Delis tidak menjawab, lalu menarik Angel untuk terus berkeliling di mall.Setelah lelah berkeliling, mereka pergi menonton bioskop.Sore hari, keduanya pergi menjemput Joel bersama-sama.Saat Delis pulang ke rumah, sudah pukul tujuh malam.Saat masuk ke rumah, dia melihat seorang pria duduk di ruang tamu.Delis membawa beberapa kantong belanjaan dan berjalan mendekat, lalu memanggil, “Kelven … “Kelven menoleh melihatnya. “Sudah pulang?”“Iya, aku beli dasi dan pin jas untukmu.”Sambil berbicara, Delis meletakkan kantong bawaannya di atas meja, lalu mengeluarkan kotak kecil dan membuka tutupnya untuk memberikan pin itu pada pria itu.Delis tersenyum. ”Suka nggak?”Kelven menyipitkan matanya, lalu mengangguk. “Iya, suka.”“Lalu dasi ini, suka nggak?Kelven juga mengangguk. “Iya, suka.”Kelven menjauhkan laptopnya, mengangkat tangannya untuk menarik Delis duduk di sebelahnya, lalu melepaskan sendal di kaki Delis dan memijat kakinya.“Capek jalan seharian?”Delis menggeleng dan menjawab,
Delis benar-benar tidak mengerti apa yang terjadi dengan pria di sampingnya ini.Dia merasa ada sesuatu yang tidak beres.Melihat Delis terus menatapnya, Kelven menghindari tatapannya dan berkata, “Kamu tidur saja dulu, aku mau sibuk sebentar lagi.”“Pekerjaanmu begitu sibuk sekarang?Tanya Delis sambil mengernyit, tampak sedikit kesal.Kelven tidak seperti ini sebelumnya.Setiap kali Delis mendekatinya, Kelven akan memeluknya.Dan biasanya, dia akan kembali ke kamar tidur tepat waktu.Beberapa hari ini dia tidak hanya tidak tidur di rumah, tapi juga tidak kembali ke kamar pada waktunya.“Memang agak sibuk belakangan ini, pergi tidur saja dulu.”Jawab Kelven tanpa berani menatapnya, terus fokus pada dokumennya.Melihatnya seperti ini, Delis merasa sedikit pahit.Delis tidak mengganggunya bekerja, berbalik dan meninggalkan ruang kerja.Kembali ke kamar, Delis duduk di ujung kasur dan mulai asal berpikir.Namun, tanpa sadar, dia akhirnya tertidur.Saat bangun keesokan harinya, dia menyad
Membayangkan masalahnya dengan Kelven, Delis berpikir lebih baik tidak selalu merepotkan Kak Angel.Masalah Kak Angel sendiri sudah cukup banyak.Kemudian, Delis menjawab, “Nggak ada masalah, Kelven pergi dinas, jadi aku bosan.”“Kenapa Kelven sering berpergian dinas akhir-akhir ini?”Angel memotong apek dan memberikannya pada Delis.“Tapi bos besar seperti mereka memang selalu sibuk. Jangan terlalu dipikirkan. Aku pergi ke lantai atas untuk ganti baju, aku antar kamu ke kampus nanti.”Karena dirinya belum mulai bekerja setelah mengundurkan diri, selain mengantar jemput anaknya ke sekolah, Angel merasa cukup bosan.Untungnya, ada Delis yang menemaninya.Setelah mengganti pakaian, mereka berdua keluar, karena juga tidak ada yang harus dilakukan di rumah.Angel mengantar Delis langsung ke Universitas A. Setelah menemukan tempat parkir, mereka berdua berkeliling di sekitar Universitas A.“Ada banyak tempat makan di sekitar kampusmu. Ayo kita pergi ke sana dan lihat ada makanan apa yang en
Tentu saja Vinie tahu siapa yang Delis maksud.Namun ada beberapa hal yang tidak nyaman untuk dibicarakan di depan teman-temannya.Vinie melihat Delis dan berkata, “Kita bicarakan di luar saja.”“Boleh.”Delis berdiri dan pergi.Saat melihat keduanya pergi, meski merasa curiga, teman-teman mereka juga tidak terlalu memikirkannya, melainkan melihat barang-barang mewah di tangan mereka.Di ujung lorong asrama, Vinie berbalik menghadap Delis. Dia tidak lagi menunjukkan sifat lembut dan pemalu yang biasanya. Sekarang, Vinie tampak sepenuhnya berbeda, dia menatap Delis dengan sikap angkuh.“Aku tahu identitasmu, kamu menyembunyikannya dengan cukup baik.Ucap Vinie.Delis tampak tidak peduli dan menjawab, “Aku hanya mau tahu apa hubunganmu dengan Albert sekarang? Kalian sering bertemu?”Vinie tersenyum. “Kamu nggak tahu apa hubunganku dengan Kak Albert? Mungkin dia kasihan padaku, jadi sering mengajakku makan.”“Dia yang mengajakmu?”“Tentu saja!”Delis terdiam.Pria itu tidak menceraikan is
“Iya, aku mengerti. Nanti aku tanyakan pada Albert.”Delis merasa kasihan pada Kak Angel, pada saat yang sama, Delis juga merasa tidak aman dan bertanya, “Kelven, kamu nggak seperti Albert, ‘kan? Kamu nggak ada berhubungan dengan wanita lain di luar, ‘kan?”Tidak bisa menyalahkan Delis berpikir seperti itu, mengingat Kelven belakangan ini selalu sibuk dan tidak tidur di rumah.Bahkan saat tidur di rumah, Kelven juga tidak tidur dengannya. Jadi, rasanya wajar bagi Delis untuk merasa tidak aman.Kelven memegang ponselnya, menundukkan kepalanya, tidak ada ekspresi di wajahnya.Kelven ingin menjawab, tetapi tidak bisa.Karena dia merasa bersalah.Untungnya, tidak ada orang di sampingnya. Kelven berusaha menyembunyikan perasaan tidak enaknya, lalu dengan suara rendah dia berkata, “Aku nggak akan seperti dia, aku hanya mencintai Delis.”“Iya. Berapa lama kamu dinas? Sebelumnya aku nggak merasa begitu, tapi setelah kamu pergi, aku merasa sedikit merindukanmu.”“Aku juga merindukanmu.”Mende
Malam itu, Delis menelepon Kelven lagi.Dia menceritakan rencana berkemah dengan beberapa temannya di akhir pekan ini. Tak disangka, Kelven mengizinkannya pergi untuk melepas penat.Kelven juga menyuruhnya untuk berhati-hati dan mengirimkan lokasi setelah sampai di tujuan.Berpikir pergi berkemah tidak akan bisa bertemu dengan Kelven saat akhir pekan nanti, Delis merasa sedikit kecewa.Pada hari jumat sore, Delis dan Novi sedang berbelanja beberapa perlengkapan dan makanan untuk berkemah di supermarket, tiba-tiba dia mendapat panggilan telepon dari Kak Angel.Di dalam telepon, Angel berkata, “Delis, sudah akhir pekan, Kelven masih dinas, biar aku saja yang menjemputmu.”Delis meminta Novi untuk memilih barang lain dulu, lalu dirinya menjawab panggilannya, “Kak Angel, aku lupa beritahu kamu bahwa akhir pekan ini aku nggak pulang. Aku mau pergi berkemah dengan beberapa temanku.”“Eh? Kebetulan sekali?”“Maksudnya?” Delis bingung.Angel tersenyum dan berkata, “Aku mengantar Joel ke ruma
Mereka tiba di puncak gunung untuk berkemah dan secara kebetulan melihat senja. Langit dipenuhi awan merah yang sangat indah dan menakjubkan.Delis segera mengeluarkan kamera untuk mengambil foto.Setelah selesai memotret, mereka mulai membangun tenda. Tidak lama kemudian, Vinie, Nadya, Rosa dan pacarnya juga tiba.Saat turun mobil, Vinie langsung melihat Angel yang berdiri di dekatnya.Vinie mengira dirinya salah melihat, tapi setelah memperhatikan lebih seksama, dia melihat itu benar-benar Angel, istri kejam Albert. Seketika, perasaan kebencian mulai tumbuh di hatinya.Jadi, wanita itu datang bersama Delis?Seorang wanita yang sudah menikah datang bersama sekelompok mahasiswa, apakah dia tidak merasa malu?Vinie berpura-pura tidak mengenalnya dan pergi ke bagasi mobil untuk mengambil barang.Delis juga melihat Vinie. Dia mendekati Angel dan berbisik,“Kita main sendiri saja, pura-pura nggak mengenalnya saja.”Angel tersenyum dan mengusap kepala Delis. “Jangan berpikir terlalu banyak,
Albert tidak memedulikan dua orang di sampingnya dan langsung menuju ke arah Angel.Angel sebenarnya tidak merasa terganggu.Dia menitipkan anaknya ke orang tuanya dan mengajak Delis untuk keluar melepaskan penat, tak disangka pria yang membuatnya tidak nyaman juga ikut.Angel pura-pura tidak melihatnya, berbalik dan kembali untuk melanjutkan makan malamnya.Melihat Angel mengabaikannya, meskipun merasa tidak nyaman, tapi Albert berpikir dia punya kesempatan untuk dua hari di akhir pekan ini.Pasti ada kesempatan untuk mengubah hubungan keduanya di pegunungan.Albert mengikutinya menuju ke tempat yang ramai.Delis juga tidak memedulikan pria itu, dia bertanya pada Kelven di sampingnya, “Kalian sudah makan?”“Belum.”“Kalau begitu, makan saja bersama kami.”Delis takut teman-temannya akan menyadari sesuatu, jadi dia sengaja menjaga jarak dengan Kelven. Delis maju dan menyoroti wajah tampan Kelven dengan cahaya lampu, lalu berkata, “Lihat, siapa ini.”Saat melihat Kelven, semuanya terke
Menerima ucapan selamat dari adiknya, Peter dan Angel juga mengangkat gelas mereka.“Adikku, selamat menempuh hidup baru.”Angel juga mengucapkan, “Delis, selamat menempuh hidup baru.”“Eh, aku juga.”Kelven yang merasa diabaikan juga mengangkat gelasnya dan berkata, “Kalau begitu, mari kita semua bersulang untuk kehidupan baru kita. Semoga cinta kita selalu abadi.”Keempat orang itu saling tersenyum dan bersiap untuk minum bersama.Namun tiba-tiba, gelas Delis diambil oleh Kelven dan diletakkan di samping.Delis memandangnya dengan bingung.Kelven menggantinya dengan segelas jus dan menyodorkannya ke hadapan Delis, sambil mengelus kepalanya dan berkata, “Kamu nggak cocok minum alkohol, minum jus saja.”Mereka punya rencana besar malam ini.Delis memang tidak kuat minum alkohol. Setiap kali meminum sedikit saja, dia bisa mabuk hingga lupa diri.Di malam yang indah seperti ini, Kelven tidak ingin Delis mabuk.“Iya, Delis nggak boleh minum alkohol, minum jus saja.”Ujar Peter, lalu menol
Sepasang mata hitam menatap wanita kecil di sampingnya dengan kesal.“Kamu nggak bisa berbicara dengan sopan?”Delis tertawa kecil sambil berjalan ke depan, tidak mau berdebat dengan pria tua itu.Bagaimanapun, hari ini adalah hari yang special, dirinya harus tampil maksimal.Meski tidak begitu mempersiapkan diri.Namun, karena kakaknya sudah memesan ruang makan di hotel bintang enam, dirinya tidak mungkin datang dengan pakaian santai.Mungkin saja kak Angel berpakaian lebih cantik daripada dirinya.Kelven mengikuti langkah Dleis, lalu mereka masuk ke dalam lift.Di dalam lift yang sempit, pria tua itu terus memandangi wanita kecil di sampingnya.Melihat betapa muda dan cantiknya dia, lagi-lagi Kelven tidak bisa menahan diri untuk mendekat, merangkul pinggang kecilnya yang ramping dan mencium rambutnya yang harum dengan penuh hasrat.“Delis, kamu jujur padamu, kamu nggak merasa aku sudah tua, ‘kan?”Ehem, konon pria berusia empat puluhan sangat liar, dirinya masih belum berusia empat p
Saat sedang menyetir, pria itu tetap menggenggam tangan wanita di sebelahnya dengan erat. Seolah-olah jika dirinya melepaskan genggamannya, istrinya akan terbang keluar dari jendela mobil.Angel mencoba menarik tangannya, tetapi tidak berhasil karena pria itu menggenggamnya terlalu erat.Angel mengingatkan, “Kamu melanggar aturan lalu lintas, lepaskan tanganku.”“Nggak mau, paling juga hanya kena tilang saja. Aku begitu susah payah, baru berhasil menikahimu. Kalau aku nggak menggenggam tanganmu, bagaimana kalau kamu melarikan diri?”Peter menatap lurus ke depan dan menyetir dengan serius, tetapi sudut bibirnya menyiratkan senyuman bahagia yang tak bisa disembunyikan.Angel memandangnya. Dari sudut pandangnya, Peter terlihat dengan hidung yang mancung, bibir yang tipis dan paras wajah yang tegas.Terlihat seperti seseorang yang begitu sempurna.Bagaimana bisa dirinya dipertemukan dengan orang seperti ini.Apa yang membuat dirinya layak menjadi istri pria ini?Hingga saat ini, Angel masi
Namun mereka malah bermesraan di depan umum.Sungguh keterlaluan.Benar-benar memalukan.Angel setuju denga napa yang Delis katakan.Dua pria ini memang benar-benar tidak tahu malu.Tidak peduli dengan mereka, Angel dan Delis dengan menggendong Lesi, keluar lebih dulu dari kantor urusan sipil.Sementara itu, Kelven dan Peter yang masing-masing memegang dua surat nikah di tangan mereka, berjalan mendekat dan berjabat tangan, saling mengucapkan selamat.“Selamat, akhirnya kamu berhasil menikahi wanita yang kamu cintai.”Albert sungguh malang.Saat ini, dia mungkin sedang meringkuk di pojokan sambil menangis.Peter tertawa kecil dan menjawab, “Selamat juga untukmu, akhirnya berhasil menjebak adikku lagi.”Kelven tidak senang mendengar itu dan membalas, “Menjebak apa? Delis sukarela menikah denganku. Kamu bisa melihatnya sendiri, apakah aku memaksanya?”“Iya, dia sukarela,” jawab Peter.Eter tidak ingin berdebat dengannya dan berjalan keluar dari kantor urusan sipil.Kelven mengikutinya, l
Saat menerima surat nikah, Peter begitu bersemangat hingga langsung memegang wajah kecil Angel dan menciumnya di depan para petugas.Angel merasa sangat canggung dan segera mendorongnya.“Hei, bisa nggak kamu sedikit lebih tenang.”Namun, bagaimana mungkin Peter bisa tenang. Dia malah berdiri dan menggendong Angel, lalu berputar di tempat dua kali, sambil berseru gembira,“Akhirnya kamu jadi istriku, aku akhirnya berhasil menikahimu … “Peter sepenuhnya larut dalam kebahagiaannya.Tidak peduli sama sekali dengan pandangan para petugas di sekitarnya.Saat ini, dia benar-benar tidak bisa menyembunyikan kebahagiaannya.Sementara itu, Angel yang diputar hingga kepalanya pusing, sekilas melihat dua wajah yang familiar.Angel segera menepuk Peter, memberi isyarat agar Peter menurunkannya.Peter terpaksa menurunkan Angel. Saat dia hendak mencium wajahnya lagi, Angel berkata, “Lihat ke belakang, siapa itu?”Peter menoleh.Ketika melihat Delis dan Kelven yang sedang menertawakannya, dia merasa
“Iya, aku sudah memikirkannya dengan matang. Bagaimana kalau hari ini?”Kelven tidak bisa menahan kegembiraannya, dia memeluk Delis dan menciumnya dengan keras. Kemudian berdiri dan menggendong anaknya.“Ayo, kita pergi ke kantor urusan sipil sekarang.”Lagipula, dokumen diri mereka selalu dibawa ke mana-mana.Delis tersenyum dan bertanya padanya, “Kamu nggak menyelesaikan pekerjaanmu dulu?”“Pekerjaanku nggak sepenting Delis.”“Baiklah.”Delis mengambil dokumen diri dari tasnya di atas meja dan bertanya pada Kelven, “Di mana punyamu?”“Di dalam mobil.”Jadi, mereka hanya berada di kantor kurang lebih satu jam dan buru-buru mengendarai mobil menuju kantor urusan sipil.Tak disangka.Saat mobil mereka berhenti di depan kantor urusan sipil, mereka melihat dua sosok yang familiar sedang menaiki tangga menuju gedung itu.Delis langsung berkata, “Kebetulan sekali! Kak Peter dan kak Angel juga datang mengurus surat pernikahan hari ini?”Kelven tersenyum dan menjawab, “Sepertinya hari ini mem
Melihat anak yang begitu manis diganggu di luar, membuatnya sangat iba.Saat itu, Kelven sebenarnya ingin membawa Delis pulang ke rumah.Namun, mengingat rumahnya ramai dan khawatir ada yang akan mengganggunya.Jadi, Kelven memutuskan untuk mengantarkannya ke panti asuhan. Dia bahkan memberikan uang tabungannya pada kepala panti untuk memastikan Delis dirawat dengan baik.Saat itu, kepala panti menanyakan nama gadis ini.Dengan mata besar yang tampak bersinar, Delis menatapnya seolah tidak ingin berpisah.Kelven baru tersadar bahwa dirinya belum tahu siapa nama gadis kecil itu.Dia pun berjonkok, menggenggam tangan Delis dan bertanya, “Adik kecil, siapa namamu?”Namun, Delis yang saat itu masih dalam keadaan ketakutan, tidak bisa mengingat namanya.Melihat Delis tidak menjawab, Kelven mengelus pipi bulanya dengan lembut dan berkata, “Kalau begitu, biar kakak yang memberimu nama, ya? Kami ikut margaku dan namamu Delis. Kamu tahu kenapa kakak memilih nama itu?”Delis yang baru berusia l
“Kalau ada masalah, panggil saja aku,” ujar Kelven.“Nggak masalah, kamu sibuk bekerja saja.”Jawab Delis tanpa mengangkat kepalanya.Karena anaknya masih tenang, Delis mengambil ponselnya dan mengirim pesan pada Alfred.Delis: [Kak Alfred, aku mau tanya sesuatu.]Setelah menunggu sekitar dua menit, akhirnya Delis mendapat balasan.Alfred: [Apa itu?]Delis: [Kamu yang menghipnotisku dulu supaya aku lupa dengan masa laluku, ‘kan?]Sebelumnya, saat dirinya tahu tentang putrinya, mereka bilang bahwa hipnotis dilakukan supaya dirinya tidak terlalu bersedih.Seseorang bisa dihipnotis untuk melupakan, seharusnya juga bisa dihipnotis untuk mengingat kembali.Delis benar-benar ingin mengingat semua kenangan bersama Kelven.Alfred: [ …, iya.]Delis: [Aku janji aku mengendaliakn emosiku dengan baik. Bisakah kamu membantuku mengingat kembali?]Alfred terdiam melihat pesan dari Delis, tangannya yang sedang memegang ponsel menjadi kaku.Sebenarnya, jika dirinya mencoba, mungkin saja bisa membuat De
Delis sangat terkejut.Sambil mengemudi, dia menoleh ke arah Kelven dan memastikan, “Aku tumbuh besar di sisimu? Bukan tumbuh besar di sisi orang tuaku? Kenapa bisa begitu?”“Karena saat berusia tiga tahun, kamu tersesat. Aku yang menemukanmu, lalu mengantarmu ke panti asuhan dan membiayai pendidikanmu. Setelah itu, hampir sepanjang hidupmu, kamu dibesarkan di panti asuhan.”“Kemudian kak Peter menemukanmu dan karena itu mereka menetap di sini.”Delis terdiam.Dia tiba-tiba menghentikan mobil di pinggir jalan, menatap pria di sampingnya dengan ekspresi terkejut, sulit memercayai apa yang baru saja didengarnya.Karena pengereman mendadak, Kelven reflek melindungi putranya yang ada di pangkuannya, lalu menatap Delis.“Kenapa?”Wajah Delis tampak pucat.“Jadi orang yang membesarkanku adalah kamu dan orang tuamu?”Kelven terdiam sejenak, lalu akhirnya menjawab, “Bukan benar-benar membesarkanmu, tapi karena kamu tumbuh besar di panti asuhan.”“Tapi kamu yang membiayai pendidikanku. Kalau b