"Hah," Endrea melebarkan mulutnya merasa heran kenapa Arya tahu, Endrea memutarkan kepalanya mencari siapa tahu ada cctv diruangan ini tapi Endrea tidak menemukan apa-apa.
"Kamu sedang mencari siapa?" tanya Arya membuat Endrea semakin kebingungan.
"Ti... Tidak mencari siapa-siapa," jawab Endrea dengan gugup.
Sebenarnya Arya memang memasang beberapa cctv tersembunyi untuk mengawasi setiap pekerja yang akan membersihkan rumahnya.
tetapi tidak disangka sekarang malah Arya gunakan untuk mengawasi setiap gerak gerik Endrea, Arya tidak ingin Endrea meninggalkannya untuk saat ini, meski mungkin kedepannya Arya sendiri yang akan meninggalkan Endrea.
"Kalau begitu tidak susah lagi beres-beres, untuk apa saya membayar mereka kalau kamu ikut membersihkan," Arya memperingatkan Endrea kemudian mematikan sambungan teleponnya.
Endrea mencebik lalu meletakkan ponselnya dengan kasar, Endrea mulai terserang kantuk dan dirinya tidur disofa, jam setengah
"Ini tidak adil," teriak Bibi Liana dengan berapi-api bahkan dirinya sampai bangun dan menunjuk-nunjuk ke arah Pak Irawan."Tolong tenang dulu Bu Lin, biar saya jelaskan semuanya terlebih dahulu," perintah Pak Irawan dengan nada tenang."Ngga bisa Pak, ini semua harus menjadi milikku dan anak-anakku," jawab Bibi Liana.Pak Irawan memberi isyarat kepada salah satu polisi untuk memegangi Bibi Liana, takutnya Bibi Liana akan membuat hal diluar dugaan."Ngga bisa Pak, ini semua milikku, bukan milik anak sialan itu, aku tidak iklas Pak," racau Bibi Liana saat dibawa ke dalam.Tidak lama kemudian Bibi Liana kembali dengan keadaan yang lebih tenang, Pak Irawan mulai menjelaskan poin-poin yang ada di dalamnya.Bibi Liana menghampiri Endrea dengan menatap tajam kearahnya, tetapi Endrea tidak takut sudah tanggung sampai disini maka dirinya akan menyelami sekalian batin Endrea.Endrea membalas tatapan tajam Bibi Lia
Tidak lama kemudian tembok itu bergeser memperlihatkan satu kotak kayu yang lumayan besar, semua yang ada disana langsung menatap heran ke arah Endrea.Endrea memgambil kotak kayu itu dan memberikan kepada Pak Irawan, Pak Irawan menerima dan membuka kotak itu, di dalam kotak terdapat satu amplop besar.Bibi Liana ingin merebut surat itu tapi tangannya langsung dicegah oleh polisi yang ada dibelakangnya, Bibi Liana memberikan isyarat kepada Nina dan Nina mengangguk, sebelum tangan Nina mencapai amplop coklat tersebut tangannya sudah dipegang oleh Arya.Endrea menghela nafasnya lega karena amplop itu tidak sobek, Pak Irawan langsung membuka amplop tersebut dan tersenyum ke arah Endrea."Tinggal satu lagi syarat yang harus dipenuhi Endrea, selamat kamu berhasil menemukannya," ujar Pak Irawan dengan mengulurkan tangannya kepada Endrea."Terimakasih Pak, ini semua juga atas bantuan Bapak," jawab Endrea dengan menyambut uluran tangan Pak Iraw
"Aku sedang membawa mobil, lanjut di rumah saja ya," ucap Arya membuat mata Endrea melebar, tapi dirinya suka Endrea lalu memalingkan wajahnya ke arah luar mobil.Tiga puluh menit kemudian mereka sudah sampai di apartemen Arya, mereka langsung masuk ke dalam apartemen, Endrea mencuci wajahnya dan mengganti bajunya dengan baju tidur.Saat keluar dari kamar mandi Endrea melihat Arya sudah meringkuk diranjang, Endrea langsung naik ke samping Arya dan memeluk tubuh Arya.Arya mengusap-usap rambut Endrea, Endrea menikmati setuhan lembut yang diberikan oleh Arya."Jadi kapan kita akan menikah?" tanya Arya.Endrea langsung menatap mata Arya sebentar lalu kembali menenggelamkan wajahnya ke dada bidang Arya, kemudian menjawab "Secepatnya, karena aku tidak mau kita khilaf dan melakukan hal diluar batas, apalagi kita hanya tinggal berdua,"."Aku bukan pria yang mudah mengingkari kata-kataku sendiri," ujar Arya kemudian tangannya menarik waj
Kevin meminum kopi buatan Endrea sampai habis, kemudian berjalan ke arah sofa dan sibuk dengan ponselnya disana.Endrea menggelengkan kepalanya berharap dirinya lupa dengan apa yang barusan Kevin katakan, Endrea menyibukkan diri dengan mengelap meja makan.Tidak lama kemudian Arya keluar dari dalam kamar, dan duduk disamping Kevin dengan menenteng sepatu kesayangannya."Oh iya, Endrea hari ini kamu mau kemana?" tanya Arya tangannya sibuk memakai sepatu."Aku ingin pergi ke salon," jawab Endrea dengan melihat ke arah Arya dan Kevin."Oke baiklah nanti aku akan perintahkan Delina untuk menemanimu, ingat dua minggu lagi kita akan menikah, kamu tidak perlu memikirkan apapun, karena aku yang akan menyiapkan semuanya," ucap Arya kemudian membenarkan letak duduknya, satu kakinya dinaikkan ke kaki yang satunya lagi."Dua minggu lagi?" tanya Endrea seperti tidak percaya, bukankah tadi Arya bilang mungkin satu bulan lagi.
"Aku tahu karena setiap hari aku melihat Ibu," ujar Delina yang semakin membuat Endrea kebingungan, dimana Delina melihatnya bisa bela diri."Dimana?" tanya Endrea."Saat Ibu masih sekolah SMA Ibu pernah bertengkar dengan seorang pria yang memgejek seorang wanita, yang tidak lain adalah adik kelas Ibu dan Ibu membela wanita tersebut tanpa basa-basi Ibu langsung memukul pria itu sampai berdarah," jelas Delina kemudian terkekeh."Bagaimana kamu tahu, itu kejadian sudah sangat lama dan aku yakin umurmu juga lebih muda dariku," jawab Endrea masih dengan nada kebingungan."Tentu aku selalu ingat, dengan orang yang sudah menyelamatkanku dari para buly itu, akulah anak yang Ibu bela waktu itu," ujar Delina dengan melihat ke arah Endrea dan tersenyum."Benarkah aku tidak ingat, bahkan sekarang kamu menjadi wanita yang pandai dalam bela diri," ucap Endrea dengan kagum."Iya aku belajar dari kejadian waktu itu, aku bertek
Arya membawa kotak itu ke dalam Arya mengira Endrea memesan barang di toko online, Endrea sedikit bingung saat Arya memberikan satu kotak lumayan besar untuknya, Endrea langsung membukannya Endrea langsung berteriak sangat keras dan terduduk lemas saat mengetahui apa yang ada di dalamnya."Ada apa sayang?" tanya Arya yang baru kembali dari dapur dan langsung memeluk tubuh Endrea yang terduduk di lantai."Itu," ucap Endrea dengan menunjuk ke arah kotak tadi.Arya berdiri dan langsung mengeluarkan isi di dalam kardus tersebut, ada satu boneka ukuran kecil yang dibuat sedemikian rupa jadi menyeramkan, dan ada noda darah dibagian perut boneka itu, saat Arya mengangkat boneka itu satu kertas terjatuh.Arya memungutnya dan membaca tulisan yang ditulis seperti menggunakan darah, "KAMU AKAN MATI ENDREA," semua ditulis dalam huruf besar.Arya langsung mengepalkan tangannya benar kata Delina, dirinya harus menambah pengamanan di
'Apa karena dirinya ketiduran sampai-sampai Arya tidak makan dan tidak bekerja,' batin Endrea.Mereka makan dengan diam, Endrea mengambil sedikit nasi dan ayam goreng yang tadi dia buat, entah kenapa makan kali ini Endrea sedikit tidak berselera, Endrea terkejut saat sendok berada sangat dekat dengan mulutnya, Endrea melihat ke arah Arya."Buka mulutmu," perintah Arya, Endrea menurut dan menerima suapan pertama dari calon suaminya, akhirnya makanan mereka sama-sama habis.Setelah makan siang Arya mengajak Endrea untuk menonton televisi agar mengalihkan pikiran Endrea, mereka menonton dan sesekali Arya akan memeriksan ponselnya takut ada pesan yang penting.Hari-hari mereka lalui dan tidak terasa sudah dua minggu berlalu, hari ini adalah acara pernikahan Endrea dengan Arya, Pak Irawan beserta keluarganya sudah datang dari pagi.Setiap sudut gedung yang akan digunakan untuk acara mereka Arya sudah menyebarkan keamanan, dan semua tam
Di salah satu restoran di Ibu Kota seorang wanita yang sangat cantik. dengan rambut berwarna kecoklatan dengan panjang sebahu. mengenakan gaun berwarna merah muda panjang selutut. wajahnya di make up dengan riasan warna gold, itu semua sangat cocok dengan wajahnya. senyum selalu menghiasi wajah cantiknya, dia adalah Endrea Kim yang tengah menunggu suaminya, Arya untuk makan malam bersama."Selamat malam istriku, maaf ya lama menunggu," bisik Pria yang baru datang dan langsung memeluk leher Endrea dari belakang."Tidak terlalu lama kok Mas, baru juga sepuluh menit." jawab Endrea, tangan lembutnya menarik lengan suaminya untuk duduk di kursi yang berada di depannya.Mereka makan malam dengan diam. hingga Arya melihat seorang wanita dengan penampilan sangat modis masuk ke dalam Restoran Cottca. meski penampilannya sangat jauh berbeda dengan yang dulu. tapi Arya tetap mengenali wajah wanita yang baru masuk tadi.Tubuh Arya langsung menegang, tanga
Endrea dan Semuel duduk berdampingan, Tuan Wu memerintahkan mereka untuk makan Endrea sedikit ragu saat ingin memasukan makanannya ke dalam mulut takutnya makanan itu sudah diberi racun."Makanlah," perintah Tuan Wu kembali. Kemudian mereka mulai menikmati makan malam dengan diam, setelah makan malam Tuan Wu mengajak Endrea dan Semuel untuk ke ruang keluarga ada sesuatu yang ingin Tuan Wu sampaikan."Sem...." panggil Tuan Wu."Iya Kek," jawab Semuel kemudian membenarkan duduknya melihat ke arah Kakeknya."Intan sudah lama meninggalkan kita bersama disini, apa kamu belum bisa muve on darinya?" tanya Tuan Wu."Maksud Kakek apa?" tanya Semuel."Hehe... Kakek tahu kamu sudah bisa melupakan Intan dan kamu juga sudah menemukan calon penggantinya, jangan kira Kakek tidak tahu dengan apa yang kalian lakukan," Tuan Wu menghentikkan ucapannya."Jadi kapan kali
Kevin masuk dan berjalan ke arah Yuana yang sedang bermain dengan Ardan di ruang keluarga, Kevin duduk di depan Ardan dan ikut bermain."Dik, Aku mau ke kantor sebentar setelah itu aku akan kembali lagi kesini," pamit Kevin kepada Yuana."Iya hati-hati di jalan Mas, kamu tenang saja disini ada aku," jawab Yuana.Kemudian Kevin berjalan ke arah kamar yang semalam digunakan oleh Yuana tidur, untung dirinya membawa baju ganti untuk ke kantor.Tiga puluh menit kemudian Kevin keluar dari kamar setelah berbicara dengan Yuana, Kevin keluar dari rumah dan membawa mobilnya menuju ke kantor.Tiga hari berlalu sekarang keadaan Endrea sudah membaik dan sudah bisa bekerja seperti biasa, saat ini Endrea, Kevin dan Yuana sedang menikmati udara segar dilantai atas rumah Endrea."Aku senang akhirnya kamu kembali seperti sedia kala lagi," ujar Kevin."Hanya sakit seperti itu saja, kenapa kalian khawatir sekali," jawan
"Ngga aku mau pulang saja, kasian Ardan di rumah sendirian," ucap Endrea dengan nada lemas"Iya sudah nanti aku antarkan ke rumah ya," ucap Semuel kemudian menyiapkan barang bawaan Endrea dan juga dirinya.Semuel mengeluarkan ponselnya dari saku dan menelepon Kevin, dipanggilan Kedua teleponnya baru diangkat."Halo, Vin kamu tolong jagain Ardan dulu sampai kami pulang ya," perintah Semuel kepada Kevin."Memangnya kalian dimana sih, dari semalam ngga pulang?" tanya Kevin diseberang sana."Nanti juga kamu tahu, sudah dulu ya," ucap Semuel kemudian mematikan sambungan teleponnya.Semuel membantu Endrea memakaikan sendalnya, kemudian memapah Endrea keluar dari kamsr hotel, Semuel mengantar Endrea ke kursi samping kemudi.Tidak lupa Semuel memasangkan sabuk pengaman, setelah itu Semuel menjalankan mobilnya dengan kecepatan sedang menuju ke rumah Endrea."Kamu tidak mau periksa dulu En?" tanya Semuel kepada Endrea,
Selanjutnya mereka melakukan adegan yang seharusnya belum mereka lalukan sekarang, keduanya tenggelam dalam kenikmatan yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata.Satu jam kemudian Semuel membaringkan tubuhnya disamping Endrea, kemudian memeluk Endrea dengan sangat erat dibalik selimut.Endrea hanya terdiam memadangi langit-langit kamar, memikirkan apa yang baru saja dirinya lalukan bersama Semuel."Bagaimana kalau aku hamil?" celetuk Endrea, Semuel mencium pipi Endrea."Aku akan menikahimu segera, kamu tidak perlu khawatir," bisik Semuel ditelinga Endrea."Sekarang mandi ya setelah itu kita makan malam," perintah Semuel kepada Endrea."Tetapi aku tidak membawa baju ganti," ujar Endrea dengan melihat ke arah Semuel.Semuel keluar dari selimut dan berjalan ke arah sofa, kemudian kembali ke ranjang dan memberikan satu bag kepada Endrea."Ini aku sudah menyiapkannya tadi, tapi aku tidak tahu itu muat atau
"Sudah selesai, sekarang kita mau kemana lagi?" tanya Semuel ketika sudah berada di depan Endrea, Endrea menatap mata Semuel kemudian menghela nafasnya. "Pulang dulu ya, aku mau ketemu sama Ardan setelah itu baru," jawab Endrea. "Baru apa kenapa tidak dilanjutkan?" tanya Semuel. "Baru kita ke hotel," jawab Endrea dengan berbisik ditelinga Semuel, Semuel tersenyum kemudian mengusap telinganya yang terasa geli. "Cepat buka mobilnya panas ini," perintah Endrea. "Perintahnya yang bener dong sayang," pinta Semuel, Endrea mendengus kemudian memalingkam wajahnya ke arah lain. "Buka mobilnya Mas panas ini," perintah Endrea, dengan tertawa Semuel membuka kunci mobilnya. Jam setengah dua siang Endrea baru sampai di rumah, tadi dirinya sudah makan siang bersama Semuel, tidak lupa Endrea membeli kue untuk Ardan. "Ardan," teriak Endrea saat masuk ke dalam rumah, Endrea melihat Ardan sedang menonton televisi.
"Kamu harus bertangung jawab Endrea, kamu sudah berkali-kali membuat kepalaku sakit," gumam Semuel, Endrea melototkan matanya apa maksud yang dipikirkan calon suaminya pikir Endrea."Maksudnya bagaimana daritadi aku diam saja?" tanya Endrea dengan nada kebingungan."Kamu tahu dengan sikapmu yang seperti itu mampu membangunkan sesuatu ditubuhku," celetuk Semuel."Ya terus aku harus apa?" tanya Endrea yang belum tahu apa maksud perkataan calon suaminya."Malam ini aku mau kamu menginap dihotel bersamaku, tapi tidak dengan anak-anak," pinta Semuel."Gila apa ngga aku ngga mau, kita itu baru calon suami istri aku ngga mau melakukan itu," ujar Endrea yang sekarang sudah tahu apa maksud Semuel."Aku tidak akan memaksanya, tapi aku mohon untuk malam ini saja," pinta Semuel dengan nada memohon."Ya sudah, malam ini dihotel tapi jangan macam-macam," ancam Endrea."Iya sayang," jawab Semuel kemudian me
Endrea berbalik ingin memukul Kevin tapi Kevin menghindar, Endrea mengejar Kevin dengan berkata "Bisa diam ngga sih,"."Mami lagi apa?" tanya Ardan yang baru turun dari kamarnya dan melihat Mami dan Omnya sedang berlarian."Ngga sayang, itu si Om nakal," jawab Endrea kemudian menggendong Ardan dan membawanya ke meja makan, Yuana hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat tingkah suaminya dan Endrea.Sebentar lagi Kevin sudah mau menjari seorang Ayah tapi tingkahnya masih seperti anak kecil saat bertemu dengan Endrea, tapi Yuana tidak pernah melarangnya selagi itu membuat suaminya bahagia."Makan yuk ini semuanya sudah siap," ajak Yuana kemudian mereka bertiga jalan ke arah meha makan dan mulai menikmati soto ayam buatan Yuana.Selesai sarapan Yuana dan Kevin pamit pulang karena mereka harus berangkat ke kantor, begitu juga Endrea harus bersiap untuk bekerja.Endrea mengantarkan Kevin sampai di depan rumahnya, Endrea kembali
"Lain kali jangan memaksa orang yang sedang hamil, itu tidak baik," gerutu Endrea, Kevin hanya bisa memamerkan giginya yang putih dan tangannya menggaruk kepalanya yang tidak gatal.Jam sebelas malam mereka baru selesai makan malam, Kevin dan Yuan pulang terlebih dahulu malam ini mereka aka menginap di rumah Endrea.Sedangkan Endrea dan Semuel masih ingin menikmati malam berdua, Semuel memerintahkan Endrea untuk menatap ke arahnya."Coba lihat ke arahku dan tatap mataku," perintah Semuel kepada Endrea.Endrea menurut dan langsung menatap mata Kevin, mereka saling bertatap kemudian Semuel memalingkan wajahnya ke arah lain."Kamu cantik, aku tidak menyangka kamu mau menerima cintaku," ujar Semuel dengan menggengam tangan Endrea."Tugas kita masih satu lagi," ujar Semuel.Endrea melihat ke arah Semuel dengan menaikan sebelah alisnya kemudian bertanya "Apa?"."Kita harus mendapatkam restu Kakek, setelah itu kita b
"Seperti anak remaja saja yang mudah tersingung," gumam Endrea kemudian dirinya tersenyum dan mematikan ponselnya dan meletakan kembali ke meja kamar.Siang ini Endrea berencana ingin pergi ke mal untuk berbelanja barang yang sudah habis, karena Ardan baru saja tertidur jadi Endrea menitipkan Ardan kepada Lia, agar dirinya bisa leluasa belanja.Endrea berjalan ke arah garasi dan memgeluarkan mobil pajero putihnya, Endrea membawa dengan perlahan mobil itu ke mal.Semuel yang sedang berada dibalkon kamarnya melihat mobil Endrea keluar, Semuel menghembuskan nafas lega kemudian tersenyum itu artinya Endrea sudah tidak lagi marah dengan ucapan Kakeknya.Hari berganti hari tidak terasa sudah satu minggu sejak pernyataan cinta Semuel waktu itu, sekarang waktunya Endrea memberikan jawaban kepada Semuel.Dan selama satu minggu itu juga hubungan mereka semakim dekat, Ardan dan juga Qila juga terlihat sangat dekat Qila sudah mengangap