Delis tidak bodoh, melihat ekspresi Wiliam, seolah-olah sedang memberitahunya untuk tidak terus berbuat keributan, dirinya akan membantunya membawa anaknya keluar.Teringat dengan perkataan Wiliam sebelumnya di vila.Ditambah dengan Alfred juga pernah mengatakan apdanya untuk tidak terlibat dengan Wenny, adik perempuannya selalu nakal dan selalu bertindak tidak masuk akal.Jadi, Delis diam dan memundurkan langkahnya.Wenny melempar pandangan dingin pada Delis dan mencemoohnya, “Dasar nggak tahu diri.”Kemudian, Wenny memerintahkan so
Kelven ingin bertemu dengan Delis.Jika tidak pergi ke Negara E untuk menjaganya, Kelven takut dia akan menghilang lagi.Dia begitu sulit menemukannya, tentu saja tidak akan membiarkannya pergi lagi.Mudi tidak punya pilihan lain selain menyetujuinya.Mudi mulai mempersiapkan untuk memindahkan rumah sakit.Di vila blok enam, Negara E.Tengah malam.Delis tidak bisa tertidur, pikirannya penuh dengan putrinya.Dua hari berturut-turut, belum ada kabar dari Wiliam untuk membawa putrinya keluar. Delis juga tidak bisa menghubungi Alfred.Delis tidak tahu harus berbuat apa.Dia sudah melaporkannya ke polisi, tetapi polisi memintanya untuk menunggu.Namun, bagaimana bisa Delis menunggu?Hingga saat ini, Delis baru mengerti kehebatan Keluarga Joven yang dimaksud Wiliam sebelumnya. Benar-benar sulit dihadapi.Dia seharusnya lebih tegas sebelumnya dan tidak menyetujui Alfred.Namun, penyesalannya sudah terlambat.Delis meringkuk di ujung kasur, menahan penderitaan ini dan air matanya menggenang.
Delis tidak tahu bagaimana rencana Alfred.Namun sekarang dia hanya ingin bertemu dengan putrinya, jadi dirinya menyetujuinya untuk sementara.Pukul tiga subuh.Alfred membawa Delis kembali ke rumah Keluarga Joven.Di dalam kamar Nyonya Joven, wajah kecil Luna terlihat merah, wajahnya juga pucat, berbaring di pangkuan Nyonya Joven, bibir kecilnya terus bergumam, “Mami, Mami … Luna mau Mami.”Nyonya Joven tidak tega melihat cucunya, dokter juga bisa menemukan sesuatu yang salah pada anak itu. Jadi, tidak ada pilihan lain, dia hanya bisa meminta anaknya untuk membawa wanita itu kembali.Sebelum wanita itu datang, Nyonya Joven terus memeluk anak itu dengan penuh kasih sayang.“Tenang Luna, Mami akan segera datang. Luna, dengarkan nenek ya, makanlah sedikit ya?”Sejak berpisah dengan ibunya, anak ini tidak mau makan dan minum, terus-menerus menginginkan ibunya.Nyonya Joven selalu berpikir, selama dirinya merawat cucunya dengan baik, cucuknya pasti akan segera melupakan ibunya.Tak disang
Nyonya Joven marah dan berteriak, “Cepat, hentikan mereka! Wanita yang nggak menghormati orang tua seperti ini, masih berharap untuk menikah masuk ke dalam keluarga ini hanya karena anak, mimpi saja!”Beberapa pelayan segera datang dan menghalangi Delis.Delis menghentikan langkahnya dan menatap tajam ke arah Nyonya Joven.“Apa maksudmu? Aku sama sekali nggak tertarik untuk masuk ke pintu besar Keluarga Joven!”“Selain itu, Luna adalah anakku sendiri, nggak ada hubungannya dengan Keluarga Joven. Jangan harap bisa merampasnya dariku.”“Delis … “Alfred langsung mendekatinya, menatapnya mengisyaratkan agar tidak mengatakan terlalu banyak.Namun, Delis terlalu marah dan hanya ingin membawa anaknya pergi, jadi tidak memedulikan begitu banyak.“Berani sekali kamu.”Nyonya Joven yang selalu dihormati.Ini adalah pertama kalinya ada orang yang berani menentangnya seperti ini.Nyonya Joven sangat marah, raut wajahnya memuran dan memerintahkan, “Cepat, kurung wanita ini dan rampas anaknya.”Beb
Tidak peduli seberapa keras Delis berteriak, dirinya tetap diseret pergi oleh beberapa pengawal dengan paksa.Luna yang digendong oleh pelayan, menatap ibunya dibawa pergi, dirinya sangat ketakutan dan menangis dengan sangat keras.“Jangan sakiti mamiku, mami … ““Huhu~ Nenek, kembalikan mamiku padaku, aku mau mamiku … “Meskipun anak itu menangis dengan lemah, tetapi tidak ada gunanya.Meskipun Nyonya Joven juga mendengarkan ucapakan Delis yang mengatakan Luna bukan cucunya.Nyonya Joven juga tidak mencurigakan kata-kata itu.Dia hanya merasa wanita itu menginginkan anaknya, jadi sengaja mengatakan hal itu.Alfred terpaku saat melihat Delis yang dibawa pergi. Sementara dirinya ditahan oleh pengawal, sangat tidak berdaya. Alfred memandang ibunya dan memohon, “Ibu, tolong lepaskan Delis.”Hingga saat ini, Alfred baru menyesali semua perbuatannya.Seharusnya dirinya mendengarkan kata-kata Wiliam dan tidak membawa Delis pulang.Sekarang, dia tidak hanya menyakiti Delis, membuatnya berpis
Wenny menunjukkan ekspresi yang menjijikkan dan menjawab, “Apa yang telah wanita itu lakukan padamu? Mengapa kamu membuat ibu marah karena dia?”“Jangan ikut campur begitu banyak. Bisakah kamu membantuku memohon pada ibu?”Alfred sangat panik.Dirinya selalu memanjakan adiknya sejak kecil dan selalu memenuhi keinginan adiknya.Alfred bahkan pernah pergi ke Kota A hanya untuk menculik Wiliam kembali untuknya.Alfred telah sangat baik padanya dan ini adalah pertama kalinya dirinya meminta bantuan pada Wenny. Wenny pasti akan membantunya.Namun, semakin Alfred memedulikan orang lain, semakin Wenny tidak suka.Wenny memuramkan wajahnya dan memperlihatkan sikap angkuhnya, dia menjawab, “Dia hanyalah warga rendahan, aku nggak akan menghabiskan tenagaku menyinggung ibu hanya karena dia.”“Kak Alfred, seleramu benar-benar jelek sekali, bisa menyukai wanita seperti ini. Aku rasa kamu harus mengintropeksi diri dengan baik di sini.”Tanpa memedulikan hubungan persaudaraan mereka sebelumnya, Wenny
Menerima ucapan selamat dari adiknya, Peter dan Angel juga mengangkat gelas mereka.“Adikku, selamat menempuh hidup baru.”Angel juga mengucapkan, “Delis, selamat menempuh hidup baru.”“Eh, aku juga.”Kelven yang merasa diabaikan juga mengangkat gelasnya dan berkata, “Kalau begitu, mari kita semua bersulang untuk kehidupan baru kita. Semoga cinta kita selalu abadi.”Keempat orang itu saling tersenyum dan bersiap untuk minum bersama.Namun tiba-tiba, gelas Delis diambil oleh Kelven dan diletakkan di samping.Delis memandangnya dengan bingung.Kelven menggantinya dengan segelas jus dan menyodorkannya ke hadapan Delis, sambil mengelus kepalanya dan berkata, “Kamu nggak cocok minum alkohol, minum jus saja.”Mereka punya rencana besar malam ini.Delis memang tidak kuat minum alkohol. Setiap kali meminum sedikit saja, dia bisa mabuk hingga lupa diri.Di malam yang indah seperti ini, Kelven tidak ingin Delis mabuk.“Iya, Delis nggak boleh minum alkohol, minum jus saja.”Ujar Peter, lalu menol
Sepasang mata hitam menatap wanita kecil di sampingnya dengan kesal.“Kamu nggak bisa berbicara dengan sopan?”Delis tertawa kecil sambil berjalan ke depan, tidak mau berdebat dengan pria tua itu.Bagaimanapun, hari ini adalah hari yang special, dirinya harus tampil maksimal.Meski tidak begitu mempersiapkan diri.Namun, karena kakaknya sudah memesan ruang makan di hotel bintang enam, dirinya tidak mungkin datang dengan pakaian santai.Mungkin saja kak Angel berpakaian lebih cantik daripada dirinya.Kelven mengikuti langkah Dleis, lalu mereka masuk ke dalam lift.Di dalam lift yang sempit, pria tua itu terus memandangi wanita kecil di sampingnya.Melihat betapa muda dan cantiknya dia, lagi-lagi Kelven tidak bisa menahan diri untuk mendekat, merangkul pinggang kecilnya yang ramping dan mencium rambutnya yang harum dengan penuh hasrat.“Delis, kamu jujur padamu, kamu nggak merasa aku sudah tua, ‘kan?”Ehem, konon pria berusia empat puluhan sangat liar, dirinya masih belum berusia empat p
Saat sedang menyetir, pria itu tetap menggenggam tangan wanita di sebelahnya dengan erat. Seolah-olah jika dirinya melepaskan genggamannya, istrinya akan terbang keluar dari jendela mobil.Angel mencoba menarik tangannya, tetapi tidak berhasil karena pria itu menggenggamnya terlalu erat.Angel mengingatkan, “Kamu melanggar aturan lalu lintas, lepaskan tanganku.”“Nggak mau, paling juga hanya kena tilang saja. Aku begitu susah payah, baru berhasil menikahimu. Kalau aku nggak menggenggam tanganmu, bagaimana kalau kamu melarikan diri?”Peter menatap lurus ke depan dan menyetir dengan serius, tetapi sudut bibirnya menyiratkan senyuman bahagia yang tak bisa disembunyikan.Angel memandangnya. Dari sudut pandangnya, Peter terlihat dengan hidung yang mancung, bibir yang tipis dan paras wajah yang tegas.Terlihat seperti seseorang yang begitu sempurna.Bagaimana bisa dirinya dipertemukan dengan orang seperti ini.Apa yang membuat dirinya layak menjadi istri pria ini?Hingga saat ini, Angel masi
Namun mereka malah bermesraan di depan umum.Sungguh keterlaluan.Benar-benar memalukan.Angel setuju denga napa yang Delis katakan.Dua pria ini memang benar-benar tidak tahu malu.Tidak peduli dengan mereka, Angel dan Delis dengan menggendong Lesi, keluar lebih dulu dari kantor urusan sipil.Sementara itu, Kelven dan Peter yang masing-masing memegang dua surat nikah di tangan mereka, berjalan mendekat dan berjabat tangan, saling mengucapkan selamat.“Selamat, akhirnya kamu berhasil menikahi wanita yang kamu cintai.”Albert sungguh malang.Saat ini, dia mungkin sedang meringkuk di pojokan sambil menangis.Peter tertawa kecil dan menjawab, “Selamat juga untukmu, akhirnya berhasil menjebak adikku lagi.”Kelven tidak senang mendengar itu dan membalas, “Menjebak apa? Delis sukarela menikah denganku. Kamu bisa melihatnya sendiri, apakah aku memaksanya?”“Iya, dia sukarela,” jawab Peter.Eter tidak ingin berdebat dengannya dan berjalan keluar dari kantor urusan sipil.Kelven mengikutinya, l
Saat menerima surat nikah, Peter begitu bersemangat hingga langsung memegang wajah kecil Angel dan menciumnya di depan para petugas.Angel merasa sangat canggung dan segera mendorongnya.“Hei, bisa nggak kamu sedikit lebih tenang.”Namun, bagaimana mungkin Peter bisa tenang. Dia malah berdiri dan menggendong Angel, lalu berputar di tempat dua kali, sambil berseru gembira,“Akhirnya kamu jadi istriku, aku akhirnya berhasil menikahimu … “Peter sepenuhnya larut dalam kebahagiaannya.Tidak peduli sama sekali dengan pandangan para petugas di sekitarnya.Saat ini, dia benar-benar tidak bisa menyembunyikan kebahagiaannya.Sementara itu, Angel yang diputar hingga kepalanya pusing, sekilas melihat dua wajah yang familiar.Angel segera menepuk Peter, memberi isyarat agar Peter menurunkannya.Peter terpaksa menurunkan Angel. Saat dia hendak mencium wajahnya lagi, Angel berkata, “Lihat ke belakang, siapa itu?”Peter menoleh.Ketika melihat Delis dan Kelven yang sedang menertawakannya, dia merasa
“Iya, aku sudah memikirkannya dengan matang. Bagaimana kalau hari ini?”Kelven tidak bisa menahan kegembiraannya, dia memeluk Delis dan menciumnya dengan keras. Kemudian berdiri dan menggendong anaknya.“Ayo, kita pergi ke kantor urusan sipil sekarang.”Lagipula, dokumen diri mereka selalu dibawa ke mana-mana.Delis tersenyum dan bertanya padanya, “Kamu nggak menyelesaikan pekerjaanmu dulu?”“Pekerjaanku nggak sepenting Delis.”“Baiklah.”Delis mengambil dokumen diri dari tasnya di atas meja dan bertanya pada Kelven, “Di mana punyamu?”“Di dalam mobil.”Jadi, mereka hanya berada di kantor kurang lebih satu jam dan buru-buru mengendarai mobil menuju kantor urusan sipil.Tak disangka.Saat mobil mereka berhenti di depan kantor urusan sipil, mereka melihat dua sosok yang familiar sedang menaiki tangga menuju gedung itu.Delis langsung berkata, “Kebetulan sekali! Kak Peter dan kak Angel juga datang mengurus surat pernikahan hari ini?”Kelven tersenyum dan menjawab, “Sepertinya hari ini mem
Melihat anak yang begitu manis diganggu di luar, membuatnya sangat iba.Saat itu, Kelven sebenarnya ingin membawa Delis pulang ke rumah.Namun, mengingat rumahnya ramai dan khawatir ada yang akan mengganggunya.Jadi, Kelven memutuskan untuk mengantarkannya ke panti asuhan. Dia bahkan memberikan uang tabungannya pada kepala panti untuk memastikan Delis dirawat dengan baik.Saat itu, kepala panti menanyakan nama gadis ini.Dengan mata besar yang tampak bersinar, Delis menatapnya seolah tidak ingin berpisah.Kelven baru tersadar bahwa dirinya belum tahu siapa nama gadis kecil itu.Dia pun berjonkok, menggenggam tangan Delis dan bertanya, “Adik kecil, siapa namamu?”Namun, Delis yang saat itu masih dalam keadaan ketakutan, tidak bisa mengingat namanya.Melihat Delis tidak menjawab, Kelven mengelus pipi bulanya dengan lembut dan berkata, “Kalau begitu, biar kakak yang memberimu nama, ya? Kami ikut margaku dan namamu Delis. Kamu tahu kenapa kakak memilih nama itu?”Delis yang baru berusia l
“Kalau ada masalah, panggil saja aku,” ujar Kelven.“Nggak masalah, kamu sibuk bekerja saja.”Jawab Delis tanpa mengangkat kepalanya.Karena anaknya masih tenang, Delis mengambil ponselnya dan mengirim pesan pada Alfred.Delis: [Kak Alfred, aku mau tanya sesuatu.]Setelah menunggu sekitar dua menit, akhirnya Delis mendapat balasan.Alfred: [Apa itu?]Delis: [Kamu yang menghipnotisku dulu supaya aku lupa dengan masa laluku, ‘kan?]Sebelumnya, saat dirinya tahu tentang putrinya, mereka bilang bahwa hipnotis dilakukan supaya dirinya tidak terlalu bersedih.Seseorang bisa dihipnotis untuk melupakan, seharusnya juga bisa dihipnotis untuk mengingat kembali.Delis benar-benar ingin mengingat semua kenangan bersama Kelven.Alfred: [ …, iya.]Delis: [Aku janji aku mengendaliakn emosiku dengan baik. Bisakah kamu membantuku mengingat kembali?]Alfred terdiam melihat pesan dari Delis, tangannya yang sedang memegang ponsel menjadi kaku.Sebenarnya, jika dirinya mencoba, mungkin saja bisa membuat De
Delis sangat terkejut.Sambil mengemudi, dia menoleh ke arah Kelven dan memastikan, “Aku tumbuh besar di sisimu? Bukan tumbuh besar di sisi orang tuaku? Kenapa bisa begitu?”“Karena saat berusia tiga tahun, kamu tersesat. Aku yang menemukanmu, lalu mengantarmu ke panti asuhan dan membiayai pendidikanmu. Setelah itu, hampir sepanjang hidupmu, kamu dibesarkan di panti asuhan.”“Kemudian kak Peter menemukanmu dan karena itu mereka menetap di sini.”Delis terdiam.Dia tiba-tiba menghentikan mobil di pinggir jalan, menatap pria di sampingnya dengan ekspresi terkejut, sulit memercayai apa yang baru saja didengarnya.Karena pengereman mendadak, Kelven reflek melindungi putranya yang ada di pangkuannya, lalu menatap Delis.“Kenapa?”Wajah Delis tampak pucat.“Jadi orang yang membesarkanku adalah kamu dan orang tuamu?”Kelven terdiam sejenak, lalu akhirnya menjawab, “Bukan benar-benar membesarkanmu, tapi karena kamu tumbuh besar di panti asuhan.”“Tapi kamu yang membiayai pendidikanku. Kalau b