Ketika Gadis sedang menuju ke arah Sungai Brian pun bertanya kepada Luna tentang Gadis dan juga Syam aku dengar-dengar Syam menyukai Gadis. Ya sebenarnya bagus sih kalau mereka sampai jadian tetapi itu semua tergantung mereka berdua," ucap Brian dengan nada yang sangat lirih kepada Luna yang sedang duduk di sampingnya.
"Waduh kalau soal itu aku tidak tahu sih aku juga tidak bisa mengerti dan menebak seseorang dari tingkah lakunya ataupun mimik wajahnya," ujar Luna dangan polos berbicara kepada Brian.
"Mereka saling menyukai tapi mereka sedikit ragu akan apa yang mereka rasakan, tapi sajalah mungkin mereka membutuhkan waktu untuk menyesuaikan satu sama lain," ujar Brian.
Luna pun hanya tersenyum mendengarkan perkataan Brian dan dia tidak pernah mau menambah kata sedikitpun tentang apa yang dibicarakan oleh berikan kepadanya karena dirinya mengetahui bahwa Gadis masih bingung dengan apa yang dilakukan dan apa yang ada di dalam hati.
"Sudahlah kita tidak u
"Iya nak, lain kali kamu jangan seperti itu ya Ayah ini adalah Ayah kamu dan tidak mungkin Ayah tidak khawatir kepada kamu jika kamu kenapa-kenapa, ya sudah sekarang kamu bergegaslah ke kamar kamu untuk beristirahat," ujar Ayah Rian dengan nada yang sangat lembut berbicara kepada anak gadisnya yang sangat cantik itu.Akhirnya Luna pun tanpa basa-basi langsung saja bergegas untuk pergi ke kamarnya ketika sampai di kamarnya pun dirinya langsung saja menaruh tas yang dia bawa ketika piknik di lantai dan dia merebahkan tubuhnya ke ranjang di dalam kamarnya."Brug ...""Haduh rasanya capek banget, tapi sangat menyenangkan untung saja Ayah tidak marah kepadaku sampai Ayah marah kepadaku berarti Bunda tidak membela aku di depan Ayah dan tidak berbicara mengenai aku kepada Ayah," gumam Luna yang berada di dalam kamar merebahkan tubuhnya.Luna berdiam diri dan menghayalkan Brian yang selalu saja berkomentar cantik kepada dirinya.Luna selalu saja terhanyut
"Enak ya, kalau kayak begini soalnya Bunda merasa enak banget kalau punya anak perempuan apalagi rajin begini biasa juga kamu membantu Bunda memasak sekarang membantu Bunda untuk menyapu halaman, terimakasih ya nak sudah mengerti bagaimana perasaan Bunda menjadi seorang Ibu yang mengurus rumah tangga," ujar Bunda Merlin dengan tersenyum manis kepada Luna yang sering membantu Bundanya itu."Ya ampun sudah jangan berbicara seperti itu lah aku ini anak Bunda jadi sudah seharusnya aku membantu Bunda seperti ini," ujar Luna kepada Bunda Merlin."Oh iya nak ingin bertanya kepada kamu tapi tidak apa-apa kan kalau Bunda bertanya di sini," ujar Bunda Merlin kepada Luna."Ya tidak apa-apa lah Bunda memangnya Bunda mau bertanya apa sih tentang aku?" Tanya Luna dengan wajah yang sangat penasaran menatap wajah Bunda."Tenang ya Bunda tidak bertanya tentang aneh-aneh kok Bunda hanya bertanya tentang Brian dan kamu," ujar Bunda Merlin kepada Luna.Ketika mendenga
Akhirnya tanpa basa-basi pun anterin langsung saja ke kamar dan langsung saja merapikan baju Ayah Rian dan bersegera bergegas untuk pergi kerumah sakit.Tak lama kemudian Luna pun menyusul Bunda Merlin di dalam kamarnya dan menangis memeluk Bundanya."Bunda aku tidak percaya kalau Ayah kecelakaan dan lelaki tadi berbicara kepadaku bahwa Ayah sangat kritis dan terkapar Bunda, aku tidak sanggup kalau harus melihat Ayah terbaring sakit seperti itu," ujar Luna dengan napas yang tersengal-sengal."Kita tidak tahu kapan musibah itu akan datang menimpa kita tetapi kita harus siap bagaimanapun keadaannya," ujar Bunda Merlim menenangkan anak gadis pertamanya itu yang selalu saja menangis ketika memeluknya Bunda."Sungguh aku tidak tahu harus berbuat apa sekarang kalau aku tahu Ayah akan kecelakaan seperti ini aku tidak membiarkan Ayah untuk keluar rumah Bunda," ujar Luna kepada Bunda Merlin tidak bisa membendung air matanya terus saja mengalir dengan deras membasahi w
"Kalian boleh menangis akan tetapi kalian tidak boleh ribut ya karena Ayah lagi istirahat dan Ayah membutuhkan waktu yang banyak untuk beristirahat dan memulihkan tenaganya," ucap Bunda Merlin meminta perhatian dari kedua anak gadisnya itu.Luna selaku anak yang besar Anak pertama dari Ayah Rian dan juga Bunda Merlin pun sangat mengerti keadaan Ayahnya."Bunda aku tak kuasa saja melihat Ayah seperti ini, padahal Ayah adalah seorang yang sangat ceria dan tidak pernah Ayah terbaring sakit seperti ini dan sekarang aku harus melihat Ayah terbaring di rumah sakit seperti ini," ucap Luna dengan nafas yang sangat tidak teratur melihat kondisi Ayah Rian yang terbaring sakit tidak berdaya di rumah sakit.Kedua anaknya pun menangis dan tidak bisa membendung air mata mereka.Tak membutuhkan waktu lama Gadis pun mendatangi rumah sakit dimana Ayah dari sahabatnya itu dirawat.Gadis begitu panik karena dirinya juga sangat menyayangi keluarga dari Luna."Ya ampu
Brian merasakan ketakutan karena ketakutannya dia tidak berani untuk membicarakan secara jujur bahwa dirinyalah yang menabrak Ayah Luna hingga terkapar di jalanan dan dia lebih memilih pergi meninggalkannya daripada membawanya ke rumah sakit."Ya ampun sumpah aku tidak habis pikir kenapa ini terjadi kepada kita harusnya kamu tadi pelan-pelan kenapa sih kamu malah melajukan mobil kamu seperti itu! Sumpah aku tidak bisa membayangkan kalau Luna sampai tahu kelakuan kita," ujar Syam kepada Brian yang selalu saja mengelak dengan apa yang telah diperbuat nya."Ya sudahlah aku harus bagaimana lagi yang kita lakukan harus menyembunyikan semuanya dan tidak bisa diulang lagi kan," ucap Brian yang selalu saja mengelak dan tidak ingin berbicara jujur kepada keluarga Luna.Akan tetapi Syam selalu saja berusaha untuk membujuk Brian agar dia berbicara jujur karena dia tidak ingin menutupi banyak kesalahan yang dilakukan oleh Brian."Jadi sekarang aku harus menutupi ke
"Sudahlah cukup Syam kamu berbicara seperti itu kepadaku! Yang melakukan ini bukan hanya aku tapi kita berdua jadi kita yang harus bertanggung jawab atas semuanya tapi untuk sekarang kita rahasiakan dulu kalau kita yang menabrak Ayahnya Luna!" Ujar Brian dengan cara yang sangat tegas kepada Syam.Berulang-ulang kali Syam selalu saja memberitahu Brian bahwa apa yang dia lakukan itu adalah hal yang tidak baik.Brian meneruskan untuk mencuci mobilnya karena pada bodi mobilnya terdapat banyak sekali ceceran darah dari Ayah Luna.Sementara itu Gadis dan juga Luna yang sedang makan di kantin pun merasa sangat bimbang karena Luna masih saja memikirkan sebenarnya siapa yang menabrak orang tuanya."Sudah ya, sekarang kamu makan yang banyak agar kamu tidak sakit dan nantinya kalau memang ada waktu kita cari bersama-sama siapa yang menabrak Ayah kamu!" ujar Gadis dengan menatap wajah Luna yang selalu saja melamun ingin mengetahui sebenarnya siapa yang nabrak Ayahnya itu
"Ya ampun tidak perlu meminta maaf kok mas tidak ada masalah apapun kenapa harus meminta maaf toh bukan salah mas juga kan kita tidak tahu bagaimana juga musibah yang kena kepada suami saya," ucap Bunda Merlin dengan sangat lembut kepada seseorang itu."Memangnya suami Ibu kecelakaan di mana?" tanya seseorang lelaki itu kepada Bunda Merlin.Bunda Merlin pun enggan menjawab karena dirinya tidak tahu persis di mana suaminya terjadi kecelakaan."Maaf ya mas bukannya aku tidak mau membicarakan hal itu akan tetapi memang aku benar-benar tidak tahu persis di mana tempatnya dan siapa pelakunya," ujar Bunda kepada dua orang pemuda tersebut."Oh seperti itu ya Bu, semoga lekas sembuh ya dan cepat diketahui siapa pelakunya karena sekarang banyak sekali kasus tabrak lari," ucap seseorang itu dan Bunda Merlin pun dengan tersenyum menganggukkan kepalanya kepada seorang lelaki tersebut.Akhirnya Bunda Merlin pun berbicara kepada Lina agar cepat menghabiskan mak
Sementara itu Gadis yang selalu saja menemani Luna untuk menjaga Ayahnya pun ikut bersedih karena melihat Ayah Rian selaku Ayah dari sahabatnya itu terkapar dan terbaring sakit di rumah sakit dengan kaki sebelah kanan patah."Aku tidak bisa membayangkan kalau yang terbaring di sini adalah Ayahku aku sangat mengetahui bagaimana rasanya sakit hati Luna ketika melihat Ayahnya terbaring sakit di rumah sakit seperti ini apalagi pelaku dari penabrakan ini belum diketahui," batin Gadis yang melihat kearah Ayah Rian yang sedang terbaring tidak berdaya.Sedangkan Luna masih saja lemas akan tetapi Luna masih bisa berbicara dan selalu berdoa untuk kesembuhan Ayahnya."Aku minta maaf ya Gadis kalau kamu di sini aku repotin terus karena ya kamu tahu sendiri lah aku seperti kehilangan nyawa aku karena aku melihat Ayahku terbaring sakit seperti itu! Aku sebenarnya tidak tega melihat semua ini!" ujar Luna kepada Gadis."Sudahlah kita harus tetap bersyukur apa yang terj
"Sudah lah ya soalnya sedikit lagi dosen kita akan masuk kamu tidak boleh bersedih seperti itu," ucap Gadis yang masih terus mengerti Luna tersenyum ketika mendengarkan perkataan Gadis.Selang 2 jam kemudian ketika telah menyelesaikan kegiatan kampusnya tiba-tiba ketika dia ingin pergi ke kantin bersama Gadis karena datang menghampiri Luna untuk mencaci-maki Luna di hadapan teman-temannya.Karina pun langsung saja masuk ke dalam kelas ketika dosen keluar dari kelas Luna dan juga Brian."Ohh kamu ya yang ngerebut pacar aku! Kamu kira kamu itu cantikn jangan seenaknya saja ya mengambil punya orang!" ucap Karina dengan sangat kasar dengan menunjuk wajah Luna yang sedang duduk dihadapannya.Emosi Luna yang memuncak ketika melihat perilaku Karina yang marah besar kepada dirinya akan tetapi Gadis tak tinggal diam saja dan mendekati Luna agar Luna tidak terlalu takut dan tidak terlalu merasa sendirian."Ada aku disini kamu jangan takut aku tid
Luna sangat heran mendengarkan perkataan dari Brian, tingkah laku Brian seakan-akan dirinya tak pernah punya salah.Sebenarnya ada apa dengan Brian Luna pun tak tahu."Kenapa sih kamu tidak merasa kalau kamu itu salah apakah telah melupakan semuanya kejadian yang tadi malam?" tanya Luna dengan sangat kecewa kepada Brian.Brian membahas apa yang sudah terjadi."Kamu kenapa marah-marah terus sudahlah marah-marah nya, kita bicarakan itu hanya berdua jangan kamu melibatkan orang lain dalam permasalahan kita!" Tegas Brian memberitahu Luna agar tidak memberitahu orang lain tentang masalah mereka.Luna yang mendengarkan hal itu pun langsung saja bertambah marah karena menurut Luna dirinya juga berhak bahagia akan tetapi Brian selalu saja menyuruhnya untuk berdiam diri dan tak berkata sama kepada siapapun."Brian, aku ini seorang perempuan aku lemah aku hanya manusia biasa aku juga membutuhkan teman untuk bercerita cara untuk menceritakan sebu
"Sebenarnya aku tidak mau jujur kepadamu, tapi aku mau menceritakan semuanya kepadamu," ucap Luna yaang tiba-tiba ingin berbicara kepada Gadis dan mengungkapkan semua perasaannya dan menceritakan keadaan hati dan juga pikirannya kepada Gadis."Ya iyalah apa gunanya aku ada di sini dan menjadi teman kamu, kalau aku tidak bisa mendengarkan semua keluh kesahmu!" tegas Gadis yang mencoba untuk memancing Luna agar Luna berbicara kepadanya karena Gadis tidak ingin melihat Luna sangat murung dan tidak bisa berkata apapun dan sangat terlihat tidak berdaya di hadapan Gadis."Sebenarnya aku mempunyai masalah dengan Brian dan itu menyakitkan sekali aku tak tahu lagi mau berbicara apa tentang dirinya, sungguh aku kesakitan dengan perlakuannya," ujar Luna yang sangat sedih dan menatap dengan tatapan yang kosong."Ketika melihat hal itu dihadapannya Gadis pun merasa sangat tersentuh hatinya karena Luna tak biasanya mempunyai sikap dan sifat seperti orang yang sangat sedih sep
"Ayah cepat sembuh ya Ayah pokoknya tidak boleh memikirkan apapun yang sangat berat ya Ayah," ujar Luna dengan menasehati Ayah Rian karena Luna sangat menginginkan agar Ayahnya sehat kembali seperti dulu lagi dan Ayahnya pun tersenyum manis kepada Luna.Akan tetapi tiba-tiba ayah Rian bertanya kepada Luna tentang Brian."Ayah mau bertanya kepadamu tentang Brian, apakah kamu dekat dengan dia kamu jawab saja dengan yang sebenarnya karena Ayah ingin sekali kamu jujur kepada Ayah," Tegas Ayah Rian dengan menatap wajah Luna.Ketika mendengarkan perkataan dari Ayahnya Luna pun kaget dan bingung hendak berbicara apa kepada Ayahnya dia merasa tertekan dan takut untuk membicara yang sesungguhnya kepada Ayah Rian."Ada apa ya? kok ayah berbicara seperti itu tidak seperti biasanya Ayah menanyakan tentang hal itu kepada aku, memangnya ada apa sih Ayah?" tanya Luna dengan sangat penasaran menatap wajah Ayahnya akan tetapi Ayahnya tak membicarakan apapun kepada d
Luna masih saja bersedih karena memikirkan apa yang dilakukan oleh Brian kepadanya ketika itu dia tak bisa berkata apapun dan selalu saja berbaring bahkan semangat untuk kuliah pun tidak ada.Akan tetapi tiba-tiba ponsel Luna pun berbunyi dan akhirnya Luna pun meraih ponselnya di atas meja."Siapa sih yang menelepon aku jam begini rasanya aku males banget deh mengangkatnya! Tapi gimana lagi aku takutnya ada keperluan kampus," ujar Luna dengan sangat pelan dan meraih ponselnya yang di atas meja.Luna pun melihat siapa yang menelponnya dan ternyata yang menelponnya adalah Gadis yang merupakan sahabat terbaiknya.Luna mengangkat telepon Gadis dan berbicara kepadanya."Iya halo... Ada apa sih Gadis tumben banget kamu jam segini menelepon aku ada apa sih?l tanya Luna dengan nada yang sangat datar.Ketika mendengarkan perkataan dari teman itu Gadis penuh rasa sangat heran dan bertanya kepada Luna."Kamu kenapa sih sensi banget seperti
Lagi-lagi Luna merasakan hal yang sangat kecewa dirinya telah mempercayai Brian sangat dalam akan tetapi Brian tak menghiraukan ketulusannya.Luna sekarang tak berarah dirinya masih saja membayangkan bahwa Brian setia kepadanya."Ya ampun aku sedih banget begini sih sudah mau tengah malam aku ingin cerita kepada Gadis tapi aku takut kalau dia menertawakan aku dengan apa yang aku rasakan sekarang," ujar Luna dengan sangat pelan dirinya takut jika Gadis tak menghiraukan dirinya jika dirinya terlalu jadi budak cinta.Luna terus-menerus menangis membayangkan semua yang terjadi pada percintaannya bersama Brian akan tetapi berbeda dengan Brian yang selalu saja merasa bodo amat dengan apa yang terjadi pada Luna.ketika itu Brian langsung saja menemui Syam yang menjadi sahabat terbaiknya itu."Enaknya kayak gini aku langsung ke rumah Syam saja, aku mau menceritakan semuanya kalau aku pendam sendiri aku malah jadi pusing lebih baik aku pergi bertemu Syam sa
"Apa kurangnya aku kenapa sampai kamu berpacaran juga dengannya," ujar Luna dengan mata yang memerah dan emosi."Kalian berdua sama-sama cantik! aku tidak bisa untuk memilih salah satu dari kalian berdua jadi tolong mengerti! Aku tidak bisa memilih antara kamu atau dia," ucap Syam menjelaskan kepada Luna.Akan tetapi Brian tak merasa dirinya melakukan kesalahan dan tak bisa meninggalkan salah satu dari mereka berdua.Luna langsung saja merasa sangat terpukul karena perasaan yang pernah dimainkan oleh lelaki idamannya."Aku tanya kepadamu, apa kurangnya aku, aku telah mempercayaimu dengan sangat dalam tetapi kenapa kamu masih saja berani untuk membohongi aku menyanjungmu di hadapan Ayah dan juga Bunda dan apa yang apakah ini yang kamu berikan kepadaku! "Tegas Luna dengan sangat marah dan kecewa kepada Brian dan menatap wajah Brian dengan sangat penuh kemarahan.Brian yang melihat kemarahan Luna pun tampak biasa saja karena dirinya masih mempun
Akhirnya Luna yang melihat sebuah cafe dirinya pun langsung saja turun dan melihat menu makanan di cafe tersebut.Akan tetapi ketika datang di kafe tersebut dan ia mendapati mobil Brian yang terparkir di depan cafe tersebut."Loh, kayaknya aku tahu deh ini mobil Brian! Tapi kok dia di sini ya dan dia tidak mengabari aku sedikitpun memangnya dia bertemu siapa sih dan apa kenapa dia harus di cafe," batin Luna yang mulai penasaran karena dia telah melihat mobil yang terparkir di depan cafe di mana dia ingin membeli makanan untuknya.tanpa basa-basi Luna pun langsung saja masuk ke dalam Cafe dan memastikan sebenarnya Brian datang bersama siapa ke tempat cafe tersebut.Ketika masuk ke dalam Cafe Luna pun melihat Brian bersama Karina yang sangat terlihat bermesraan di hadapan Luna tak kuasa Luna melihat hal itu.Luna pun langsung saja meneteskan air mata dan tak bisa berkata-kata apapun."Ini yang sedangaku lihat benar atau tidak soalnya aku
"Ya sudahlah kalau begitu aku mau bersiap-siap dulu dan mengganti pakaianku untuk bertemu dengan kamu, oke aku share lokasi aku sekarang," ujar Karina kepada Brian.Mereka berbuat janji ingin bertemu lagi karena Karina telah mengatakan bahwa dirinya sangat rindu kepada Brian.Brian pun mematikan teleponnya dan bersiap-siap untuk menjemput Karina."Aduh capek juga ya mempunyai dua wanita yang satu ingin ketemu dan yang satunya juga selalu mau dimanja," ucap Brian dengan menyombongkan dirinya bahwa dirinya mempunyai dua orang wanita sekaligus.Ketika Brian sedang bersiap-siap sementara itu Luna pun juga bersiap-siap akan keluar dari dan mencari makan karena dirinya merasa sangat lapar."Ya ampun jam segini tidak biasanya juga aku laper banget gila kira-kira sudah tidur atau belum, tapi kalau aku membangunkan dia pasti aku dimarah oleh Bunda, ya sudahlah aku pergi sendiri saja naik motor hanya mencari makanan juga," ucap Luna dengan sangat pelan