"Siapa kau?" tanya Rinjani kepada sosok tinggi besar yang berjubah hitam panjang, yang menghalangi jalannya. "Hahaha ... aku ini Duyao Mo Kui, yang akan mencabut nyawamu, Dewi Racun!' seru Mo Kui ini dengan suara dingin yang tanpa perasaan. Rinjani merasa tidak pernah ada urusan dengan sosok berjubah hitam ini baik di masa lalu ataupun di masa sekarang. Jadi, kenapa makhluk satu ini begitu membencinya, bahkan hendak membunuhnya? "Aku tidak pernah bertemu denganmu! Apa alasanmu ingin membunuhku?" tanya Rinjani. "Kami mengincar Pendekar Naga Biru! Kalau kamu tewas, Pendekar Naga Biru akan melemah karena kematianmu!" sahut Duyao Mo Kui. 'Ternyata ada hubungannya dengan Kanda Candaka. Banyak sekali musuhmu, Kanda? Bahkan sekarang mereka telah berani mengusik orang-orang di sekitar Kanda Candaka. Aku khawatir dengan Mahesa dan Kak Zhian, semoga merekaa baik-baik saja!" batin Rinjani. Cuih! Rinjani meludah dengan rasa kesal terhadap sosok Duyao Mo Kui ini. "Kenapa kalian mengincar
"Bangs*t kau, Dewi Racun! Ada berapa racun yang kamu keluarkan? Tidak salah kalau kamu dijuluki Dewi Racun! Kekuatan racunmu sangat hebat, tapi tetap tidak bisa mengalahkanku!" seru Duyao Mo Kui. Duyao Mo Kui masih penuh percaya diri untuk menghadapi Rinjani, walaupun dia tahu betapa hebatnya racun teratai merah apabila sudah bersarang di dalam tubuh. Racun ini akan menyerang jantung dan menghancurkannya secara perlahan dan menyakitkan. Bahkan tubuh akan meledak tanpa bersisa begitu racun teratai merah memasuki jantung dan memacu jantung berdegub lebih kencang daripada biasanya, yang menyebabkan kekacaua di seluruh tubuh dan menghancurkan tubuh dari dalam. "Siapa sebenarnya kalian ini? Kenapa kalian mengincar Kamandaria?" tanya Rinjani. "Tidak perlu tahu siapa kami sebenarnya! Kami menginginkan Kamandaria dan akan mengubah negeri ini menjadi Kerajaan Kui yang dipimpin oleh Sheng Kui. "Sheng Kui? Sepertinya aku pernah mendengar nama ini, tapi di mana ya?" tanya Rinjani. "Sudah saa
Candaka sangat menikmati keramaian di Kota Pendekar yang terdapat di Distrik Pendekar, Lembah Naga."Apa Menara Seribu Naga Langit masih sama seperti dahulu atau tidak ya? Kemana perginya Immortal Wu Tian ini?" gumam Candaka dalam hati.Menara Seribu Naga Langit masih tampak kokoh dan menjulang tinggi ke atas langit, saat Candaka tiba di sana."Indah sekali menara ini! Apa kamu tahu siapa yang membangun Menara Seribu Naga Langit ini?" tanya seseorang bertubuh tinggi besar dan berpakaian jubah hitam, yang tiba-tiba berada di samping dirinya tanpa diketahuinya."Aku tidak tahu!" jawab Candaka berpura-pura. Dia sekarang harus berhati-hati terhadap sosok asing, apalagi yang aneh seperti sosok asing yang tiba-tiba sudag berdiri di sampingnya ini.Pria bertubuh tinggi besar, The Mo Kui tidak mempercayai semua ucapan Candaka."Aku akan jelaskan padamu, sebelum aku membunuhmu, Pendekar Naga Biru!' seru The Mo Kui."Membunuhku? Untuk apa kamu membunuhku? Aku juga tidaak kenal padamu!" sahut Ca
"Aku tidak akan menyerah padamu, Pendekar Naga Biru!" sahut The Mo Kui yang sebenarnya sudah menderita kekalahan telak dari Candaka. Candaka hanya geleng-geleng kepala saja melihat The Mo Kui yang tetap tidak mengakui kekalahannya. Ssst ... Candaka! Suara yang tidak asing lagi terdengar oleh Candaka sedang memanggilnya dari arah belakangnya. Sontak Candaka berpaling ke sumber suara yang memang sedang dicarinya ini. "Immortal Wu! ternyata kamu sedang berada di Distrik Pendekar ini!" seru Candaka. "Hahaha! Aku sedang mengunjungi Menara Seribu Naga Langit! Kalau tidak diurus, menara ini bisa menjadi menara hantu nantinya!" sahut pria yang tampak gagah dan memancarkan aura energi yang sangat besar di sekelilingnya. The Mo Kui yang merasa tidak dipedulikan oleh Candaka setelah kemunculan Immortal Wu menjadi kesal terhadap Immortal ini. "Siapa kamu? Jangan ikut campur dengan urusanku dengan Pendekar Naga Biru kalau masih ingin hidup!" seru The Mo Kui. "Kamu bukanlah lawanku, Mo K
Naga Pertama merupakan naga yang sangat langka yang baru pertama kali dilihat oleh Candaka di Alam Naga Langit Tingkat Seratus ini. Sosok naga yang berwarna agak kecoklatan ini memiliki sisik yang tampak mengkilap diterpa sinar matahari.Alam yang sangat indah melebihi alam di dunia nyata. Candaka terkagum-kagum melihat rimbunnya pepohonan yang sejuk, air terjun yang terhampar di depannya dengan sungai jernih di dasar lembah yang penuh tanaman bunga dan buah-buahan.Naga Pertama tampak berdiri dengan gagah di lapangan rumput yang hijau dengan pepohonan di sisi kiri dan kanan lapangan rumput ini.Naga ini memiliki sayap yang lebar tapi memiliki tubuh yang panjang. Candaka menjadi kurang yakin bisa mengalahkan naga yang hebat ini tapi Pendekar Naga Biru ini kembali optimis mengingat dia pernah berhadapan dengan Naga Drago dan memenangkan pertarungan dengan naga ini."Bagaimana caramu menaklukan Naga Pertama ini sehingga dia bisa berada di Menara Seribu Naga Langit ini, Immortal Wu?" tan
Baru berjalan beberapa langkah, sebuah bayangan melesat dan berhenti tepatdi hadapannya."Duyao Mo Kui! Kenapa kamu kembali lagi?" tanya Rinjani begitu melihat sosok jelas pria tinggi besar yang menghadang jalannya ini."Cuih! Duyao Mo Kui memang sampah tidak berguna! Ciptan Sheng Kui ini sangat lemah dan berperasaan, padahal Sheng Kui menjamin kalau Duyao Mo Kui akan sekejam dirinya. Baru mendengar dirimu hamil, dia berusaha menekan kehadiranku dan memilih pergi daripada membunuhmu! Aku ingin melihat kemampuan maksimalmu menjelang ambang kematian, tapi Duyao Mo Kui mengacaukan segalanya!"Rinjani tentu saja keheranan mendengar Duyao Mo Kui bicara sendiri dan menghina dirinya sendiri."Duyao Mo Kui! Apa yang telah terjadi pada dirimu?" tanya Rinjani.Tidak ada jawaban dari Duyao Mo Kui. Hanya saja terjadi perubahan fisik dari Duyao Mo Kui. Setelah terlihat siapa yang berada di balik tubuh Duyao Mo Kui, Rinjani terkejut setengah mati."Kamu ... Pendekar Iblis Racun?" tanya Rinjani yang
Sisi Selatan Benua Terlarang selalu dilanda panas yang luar biasa dibandingkan benua-benua lainnya di Bumi Karimun. Tidak ada yang tahu sebabnya kenapa sisi selatan Forbidden Continent ini selalu mengalami musim panas dengan matahati yang menyengat, sedangkan sisi utaranya selalu dingin dengan es dan badai saljunya.Khan Agung sudah memimpin wilayah yang sering disebut sebagai Dessert Lander, karena sebagian besar adalah padang gurun yang luas ini sejak lama. Panas yang berkepanjangan membuat terbentuknya padang gurun.Tidak ada yang tahu pasti sudah berapa lama Khan Agung memimpin wilayah selatan ini. Mungkin sudah ribuan tahun lamanya, karena Khan Agung disebut-sebut berasal dari Dunia Atas yang penuh dengan Dewa dan Immortal yang bisa hidup abadi.Tapi uniknya sebagian kecil wilayah ini adalah wilayah yang sejuk dan indah dengan pepohonan yang hijau.Sebagian besar penduduk di bawah kepemimpinan Khan Agung menempati wilayah yang disebut Nirvana Paradise oleh mereka. Sumber air tanp
# Desa Kabut Hitam dan Perguruan Tapak Naga # "Kanda ... apa kamu baik-baik saja?" tanya Rinjani yang berhasil menyusul Candaka ke Distrik Pendekar."Aku baik-baik saja, Adinda Rin! Hanya belajar ilmu Pedang Elder Dewa dan menemukan Kitab untuk melawan Sheng Kui apabila musim dingin panjang melanda Kamandaria!" sahut Candaka.Setelah berhasil membuat Pendekar Iblis Racun tunduk dan mematuhi perintahnya, Rinjani bergegas pergi menemui Candaka. Terlalu banyak masalah yang akan melanda Kerajaan Kamandaria sehingga dia memutuskan akan memprioritaskan kemunculan Naga Hitam terlebih dahulu daripada musuh lainnya.Pendekar Iblis Racun yang sangat tergantung dengan penawar dari Rinjani, memutuskan bersumpah setia akan membantu setiap kesulitan dari Dewi Racun ini apabila bantuannya dibutuhkan oleh Rinjani.Rinjani dan Candaka saat ini berada di Paviliun Lotus untuk menjadi tamu kehormatan dari Elder Hai Long."Wah! Beruntung sekali kamu, Kanda!" seru Rinjani yang turut senang kalau Candak