Share

Bab 202

Penulis: Lara Aksara
last update Terakhir Diperbarui: 2025-02-14 03:25:56

Nadia yang berada di balik pintu dengan cepat meletakkan revolvernya ke meja di dekatnya dan membuka pintu terlalu bersemangat. Ratih yang masih tegang perlu waktu untuk memproses. Ia baru bergerak saat mendengar pintu mobil ditutup cukup keras.

Ratih berlari menyongsong ke pintu dan lega menemukan suaminya yang berjalan ke arah rumah. Namun, kelegaan itu tidak berlangsung lama karena Katon membopong Lorna yang kelihatannya terluka parah. Di belakang Katon, Cia sedang dipapah oleh sesosok lelaki Aljazair berbadan kurus dengan muka lebam-lebam, bahkan satu matanya membengkak besar hingga tertutup.

“Mada an josphep?”

Ratih hanya sebentar menatap ke arah Nadia yang berbicara pelan dengan tatapan mata khawatir ke pria Aljazair itu. Selanjutnya ia tidak memperhatikan jawaban pria itu karena tidak mengerti bahasanya. Ratih kini sibuk menatap ke arah Katon yang melewatinya tanoa melihat dan langsung membawa Lorna ke dalam salah satu kamar.

“Kamu butuh apa, Ton?” tanya Lorna dari pintu k
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • PLAYBOY KENA BATUNYA   bab 203

    Kalimat Giovanni yang menyuruh mereka berdiam di rumah dan tetap merunduk di tanah, membuat Ratih berpikir mereka semua akan terkurung di dalam rumah. Ternyata pikirannya salah. Katon menunjukkan itikad bosan sejak sarapan. Padahal jelas terlihat di sana, kedua sahabat wanitanya yang susah makan karena efek pemukulan kemarin. Tetapi Katon sudah mau kabur saja dari rumah. Sekitar pukul sembilan, Ratih sedang bercengkerama dengan Nadia yang tampak sangat bahagia karena Youssef selamat, bertiga di kebun belakang, berbincang santai. Mendadak Ratih menyadari kalau suaminya sudah tak nampak batang hidungnya. “Youssef, kau lihat suamiku?” tanyanya pada kekasih Nadia, berusaha bernada biasa. Tanpa khawatir. Atau marah. “Aku melihatnya ke samping rumah bersama Karim,” jawab Youssef sambil menunjuk arah belakang Ratih. Wanita Jawa itu berdiri dan berjalan menuju ke titik yang ditunjuk Youssef. Ia menemukan Katon berdiri bersama Karim dan Giovanni. Di dekat mereka ada sebuah motor dengan ta

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-14
  • PLAYBOY KENA BATUNYA   Bab 204

    Constantine punya berbagai hidangan khas yang menggugah selera. Ratih yang diserahi Katon untuk memilih menu, duduk sambil menunduk berusaha membaca buku menu dan mengenali makanan-makanannya. Sementara Katon di sebelahnya, terlihat duduk santai bersandar sambil merangkul bahu Ratih dan mengelus-elus mesra. Tetapi sebenarnya, Katon melihat situasi dan kondisi di luar restoran. Sikap waspada ini sudah mendarah daging di dirinya. Terpatri oleh Satria dan kehidupan The Collins. Terlebih, ia baru saja membuat geger di kota ini. Walaupun cerita itu tidak muncul di manapun dan Katon merasa aman memamerkan wajahnya kembali di Constantine karena Belkacem sudah mati. Tetap saja kewaspadaan tidak lenyap begitu mudah dari diri Katon. “Mas, mau coba couscous?” tawar Ratih lembut. “Aku ikut menumu, Sayang,” jawab Katon tak kalah lembut. Salah satu pilihan yang tidak boleh dilewatkan selama di Aljazair memang couscous. Makanan pokok yang disajikan dengan sayuran dan daging, bisa domba atau ayam

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-15
  • PLAYBOY KENA BATUNYA   Bab 205

    “Tidak bisa tidak setuju.” Katon sedikit mencibir pernyataan Petrit. “Tetapi saya akan berdiri menantang bahaya, agar orang-orang yang Anda bilang bermimpi dan berangan semu itu tetap bahagia dalam dunianya yang indah,” kata Katon penuh tekad. “Ah, maafkan saya. Keluarga maksudmu? Bisa di mengerti. Kami pun memiliki wanita-wanita yang kami cintai dan lindungi sepenuh jiwa,” kata Petrit manis. Matanya menatap ke arah Ratih. “Mistress atau Nyonya?” ujarnya lagi seraya memincingkan mata ke arah wanita di sebelah Katon. Segera muka Ratih berubah masam. Dan Katon pun mengikutinya dengan wajah yang sama tak sedap dipandang. “Saya hanya mencintai satu wanita, Tuan Krasniqi. Hanya ada Nyonya Anindito dan tidak ada Mistress,” omong Katon sebal. “My bad. Maafkan saya. Rupanya saya telah memilih hari yang salah, hahaha ... Leart, segera selesaikan pembayaran. Tuan Anindito sedang tidak berkenan karena kita menganggu waktu pribadinya,” kata Petrit terlihat seperti malu yang Katon tahu hanya p

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-15
  • PLAYBOY KENA BATUNYA   Bab 206

    “Mereka semua sudah tidak penting lagi karena bagiku sekarang, kamulah satu-satunya. Tidak dengar pernyataanku langsung di depan Petrit Krasniqi?” tuntut Katon tidak terima. “Hanya membayangkan Mas sudah sama berapa wanita sebelum denganku. Kata Cia, Mas menikahiku supaya bisa tetap ....” Ratih tak sanggup melanjutkan kalimatnya. Katon memeluk Ratih lebih erat, berusaha menenangkannya, meski ia tahu sulit untuk keluar dari topik ini tanpa terkena imbas. Senyuman tipis tersungging di wajahnya, meski dalam hatinya ia agak cemas. Wanita yang duduk di pangkuannya ini jelas tak akan menyerah begitu saja. "Ratih...," bisiknya lembut, masih mencoba merayu. "Apa pentingnya masa lalu, Sayang? Kita sudah menikah, dan aku milikmu sepenuhnya sekarang." Ratih memelototinya, menolak luluh. "Tentu saja penting, Mas! Bagaimana kalau aku yang punya banyak mantan? Mas pasti tidak akan tinggal diam, kan?" Katon terkekeh, mencoba mengalihkan ketegangan. "Ah, tapi itu beda. Aku lelaki, dan di masa

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-15
  • PLAYBOY KENA BATUNYA   Bab 207

    Keesokan harinya adalah hari pertemuan dengan Malik Redrad. Sedari pagi, Katon sudah bersiap bersama Sesa dan Giovanni. Ratih menatap tak rela padanya. Rasanya ingin ikut saja. Lebih baik ada bersama Katon apapun yang terjadi ketimbang diam di rumah dan terus-terusan berdebar menanti kabar suaminya. Ia merasa semakin tak rela melepas Katon. "Mas, aku boleh ikut?" Ratih tiba-tiba angkat suara, menguatkan dirinya. Dalam hati, ia sudah tahu apa yang akan suaminya katakan, tetapi rasa khawatir yang menggerogoti tidak bisa ia abaikan. Katon yang sedang menyesap kopinya, berhenti sesaat dengan cangkir yang masih menempel di bibir. Ia menatap tajam ke arah Ratih, lalu perlahan meletakkan cangkirnya ke meja. "Neng..." “Belkacem sudah tidak ada. Krasniqi tidak punya masalah denganmu dan dia tidak terlalu berbahaya. Kenapa aku tidak boleh ikut? Aku muak menunggu sambil terus khawatir, Mas. Aku mau bersamamu saja,” omel Ratih memotong kalimat Katon. Matanya memancarkan tekad yang tak bisa dib

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-16
  • PLAYBOY KENA BATUNYA   Bab 208

    “Senang berjumpa dengan Anda di sini.” Leart masih bicara dengan ramah dan memamerkan senyumnya yang menawan. Ia bersama saudaranya segera duduk mengitari Ratih tanpa menunggu persetujuan wanita itu, meskipun begitu, keduanya menjaga jarak sopan. Hal itu membuat Ratih bisa mengendalikan diri. Matanya melirik ke arah titik di mana Nadia dan Youssef berada. Dari tempatnya duduk, ia bisa melihat mereka. Tetapi Ratih tidak yakin keduanya bisa melihat hingga ke dalam lobi. “Tuan Anindito sedang menemui Malik Redrad, saya duga?” tanya Leart ramah. “Begitu adanya. Boleh saya tahu kenapa Anda di sini, Tuan Leart?” tanya Ratih, menolak menyebut nama keluarga seperti pria itu dan memilih memanggil namanya. “Katakanlah, menunggu antrian? Kami tidak berharap bertemu dengan Anda. Tetapi saya dan saudara saya memang menunggu Tuan Anindito,” jawab Leart ramah. “Untuk pembicaraan bisnis yang tidak berhasil kemarin?” tebak Ratih. “Hari baru, pikiran baru. Mungkin kali ini Tuan Anindito akan setu

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-16
  • PLAYBOY KENA BATUNYA   Bab 209

    Katon langsung menghampiri Ratih lalu meraih pinggangnya saat sang wanita berdiri untuk menyambut. Katon mempertahankan Ratih melekat di sisi tubuh saat matanya menatap tak suka pada dua orang Krasniqi muda. “Kukira etika di belahan Bumi manapun, sama. Jangan mendekati istri orang walau dia sedang sendirian,” kata Katon kepada para Krasniqi dengan suara tidak enak didengar. Hector dan Leart juga sudah berdiri berhadapan dengan Katon. Sedangkan Sesa dan Giovanni menyebar sistematis di belakang para Krasniqi. “Maaf jika perbutaan kami menyinggung, Ton. Tetapi kami menjaga jarak dan bersikap sopan pada Nyonya Anindito,” kata Leart ramah. Ia dan adiknya pun tampak bersiaga dengan keberadaan kawanan Katon yang seperti mengepung. Bola mata Katon bergerak yang hanya terbaca oleh Sesa dan Giovanni sebagai penunjuk arah untuk keluar. “Baiklah kalau begitu. Kukira sudah tidak ada yang perlu diperbincangkan lagi. Sekarang aku permisi.” Ucapan Katon tidak terdengar memaafkan ataupun berubah

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-16
  • PLAYBOY KENA BATUNYA   Bab 210

    Saat Katon dibawa oleh Leart menuju El Khroub, ia melihat panorama kota yang membuat kota ini terkenal dengan perkembangan modern dan masa lalu yang kental, khas kota-kota di Aljazair. Jalanan yang mengarah ke El Khroub dikelilingi oleh ladang terbuka dan deretan pohon zaitun, yang juga merupakan pemandangan yang khas dari pedesaan Aljazair. Ketika mereka memasuki kota, suasana berubah menjadi lebih hidup dengan deretan toko-toko dan pedagang lokal yang sibuk di sepanjang jalan. Mereka memasuki blok-blok bangunan yang tertata rapi. Dari kejauhan, bayangan Kota Constantine yang terkenal dengan tebing curam dan jembatan kunonya terlihat mengesankan, membuat dataran yang lebih landai di El Khroub terlihat kontras dibandingkan Constantine. Walaupun tidak semegah Konstantin, El Khroub tetap memiliki pemandangan pegunungan yang indah. Katon melihat mobil mulai memasuki halaman sempit Golden Tulip Alexandre. Hector memarkirkan mobil di depan lobi dan Leart yang turun lebih dulu. Katon tak

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-16

Bab terbaru

  • PLAYBOY KENA BATUNYA   Bab 244

    Acara pertunangan malam itu berlangsung meriah, penuh kehangatan dan kemewahan. Alunan musik jazz yang dimainkan secara live mengiringi setiap percakapan dan tawa yang bergaung di sepanjang taman villa. Di tengah-tengah taman, Rosalind dan Morgan berdiri sebagai pusat perhatian. Mereka berdua tampak bahagia. Bersama menyambut tamu-tamu yang datang dari berbagai belahan dunia. Saling memperkenalkan anggota keluarga, dan sesekali berbagi canda bersama para tamu yang mendekati mereka. Sebuah panggung kecil dengan latar belakang laut dan langit yang berhiaskan bintang menambah kesan romantis malam itu. Di atas panggung, band jazz memainkan lagu-lagu klasik yang mengiringi tamu-tamu saat mereka berdansa di lantai dansa yang dibentuk dari marmer putih berkilau. Para pelayan dengan seragam hitam-putih elegan bergerak luwes membawa nampan-nampan berisi minuman anggur terbaik, koktail tropis, dan mocktail segar untuk dinikmati oleh tamu. Hidangan yang disajikan sangat bervariasi, mulai d

  • PLAYBOY KENA BATUNYA   Bab 243

    Suasana berbeda tampak di sebuah villa megah di Riviera Maya yang berdiri anggun di atas tebing, langsung menghadap Laut Karibia. Dikelilingi oleh pohon-pohon palem tinggi dan taman tropis yang rimbun, villa bergaya arsitektur kolonial modern dengan dinding putih bertekstur, pilar-pilar marmer, dan balkon-balkon melengkung yang langsung menghadap pemandangan laut tak terbatas. Tambahan tampak mencolok dengan lampu-lampu pesta, untaian bunga dan hiasan khas sebuah pertunangan mewah, dilengkapi dengan karpet merah yang menyambut setiap tamu yang hadir. Katon, yang belakangan ini sibuk dengan tanggung jawabnya di New York, tidak ikut mengurus pesta pertunangan adik dan sahabatnya dan hanya hadir bersama Ratih sebagai tamu undangan. Ia baru saja turun dari limousine, mengancingkan jas sambil mengedarkan pandangan ke atas, tempat villa menjulang dengan indah, sesaat kemudian, ia ulurkan tangan ke arah limousine yang terbuka dan membimbing sang istri keluar dari sana. Bersama, dalam ke

  • PLAYBOY KENA BATUNYA   Bab 242

    Ratih menelengkan kepala, balas menatap suaminya, “Tujuan orang menikah memang biasanya untuk memiliki keturunan, Mas. Kecuali dari awal sudah bersepakat untuk child free.” Wanita itu diam sejenak untuk mengenali ekspresi suaminya. Saat Katon juga diam, Ratih melanjutkan kalimatnya. “Aku, tidak mau hamil selama ini karena enggan kuliah dengan perut besar. Aktifitas kampus tidak cocok untukku yang berbadan dua walau untuk sebagian orang lain mungkin tidak masalah. Sekarang, saat tidak ada lagi tuntutan kuliah, aku siap saja jika harus hamil. Mas Katon tidak ingin memiliki anak?” “Bagaimana kalau anak kita membawa genku, Ratih?” tanya Katon galau. Ratih menatap wajah suaminya yang tampan, jarang sekali wajah ini terlihat kalut. Tetapi sekarang Ratih melihat, Katon juga bisa rapuh. Ia merengkuh wajah suaminya, memberikan senyum paling tulus untuk menguatkan. “Maka anak kita akan seperti papanya. Kuat, ganteng, dan mampu menghadapi apapun.” Katon mendesah sebal, memutar matanya ke at

  • PLAYBOY KENA BATUNYA   Bab 241

    Columbia University of New York sedang menunjukkan kesibukan luar biasa. Saat ini mereka sedang dalam masa Commencement week. Yaitu, minggu-minggu menjelang wisuda dilangsungkan. Upacara wisuda di Columbia University berlangsung dengan berbagai acara selama Commencement Week. Dimulai dengan setiap sekolah di bawah Columbia university menyelenggarakan upacara Class Day masing-masing, di mana nama setiap lulusan dipanggil, memberi kesempatan untuk momen yang lebih personal. Beberapa acara lain juga diselenggarakan, seperti Baccalaureate Service—upacara lintas agama yang melibatkan musik, doa, dan refleksi multikultural untuk merayakan pencapaian lulusan sarjana dari Columbia College dan Barnard College, serta sekolah-sekolah lainnya di bidang teknik dan sains. Tradisi unik lainnya adalah penyanyian lagu Alma Mater Columbia oleh seluruh komunitas, sebagai simbol kebersamaan dan perpisahan. Columbia juga memberikan University Medals for Excellence kepada individu yang berprestasi dan m

  • PLAYBOY KENA BATUNYA   Bab 240

    Sebagai bisnis fashion yang menyasar level menengah ke bawah, Starlight Threads berlokasi strategis di Harlem, 214 West 125th Street, Suite 2A. Ke sanalah Katon membawa istrinya. Pagi Sabtu yang cerah menyelimuti Harlem. Matahari menyorot dari celah-celah gedung perkantoran yang sederhana tetapi berkarakter di kawasan ini. Katon membimbingnya dengan tangan yang mantap menuju bangunan tiga lantai di ujung jalan, sebuah gedung dengan dinding bata merah yang terlihat kokoh namun tidak berlebihan. Di balik kaca jendela yang lebar di lantai dua, papan nama kecil berwarna emas dengan tulisan elegan “Starlight Threads” menggantung, menandakan kegunaan bangunan ini. Ratih memperhatikan detail itu dengan perasaan yang bercampur aduk. Meskipun sederhana, bangunan itu memiliki daya tarik tersendiri. Tangga menuju lantai atas diselimuti perabot industrial yang chic, dekorasi modern berpadu dengan sisa-sisa gaya klasik yang membuat tempat itu berkesan unik. Studio ini bukan hanya sekadar toko

  • PLAYBOY KENA BATUNYA   Bab 239

    Katon sangat terkejut dan spontan melepaskan pelukan wanita tersebut. Katon menangkap kedua bahu wanita berbaju merah dan mendorongnya menjauh. Ia tidak memiliki keinginan melihat, siapa gerangan wanita itu. Ia lebih khawatir kepada istrinya, Katon menoleh ke arah Ratih dan mendapati wajah istrinya berubah menjadi penuh amarah dan kekecewaan. “Katon, apa kabar?” tanya Alice manis, ia tak mengindahkan Katon yang berusaha lepas dari pelukannya, mendorongnya menjauh. Bagi Alice, bertemu Katon adalah keberuntungan luar biasa. Pria ini pernah dekat dengannya, menolongnya, memberikan uang perlindungan yang tidak sedikit dan berkat Katon pula, ia selamat bahkan sekarang menjadi bagian dari wanita sukses di Manhattan. Alice Wellington. Dari bukan siapa-siapa menjadi bintang berkat Katon. Uang pemberian Katon ia manfaatkan untuk kuliah dan membuka usaha. Kini, Alice Wellington adalah pemilik Starlight Threads sebuah startup fashion yang memadukan gaya modern dengan sentuhan klasik, mengkh

  • PLAYBOY KENA BATUNYA   Bab 238

    Ratih dan Katon telah kembali ke New York. Segera, mereka disibukkan oleh kegiatan masing-masing. Katon segera memimpin Growth Earth Company yang berada di Park Avenue. Pertikaiannya dengan Satria entah bagaimana menjadi perang dingin. Mungkin campur tangan Arini yang membuat Satria tidak datang menghukum langsung putera sulungnya. Yang Katon tahu, beberapa bulan ini papanya sibuk dengan kantor Growth Earth Company yang ada di Canada. Membuat Rosalind sibuk dengan Growth Earth Company yang berpusat di Jakarta. Hampir keteteran dengan bisnis skincare-nya sendiri. “Gak pengen pulang, Mas? Pegang GEC Jakarta dan kendalikan New York dari sini.” Rosalind saat menghubungi Katon melalui panggilan telepon sekedar bertukar kabar. “Tidak, terima kasih. Ratih sedang menyelesaikan tugas akhir. Dia harus fokus di sini. Masa kutinggal. Enak saja!” Rosalind menghela napas. “Kenapa , sih? Glowing Beauty-mu kan sudah jalan?” Katon memastikan kepada adiknya. Glowing Beauty ada di bawah Growth E

  • PLAYBOY KENA BATUNYA   Bab 237

    Pagi pertama mereka di Maldives dimulai dengan keajaiban pemandangan matahari terbit dari bungalow di atas air yang langsung menghadap laut. Katon, yang sudah bangun lebih dulu, menyiapkan sarapan di teras pribadi mereka. Hidangan lokal seperti mas huni, campuran tuna segar dengan kelapa yang wangi, tersaji di meja bersama kopi hangat yang mengepul. Angin laut meniup lembut, menyelimuti mereka dalam suasana pagi yang sejuk dan menyegarkan. Ratih tersenyum sambil menatap jauh ke horizon, di mana matahari mulai naik perlahan, mewarnai langit dengan semburat oranye keemasan. Ia telah duduk di teras, emnikmati layanan Katon, sebagai ganti layanannya semalam. "Mas," katanya sambil mengambil seteguk kopi, "aku pengen seperti ini bisa kita bagi bersama semua keluarga, suatu hari nanti." Katon menoleh, menatapnya dengan mata bertanya. "Maksudmu, liburan besar bersama mereka di tempat seperti ini?" Ratih mengangguk. "Ya, bukankah indah rasanya kalau semua orang bisa berkumpul di sini? Mam

  • PLAYBOY KENA BATUNYA   Bab 236

    Di dalam kamar tidur mereka, di bungalow mewah yang mengapung di atas perairan Maldives, Katon dan Ratih tengah menikmati malam pertama bulan madu yang tertunda. Malam itu, kamar tidur mereka terisi oleh suasana yang sempurna. Dinding kaca besar di depan tempat tidur menampakkan hamparan laut lepas berwarna biru pekat, dihiasi kilauan bintang dan rembulan yang menggantung anggun di langit. Suara ombak yang lembut menjadi irama pengantar yang menenangkan, membawa mereka ke dalam dunia penuh keintiman dan keheningan yang hanya mereka berdua miliki. Di lantai kamar, lilin-lilin aromaterapi tersebar. Masing-masing memiliki pendar kecil yang hangat, mengisi ruangan dengan aroma melati dan kayu manis lembut. Cahaya lilin yang berpendar-pendar membuat bayangan hangat di sekitarnya, mempertegas lantai kayu di sekitar lilin dengan kilaunya. Semilir angin laut masuk melalui celah balkon, membelai lembut rambut Ratih yang tergerai di pundak hingga punggung. Wanita itu sedang berada di atas

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status