Di daerah pegunungan yang lain.Di tepi sungai bawah kaki gunungm sebuah tim produksi drama sedang menyiapkan lokasi untuk syuting.Para kru sedang sibuk dengan tugas masing-masing, sementara para aktor sedang dirias oleh penata rias.Para aktor mengenakan pakaian kostum tebal di musim panas, membuat mereka berkeringat meski sudah ditiup angin kencang.Mereka merasa agak resah di musim panas yang sangat panas seperti ini.Owen yang duduk di kursi dengan jubah hitam berpola naga putih, memakai mahkota emas ungu yang dihiasi permata memantulkan cahaya, wajahnya sudah terlihat kesal.Asisten menyadari hal itu dan dengan hati-hati memberikan botol air es, sambil berkata,“Kak Owen, lagipula giliranmu masih lama, bagaimana kalau kakak pergi ke mobil dan menyalakan AC-nya?”Owen mengambil botol air es dan minum dua teguk. Ketika berpikir untuk bersantai sejenak, tiba-tiba dia mendengar teriakan keras salah satu krus dari tepi sungai.“Aaa!!!”Karena teriakannya begitu keras, semua orang di l
Baru saja terhubung, langsung terdengar suara tangisan Angel,“Owen, kamu tahu nggak, Delis bunuh diri.”Owen sangat terkejut dan dulit memercayainya. “Delis bunuh diri?”“Iya, kemarin Kelven membawanya ke perdesaan untuk inspeksi, sepertinya mereka bertengkar sebentar. Jadi, Delis meninggalkan kata-kata perpisahan di ponselnya dan kemudian bunuh diri dengan melompat ke sungai.”Owen tidak berbicara.Owen terdiam, melihat kata-kata ‘operasi sedang berlangsung’ yang tertulis di atas pintu.Delis bunuh diri?Mengapa dia bunuh diri?Meskipun bertengkar dengan Kelven, seorang gadis yang begitu ceria tidak mungkin bisa memutuskan untuk bunuh diri.Owen tahu bahwa dirinya belum begitu mengenal Delis dan mereka juga tidak mengenal dekat. Namun, dia percaya bahwa Delis tidak akan memilih untuk bunuh diri dengan begitu mudah.Pasti ada sesuatu yang mencurigakan di balik semua ini.Memikirkan hal itu, Owen menutup teleponnya. Owen langsung menghubungi orang-orang di tim produksi dan memerintahk
Mendengar suara dari pintu, beberapa orang di ruang tamu serempak menoleh ke arah pintu.Melihat Owen kembali, mereka terlihat lesu kembali dan tidak menghiraukannya.Owen berdiri di depan Kelven, dengan suara dingin bertanya, “Apa yang sebenarnya kamu lakukan pada Delis? Mengapa dia memutuskan untuk bunuh diri?”Kelven menundukkan kepalanya tidak menjawab.Tubuhnya terasa mati rasa, bahkan rasa hampir tidak merasakan rasa sakit lagi.Di sampingnya, Angel memberikan ponsel Delis kepada adiknya. “Wasiat Delis.”Owen melihat ke arah kakaknya dan mengambil ponsel tersebut.Setelah membaca pesan terakhir itu, Owen tidak tahu harus mengatakan apa.Jika benar Delis memilih untuk mengakhiri hidupnya sendiri, maka memang tidak adil bagi Owen untuk menyalahkan Kelven.Teringat pesan terakhirnya yang menyebutkan orang yang disukainya, Owen bertanya lagi,“Siapa orang yang Delis suka? Apakah kamu yang memisahkan mereka dan melukai orang yang dia suka?”Kelven merasa kepalanya benar-benar kacau.T
Kelven masih duduk di karpet depan sofa, wajahnya terlihat letih dan penuh kesedihan.Seluruh tubuhnya seperti kehilangan jiwa, benar-benar menakutkan.Entah sudah berapa kali Bibi Siti menyiapkan makanan, Bibi Siti mendekatinya dan dengan sopan memanggil, “Pak Kelven, makanlah sedikit. Bagaimana kamu bisa bertahan kalau terus seperti ini?”Tangan Kelven memegang ponsel.Di layar ponsel, ada foto Delis yang tersenyum dengan ceria, wajahnya bersinar bahagia.Dengan tatapan kosong, Kelven bersandar di sana dengan lemah dab bertanya pada Bibi Siti, “Apakah dia bahagia saat aku nggak di rumah?”Bibi Siti menjawab, “Nona Delis selalu ceria dan suka tertawa, tapi sejak kamu membawa Nona Herli pulang, aku sudah jarang melihatnya tersenyum.”Kelven hanya diam.Ternyata, dirinya adalah dalang di balik semua penderitaan Delis.Bukan karena Delis benar-benar menyukai orang lain dan meninggalkannya karena orang itu.Kelven oh Kelven, kamu memang pantas mati.Kelven melambaikan tangannya menyuruh
Setelah Delis bangun, Owen menunda semua pekerjaannya.Dia menjaganya selama 24 jam sehari, mendengarkan saran dokter untuk terus membangunkan kesadarannya, agar tidak membiarkannya larut dalam kehampaan.Jika tidak, Delis bisa mengalami lumpuh otak.Mungkin karena merasakan kepedulian dan usaha yang diberikan Owen, setelah beberapa hari Delis akhirnya mulai mendapatkan sedikit kesadarannya.Delis sudah bisa tersenyum.Owen sangat senang dan terus duduk di sisi tempat tidur, bertanya pada Delis, “Kamu tahu aku siapa? Kamu tahu apa pekerjaanku?”Delis kembali menjadi kaku, matanya menatap orang di depan tempat tidurnya dengan tatapan kosong.Delis tidak bisa mengingat siapa dia.Namun, bisa dirasakan bahwa dia adalah orang baik.Delis berkedip, lalu menggeleng.Owen melihatnya merespon lagi, dia mendekat dan berkata, “Aku adalah pahlawan supermu. Kamu tahu apa itu pahlawan super?”Delis seperti orang bodoh, menatapnya dengan polos dan bingung, tidak mengerti.Owen terus bercerita, “Arti
Mendengar ini, Albert langsung memuram dan membantah,“Angel, Kelven tumbuh bersama kita sejak kecil, kamu masih belum mengenal sifatnya?”“Bagaimana bisa kamu mencurigai kematian Delis ada hubungannya dengan Kelven?”Angel menyampaikan pandangannya, “Tapi, pesan terakhir Delis mengatakan bahwa karena Kelven membunuh orang yang dia suka.”“Jadi, mungkin Kelven mencintai Delis dan Delis hanya menganggapnya sebagai kakak. Itulah sebabnya Kelven membunuh Delis.”“Kalau nggak, kenapa dia sudah bertunangan dengan Herli begitu lama, tapi masih belum menikah?”“Padahal menganggap Delis sebagai adiknya, lalu kenapa membiarkan Delis tinggal serumah dengannya?”“Ini menandakan bahwa Kelven punya perasaan yang tak biasa terhadap Delis.”“Meskipun Kelven menyukai Delis, dia juga nggak akan membunuhnya. Kamu sangat tidak memahami Kelven,” ujar Albert.Tiba-tiba, Albert berdiri dan memberitahu istrinya, “Aku mau pergi ke rumah sakit untuk menjenguk Kelven dan beritahu dia bahwa Delis sudah ditemukan
Ternyata Delis nggak mati.Mereka sudah menemukan Delis?Kelven langsung meraih tangan Albert. “Di mana dia? Dia di mana sekarang?”Albert menarik tangannya kembali.“Kamu makan dulu. Sejak sesuatu terjadi pada Delis, kamu belum makan dengan baik. Dirimu bahkan sampai masuk ke rumah sakit. Bahkan jalan saja, kamu kesusahan, bagaimana aku bisa membawamu untuk bertemu dengannya?”“Kamu nggak membohongiku, ‘kan?”Kelven berusaha menenangkan dirinya sendiri.Ternyata Delis nggak mati.Akhirnya, dirinya bisa bertemu dengan Delis lagi.Kelven langsung mengangguk dan menjawab, “Iya, aku makan dulu. Setelah makan, kamu bawa aku untuk bertemu dengannya.”“Iya.”Ada makanan di samping tempat tidur, Kelven dengan cepat mengambilnya dan makan dengan lahap tanpa memedulikan citranya.Saat bersamaan, di luar ruangan.Herli membawa makanan, berdiri di sana dengan kaku, hampir tidak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya.Delis tidak mati?Bagaimana mungkin!Dirinya sudah menghantam batu yang b
Delis tidak mati.Kelven sangat terkejut dan ingin langsung berlari menghampirinya.Namun, Owen langsung berkata pada Delis, “Ayo kita masuk lagi.”Delis menarik kembali pandangannya dan mengangguk pelan.Setelah dibawa masuk ke dalam ruangan, Owen berkata lagi, “Delis, duduk di sini ya, aku akan segera kembali.”“Iya.”Delis tetap mengangguk dengan lembut.Owen keluar dari ruangan dan menutup pintu.Melihat dua orang yang mendekat, dengan marah Owen berkata, “Untuk apa kalian datang ke sini? Dokter sudah bilang nggak boleh membuatnya tertekan.”“Kamu sudah menemukannya, kenapa nggak beritahu aku?”Kelven juga tidak tergesa-gesa masuk ke ruangan, dia perlu memahami kondisi Delis terlebih dulu.“Untuk apa memberitahumu? Agar kamu bisa membunuhnya lagi?”Tanya Owen padanya.Kelven mengernyit, menahan tubuhnya yang masih lemah dan bertanya, “Apa maksudmu?”“Kamu nggak paham dengan maksudku? Kalau bukan karenamu, mungkinkah dia menjadi seperti ini sekarang?”Kelven bertanya dengan tidak sa
Menerima ucapan selamat dari adiknya, Peter dan Angel juga mengangkat gelas mereka.“Adikku, selamat menempuh hidup baru.”Angel juga mengucapkan, “Delis, selamat menempuh hidup baru.”“Eh, aku juga.”Kelven yang merasa diabaikan juga mengangkat gelasnya dan berkata, “Kalau begitu, mari kita semua bersulang untuk kehidupan baru kita. Semoga cinta kita selalu abadi.”Keempat orang itu saling tersenyum dan bersiap untuk minum bersama.Namun tiba-tiba, gelas Delis diambil oleh Kelven dan diletakkan di samping.Delis memandangnya dengan bingung.Kelven menggantinya dengan segelas jus dan menyodorkannya ke hadapan Delis, sambil mengelus kepalanya dan berkata, “Kamu nggak cocok minum alkohol, minum jus saja.”Mereka punya rencana besar malam ini.Delis memang tidak kuat minum alkohol. Setiap kali meminum sedikit saja, dia bisa mabuk hingga lupa diri.Di malam yang indah seperti ini, Kelven tidak ingin Delis mabuk.“Iya, Delis nggak boleh minum alkohol, minum jus saja.”Ujar Peter, lalu menol
Sepasang mata hitam menatap wanita kecil di sampingnya dengan kesal.“Kamu nggak bisa berbicara dengan sopan?”Delis tertawa kecil sambil berjalan ke depan, tidak mau berdebat dengan pria tua itu.Bagaimanapun, hari ini adalah hari yang special, dirinya harus tampil maksimal.Meski tidak begitu mempersiapkan diri.Namun, karena kakaknya sudah memesan ruang makan di hotel bintang enam, dirinya tidak mungkin datang dengan pakaian santai.Mungkin saja kak Angel berpakaian lebih cantik daripada dirinya.Kelven mengikuti langkah Dleis, lalu mereka masuk ke dalam lift.Di dalam lift yang sempit, pria tua itu terus memandangi wanita kecil di sampingnya.Melihat betapa muda dan cantiknya dia, lagi-lagi Kelven tidak bisa menahan diri untuk mendekat, merangkul pinggang kecilnya yang ramping dan mencium rambutnya yang harum dengan penuh hasrat.“Delis, kamu jujur padamu, kamu nggak merasa aku sudah tua, ‘kan?”Ehem, konon pria berusia empat puluhan sangat liar, dirinya masih belum berusia empat p
Saat sedang menyetir, pria itu tetap menggenggam tangan wanita di sebelahnya dengan erat. Seolah-olah jika dirinya melepaskan genggamannya, istrinya akan terbang keluar dari jendela mobil.Angel mencoba menarik tangannya, tetapi tidak berhasil karena pria itu menggenggamnya terlalu erat.Angel mengingatkan, “Kamu melanggar aturan lalu lintas, lepaskan tanganku.”“Nggak mau, paling juga hanya kena tilang saja. Aku begitu susah payah, baru berhasil menikahimu. Kalau aku nggak menggenggam tanganmu, bagaimana kalau kamu melarikan diri?”Peter menatap lurus ke depan dan menyetir dengan serius, tetapi sudut bibirnya menyiratkan senyuman bahagia yang tak bisa disembunyikan.Angel memandangnya. Dari sudut pandangnya, Peter terlihat dengan hidung yang mancung, bibir yang tipis dan paras wajah yang tegas.Terlihat seperti seseorang yang begitu sempurna.Bagaimana bisa dirinya dipertemukan dengan orang seperti ini.Apa yang membuat dirinya layak menjadi istri pria ini?Hingga saat ini, Angel masi
Namun mereka malah bermesraan di depan umum.Sungguh keterlaluan.Benar-benar memalukan.Angel setuju denga napa yang Delis katakan.Dua pria ini memang benar-benar tidak tahu malu.Tidak peduli dengan mereka, Angel dan Delis dengan menggendong Lesi, keluar lebih dulu dari kantor urusan sipil.Sementara itu, Kelven dan Peter yang masing-masing memegang dua surat nikah di tangan mereka, berjalan mendekat dan berjabat tangan, saling mengucapkan selamat.“Selamat, akhirnya kamu berhasil menikahi wanita yang kamu cintai.”Albert sungguh malang.Saat ini, dia mungkin sedang meringkuk di pojokan sambil menangis.Peter tertawa kecil dan menjawab, “Selamat juga untukmu, akhirnya berhasil menjebak adikku lagi.”Kelven tidak senang mendengar itu dan membalas, “Menjebak apa? Delis sukarela menikah denganku. Kamu bisa melihatnya sendiri, apakah aku memaksanya?”“Iya, dia sukarela,” jawab Peter.Eter tidak ingin berdebat dengannya dan berjalan keluar dari kantor urusan sipil.Kelven mengikutinya, l
Saat menerima surat nikah, Peter begitu bersemangat hingga langsung memegang wajah kecil Angel dan menciumnya di depan para petugas.Angel merasa sangat canggung dan segera mendorongnya.“Hei, bisa nggak kamu sedikit lebih tenang.”Namun, bagaimana mungkin Peter bisa tenang. Dia malah berdiri dan menggendong Angel, lalu berputar di tempat dua kali, sambil berseru gembira,“Akhirnya kamu jadi istriku, aku akhirnya berhasil menikahimu … “Peter sepenuhnya larut dalam kebahagiaannya.Tidak peduli sama sekali dengan pandangan para petugas di sekitarnya.Saat ini, dia benar-benar tidak bisa menyembunyikan kebahagiaannya.Sementara itu, Angel yang diputar hingga kepalanya pusing, sekilas melihat dua wajah yang familiar.Angel segera menepuk Peter, memberi isyarat agar Peter menurunkannya.Peter terpaksa menurunkan Angel. Saat dia hendak mencium wajahnya lagi, Angel berkata, “Lihat ke belakang, siapa itu?”Peter menoleh.Ketika melihat Delis dan Kelven yang sedang menertawakannya, dia merasa
“Iya, aku sudah memikirkannya dengan matang. Bagaimana kalau hari ini?”Kelven tidak bisa menahan kegembiraannya, dia memeluk Delis dan menciumnya dengan keras. Kemudian berdiri dan menggendong anaknya.“Ayo, kita pergi ke kantor urusan sipil sekarang.”Lagipula, dokumen diri mereka selalu dibawa ke mana-mana.Delis tersenyum dan bertanya padanya, “Kamu nggak menyelesaikan pekerjaanmu dulu?”“Pekerjaanku nggak sepenting Delis.”“Baiklah.”Delis mengambil dokumen diri dari tasnya di atas meja dan bertanya pada Kelven, “Di mana punyamu?”“Di dalam mobil.”Jadi, mereka hanya berada di kantor kurang lebih satu jam dan buru-buru mengendarai mobil menuju kantor urusan sipil.Tak disangka.Saat mobil mereka berhenti di depan kantor urusan sipil, mereka melihat dua sosok yang familiar sedang menaiki tangga menuju gedung itu.Delis langsung berkata, “Kebetulan sekali! Kak Peter dan kak Angel juga datang mengurus surat pernikahan hari ini?”Kelven tersenyum dan menjawab, “Sepertinya hari ini mem
Melihat anak yang begitu manis diganggu di luar, membuatnya sangat iba.Saat itu, Kelven sebenarnya ingin membawa Delis pulang ke rumah.Namun, mengingat rumahnya ramai dan khawatir ada yang akan mengganggunya.Jadi, Kelven memutuskan untuk mengantarkannya ke panti asuhan. Dia bahkan memberikan uang tabungannya pada kepala panti untuk memastikan Delis dirawat dengan baik.Saat itu, kepala panti menanyakan nama gadis ini.Dengan mata besar yang tampak bersinar, Delis menatapnya seolah tidak ingin berpisah.Kelven baru tersadar bahwa dirinya belum tahu siapa nama gadis kecil itu.Dia pun berjonkok, menggenggam tangan Delis dan bertanya, “Adik kecil, siapa namamu?”Namun, Delis yang saat itu masih dalam keadaan ketakutan, tidak bisa mengingat namanya.Melihat Delis tidak menjawab, Kelven mengelus pipi bulanya dengan lembut dan berkata, “Kalau begitu, biar kakak yang memberimu nama, ya? Kami ikut margaku dan namamu Delis. Kamu tahu kenapa kakak memilih nama itu?”Delis yang baru berusia l
“Kalau ada masalah, panggil saja aku,” ujar Kelven.“Nggak masalah, kamu sibuk bekerja saja.”Jawab Delis tanpa mengangkat kepalanya.Karena anaknya masih tenang, Delis mengambil ponselnya dan mengirim pesan pada Alfred.Delis: [Kak Alfred, aku mau tanya sesuatu.]Setelah menunggu sekitar dua menit, akhirnya Delis mendapat balasan.Alfred: [Apa itu?]Delis: [Kamu yang menghipnotisku dulu supaya aku lupa dengan masa laluku, ‘kan?]Sebelumnya, saat dirinya tahu tentang putrinya, mereka bilang bahwa hipnotis dilakukan supaya dirinya tidak terlalu bersedih.Seseorang bisa dihipnotis untuk melupakan, seharusnya juga bisa dihipnotis untuk mengingat kembali.Delis benar-benar ingin mengingat semua kenangan bersama Kelven.Alfred: [ …, iya.]Delis: [Aku janji aku mengendaliakn emosiku dengan baik. Bisakah kamu membantuku mengingat kembali?]Alfred terdiam melihat pesan dari Delis, tangannya yang sedang memegang ponsel menjadi kaku.Sebenarnya, jika dirinya mencoba, mungkin saja bisa membuat De
Delis sangat terkejut.Sambil mengemudi, dia menoleh ke arah Kelven dan memastikan, “Aku tumbuh besar di sisimu? Bukan tumbuh besar di sisi orang tuaku? Kenapa bisa begitu?”“Karena saat berusia tiga tahun, kamu tersesat. Aku yang menemukanmu, lalu mengantarmu ke panti asuhan dan membiayai pendidikanmu. Setelah itu, hampir sepanjang hidupmu, kamu dibesarkan di panti asuhan.”“Kemudian kak Peter menemukanmu dan karena itu mereka menetap di sini.”Delis terdiam.Dia tiba-tiba menghentikan mobil di pinggir jalan, menatap pria di sampingnya dengan ekspresi terkejut, sulit memercayai apa yang baru saja didengarnya.Karena pengereman mendadak, Kelven reflek melindungi putranya yang ada di pangkuannya, lalu menatap Delis.“Kenapa?”Wajah Delis tampak pucat.“Jadi orang yang membesarkanku adalah kamu dan orang tuamu?”Kelven terdiam sejenak, lalu akhirnya menjawab, “Bukan benar-benar membesarkanmu, tapi karena kamu tumbuh besar di panti asuhan.”“Tapi kamu yang membiayai pendidikanku. Kalau b