Share

Bab 213

Author: Lara Aksara
last update Last Updated: 2025-02-17 06:50:44

“Aku butuh waktu untuk mengurus transfer kuliah Ratih ke Columbia and Cornell University. Setelah itu baru aku bisa bekerja dengan tenang di New York,” kata Katon.

“Berapa lama?” tanya Satria datar-datar saja. Katon menoleh ke arah sang istri dan memintanya untuk menjawab.

“Pengumpulan transkrip, surat rekomendasi bisa membutuhkan satu sampai dua bulan, Papa. Barulah bisa diajukan secara online dan itu hanya utuh waktu beberapa minggu. Tetapi, peninjauan aplikasinya paling cepat masih di kisaran bulan,” jawab Ratih.

“Dan kalian belum memulai proses ini?” tanya Satria mulai terdengar tidak suka.

“Sudah. Tetap saja masih membutuhkan beberapa bulan,” Katon yang menggantikan Ratih untuk menjawab.

Satria mengangguk tanpa melihat ke arah putera sulungnya. Katon menatap wajah keras ayahnya, pria yang berubah sikap padanya selepas masa remaja. Katon mengerti, ayahnya mendidik untuk ini. Kehidupan bisnis mereka yang keras dan penuh tantangan.

“Tria, mereka belum sempat berbulan madu, l
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • PLAYBOY KENA BATUNYA   Bab 214

    Proses perpindahan kuliah Ratih, nyaris menghabiskan waktu satu semester. Selama itu, Ratih tetap berkuliah seperti biasa. Selama rentang waktu berjalan, setiap kali ia mengirim email ke bagian administrasi kampus barunya, rasa cemas tak kunjung pergi. Bagaimana jika semua ini sia-sia? Jika mereka menolaknya di detik terakhir? Setiap keputusan tergantung pada sistem yang terasa lambat dan penuh birokrasi. Tetapi Ratih tahu, ia tak punya pilihan selain melaluinya. Sekarang mereka tinggal di Paris dan beberapa kali Katon akan meninggalkan Ratih untuk berbisnis ke New York. Paris, kota cinta dan impian yang telah ditinggalinya selama dua tahun. Tetapi bagi Ratih sekarang, gedung-gedung indah dan jalanan penuh lampu tidak lagi terasa memesona saat Katon tidak di sisinya. Ketika ia melintasi Pont des Arts dan menatap Seine yang berkilauan di bawahnya, selalu ada ruang kosong yang tak dapat lagi diisi hanya dengan keindahan kota ini. Setiap kali Katon mengabari bahwa dia akan pergi lagi, p

    Last Updated : 2025-02-17
  • PLAYBOY KENA BATUNYA   Bab 215

    “Everest?!!” Ratih memekik kecil ketika malam harinya Katon memberitahu kalau ia berencana mengajaknya mendaki Everest. “Bukan mendaki hingga puncaknya, Neng. Kalau seperti itu setidaknya kita perlu persiapan berbulan-bulan untuk berlatih dan mempelajari segala situasi atau kondisi di alam ekstrem yang mungkin kita hadapi,” kata Katon seolah paham dengan keterkejutan istrinya. “Lalu?” “Hanya jalan-jalan santai dari Kathmandu menuju ke EBC Nepal.” “EBC?” tanya Ratih bingung. Katon mengangguk. “Everest Base Camp yang ada di selatan, masuk area Nepal. Kalau yang timur ada EBC Tibet. Tetapi aku memilih untuk masuk lewat Nepal saja. Jalan-jalan santai, Neng. Kita bisa menginap di Everest View Hotel di dekat Puncak Namche Bazaar. Rute trekking tersingkat, kok. Cuma sampai Namche Bazaar aja. Namche Bazaar dapat dicapai dengan trekking 2 hari dari Lukla. Lukla sendiri dapat dicapai dengan pesawat dari Kathmandu selama 45 menit,” jelas Katon. Ratih terdiam. Ia tidak habis pikir, harapann

    Last Updated : 2025-02-17
  • PLAYBOY KENA BATUNYA   Bab 216

    Sebagai seorang pendaki pemula, tiba di Desa Namche Bazaar pada senja hari adalah pengalaman baru yang luar biasa bagi Ratih. Di tengah napasnya yang ngos-ngosan karena jalur menanjak yang dilaluinya, ia mendongak ke cakrawala dan menatap penuh kekaguman. Saat ia mendekati desa ini, Ratih disambut oleh pemandangan luar biasa dari pegunungan Himalaya yang menjulang tinggi di sekelilingnya. Cahaya senja yang lembut memantulkan warna oranye yang biasa, tetapi yang unik, di sini cahaya sendaja sedikit memercikan semburat merah muda di puncak-puncak bersalju, Ratih sampai harus berhenti sejenak untuk menyadari semburat pink itu dan memperkirakan apa yang menyebabkan demikian. “Gletser, Neng,” bisik Katon lembut ke telinganya. “Sinar matahari yang terkena gugusan gletser jadi memantulkan warna itu.” “Maas, itu indah banget! Kiyut, tahuu,” desis Ratih tergemas-gemas. “Aku tahu. Makanya aku menghitung waktu agar kita tiba di sini saat senja. Supaya kamu bisa melihatnya,” ujar Katon. Rati

    Last Updated : 2025-02-18
  • PLAYBOY KENA BATUNYA   Bab 217

    Katon tidak ingin memaksakan stamina Ratih dengan cepat-cepat membawanya naik ke EBC Nepal di ketinggian lebih dari 5000 meter dari permukaan laut. Ada proses aklimatisasi atau kemampuan organisme untuk beradaptasi dengan lingkungan yang jauh berbeda. Pada manusia, ini melibatkan perubahan dalam sistem pernapasan, kardiovaskular, dan termoregulasi. Ketika manusia berada di daerah yang tinggi tidak pernah mereka alami, mereka akan mengalami penurunan tekanan oksigen. Untuk mengatasi hal itu, tubuh akan merespon dengan meningkatkan produksi sel darah merah untuk mengangkut lebih banyak oksigen ke jaringan tubuh. Selain itu, pernapasan dan denyut jantung juga akan meningkat untuk mengimbangi penurunan ketersediaan oksigen. Singkatnya, Katon membiarkan Ratih terbiasa dengan perubahan tekanan atau suhu saat berpindah dari dataran rendah ke dataran yang lebih tinggi secara perlahan-lahan, agar menghindari resiko terpapar Altitude Sickness atau penyakit ketinggian. Sejatinya, untuk me

    Last Updated : 2025-02-18
  • PLAYBOY KENA BATUNYA   Bab 218

    Ratih melepaskan pelukannya di lengan Katon, berdiri tegak dan menatap Fey dengan tatapan tajam. Ini adalah kesempatan bagi Ratih untuk menunjukkan bahwa dia bukan wanita yang bisa diremehkan begitu saja. Dia adalah pemenang sesungguhnya, Nyonya Anindito. Ada nama baik keluarga yang dibawanya. Ia harus bersikap elegan. Ratih melipat tangannya dan mendongak ke arah Fey yang jauh lebih tinggi darinya. “Aku tidak tahu Katon punya ‘cabang’ di Everest,” jawab Ratih dengan senyum yang tidak sampai ke matanya. “Tapi satu hal yang pasti, Fey. Katon tidur di kamar kami, dan hanya aku yang di sebelahnya.” Ucapannya pelan, namun sarat dengan makna. Katon tersadar dari keterkejutannya, langsung menarik lengan Ratih lebih dekat. “Fey, cukup,” katanya tegas, wajahnya mulai menunjukkan ketidaknyamanan. Fey tertawa kecil, menutup mulut dengan tangannya seakan menertawakan drama yang terjadi di depan matanya. “Santai saja, Ton. Aku cuma bercanda,” katanya, tak tampak merasa bersalah sama sekali.

    Last Updated : 2025-02-18
  • PLAYBOY KENA BATUNYA   bab 219

    Ratih yang berjalan duluan, membuka pintu kamar dengan kunci manual lalu masuk sambil membiarkan pintu tetap terbuka. Wajahnya ditekuk sepuluh saat melangkah masuk. Sebaliknya, Katon melangkah masuk dengan senyum tersembunyi, menutup perlahan pintu, sudah siap jika Ratih akan menghajarnya lagi. Ternyata ketika balik badan, Katon hanya melihat Ratih menjauh sambil melepas jaket tebalnya dan bergerak naik ke tempat tidur. Katon menghela napas sedikit kecewa. Ia berjalan menjauhi pintu dan mendekat ke ruang tengah tempat ranjang mereka berada. “Sudah makan, Neng?” tanyanya lembut sambil melepas jaketnya juga dan meletakkan terlipat rapi di sebelah jaket Ratih. Sang istri mendengus sekalan membuang muka. “Nungguin kamu? Asam lambung yang ada!” jawab Ratih judes. “Iya, sih ....” Katon berkata perlahan. “Kenapa gak minta masuk? Kenapa malah hang out sama orang-orang ga jelas?!” tanya Ratih masih dengan kejudesan yang sama levelnya. Katon menatap heran. “Kamu melarangku masuk, Neng. Ak

    Last Updated : 2025-02-19
  • PLAYBOY KENA BATUNYA   Bab 220

    Pagi itu, sinar matahari menyelinap melalui celah-celah tirai tipis jendela hotel membangunkan Katon dari tidur lelapnya. Ia masih memeluk Ratih yang meringkuk kedinginan. Ia berbaring sejenak, berusaha beradaptasi dengan suhu dingin yang melingkupi Namche Bazaar di ketinggian lebih dari 3.400 meter di atas permukaan air laut. Perlahan ia melepaskan Ratih dan berbalik. Melihat Ratih masih terlelap, Katon bangkit dari tempat tidur dengan hati-hati dan menutupkan selimut rapat-rapat ke tubuh istrinya. Setelah mengenakan jaket tebalnya, Katon membuka tirai dan memandang keluar jendela. Namche Bazaar terlihat tenang pagi itu, deretan bangunan berwarna cerah tersebar di lereng gunung yang curam, dan para pendaki serta penduduk lokal mulai memenuhi jalanan menuju pasar. Hari ini adalah Sabtu, hari di mana pasar besar Namche Bazaar digelar, menarik para pedagang dari seluruh penjuru Khumbu. “Pagi.” Suara Ratih memecah keheningan. Dia terbangun dan menatap ke arah Katon. Sudah tidak ada je

    Last Updated : 2025-02-19
  • PLAYBOY KENA BATUNYA   Bab 221

    Katon, Morgan, Rosalind, dan Ratih melangkah dengan cepat meninggalkan hotel yang sudah menjadi medan perang. Mereka tahu betul, meskipun tentara Tibet telah mundur, situasinya masih sangat genting. Angin dingin dari puncak gunung menyapu wajah mereka saat mereka berjalan melewati jalan-jalan sempit Namche Bazaar yang dipenuhi turis dan pedagang, tak menyadari bahaya yang baru saja terjadi di hotel itu. Berusaha membaur dengan rombongan pendaki baru yang sengaja melanjutkan perjalanan demi menghindari bentrok internal di sekitar Hotel Everest View. “Berapa lama sampai kita mencapai jalur pendakian ke EBC?” tanya Ratih, masih terdengar gemetar meskipun dia berusaha menyembunyikannya. Gemetar yang disebabkan bukan karena gempuran dingin, tetapi juga rasa shock telah bentrok dengan tentara suatu negara. Morgan menatap peta di tangannya. “Sekitar satu jam, jika kita bergerak cepat. Namun dengan tentara Tibet yang mungkin masih mengawasi, kita harus mengambil jalur alternatif.” Katon

    Last Updated : 2025-02-19

Latest chapter

  • PLAYBOY KENA BATUNYA   Bab 244

    Acara pertunangan malam itu berlangsung meriah, penuh kehangatan dan kemewahan. Alunan musik jazz yang dimainkan secara live mengiringi setiap percakapan dan tawa yang bergaung di sepanjang taman villa. Di tengah-tengah taman, Rosalind dan Morgan berdiri sebagai pusat perhatian. Mereka berdua tampak bahagia. Bersama menyambut tamu-tamu yang datang dari berbagai belahan dunia. Saling memperkenalkan anggota keluarga, dan sesekali berbagi canda bersama para tamu yang mendekati mereka. Sebuah panggung kecil dengan latar belakang laut dan langit yang berhiaskan bintang menambah kesan romantis malam itu. Di atas panggung, band jazz memainkan lagu-lagu klasik yang mengiringi tamu-tamu saat mereka berdansa di lantai dansa yang dibentuk dari marmer putih berkilau. Para pelayan dengan seragam hitam-putih elegan bergerak luwes membawa nampan-nampan berisi minuman anggur terbaik, koktail tropis, dan mocktail segar untuk dinikmati oleh tamu. Hidangan yang disajikan sangat bervariasi, mulai d

  • PLAYBOY KENA BATUNYA   Bab 243

    Suasana berbeda tampak di sebuah villa megah di Riviera Maya yang berdiri anggun di atas tebing, langsung menghadap Laut Karibia. Dikelilingi oleh pohon-pohon palem tinggi dan taman tropis yang rimbun, villa bergaya arsitektur kolonial modern dengan dinding putih bertekstur, pilar-pilar marmer, dan balkon-balkon melengkung yang langsung menghadap pemandangan laut tak terbatas. Tambahan tampak mencolok dengan lampu-lampu pesta, untaian bunga dan hiasan khas sebuah pertunangan mewah, dilengkapi dengan karpet merah yang menyambut setiap tamu yang hadir. Katon, yang belakangan ini sibuk dengan tanggung jawabnya di New York, tidak ikut mengurus pesta pertunangan adik dan sahabatnya dan hanya hadir bersama Ratih sebagai tamu undangan. Ia baru saja turun dari limousine, mengancingkan jas sambil mengedarkan pandangan ke atas, tempat villa menjulang dengan indah, sesaat kemudian, ia ulurkan tangan ke arah limousine yang terbuka dan membimbing sang istri keluar dari sana. Bersama, dalam ke

  • PLAYBOY KENA BATUNYA   Bab 242

    Ratih menelengkan kepala, balas menatap suaminya, “Tujuan orang menikah memang biasanya untuk memiliki keturunan, Mas. Kecuali dari awal sudah bersepakat untuk child free.” Wanita itu diam sejenak untuk mengenali ekspresi suaminya. Saat Katon juga diam, Ratih melanjutkan kalimatnya. “Aku, tidak mau hamil selama ini karena enggan kuliah dengan perut besar. Aktifitas kampus tidak cocok untukku yang berbadan dua walau untuk sebagian orang lain mungkin tidak masalah. Sekarang, saat tidak ada lagi tuntutan kuliah, aku siap saja jika harus hamil. Mas Katon tidak ingin memiliki anak?” “Bagaimana kalau anak kita membawa genku, Ratih?” tanya Katon galau. Ratih menatap wajah suaminya yang tampan, jarang sekali wajah ini terlihat kalut. Tetapi sekarang Ratih melihat, Katon juga bisa rapuh. Ia merengkuh wajah suaminya, memberikan senyum paling tulus untuk menguatkan. “Maka anak kita akan seperti papanya. Kuat, ganteng, dan mampu menghadapi apapun.” Katon mendesah sebal, memutar matanya ke at

  • PLAYBOY KENA BATUNYA   Bab 241

    Columbia University of New York sedang menunjukkan kesibukan luar biasa. Saat ini mereka sedang dalam masa Commencement week. Yaitu, minggu-minggu menjelang wisuda dilangsungkan. Upacara wisuda di Columbia University berlangsung dengan berbagai acara selama Commencement Week. Dimulai dengan setiap sekolah di bawah Columbia university menyelenggarakan upacara Class Day masing-masing, di mana nama setiap lulusan dipanggil, memberi kesempatan untuk momen yang lebih personal. Beberapa acara lain juga diselenggarakan, seperti Baccalaureate Service—upacara lintas agama yang melibatkan musik, doa, dan refleksi multikultural untuk merayakan pencapaian lulusan sarjana dari Columbia College dan Barnard College, serta sekolah-sekolah lainnya di bidang teknik dan sains. Tradisi unik lainnya adalah penyanyian lagu Alma Mater Columbia oleh seluruh komunitas, sebagai simbol kebersamaan dan perpisahan. Columbia juga memberikan University Medals for Excellence kepada individu yang berprestasi dan m

  • PLAYBOY KENA BATUNYA   Bab 240

    Sebagai bisnis fashion yang menyasar level menengah ke bawah, Starlight Threads berlokasi strategis di Harlem, 214 West 125th Street, Suite 2A. Ke sanalah Katon membawa istrinya. Pagi Sabtu yang cerah menyelimuti Harlem. Matahari menyorot dari celah-celah gedung perkantoran yang sederhana tetapi berkarakter di kawasan ini. Katon membimbingnya dengan tangan yang mantap menuju bangunan tiga lantai di ujung jalan, sebuah gedung dengan dinding bata merah yang terlihat kokoh namun tidak berlebihan. Di balik kaca jendela yang lebar di lantai dua, papan nama kecil berwarna emas dengan tulisan elegan “Starlight Threads” menggantung, menandakan kegunaan bangunan ini. Ratih memperhatikan detail itu dengan perasaan yang bercampur aduk. Meskipun sederhana, bangunan itu memiliki daya tarik tersendiri. Tangga menuju lantai atas diselimuti perabot industrial yang chic, dekorasi modern berpadu dengan sisa-sisa gaya klasik yang membuat tempat itu berkesan unik. Studio ini bukan hanya sekadar toko

  • PLAYBOY KENA BATUNYA   Bab 239

    Katon sangat terkejut dan spontan melepaskan pelukan wanita tersebut. Katon menangkap kedua bahu wanita berbaju merah dan mendorongnya menjauh. Ia tidak memiliki keinginan melihat, siapa gerangan wanita itu. Ia lebih khawatir kepada istrinya, Katon menoleh ke arah Ratih dan mendapati wajah istrinya berubah menjadi penuh amarah dan kekecewaan. “Katon, apa kabar?” tanya Alice manis, ia tak mengindahkan Katon yang berusaha lepas dari pelukannya, mendorongnya menjauh. Bagi Alice, bertemu Katon adalah keberuntungan luar biasa. Pria ini pernah dekat dengannya, menolongnya, memberikan uang perlindungan yang tidak sedikit dan berkat Katon pula, ia selamat bahkan sekarang menjadi bagian dari wanita sukses di Manhattan. Alice Wellington. Dari bukan siapa-siapa menjadi bintang berkat Katon. Uang pemberian Katon ia manfaatkan untuk kuliah dan membuka usaha. Kini, Alice Wellington adalah pemilik Starlight Threads sebuah startup fashion yang memadukan gaya modern dengan sentuhan klasik, mengkh

  • PLAYBOY KENA BATUNYA   Bab 238

    Ratih dan Katon telah kembali ke New York. Segera, mereka disibukkan oleh kegiatan masing-masing. Katon segera memimpin Growth Earth Company yang berada di Park Avenue. Pertikaiannya dengan Satria entah bagaimana menjadi perang dingin. Mungkin campur tangan Arini yang membuat Satria tidak datang menghukum langsung putera sulungnya. Yang Katon tahu, beberapa bulan ini papanya sibuk dengan kantor Growth Earth Company yang ada di Canada. Membuat Rosalind sibuk dengan Growth Earth Company yang berpusat di Jakarta. Hampir keteteran dengan bisnis skincare-nya sendiri. “Gak pengen pulang, Mas? Pegang GEC Jakarta dan kendalikan New York dari sini.” Rosalind saat menghubungi Katon melalui panggilan telepon sekedar bertukar kabar. “Tidak, terima kasih. Ratih sedang menyelesaikan tugas akhir. Dia harus fokus di sini. Masa kutinggal. Enak saja!” Rosalind menghela napas. “Kenapa , sih? Glowing Beauty-mu kan sudah jalan?” Katon memastikan kepada adiknya. Glowing Beauty ada di bawah Growth E

  • PLAYBOY KENA BATUNYA   Bab 237

    Pagi pertama mereka di Maldives dimulai dengan keajaiban pemandangan matahari terbit dari bungalow di atas air yang langsung menghadap laut. Katon, yang sudah bangun lebih dulu, menyiapkan sarapan di teras pribadi mereka. Hidangan lokal seperti mas huni, campuran tuna segar dengan kelapa yang wangi, tersaji di meja bersama kopi hangat yang mengepul. Angin laut meniup lembut, menyelimuti mereka dalam suasana pagi yang sejuk dan menyegarkan. Ratih tersenyum sambil menatap jauh ke horizon, di mana matahari mulai naik perlahan, mewarnai langit dengan semburat oranye keemasan. Ia telah duduk di teras, emnikmati layanan Katon, sebagai ganti layanannya semalam. "Mas," katanya sambil mengambil seteguk kopi, "aku pengen seperti ini bisa kita bagi bersama semua keluarga, suatu hari nanti." Katon menoleh, menatapnya dengan mata bertanya. "Maksudmu, liburan besar bersama mereka di tempat seperti ini?" Ratih mengangguk. "Ya, bukankah indah rasanya kalau semua orang bisa berkumpul di sini? Mam

  • PLAYBOY KENA BATUNYA   Bab 236

    Di dalam kamar tidur mereka, di bungalow mewah yang mengapung di atas perairan Maldives, Katon dan Ratih tengah menikmati malam pertama bulan madu yang tertunda. Malam itu, kamar tidur mereka terisi oleh suasana yang sempurna. Dinding kaca besar di depan tempat tidur menampakkan hamparan laut lepas berwarna biru pekat, dihiasi kilauan bintang dan rembulan yang menggantung anggun di langit. Suara ombak yang lembut menjadi irama pengantar yang menenangkan, membawa mereka ke dalam dunia penuh keintiman dan keheningan yang hanya mereka berdua miliki. Di lantai kamar, lilin-lilin aromaterapi tersebar. Masing-masing memiliki pendar kecil yang hangat, mengisi ruangan dengan aroma melati dan kayu manis lembut. Cahaya lilin yang berpendar-pendar membuat bayangan hangat di sekitarnya, mempertegas lantai kayu di sekitar lilin dengan kilaunya. Semilir angin laut masuk melalui celah balkon, membelai lembut rambut Ratih yang tergerai di pundak hingga punggung. Wanita itu sedang berada di atas

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status