Keluarga yang sangat harmonis dan juga sekali menciptakan keharmonisan.
Akhirnya Ayah Rian pun memerintahkan Luna untuk membereskan rumah yang akan di tinggali dan juga di bantu oleh Bunda Merlin.
"Luna! kamu membersihkan rumah dulu ya dengan di bantu dengan Bunda Merlin, karena Ayah mau bertemu duku dengan Pak RT dulu!" seru Ayah Rian yang sedang berdiri di hadapan Luna.
"Oh iya Ayah, nanti Luna yang membersihkan!" jawab Luna dengan nada yang bersemangat untuk membereskan rumah barunya.
"Nah semangat gitu dong, jadi Ayah kan merasa senang jadinya hehe," ketus Ayahnya dengan tersenyum lebar dan memandang wajah Luna.
Tak lama kemudian, Ayah Rian pergi meninggalkan Luna, Lina dan juga Bunda Merlin, untuk bertemu dengan Pak RT.
Bunda Merlin pun dengan sigap memerintahkan anak-anaknya untuk segera membersihkan dan merapikan yang ada di dalam rumah baru mereka.
"Ayo Luna! Lina! Kita bersihkan semua dan kita rapikan rumah baru kita!" seru Bunda Merlin dengan sangat bersemangat.
Luna dengan semangat nya yang membara langsung mengambil sapu dan juga kain untuk membersihkan debu yang ada di rumah itu.
Begitu juga dengan adik Luna yang masih kecil dan yang mempunyai wajah imut dan lucu, Lina ikut membersihkan dan merapikan rumah bersama dengan Luna dan juga Bunda Merlin.
Beberapa saat kemudian setelah semuanya selesai di kerjakan dan terlihat rumah sangat rapi dan bersih mereka pun beristirahat.
"Nah kalau keadaannya seperti ini kan enak ya! Sudah selesai semuanya dan juga sudah bersih enak sekali untuk di pandang!" ucap Bunda Merlin dengan tersenyum melihat kondisi rumah barunya yang telah mereka bersihkan bersama-bersama.
"Alhamdulillah Bunda semuanya sudah terlihat rapi, aku mau membersihkan badan dulu ya Bunda karena aku merasa tubuhku sangat kotor dan bau!" seru Luna dengan nada yang lembut kepada Ibunya.
"Iya silahkan kamu jangan lupa untuk membersihkan toilet juga ya, agar terlihat bersih!" tegas Bunda Merlin kepada Luna yang hendak pergi mandi.
"Oh iya Bunda, siap Bunda, terimakasih banyak ya Bunda sudah di ingatkan," ujar Luna sambil bergegas ke arah toilet.
Mereka semua beristirahat karena mereka telah menempuh perjalanan yang panjang dan sama sekali belum beristirahat.
Tak lama kemudian Ayah Rian datang dan terlihat sangat senang ketika melihat rumah barunya sangat bersih dan juga rapi.
"Assalamualaikum!" ucap Ayah Rian yang baru pulang dari rumah Pak RT untuk melaporkan perpindahan rumah.
"Walaikusalam, Eh Ayah sudah pulang, gimana urusan sama Pak RT sudah kelar?" tanya Bunda Merlin kepada Ayah Rian yang baru saja datang.
"Alhamdulillah sudah selesai dan tinggal melengkapi berkas-berkas untuk menetap di perumahan ini!" ucap Ayah Rian kepada istrinya.
"Istirahat saja dulu kalau begitu, kamu terlihat sangat lelah dan belum istirahat juga iya kan!" tegas Bunda Merlin yang memperhatikan Ayah Rian yang berdiri di hadapannya.
"Iya ini Bunda soalnya aku juga kan tadi ke rumah Pak RT lalu Pak RT juga sedang tidak ada di rumah jadi aku tadi menunggu Pak RT sampai pulang ke rumah, jadi sedikit lama ya ini aku lelah banget rasanya! apalagi kita kan lama di perjalanan," ucap Ayah Rian kepada istrinya itu.
"Ya sudah kalau begitu kamu mandi saja dulu nanti istirahat bersama-sama!" tegas Bunda Merlin kepada ayah Rian.
Tak lama kemudian Ayah Rian pun bergegas untuk pergi meninggalkan istrinya itu dan sementara itu Luna yang keluar dari kamarnya itupun melihat Ayahnya sangat terlihat lelah.
"Bunda! Ayah sudah pulang ya?" tanya Luna Kepada Bunda Merlin.
"Ya alhamdulillah tadi itu sudah pulang Ayah kamu juga tadi berbicara kepada Bunda katanya dia sangat lelah," ucap Bunda Merlin memberitahu anak gadisnya itu yang selalu saja bertanya tentang Ayahnya.
"Oh begitu ya Bunda, Oh iya Bunda aku mau berbicara sesuatu tentang kuliahku dong, Bunda mau kan mendengarkan aku, soalnya aku kan harus cepat-cepat pindah dan juga beradaptasi dengan teman-teman aku yang baru," ucap Luna dengan lembut kepada Bundanya.
Bunda Merlin pun memandang wajah Luna yang terlihat sangat cemas memikirkan perkuliahannya.
"Kamu ada apa sih namanya kamu tenang saja bunda tidak akan diam kok tentang kuliah kamu Bunda akan tetap ada kalau kamu membutuhkan dan soal kuliah kamu, nanti akan segera diurus!" ucap Bunda Merlin kepada Luna.
Luna pun tersenyum manis kepada Ibundanya itu dan juga selalu saja berpikir positif agar dia dapat segera kuliah bersama teman-teman barunya.
Akhirnya Luna pun duduk di samping ibundanya dan dia ingin bertanya tentang kuliahnya.
"Bunda jadi gimana ya besok sudah bisa atau tidak aku masuk kuliah untuk pertama kalinya?" tanya Luna kepada Bunda nya itu.
Bunda nya pun tersenyum manis kepada dirimu yang selalu saja menenangkan dirinya.
"Iya jelas lah kamu bisa besok kamu siap-siap ya karena nanti kita harus berbicara tentang kuliah kamu!" ucap Bunda Merlin dengan lembut kepada anak gadisnya.
Keesokan harinya Luna pun bersiap untuk pergi bersama Bunda Merlin untuk mengurus kuliah
"Bunda aku sudah siap untuk pergi mengurus perkuliahan ku!" tegas Luna yang sangat bersemangat dan berdiri dihadapan Bunda Merlin.
"Iya nak habis ini kita pergi dan kamu juga sudah bersiap-siap kan mau menjadi bagian dari kuliah mu ini apalagi sekarang kamu kampus baru," ucap Bunda Merlin dengan tersenyum manis kepada Luna.
"Ya tentu saja aku sudah siap lah Bunda semuanya pokoknya aku sudah mempersiapkan!" seru Luna.
Luna terlihat sangat bahagia ketika dia akan masuk di kampus barunya semua urusan perkuliahan pun akan diurus oleh Bunda Merlin.
Akhirnya mereka pun pergi ke kampus dan mengurus semua urusan agar Luna dapat masuk di kampus tersebut.
Beberapa saat kemudian setelah Bunda Merlin selesai mengurus berkas dan juga semua yang diurus untuk perpindahan Luna.
akhirnya Luna pun bisa masuk ke kelas dan juga mengikuti perkuliahan perdana untuk Luna.
"Terima kasih ya, bunda, sudah berkorban banyak buat Luna dan membuat Luna jadi bisa berkuliah di tempat ini!" ucap dengan tersenyum manis bahagia kepada Ibundanya itu.
Luna pun langsung saja memeluk erat Bundanya karena dia merasa dirinya sangat bahagia ketika bisa masuk di kampus barunya.
"Sudah lah nak itu sudah tanggung jawab Ibundamu ini, untuk mengurus anak-anaknya Bunda dan juga mendidik anak-anaknya Bunda! kamu yang hati-hati ya dan ingat kamu baru perdana masuk di kampus ini kamu harus menjaga sopan santun dan semuanya!" ucap Bunda Merlin kepada anaknya itu.
Telah lama kemudian Bunda Merlin meninggalkan Luna sendirian di kampus itu dan Luna pun berusaha untuk beradaptasi dengan lingkungan baru.
Ketika Luna masuk ke dalam kelas dan memperkenalkan dirinya dia melihat begitu banyak teman-teman baru yang menyambut dirinya.
Ketika itu Luna bersama dosen masuk ke dalam ruang kelas, dimana ruang kelas itu adalah akan menjadi ruang kelas di mana Luna belajar.
Luna pun memperkenalkan dirinya kepada teman-temannya.
"Assalamualaikum," ucap Luna kepada teman-teman barunya di depan kelas.
Teman-teman kelas Luna terlihat sangat baik dan juga menyambut kedatangan Luna yang membuat Luna semakin bahagia ketika melihat teman-temannya itu sangat menghargai dirinya.
Setelah melihat semuanya menyambut Luna sangat bahagia Luna pun memperkenalkan dirinya dengan sangat sopan.
"Perkenalkan nama saya Luna saya perpindahan dari kampus lain," ucap Luna memberitahu teman-temannya di depan kelas.
Setelah Luna selesai untuk memperkenalkan dirinya dosen pun mengarahkan Luna untuk duduk di samping seseorang yang belum dia kenal.
"Halo aku boleh kan duduk disini disamping kamu?" tanya Luna kepada seseorang yang belum dia kenal itu.
"Halo juga ya boleh dong kamu dulu ke sini saja ya lagian di bangku ini kosong kok dan disini aku cuman sendirian, jadi kamu boleh duduk di sini," ucap seseorang itu terlihat ramah kepada Luna.
Dia selalu saja tersenyum kepada Luna Luna merasa sangat senang ketika melihat seseorang itu, karena dia mempunyai sifat yang sangat baik dan ramah kepada Luna.
Ketika Luna duduk di samping temannya itu langsung saja teman barunya itu pun mengajak dirinya untuk perkenalan.
"Oh iya nama aku Gadis nama kamu Luna ya tadi aku dengar kamu mau perkenalkan diri didepan kelas," ujar teman barunya itu memperkenalkan dirinya kepada Luna.
Luna pun tersenyum manis kepada temannya itu.
"Iya nama aku Luna salam kenal ya, aku baru lo disini dan baru kemarin aku pindah rumah di daerah sini," ucap Luna kepada Gadis.
Gadis adalah mahasiswa yang sudah lama di kampus itu dan dia dikenal sangat baik dengan teman-teman.
bersambung
"Oh iya, semoga kamu betah ya kuliah di sini! di sini anaknya juga ramah-ramah," ujar Gadis kepada Luna.Gadis terlihat sangat baik kepada Luna dia selalu saja memberi tahu apapun yang Luna belum ketahui di kampus itu.Setelah mata kuliah berakhir tiba-tiba ada seorang lelaki yang menghampiri Luna di mejanya laki-laki itu bernama Syam, yang tiba-tiba datang menghampiri meja Luna dan ingin berkenalan kepada Luna."Halo Luna apakah aku bisa berkenalan dengan kamu? hehehe!" seru Syam terhadap Luna yang masih malu-malu untuk beradaptasi dengan lingkungan yang baru.Luna pun tersenyum dan sedikit malu ketika Syam bertanya seperti itu kepada dirinya."Loh kok malah senyum saja sih, gimana aku boleh berkenalan kalau tidak kan kamu mahasiswa baru di sini jadi kita harus berkenalan dan saling tahu, siapa sebenarnya kamu," ujar Syam kepada Luna."Iya boleh kok apa sih yang tidak boleh kan aku juga di sini baru saja menjadi mahasiswa jadi aku ha
Luna pun terkaget ketika tangan Gadis memukul bahunya dan juga dia tersadar bahwa dirinya sedang melihat seorang lelaki tampan yang duduk di kantin itu."Ya ampun aku tidak bermaksud untuk bengong hehehe," ujar Luna dengan nafas yang tidak beraturan."Kamu ini kenapa sih Apa sih yang kamu lihat kok tiba-tiba kamu diam seperti itu sudah jangan dipikir dulu! ini kamu mau makan apa di sini sudah ada semua menunya kamu tinggal pilih!" tegas Gadis kepada Luna.Akhirnya Luna pun memesan apa yang dia ingin makan.Setelah mereka memesan makanan akhirnya gadis pun mengajak Luna untuk duduk di meja dan menanyakan mengapa dirinya berdiam diri dan sempat melamun."Kamu ini kenapa sih? sinilah duduk sini dulu kita dulu di sini dan menunggu makanannya datang! aku mau tanya kamu kenapa sebenarnya tiba-tiba kamu diam seperti itu bikin aku jantungan saja!" seru gadis kepada Luna dengan bertanya sebenarnya apa yang terjadi kepada Luna."Hehehe tadi itu aku ti
"Oh Alhamdulillah kalau begitu biarkan dia istirahat dulu, nanti aku mau main sama dia Bunda!" seru Luna kepada Bunda Merlin mendengar Luna selalu saja berbagi cerita dengan anak gadisnya itu dan selalu ingin mengetahui bagaimana perkembangan dia di kampus barunya.Sementara itu Syam yang terkenal menjadi sahabat dari Brian itu belum pulang dari kampus.Ketika itu Brian dan juga Syam cerita dan duduk berdua di taman kampus."Aku mau tahu dong sebenarnya siapa sih anak baru di kelas kita! aku belum tahu dan tadi ingin aku melihatnya tapi sama sekali tidak sempat!" seru Brian kepada Syam."Oh itu namanya si Luna dia itu pindahan dari kampus apa gitu tadi dia bilang tapi aku lupa, memangnya kenapa sih tumben banget kamu nanyain siapa mahasiswa baru yang ada di kelas kita?" tanya Syam yang bingung dengan pertanyaan sahabatnya itu karena selama ini Brian sama sekali tidak memperdulikan siapapun yang ada di kelas dan juga selalu bersikap cuek."Ya
Akhirnya mereka pun makan bersama-sama satu keluarga dan mereka pun selalu saja berbahagia karena semua ketika berpindah merasakan hal kesenangan tersendiri di tempat yang baru."Ayah sebelum kita makan aku mau mengucapkan terima kasih banyak ya buat Ayah yang mau berkorban banyak untuk aku dan juga Lina," ujar Luna kepada Ayah Rian dengan memandang wajah Ayahnya itu.Luna tiba-tiba meneteskan air mata."Lah kok kamu menangis seperti itu sih? ada apa sih nak, kamu jangan seperti itulah nanti kalau kamu seperti itu mau buat Ayah menjadi bingung dan juga menjadi sedih," ucap Ayah Rian kepada Luna yang sedang meneteskan air mata di hadapannya."Ayah aku tidak perduli apa yang dikatakan orang tentang keluarga kita tapi aku merasa keluarga kita itu adalah keluarga yang harmonis yang selalu saja utuh dan selalu saja mendapatkan kebahagiaan," ucap Luna kepada Ayahnya itu.Dia merasa dirinya sangat bersalah telah banyak menuntut kepada Ayahnya.
"Ayah, Bunda Luna pamitan ya untuk pergi ke kampus," ujar Luna kepada Ayah dan Bundanya yang sedang duduk di meja makan."Ya sudah kalau begitu kamu hati-hati ya ingat belajar baik-baik dan jangan yang aneh-aneh diperbuat," ucap Bunda Merlin kepada anak gadisnya itu."Ya Bunda siap! aku tuh selalu ingat kok apa yang dikatakan Bunda dan aku tahu juga apa yang dikatakan oleh Bunda itu semuanya baik untuk aku kedepannya," ucapnya kepada Bunda Merlin dengan tersenyum bahagia di wajahnya.Akhirnya Luna pun pergi ke kampus sesampainya di kampusdia tidak sengaja bertemu dengan Brian ketika hendak masuk kelas.Luna tidak sengaja menabrak dan menjatuhkan buku yang dipegang oleh Brian."Prak,"Suara buku itu terjatuh di lantai."Ya ampun maaf ya aku tidak sengaja tadi kalau aku lihat kamu berjalan tadi pasti aku tidak akan menabrak kamu, maaf ya aku yang lalai tidak melihat kamu sedang berjalan di depanku," ujar Luna meminta maaf
"Ya ampun coba kamu lihat itu Brian juga belum mengerjakan tugasnya dan kamu lihat itu dosen memarahi dia sampai seperti itu terus gimana," ucap Gadis kepada Luna yang sedang ketakutan melihat Brian di depan kelas."Ya ampun aku udah tahu aku harus gimana ini, ya sudah kalau begitu aku juga mengangkat tangan ya mau gimana lagi orang aku juga tidak mengerjakan tugas!" ucap Luna dengan nada yang sangat lemas berpasrah diri untuk mendapatkan hukuman dari dosen.Akhirnya tidak lama kemudian Luna pun mengangkat tangannya dan bicara kepada dosennya."Saya Pak saya belum mengerjakan tugas karena saya belum terlalu mengerti bagaimana tugas yang kemarin itu," ucap Luna dengan sangat sopan kepada Bapak dosennya itu dan mengangkat tangannya."Ya sudah kalau begitu kamu harus maju kedepan sini bersama Brian! kalian ini memang tidak menghormati dosen ya! bukannya kamu mahasiswa baru tapi kenapa sudah membuat ulah!" tegas dosen itu kepada Luna dengan nada yang sangat
"Oh seperti itu ya, sebenarnya aku tidak mau bertanya sih tapi kan ya aku mau ngapain lagi di sini cuman dengan kamu jadi aku bertanya saja lah kenapa sebenarnya kamu mau pindahnya di kampus ini!" ucap Brian kepada Luna.Luna pun aku memandangi wajah Brian, dan wajah Brian sontak berubah menjadi merah karena ditatap oleh Luna."Biasa saja lah kenapa sih kok kamu takut banget ketika aku memandang wajahmu, oh iya, aku tahu dari teman-teman kalau kamu tuh orangnya sangat cuek, tapi kalau menurutku kamu tidak cuek kok," ucap Luna kepada Brian dengan senyum manis di wajahnya.Brian pun terdiam dan tidak berkata-kata apapun karena dia tidak ingin terlalu dekat dengan Luna."Kok kamu diam terus sih, berbicaralah supaya aku juga ada teman yang berbicara kalau cuman aku yang berbicara disangkanya aku orang gila lah," ucap Luna kepada Brian.Luna ingin sekali akrab kepada Brian karena dirinya tidak ingin mempunyai musuh ataupun orang yang tidak dikenal di kampus
Ketika di jalan hendak pergi ke kantin Brian pun berbicara sesuatu kepada Syam."Eh kamu tahu enggak sih tadi waktu di toilet aku melihat dengan jelas wajah mahasiswa baru itu!" tegas Brian kepada Syam."Ya terus memangnya kenapa kamu kayak tidak pernah melihat wanita saja sampai berbicara seperti itu kepadaku!" ucap Syam kepada Brian.Tiba-tiba Brian pun berhenti melangkah dan memegang pundak Syam.Brian memandang wajah Syam dan berkata lebih tegas kepada Syam."Kamu tahu kan aku seperti apa orangnya? kamu menyangka tidak sih, kalau aku bisa memandangi dia dengan dekat, waktu di hukum tadi!" seru Brian kepada Syam."eh, apaan sih kamu kok megang pundak aku seperti itu santai sajalah kenapa sih memangnya kalau kamu seperti itu, kan aku juga lebih senang soalnya kamu kelihatan seperti orang yang sangat cuek dan tidak mau bercampur dengan perempuan jadi ya biasa saja sih menurutku kalau kamu bisa memandang wajah mahasiswa baru
"Sudah lah ya soalnya sedikit lagi dosen kita akan masuk kamu tidak boleh bersedih seperti itu," ucap Gadis yang masih terus mengerti Luna tersenyum ketika mendengarkan perkataan Gadis.Selang 2 jam kemudian ketika telah menyelesaikan kegiatan kampusnya tiba-tiba ketika dia ingin pergi ke kantin bersama Gadis karena datang menghampiri Luna untuk mencaci-maki Luna di hadapan teman-temannya.Karina pun langsung saja masuk ke dalam kelas ketika dosen keluar dari kelas Luna dan juga Brian."Ohh kamu ya yang ngerebut pacar aku! Kamu kira kamu itu cantikn jangan seenaknya saja ya mengambil punya orang!" ucap Karina dengan sangat kasar dengan menunjuk wajah Luna yang sedang duduk dihadapannya.Emosi Luna yang memuncak ketika melihat perilaku Karina yang marah besar kepada dirinya akan tetapi Gadis tak tinggal diam saja dan mendekati Luna agar Luna tidak terlalu takut dan tidak terlalu merasa sendirian."Ada aku disini kamu jangan takut aku tid
Luna sangat heran mendengarkan perkataan dari Brian, tingkah laku Brian seakan-akan dirinya tak pernah punya salah.Sebenarnya ada apa dengan Brian Luna pun tak tahu."Kenapa sih kamu tidak merasa kalau kamu itu salah apakah telah melupakan semuanya kejadian yang tadi malam?" tanya Luna dengan sangat kecewa kepada Brian.Brian membahas apa yang sudah terjadi."Kamu kenapa marah-marah terus sudahlah marah-marah nya, kita bicarakan itu hanya berdua jangan kamu melibatkan orang lain dalam permasalahan kita!" Tegas Brian memberitahu Luna agar tidak memberitahu orang lain tentang masalah mereka.Luna yang mendengarkan hal itu pun langsung saja bertambah marah karena menurut Luna dirinya juga berhak bahagia akan tetapi Brian selalu saja menyuruhnya untuk berdiam diri dan tak berkata sama kepada siapapun."Brian, aku ini seorang perempuan aku lemah aku hanya manusia biasa aku juga membutuhkan teman untuk bercerita cara untuk menceritakan sebu
"Sebenarnya aku tidak mau jujur kepadamu, tapi aku mau menceritakan semuanya kepadamu," ucap Luna yaang tiba-tiba ingin berbicara kepada Gadis dan mengungkapkan semua perasaannya dan menceritakan keadaan hati dan juga pikirannya kepada Gadis."Ya iyalah apa gunanya aku ada di sini dan menjadi teman kamu, kalau aku tidak bisa mendengarkan semua keluh kesahmu!" tegas Gadis yang mencoba untuk memancing Luna agar Luna berbicara kepadanya karena Gadis tidak ingin melihat Luna sangat murung dan tidak bisa berkata apapun dan sangat terlihat tidak berdaya di hadapan Gadis."Sebenarnya aku mempunyai masalah dengan Brian dan itu menyakitkan sekali aku tak tahu lagi mau berbicara apa tentang dirinya, sungguh aku kesakitan dengan perlakuannya," ujar Luna yang sangat sedih dan menatap dengan tatapan yang kosong."Ketika melihat hal itu dihadapannya Gadis pun merasa sangat tersentuh hatinya karena Luna tak biasanya mempunyai sikap dan sifat seperti orang yang sangat sedih sep
"Ayah cepat sembuh ya Ayah pokoknya tidak boleh memikirkan apapun yang sangat berat ya Ayah," ujar Luna dengan menasehati Ayah Rian karena Luna sangat menginginkan agar Ayahnya sehat kembali seperti dulu lagi dan Ayahnya pun tersenyum manis kepada Luna.Akan tetapi tiba-tiba ayah Rian bertanya kepada Luna tentang Brian."Ayah mau bertanya kepadamu tentang Brian, apakah kamu dekat dengan dia kamu jawab saja dengan yang sebenarnya karena Ayah ingin sekali kamu jujur kepada Ayah," Tegas Ayah Rian dengan menatap wajah Luna.Ketika mendengarkan perkataan dari Ayahnya Luna pun kaget dan bingung hendak berbicara apa kepada Ayahnya dia merasa tertekan dan takut untuk membicara yang sesungguhnya kepada Ayah Rian."Ada apa ya? kok ayah berbicara seperti itu tidak seperti biasanya Ayah menanyakan tentang hal itu kepada aku, memangnya ada apa sih Ayah?" tanya Luna dengan sangat penasaran menatap wajah Ayahnya akan tetapi Ayahnya tak membicarakan apapun kepada d
Luna masih saja bersedih karena memikirkan apa yang dilakukan oleh Brian kepadanya ketika itu dia tak bisa berkata apapun dan selalu saja berbaring bahkan semangat untuk kuliah pun tidak ada.Akan tetapi tiba-tiba ponsel Luna pun berbunyi dan akhirnya Luna pun meraih ponselnya di atas meja."Siapa sih yang menelepon aku jam begini rasanya aku males banget deh mengangkatnya! Tapi gimana lagi aku takutnya ada keperluan kampus," ujar Luna dengan sangat pelan dan meraih ponselnya yang di atas meja.Luna pun melihat siapa yang menelponnya dan ternyata yang menelponnya adalah Gadis yang merupakan sahabat terbaiknya.Luna mengangkat telepon Gadis dan berbicara kepadanya."Iya halo... Ada apa sih Gadis tumben banget kamu jam segini menelepon aku ada apa sih?l tanya Luna dengan nada yang sangat datar.Ketika mendengarkan perkataan dari teman itu Gadis penuh rasa sangat heran dan bertanya kepada Luna."Kamu kenapa sih sensi banget seperti
Lagi-lagi Luna merasakan hal yang sangat kecewa dirinya telah mempercayai Brian sangat dalam akan tetapi Brian tak menghiraukan ketulusannya.Luna sekarang tak berarah dirinya masih saja membayangkan bahwa Brian setia kepadanya."Ya ampun aku sedih banget begini sih sudah mau tengah malam aku ingin cerita kepada Gadis tapi aku takut kalau dia menertawakan aku dengan apa yang aku rasakan sekarang," ujar Luna dengan sangat pelan dirinya takut jika Gadis tak menghiraukan dirinya jika dirinya terlalu jadi budak cinta.Luna terus-menerus menangis membayangkan semua yang terjadi pada percintaannya bersama Brian akan tetapi berbeda dengan Brian yang selalu saja merasa bodo amat dengan apa yang terjadi pada Luna.ketika itu Brian langsung saja menemui Syam yang menjadi sahabat terbaiknya itu."Enaknya kayak gini aku langsung ke rumah Syam saja, aku mau menceritakan semuanya kalau aku pendam sendiri aku malah jadi pusing lebih baik aku pergi bertemu Syam sa
"Apa kurangnya aku kenapa sampai kamu berpacaran juga dengannya," ujar Luna dengan mata yang memerah dan emosi."Kalian berdua sama-sama cantik! aku tidak bisa untuk memilih salah satu dari kalian berdua jadi tolong mengerti! Aku tidak bisa memilih antara kamu atau dia," ucap Syam menjelaskan kepada Luna.Akan tetapi Brian tak merasa dirinya melakukan kesalahan dan tak bisa meninggalkan salah satu dari mereka berdua.Luna langsung saja merasa sangat terpukul karena perasaan yang pernah dimainkan oleh lelaki idamannya."Aku tanya kepadamu, apa kurangnya aku, aku telah mempercayaimu dengan sangat dalam tetapi kenapa kamu masih saja berani untuk membohongi aku menyanjungmu di hadapan Ayah dan juga Bunda dan apa yang apakah ini yang kamu berikan kepadaku! "Tegas Luna dengan sangat marah dan kecewa kepada Brian dan menatap wajah Brian dengan sangat penuh kemarahan.Brian yang melihat kemarahan Luna pun tampak biasa saja karena dirinya masih mempun
Akhirnya Luna yang melihat sebuah cafe dirinya pun langsung saja turun dan melihat menu makanan di cafe tersebut.Akan tetapi ketika datang di kafe tersebut dan ia mendapati mobil Brian yang terparkir di depan cafe tersebut."Loh, kayaknya aku tahu deh ini mobil Brian! Tapi kok dia di sini ya dan dia tidak mengabari aku sedikitpun memangnya dia bertemu siapa sih dan apa kenapa dia harus di cafe," batin Luna yang mulai penasaran karena dia telah melihat mobil yang terparkir di depan cafe di mana dia ingin membeli makanan untuknya.tanpa basa-basi Luna pun langsung saja masuk ke dalam Cafe dan memastikan sebenarnya Brian datang bersama siapa ke tempat cafe tersebut.Ketika masuk ke dalam Cafe Luna pun melihat Brian bersama Karina yang sangat terlihat bermesraan di hadapan Luna tak kuasa Luna melihat hal itu.Luna pun langsung saja meneteskan air mata dan tak bisa berkata-kata apapun."Ini yang sedangaku lihat benar atau tidak soalnya aku
"Ya sudahlah kalau begitu aku mau bersiap-siap dulu dan mengganti pakaianku untuk bertemu dengan kamu, oke aku share lokasi aku sekarang," ujar Karina kepada Brian.Mereka berbuat janji ingin bertemu lagi karena Karina telah mengatakan bahwa dirinya sangat rindu kepada Brian.Brian pun mematikan teleponnya dan bersiap-siap untuk menjemput Karina."Aduh capek juga ya mempunyai dua wanita yang satu ingin ketemu dan yang satunya juga selalu mau dimanja," ucap Brian dengan menyombongkan dirinya bahwa dirinya mempunyai dua orang wanita sekaligus.Ketika Brian sedang bersiap-siap sementara itu Luna pun juga bersiap-siap akan keluar dari dan mencari makan karena dirinya merasa sangat lapar."Ya ampun jam segini tidak biasanya juga aku laper banget gila kira-kira sudah tidur atau belum, tapi kalau aku membangunkan dia pasti aku dimarah oleh Bunda, ya sudahlah aku pergi sendiri saja naik motor hanya mencari makanan juga," ucap Luna dengan sangat pelan