Mata Nayra sudah memerah dengan perasaannya yang campur aduk antara bingung, benci dan perasaan lain yang ia tidak tahu namanya. Melihat itu, Rehan menarik Nayra dalam pelukannya lagi –setelah ia memeluknya di beranda kamar Nayra beberapa waktu lalu. Namun, Nayra segera mendorong Rehan dan menamparnya dengan keras di wajah sekaligus hatinya.Rehan terdiam, dengan bibir berkedut dan mata yang ikut memerah.“AKU MEMBENCIMU!” kata-kata yang sangat ingin Nayra ucapkan pada Rehan yang harus ia benci, setelah hidup dengan baik selama 30 tahun terakhir menggantikannya, karena pertukaran yang dilakukan ibunya sendiri.Nayra memang tidak akan melupakan niatnya untuk membalaskan dendam pada Carver Group, apapun perasaannya saat ini yang tidak ia ketahui pada Rehan. Jadi, ia terus mendorong Rehan untuk membuatnya sadar, bahwa sekarang Nayra adalah musuhnya yang harus ia jauhi.“Tapi perjanjian itu akan tetap berlaku!” balas Rehan, tanpa berhenti menatap mata Nayra yang sudah memalingkan wajah d
Serena, entah bagaimana mengetahui kedatangan Rehan ke Roland Group dan langsung mencecarnya di ruangan kantor Rehan.Bersama tamparan keras yang langsung dilayangkan pada anak yang ia besarkan –selama 30 tahun menggantikan anak kandungnya itu, Serena mulai berusaha mengendalikan Rehan lagi.“Beraninya kau datang ke kantor musuh kita hanya untuk menemui wanita itu!” Wajah Serena sudah merah padam, ditambah teriakan yang bisa saja didengar karyawan-karyawan Rehan yang berdiri gugup di luar ruangan.Rehan membalas tatapan Serena dengan mata melebar dan geram. “BERHENTI MENCAMPURI URUSANKU!”Bukan teriakan Serena yang akhirnya didengar para karyawan kantor CEO Carver Group itu, melainkan teriakan Rehan yang langsung membubarkan mereka dengan wajah-wajah ketakutan, kecuali Martha yang tetap berdiri tepat di depan pintu ruangan.“KAU YANG HARUSNYA BERHENTI MEMBUAT MASALAH!” Serena tidak mau kalah. Meskipun usianya sudah memasuki kepala lima, tapi suaranya tidak pernah melemah, terutama saa
Nayra sudah kembali ke kamarnya, setelah ia berhasil meyakinkan Kakek David bahwa ia tidak akan lagi berhubungan dengan Rehan. Walau sebenarnya, dalam hati terdalam yang ia masih tidak tahu mengapa, ia merasa tidak nyaman dengan semua itu.Di balik pintu kamar, Nayra menundukkan kepalanya sambil bersender di sana. Mengapa ia merasa kacau?Tok. Tok.Suara ketukan di pintu menyadarkannya. “Nayra..” Suara yang tidak asing dan selalu menghangatkannya. Brian.“Kau baik-baik saja?”Nayra menghela napas, mendengar pertanyaan Brian yang ia tidak tahu jawabannya.Apa dirinya baik-baik saja? Nayra juga memikirkan itu.“Ya..” Jawaban bohong yang akhirnya keluar dari mulut Nayra, dengan lirih. Brian menyenderkan tubuhnya juga di balik pintu, sambil mengangkat kepalanya yang berat. Ia menyadari kebohongan Nayra dan itu membuat hatinya ikut terasa berat, karena ia masih tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi antara Nayra dan Rehan.Rasa frustasi karena alasan yang sama tapi juga berbeda, akhirnya
Di tempat lain, setelah ultimatum dari sang kakek untuk tidak lagi berhubungan dengan Nayra, Rehan mendapat kesempatan terakhir untuk memperbaiki keadaan perusahaan yang telah kehilangan kontrak kerjasama dengan Allison Tech ke tangan Roland Group. Namun selain itu, Rehan juga harus menghadapi konsekuensi dari tindakan gegabahnya, yaitu pengawasan ketat dari anak buah Albert yang dikirim padanya diam-diam –meskipun Rehan menyadarinya.“Apa sudah ada kabar dari Warren?” tanya Rehan, saat ia baru saja tiba di kantor pagi-pagi buta setelah hari yang panjang kemarin.Martha yang sudah bersiaga di mejanya, menjawab dengan lembut, menyembunyikan kegugupannya berhadapan dengan Rehan tanpa ada siapapun di sekitar mereka –karena karyawan lain belum datang. “Sudah Tuan.. Besok pagi..”“Besok?” Rehan mendekati Martha yang sudah berdiri, untuk mendengar lebih jelas.Martha semakin gugup, karena tanpa sengaja mencium aroma menawan perpaduan kapulaga, melati arab dan kayu cendana yang selalu mengget
Setelah kabur dari Martha, Rehan yang sedang bergegas mencari penginapan lain, terhenti oleh sayup-sayup suara dari arah meja resepsionis di lobi hotel.“Bukannya wanita itu yang terus menelepon untuk memesan satu kamar hotel tersisa, setelah semua kamar dipesan yang lain?”Rehan melirik beberapa pegawai hotel yang salah satunya adalah wanita yang menanggapi keluhan Rehan tadi tentang kamar di hotel ini.“Wanita itu seperti sengaja memesan satu kamar hotel saja untuk mereka, apa aku salah?” pegawai yang sebelumnya tampak lembut, seolah tidak akan banyak bicara, justru memimpin pembicaraan remeh yang menarik perhatian Rehan.Apa mereka sedang membicarakan Rehan dan Martha?“Tapi untuk apa?” tanya yang lain, bingung dengan kecurigaan rekan kerjanya.“Siapa yang tahu..” sambil mengangkat pundak dan dengan ekspresi nakal, ia membuat rekan-rekan kerjanya tertawa, bersama imajinasi liar yang langsung terbesit di pikiran mereka.Rehan yang merasa ganjil dengan pembicaraan itu, mencoba mendeka
Kantor Roland Group, di waktu yang sama..“Nayra.. Jangan lupa datang ke pestaku besok ya!” seru Lucy sebelum meninggalkan ruang rapat kantor Roland Group yang sudah mereka pakai tiga hari berturut-turut, bersama Kevin. Nayra masih bersiap untuk kembali ke ruangannya, saat seruan Lucy mulai membuatnya gelisah. Minggu lalu, Lucy memang sudah mengundang Nayra untuk datang ke pesta ulang tahunnya yang ternyata diadakan besok. Alasan yang membuat Nayra gelisah adalah karena itu akan menjadi pengalaman pertamanya datang ke pesta seorang putri kaya, yang tentu berbeda dari pesta pada umumnya.Apa yang harus Nayra lakukan?“Ada apa?” Brian menyadari pikiran Nayra yang mendadak kosong.Nayra menoleh dan memaksa dirinya untuk tersenyum kecil, sambil masih memikirkan banyak hal tentang pesta Lucy.“Apa kau akan datang ke pesta Lucy?” Brian memulai obrolan lain yang persis seperti kegelisahan Nayra.“Sepertinya.. karena ia sudah mengundangku..” jawab Nayra sambil menghela napas singkat. “Ah..
Setengah jam lalu...“Nayra! Akhirnya kau datang!” seru Lucy. Dengan langkah kecil dari tubuh mungilnya, yang dibalut gaun putih berhiaskan taburan 6.000 permata dari Calvin Klein. Lucy menghampiri Nayra dan Brian.“Aku hampir tidak mengenalimu, Nona..” goda Lucy, sesaat setelah ia tiba di depan mereka.Nayra tersenyum tipis. Meskipun Nayra tahu bahwa percakapan Lucy dengannya hanya akan menjadi makanan pembuka, sebelum Lucy menyantap makanan utamanya yaitu Brian.Ada rona merah muncul di pipi Lucy yang dirias tipis, saat ia menatap Brian yang tampil elegan dan bersahaja dengan jas hitam mewahnya. Nayra yang menyadari itu, hendak meninggalkan mereka setelah beberapa ucapan selamat untuk ulang tahun Lucy yang ke-28 ini, sebelum mereka tiba-tiba diserbu oleh kehebohan dari teman-teman Lucy dan Brian.Pesta yang baru saja di mulai itu, sudah diisi oleh kalangan elit muda yang sebagian besar pernah Nayra lihat di berita –tentang eksekutif muda di Bexley State. Oleh karena itu, kehadiran Na
“Apa yang kau lakukan di sini?” tanya Nayra, sambil memeriksa Lucy yang berdiri dengan wajah suramnya, tiga meter di belakang Brian.“Apa pestanya tidak membosankan?” Brian mengalihkan pembicaraan, tanpa melihat ke belakang, tempat kedua mata Nayra terhenti dengan gelisah.Tidak hanya karena punggung Rehan yang sudah menghilang, setelah kecanggungan yang menyekap mereka beberapa detik lalu. Tapi juga ekspresi pemilik pesta yang sudah berubah gelap, tidak seperti gaun putihnya yang bercahaya.“Apa kau tidak kembali pada Lucy?” Nayra masih bersikukuh pada topik yang sama, “Bukankah kau harusnya berdansa dengannya?”Senyum cerah yang biasanya bertengger di wajah Brian, kini tergantikan dengan senyum getir yang Nayra tidak mengerti alasannya.“Lalu bagaimana denganmu?” Brian mencoba menahan senyumnya agar tidak pudar, meskipun hatinya sudah sulit untuk tersenyum, di depan cinta pertamanya yang terus mendorongnya pada wanita lain.“Aku..” Nayra sempat ragu, sebelum kembali berbohong sepert
“Kalung ini.. darimana kau mendapatkannya?” tanya Nyonya Milla, ketika pertama kali bertemu dengan Nayra yang ingin menyewa salah satu rumahnya.Nayra melihat kalung berliontin lumba-lumba hitam yang ia kenakan, “Hmm.. ibuku.. Nyonya..”Wajah Nyonya Milla seketika membeku, dengan firasat bahwa kalung itu mungkin adalah kalung yang pernah ia berikan pada anaknya sebelum anaknya itu diusir dari rumah. Sesaat kemudian, Nyonya Milla kembali bertanya. “Dan nama ibumu..?”Nayra sedikit memiringkan kepalanya, karena tidak mengerti maksud pertanyaan wanita tua berusia kisaran 60-an hanya dari penampilannya itu. “Lea.. Lea Leigh..”Setelah mendengar itu, Nyonya Milla hanya tersenyum tipis. Tanpa Nayra tahu, Nyonya Milla adalah ibu dari ibu yang merawat Nayra itu, yang berarti Nayra adalah cucunya. Namun, Nyonya Milla harus menyembunyikan identitasnya, karena rasa bersalahnya telah menjadi penyebab sahabatnya Miley yang ia pikir meninggal 32 tahun lalu.“Tinggalah di sini.. Anakku..” ucap Nyon
“Apa kau baik-baik saja, Tuan..?” tanya wanita yang selalu memenuhi kepala Rehan selama belasan tahun, hingga ketika ia berada dalam bahaya dari penyerangan Alger Roland padanya tujuh bulan lalu.Matanya yang kabur karena pengaruh dari terus kehilangan darah, tidak mengaburkan pandangannya pada wanita yang tanpa banyak bertanya lagi, langsung membantunya. Nayra.Rehan sadar, bahkan tubuhnya tidak bisa menolak perasaan yang sudah terbentuk lama pada wanita itu. Perasaan cinta yang harus ia sembunyikan karena hubungan keluarga mereka.Namun, begitu Rehan pergi dari rumah Nayra agar tidak melibatkannya dalam bahaya karena membantunya, Rehan menyadari bahwa ia tidak bisa melepas wanita itu. Jadi, ia kembali menemui Nayra dengan membawa sebuket bunga mawar Juliet berwarna persik dan beberapa tas Hermes, karena ia tidak tahu mana yang akan disukai Nayra.Awalnya, Rehan hanya ingin memberikan itu untuk berterima kasih pada Nayra yang menolongnya. Tapi, begitu ia menatap wajah yang selalu men
“Kapan kalian akan menikah?” tanya Miley pada cucunya yang sudah ia tahu benar sedang menjalin hubungan serius dengan Rehan, Nayra.Nayra yang baru saja memasukkan marshmallow panggang ke mulutnya, tersedak dengan pertanyaan itu.Semua orang ikut memperhatikan, di perkemahan mewah milik keluarga Allison, tempat keluarga Carver dan keluarga Roland secara resmi menyelesaikan perseteruan mereka selama lebih dari 3 dekade ini. Biasanya, keluarga Roland yang lebih dekat dengan keluarga Allison, melakukan kegiatan kemping bersama setiap setahun sekali untuk mempererat hubungan mereka. Namun, kini setelah semua pengalaman pahit yang menimpa mereka selama lebih dari lima bulan, mereka memutuskan untuk melepas semua perasaan buruk yang tersisa dan menikmati kehidupan mereka yang baru dengan berkemping bersama tiga keluarga.Rehan dan Nayra saling bertatapan selama beberapa saat, hingga mereka memalingkan wajah dengan rona merah menghiasi wajah masing-masing.Semua orang tertawa melihat kegugu
Butuh waktu cukup lama untuk meluruskan semua kesalahpahaman, termasuk menjelaskan semuanya pada orang-orang yang harus mendengar hal itu, yaitu keluarga Carver dan Roland.“Jadi..?” Semua orang di keluarga Carver dan Roland, memiliki ekspresi tercengang yang sama ketika mendengar penjelasan panjang mereka, untuk cerita rumit yang merangkum semua kesalahpahaman sejak 32 tahun lalu itu.Linda Roland yang selama 32 tahun harus hidup tanpa ibu kandungnya yang ia pikir meninggal saat itu, kini bisa melepas semua kesedihannya ketika Lynn atau Nyonya Milla memeluk anak yang ia rindukan juga.Sementara Alger Roland yang baru mengetahui bahwa Rehan yang telah diserangnya empat bulan lalu adalah cucu David sekaligus keponakannya yang sebenarnya, hanya bisa tertunduk dengan perasaan bersalah karena hampir membunuh keluarganya sendiri.Di sisi lain, Ryan Carver akhirnya bertemu dengan anak kandungnya yang ditukar istrinya diam-diam 30 tahun lalu, Nayra. Lebih dari itu, ia juga akhirnya bisa melih
Beberapa jam lalu...“TIDAKKK!!! NAYRAAA!!!” jerit Ibu Ann, meraung karena cucu kandungnya tertinggal di dalam rumah yang terbakar.Bersamaan dengan itu, Nayra yang terhalang plafon yang jatuh di depan pintu satu-satunya rumah tempatnya terjebak, harus mencari jalan keluar lain sebelum ia ikut terbakar bersama rumah yang terbakar dengan cepat.“Nayra!” teriakan lain terdengar, tapi kali ini dari salah satu jendela yang sudah pecah.“A-Ayah..” Nayra terbelalak, melihat kehadiran pria yang menghilang 14 tahun lalu.Pria itu sudah dimakan usia dengan tubuh renta berbalut baju pasien yang Nayra tidak tahu mengapa.Nayra masih tenggelam dalam keterkejutan, ketika pria tua yang ia benci selama 14 tahun ini sudah masuk ke melalui jendela dan menariknya untuk keluar dari jendela yang sama.Dengan susah payah hingga beberapa bagian tubuh mereka tergores pecahan kaca, Nayra dan pria tua itu akhirnya berhasil keluar sebelum kebakaran di rumah itu ikut melahap mereka.“Ba-bagaimana.. bisa?” Nayra
“Apa maksudmu?” Albert sudah berdiri kembali dengan bantuan Freddy, dengan kedua mata terbelalak melebihi semua orang di sana.“Si-siapa.. siapa yang bilang.. kalau dia.. adalah nenek Rehan?” Kali ini, Ibu Ann yang teralihkan oleh berita mengejutkan itu.“I-itu.. pemilik rumah.. yang disewa.. Nona Nayra..” jawab anak buah Albert yang pernah ditugaskan mengawasi Nayra agar tidak dekat dengan Rehan.Ibu Ann tercengang, begitupun dengan Freddy yang langsung menatap wanita tua yang sama-sama hidup dengan identitas tersembunyi selama ini.“Lynn..” lirih Ibu Ann dengan wajah sedih sekaligus senang yang tidak bisa dimengerti Albert dan David. “Kau ternyata memang.. masih hidup..”Albert dan David yang kali ini saling berpandangan. “L-Lynn.. masih.. hidup?”“Char..” Satu kata dari Ibu Ann, membuat Freddy mengangguk mengerti.Freddy atau Charles anak Gilbert, beralih menatap Albert dan David yang masih kebingungan.“Tuan.. sebenarnya.. kedua cucu Anda.. telah saling tertukar..”Albert dan Davi
Tahun 2022 – Saat ini...“Tidak..” Martha masih tidak percaya dengan apa yang baru ia dengar dari ibunya, bahwa Rehan yang ia cintai dan incar selama ini adalah cucu dari ibunya.Rehan yang sudah hampir kehilangan kesadarannya, ikut tidak percaya hingga kesadarannya seakan pulih kembali, karena ucapan tidak masuk akal itu.“Ini..” Dengan tangan yang masih bergetar setelah mencoba menghentikan Martha, Nyonya Milla menyerahkan sebuah foto yang ia ambil dari dompetnya.Kedua bola mata Martha yang kali ini bergetar dan bergerak tidak karuan. Sebuah foto lama yang hampir rusak, menampilkan seorang wanita berusia di bawah 40-an dengan pria di atas 40-an beserta kedua anak perempuan berusia belasan tahun. Ada tanda lahir berbentuk bulan sabit cukup besar di punggung tangan wanita di samping pria yang Martha kenali sebagai David Roland.Tanda lahir bulan sabit itu memicu ingatan Martha, tentang tanda lahir yang pernah dimiliki Nyonya Milla yang kini sudah dihilangkan, bersama bekas luka baka
Tahun 1990...“Miley..” Lynn susah payah menelepon sahabatnya di ruang kerja David yang sedang dilahap api.“Lynn.. Apa yang terjadi?” Miley mulai merasa khawatir, mendengar suara Lynn yang lemah dengan batuk di sela-selanya, terutama di tengah malam itu.“Rumah.. rumahku.. terbakar..” Suara Lynn semakin mengecil dan Miley yang mendengar di ujung sana, terkesiap sambil terus bertanya. “Gil-bert..” lirih Lynn sebelum akhirnya kembali roboh, karena semua asap yang merasuk ke dalam tubuh lemahnya.“LYNN.. LYNN!” Panggilan Miley masih tidak terjawab dan ia berusaha menghubunginya lagi, ketika Albert yang tidak sengaja mendengar percakapan mereka, bergegas pergi ke rumah Lynn, wanita yang pernah dicintainya.Albert sudah sampai di rumah keluarga Roland yang sebagian besar sudah dipenuhi api. “Lynn..” lirihnya, khawatir sekaligus takut, karena bagaimanapun Lynn adalah wanita yang pernah ia cintai atau masih ia cintai hingga sekarang.Tanpa pikir panjang, Albert berlari memasuki rumah yang
Lucy yang masih bergetar dengan kemarahan sekaligus ketakutan yang menguasainya, berjalan pergi sambil mengambil ponselnya untuk menelepon seseorang.“Rehan..” lirih Lucy, berusaha menahan tangisnya yang tidak bisa berhenti.“Lucy? Ada apa? Aku sedang sibuk mencari Nayra. Kalau tidak ada yang penting, kita bicara nanti...” Suara Rehan terhenti ketika Lucy kembali berbicara lirih.“Nayra..”“Apa?” Rehan menghentikan aktivitasnya yang mencari Nayra di berbagai tempat, setelah ia berhasil kabur dari rumahnya karena mendengar hilangnya Nayra dari Brian sebelumnya.“Nayra.. ada.. bersamaku..” Lucy berbohong, tapi Rehan tidak bisa menangkap itu karena keinginan kuatnya untuk segera menemukan Nayra.“Di mana?!” Rehan sudah beranjak pergi ke mobilnya untuk menemui Lucy.Beberapa jam kemudian, Rehan tiba di sebuah motel kecil di Kota Lawton.Rehan mengernyit. Mengapa Nayra dan Lucy ada di tempat seperti ini?Meskipun Rehan merasa aneh dengan semua itu, tapi ia melanjutkan langkahnya ke dalam