Share

Bab 30

Author: Gunung Api
Wiliam …

Pria yang selama setahunan mengejarnya di kampus, pria yang sebisa mungkin dirinya hindari.

Kenapa pria ini bisa ada di rumah tua Keluarga Rosli?

Apa hubungannya dengan Keluarga Rosli?

Tanpa menunggu Delis merespon, gadis kecil yang menggandengnya dengan manis menjawab, “Paman, aku keluar untuk menjemput istri keponakanku.”

Sambil berbicara, gadis kecil itu kembali menatap Delis dan memperkenalkan Wiliam padanya,

“Delis, ini adalah pamanku, adik dari ibuku, namanya Wiliam. Bagaimana? Bukankah pamanku sangat tampan?”

Delis tidak menjawab.

Delis menatap Wiliam, seketika dunianya terasa berputar, sulit memercayai ini.

Wiliam juga menatap gadis di depannya, mendengar perkataan keponakannya, dia semakin terkejut.

Keduanya saling bertatapan.

Satu tidak bisa percaya bahwa ada hubungan antara Wiliam dan Keluarga Rosli.

Yang satu lagi tidak percaya bahwa gadis yang dia sukai dan dia kejar selama setahunan. Ternyata sudah menikah.

Tidak hanya sudah menikah, tapi juga merupakan menantu
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Alda imelda
kenapa harus pakai beli beli segala
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Paman, Silakan Tanda Tangani Surat Cerainya   Bab 31

    Delis mengangkat kepalanya perlahan-lahan dan melihat semua orang menatapnya tanpa berbicara. Dia merasa semakin gugup.Dia berdiri di sana dengan kaku, seketika merasa canggung dan tak tahu harus berbuat apa.Namun, detik berikutnya, seseorang tertawa, “Hahaha, jangan begitu serius, lihat istri muda Kelven bahkan sampai ketakutan, hingga berbicara terbata-bata.”“Iya, jangan sampai Kelven mengira kalau kita mengusili istri mudanya.”Tiba-tiba, kakek yang sudah berusia lanjut juga berkata, “Delis, tak perlu begitu kaku, silakan duduk saja.”Sebagai ibu mertua, Suminah langsung menganggukkan kepalanya pada Delis dan berkata, “Ayo ke sini Delis, duduk dengan ibu.”Delis menoleh dan dengan cepat membungkuk seraya berseru, “Ayah, ibu.”“Iya, silakan duduk. Nggak perlu begitu kaku dan takut. Karena sudah menikah dengan Kelven, ini juga rumahmu sendiri. Nggak mungkin pulang ke rumah sendiri malah merasa asing, ‘kan?”Suminah sudah berusia lima puluhan tahun, sepertinya dia merawat diri deng

  • Paman, Silakan Tanda Tangani Surat Cerainya   Bab 32

    Delis sibuk menghabiskan makanannya, tak berani mengangkat kepalanya.Tidak Delis sadari, Wiliam yang berada di seberangnya terus menatapnya.Hal ini membuat Kelven yang biasanya peka pun berhasil menangkapnya.Dengan tatapan tajam dan dingin, Kelven menatap Wiliam dan bertanya, “Aku belum pernah melihatnya sebelumnya? Tante Belinda, ini pacarmu?”Sejauh ini, hanya Tante Belinda yang belum menikah, sementara Tante Selina masih seorang bocah.Melihat wajah yang asing itu, Kelven mengira itu adalah pacar Tante Belinda.Tante Belinda langsung menjawab dengan marah, “Jangan sembarang bicara, dia masih seorang pelajar. Dia adalah adik dari bu Agustine, pamannya Selina.”Kelven melirik Wiliam sekali lagi, wajahnya yang tampan tetap tampak begitu serius tanpa berbicara.Selina mengangkat kepalanya sambil tersenyum. “Kelven, bagaimana? Apakah pamanku sangat tampan sepertimu?”Kelven mendengus dan tak menjawab.Wiliam mengulurkan tangannya untuk bersalaman dengan Kelven. “Halo, namaku Wiliam.”

  • Paman, Silakan Tanda Tangani Surat Cerainya   Bab 33

    Sejenak kemudian, Harris meluapkan kemarahannya, menghentakkan peralatan makan di depannya dan dengan tegas berkata, “Kelven, katakan sekali lagi.”Meskipun sudah berusia tujuh puluh tahunan, Harris tetap masih mempertahankan otoritasnya, menunjukkan wibawanya yang tegas.Dengan tenang, Kelven menjawab, “Aku bilang, aku nggak mau punya anak.”“Dasar anak durhaka.”Harris sangat marah, mengambil peralatan makan dan melemparkannya ke arah Kelven.Kelven menghindarinya.Orang lain langsung berdiri untuk menenangkan Harris, sambil menarik Kelven dan menegurnya.“Kelven, hari ini adalah ulang tahun kakekmu, kenapa kamu malah membuatnya marah seperti ini?”“Kelven, kamu adalah anak laki-laki satu-satunya di Keluarga Rosli. Bagaimana mungkin kamu nggak mau punya anak??“Kelven, cepat minta maaf dengan kakek.”“Kelven, kamu tahu betapa pentingnya anakmu bagi Keluarga Rosli. Kalau kamu nggak mau punya anak, lalu bagaimana Keluarga Rosli akan meneruskan keturunan?”Kelven tidak menggubris perkat

  • Paman, Silakan Tanda Tangani Surat Cerainya   Bab 34

    Delis tak tahu bagaimana dirinya bisa mengendalikan emosinya, dia tetap mengikuti Kelven pulang ke rumah.Ketika sampai di rumah, Delis seperti boneka tanpa jiwa. Dia duduk di sofa ruang tamu dengan wajah pucat dan tak bergerak.Kelven pergi ke ruang kerja sebentar.Ketika kembali, dia membawa surat perjanjian perceraian yang telah dia siapkan sebelumnya.Kelven berjalan ke depan Delis dan menyerah surat itu padanya. “Lihatlah dulu, kalau ada yang nggak memuaskan, katakan saja, aku bisa menggantinya.”Delis perlahan mengangkat kepalanya. Ketika matanya tertuju pada dokumen yang diberikan pria itu, terlihat tulisan surat perjanjian perceraian yang menusuk hatinya dengan dalam.Kedua matanya memerah, air mata menyelimuti pangkal matanya.Delis merasa sesak, rasa sakit di dalam dadanya seperti meminum racun yang telah menghentikan detak jantungnya, membuatnya sesak napas.Delis memandang mata pria itu, suaranya terdengar serak, “Kelven, kamu sudah menyiapkan surat perceraian ini sejak lam

  • Paman, Silakan Tanda Tangani Surat Cerainya   Bab 35

    Jadi, kepergian hanyalah masalah waktu.“Kelven, aku tahu kamu ada di dalam. Cepat buka pintunya atau aku akan marah.”Di luar villa, suara gadis kecil terdengar jelas dan penuh kemarahan.Setelah tersadar kembali, Delis segera bangkit untuk membuka pintu.Delis tak menyangka Wiliam juga datang bersama Selina.Ketika membuka gerbang besi ukiran di halaman depan, melihat kedua orang itu, seketika Delis tidak tahu bagaimana cara menyambut mereka.Saat melihat Delis membuka pintu, Selina dengan marah bertanya, “Delis, di mana Kelven? Dia ada di rumah, ‘kan? Aku akan menghabisinya.”Usai bicara, Selina berlari masuk menuju pintu vila.Sementara itu, Wiliam masih berdiri di depan Delis. Wajah tampan dan berkelasnya kini tak lagi tersenyum seperti biasanya, tapi terlihat khawatir terhadap Delis.“Kamu … baik-baik saja?”Delis mengangguk dan menjawab, “Aku baik-baik saja. Kamu mau masuk atau pergi?”Delis ingin menutup pintu.“Aku hanya bertanggung jawab mengantar jemput Selina. Setelah dia

  • Paman, Silakan Tanda Tangani Surat Cerainya   Bab 36

    Karena tak saling kenal, Kelven juga tak lagi memedulikannya.Kelven bangkit dan merapikan pakaiannya, lalu berkata pada Delis, “Kamu jaga Selina, aku mau pergi ke kantor.”Delis mengangguk dan setelah melihat Kelven pergi, Delis baru menarik kembali pandangannya dengan sedih.Di telinganya, terdengar suara Selina, “Delis, kamu dan Kelven nggak saling mencintai?”Delis menoleh ke arah gadis kecil di sampingnya, tersenyum tipis dan menjawab, “Nggak, kami saling mencintai.”“Kalau saling mencintai, kenapa nggak menginginkan anak untuk memperkuat cinta itu?”Selina menggandeng tangan Delis dengen lembut, menariknya duduk di sofa, lalu dengan serius berkata, “Kakak dan kakak ipar menyuruhku datang untuk melihat situasi kalian berdua. Mereka juga menyuruhku untuk memberitahumu bahwa kamu harus mengubah pemikiran Kelven yang tak menginginkan anak.”“Mereka juga bilang bahwa martabat seorang ibu ditentukan dari anaknya. Kamu bisa mendapatkan pijakan yang kokoh di Keluarga Rosli, kalau kamu m

  • Paman, Silakan Tanda Tangani Surat Cerainya   Bab 37

    Kelven bersiap untuk membawanya makan keluar.Siapa sangka, ketika dirinya pulang, dia melihat Delis bersama Selina duduk di ruang makan dan sedang menikmati mi rebus.Mendengar ada suara di pintu, keduanya mengangkat kepala secara bersamaan.Ketika melihat Kelven pulang, mereka tidak memedulikannya dan terus makan dengan serius.Kelven berjalan mendekati mereka, berdiri di samping meja makan dengan ekspresi tidak suka saat melihat apa yang mereka makan. Dengan serius, dia bertanya, “Hanya ini yang kalian makan?”Selina mengangkat kepalanya dan mendengus, “Mi yang dimasak Delis enak sekali.”Kelven tak percaya.Dirinya bahkan tidak pernah tahu bahwa gadis kecil di sampingnya ini bisa memasak.Dia menarik kursi dan duduk, langsung mengambil mangkuk mi yang sedang dimakan Delis dan mulai makan tanpa ragu.Delis menatapnya dengan marah, “Apa yang kamu lakukan? Masak sendiri kalau mau makan.”Kelven meliriknya sekilas. “Aku sudah menyekolahkanmu, memberimu tempat tinggal yang nyaman sepert

  • Paman, Silakan Tanda Tangani Surat Cerainya   Bab 38

    Melihat Kelven marah, Delis semakin sedih.Delis melotot dan berteriak, “Menolak barangmu termasuk membuat keributan?”“Lalu kenapa kamu nggak mau barang pemberianku?”Delis menjawab dengan marah, “Aku mau menjauh dari barang-barang yang mengingatkanku pada kenangan buruk, nggak boleh?”Padahal Kelven tahu bahwa Delis sangat mencintainya dan tak bisa hidup tanpanya.Jika mereka benar-benar harus berpisah, bagaimana Delis bisa melupakan Kelven jika dirinya terus melihat barang-barang ini dan terus mengingat kenangan mereka?Jika dirinya bahkan tak bisa melupakannya, bagaimana dirinya bisa bangkit kembali?Kelven terdiam.Kata-kata Delis membuat Kelven paham perasaan Delis.Delis tak mau meninggalkannya, tetapi merasa sedih karena Kelven harus menikahi Herli.Semua salah Kelven.Kelven merentangkan tangannya dan langsung memeluk tubuh kecil Delis ke dalam pelukannya. “Maafkan aku.”Delis memberontak untuk melepaskan diri dari pelukan Kelven. “Lepaskan aku.”“Delis, aku sudah menjelaskan

Latest chapter

  • Paman, Silakan Tanda Tangani Surat Cerainya   Bab 906

    Menerima ucapan selamat dari adiknya, Peter dan Angel juga mengangkat gelas mereka.“Adikku, selamat menempuh hidup baru.”Angel juga mengucapkan, “Delis, selamat menempuh hidup baru.”“Eh, aku juga.”Kelven yang merasa diabaikan juga mengangkat gelasnya dan berkata, “Kalau begitu, mari kita semua bersulang untuk kehidupan baru kita. Semoga cinta kita selalu abadi.”Keempat orang itu saling tersenyum dan bersiap untuk minum bersama.Namun tiba-tiba, gelas Delis diambil oleh Kelven dan diletakkan di samping.Delis memandangnya dengan bingung.Kelven menggantinya dengan segelas jus dan menyodorkannya ke hadapan Delis, sambil mengelus kepalanya dan berkata, “Kamu nggak cocok minum alkohol, minum jus saja.”Mereka punya rencana besar malam ini.Delis memang tidak kuat minum alkohol. Setiap kali meminum sedikit saja, dia bisa mabuk hingga lupa diri.Di malam yang indah seperti ini, Kelven tidak ingin Delis mabuk.“Iya, Delis nggak boleh minum alkohol, minum jus saja.”Ujar Peter, lalu menol

  • Paman, Silakan Tanda Tangani Surat Cerainya   Bab 905

    Sepasang mata hitam menatap wanita kecil di sampingnya dengan kesal.“Kamu nggak bisa berbicara dengan sopan?”Delis tertawa kecil sambil berjalan ke depan, tidak mau berdebat dengan pria tua itu.Bagaimanapun, hari ini adalah hari yang special, dirinya harus tampil maksimal.Meski tidak begitu mempersiapkan diri.Namun, karena kakaknya sudah memesan ruang makan di hotel bintang enam, dirinya tidak mungkin datang dengan pakaian santai.Mungkin saja kak Angel berpakaian lebih cantik daripada dirinya.Kelven mengikuti langkah Dleis, lalu mereka masuk ke dalam lift.Di dalam lift yang sempit, pria tua itu terus memandangi wanita kecil di sampingnya.Melihat betapa muda dan cantiknya dia, lagi-lagi Kelven tidak bisa menahan diri untuk mendekat, merangkul pinggang kecilnya yang ramping dan mencium rambutnya yang harum dengan penuh hasrat.“Delis, kamu jujur padamu, kamu nggak merasa aku sudah tua, ‘kan?”Ehem, konon pria berusia empat puluhan sangat liar, dirinya masih belum berusia empat p

  • Paman, Silakan Tanda Tangani Surat Cerainya   Bab 904

    Saat sedang menyetir, pria itu tetap menggenggam tangan wanita di sebelahnya dengan erat. Seolah-olah jika dirinya melepaskan genggamannya, istrinya akan terbang keluar dari jendela mobil.Angel mencoba menarik tangannya, tetapi tidak berhasil karena pria itu menggenggamnya terlalu erat.Angel mengingatkan, “Kamu melanggar aturan lalu lintas, lepaskan tanganku.”“Nggak mau, paling juga hanya kena tilang saja. Aku begitu susah payah, baru berhasil menikahimu. Kalau aku nggak menggenggam tanganmu, bagaimana kalau kamu melarikan diri?”Peter menatap lurus ke depan dan menyetir dengan serius, tetapi sudut bibirnya menyiratkan senyuman bahagia yang tak bisa disembunyikan.Angel memandangnya. Dari sudut pandangnya, Peter terlihat dengan hidung yang mancung, bibir yang tipis dan paras wajah yang tegas.Terlihat seperti seseorang yang begitu sempurna.Bagaimana bisa dirinya dipertemukan dengan orang seperti ini.Apa yang membuat dirinya layak menjadi istri pria ini?Hingga saat ini, Angel masi

  • Paman, Silakan Tanda Tangani Surat Cerainya   Bab 903

    Namun mereka malah bermesraan di depan umum.Sungguh keterlaluan.Benar-benar memalukan.Angel setuju denga napa yang Delis katakan.Dua pria ini memang benar-benar tidak tahu malu.Tidak peduli dengan mereka, Angel dan Delis dengan menggendong Lesi, keluar lebih dulu dari kantor urusan sipil.Sementara itu, Kelven dan Peter yang masing-masing memegang dua surat nikah di tangan mereka, berjalan mendekat dan berjabat tangan, saling mengucapkan selamat.“Selamat, akhirnya kamu berhasil menikahi wanita yang kamu cintai.”Albert sungguh malang.Saat ini, dia mungkin sedang meringkuk di pojokan sambil menangis.Peter tertawa kecil dan menjawab, “Selamat juga untukmu, akhirnya berhasil menjebak adikku lagi.”Kelven tidak senang mendengar itu dan membalas, “Menjebak apa? Delis sukarela menikah denganku. Kamu bisa melihatnya sendiri, apakah aku memaksanya?”“Iya, dia sukarela,” jawab Peter.Eter tidak ingin berdebat dengannya dan berjalan keluar dari kantor urusan sipil.Kelven mengikutinya, l

  • Paman, Silakan Tanda Tangani Surat Cerainya   Bab 902

    Saat menerima surat nikah, Peter begitu bersemangat hingga langsung memegang wajah kecil Angel dan menciumnya di depan para petugas.Angel merasa sangat canggung dan segera mendorongnya.“Hei, bisa nggak kamu sedikit lebih tenang.”Namun, bagaimana mungkin Peter bisa tenang. Dia malah berdiri dan menggendong Angel, lalu berputar di tempat dua kali, sambil berseru gembira,“Akhirnya kamu jadi istriku, aku akhirnya berhasil menikahimu … “Peter sepenuhnya larut dalam kebahagiaannya.Tidak peduli sama sekali dengan pandangan para petugas di sekitarnya.Saat ini, dia benar-benar tidak bisa menyembunyikan kebahagiaannya.Sementara itu, Angel yang diputar hingga kepalanya pusing, sekilas melihat dua wajah yang familiar.Angel segera menepuk Peter, memberi isyarat agar Peter menurunkannya.Peter terpaksa menurunkan Angel. Saat dia hendak mencium wajahnya lagi, Angel berkata, “Lihat ke belakang, siapa itu?”Peter menoleh.Ketika melihat Delis dan Kelven yang sedang menertawakannya, dia merasa

  • Paman, Silakan Tanda Tangani Surat Cerainya   Bab 901

    “Iya, aku sudah memikirkannya dengan matang. Bagaimana kalau hari ini?”Kelven tidak bisa menahan kegembiraannya, dia memeluk Delis dan menciumnya dengan keras. Kemudian berdiri dan menggendong anaknya.“Ayo, kita pergi ke kantor urusan sipil sekarang.”Lagipula, dokumen diri mereka selalu dibawa ke mana-mana.Delis tersenyum dan bertanya padanya, “Kamu nggak menyelesaikan pekerjaanmu dulu?”“Pekerjaanku nggak sepenting Delis.”“Baiklah.”Delis mengambil dokumen diri dari tasnya di atas meja dan bertanya pada Kelven, “Di mana punyamu?”“Di dalam mobil.”Jadi, mereka hanya berada di kantor kurang lebih satu jam dan buru-buru mengendarai mobil menuju kantor urusan sipil.Tak disangka.Saat mobil mereka berhenti di depan kantor urusan sipil, mereka melihat dua sosok yang familiar sedang menaiki tangga menuju gedung itu.Delis langsung berkata, “Kebetulan sekali! Kak Peter dan kak Angel juga datang mengurus surat pernikahan hari ini?”Kelven tersenyum dan menjawab, “Sepertinya hari ini mem

  • Paman, Silakan Tanda Tangani Surat Cerainya   Bab 900

    Melihat anak yang begitu manis diganggu di luar, membuatnya sangat iba.Saat itu, Kelven sebenarnya ingin membawa Delis pulang ke rumah.Namun, mengingat rumahnya ramai dan khawatir ada yang akan mengganggunya.Jadi, Kelven memutuskan untuk mengantarkannya ke panti asuhan. Dia bahkan memberikan uang tabungannya pada kepala panti untuk memastikan Delis dirawat dengan baik.Saat itu, kepala panti menanyakan nama gadis ini.Dengan mata besar yang tampak bersinar, Delis menatapnya seolah tidak ingin berpisah.Kelven baru tersadar bahwa dirinya belum tahu siapa nama gadis kecil itu.Dia pun berjonkok, menggenggam tangan Delis dan bertanya, “Adik kecil, siapa namamu?”Namun, Delis yang saat itu masih dalam keadaan ketakutan, tidak bisa mengingat namanya.Melihat Delis tidak menjawab, Kelven mengelus pipi bulanya dengan lembut dan berkata, “Kalau begitu, biar kakak yang memberimu nama, ya? Kami ikut margaku dan namamu Delis. Kamu tahu kenapa kakak memilih nama itu?”Delis yang baru berusia l

  • Paman, Silakan Tanda Tangani Surat Cerainya   Bab 899

    “Kalau ada masalah, panggil saja aku,” ujar Kelven.“Nggak masalah, kamu sibuk bekerja saja.”Jawab Delis tanpa mengangkat kepalanya.Karena anaknya masih tenang, Delis mengambil ponselnya dan mengirim pesan pada Alfred.Delis: [Kak Alfred, aku mau tanya sesuatu.]Setelah menunggu sekitar dua menit, akhirnya Delis mendapat balasan.Alfred: [Apa itu?]Delis: [Kamu yang menghipnotisku dulu supaya aku lupa dengan masa laluku, ‘kan?]Sebelumnya, saat dirinya tahu tentang putrinya, mereka bilang bahwa hipnotis dilakukan supaya dirinya tidak terlalu bersedih.Seseorang bisa dihipnotis untuk melupakan, seharusnya juga bisa dihipnotis untuk mengingat kembali.Delis benar-benar ingin mengingat semua kenangan bersama Kelven.Alfred: [ …, iya.]Delis: [Aku janji aku mengendaliakn emosiku dengan baik. Bisakah kamu membantuku mengingat kembali?]Alfred terdiam melihat pesan dari Delis, tangannya yang sedang memegang ponsel menjadi kaku.Sebenarnya, jika dirinya mencoba, mungkin saja bisa membuat De

  • Paman, Silakan Tanda Tangani Surat Cerainya   Bab 898

    Delis sangat terkejut.Sambil mengemudi, dia menoleh ke arah Kelven dan memastikan, “Aku tumbuh besar di sisimu? Bukan tumbuh besar di sisi orang tuaku? Kenapa bisa begitu?”“Karena saat berusia tiga tahun, kamu tersesat. Aku yang menemukanmu, lalu mengantarmu ke panti asuhan dan membiayai pendidikanmu. Setelah itu, hampir sepanjang hidupmu, kamu dibesarkan di panti asuhan.”“Kemudian kak Peter menemukanmu dan karena itu mereka menetap di sini.”Delis terdiam.Dia tiba-tiba menghentikan mobil di pinggir jalan, menatap pria di sampingnya dengan ekspresi terkejut, sulit memercayai apa yang baru saja didengarnya.Karena pengereman mendadak, Kelven reflek melindungi putranya yang ada di pangkuannya, lalu menatap Delis.“Kenapa?”Wajah Delis tampak pucat.“Jadi orang yang membesarkanku adalah kamu dan orang tuamu?”Kelven terdiam sejenak, lalu akhirnya menjawab, “Bukan benar-benar membesarkanmu, tapi karena kamu tumbuh besar di panti asuhan.”“Tapi kamu yang membiayai pendidikanku. Kalau b

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status