Diana yang melihat Arum terdiam, langsung menanyakan hal yang lain lagi."Tapi kau tau kan, kalau kau sedang hamil?" Tanya Diana lagi, takutnya Arum tidak tau kalau dia sedang hamil.Apalagi saat melihat ekspresi terkejut Arum.Arum menganggukkan kepalanya pelan, dia tidak mungkin bisa berbohong lagi sekarang. Karena percuma, semua orang juga sudah tau kalau Arum sedang hamil. "Maaf Rum aku tidak bermaksud menyinggung perasaan mu, tapi dimana suami mu? Apa kau sudah menikah?..." Tanya Diana hati-hati.Diana takut ucapannya malah menyinggung perasaan Arum nanti."Aku sudah menikah...," Ucap Arum jujur Benarkan Arum memang sudah menikah dengan Jack.Diana lega mendengarnya, jadi Arum tidak hamil di luar nikah."Walaupun tidak pernah di anggap..." Ucap Arum lagi.Diana mengerutkan keningnya bingung, saat mendengar ucapan Arum."Tidak di anggap?" Tanya Diana.Arum menganggukkan kepalanya."Suamiku tidak pernah menganggap aku sebagai istrinya..." Ucap Arum.Diana semakin sedih mendengar
"Maaf Bos..." Ucap Sean takut-takut.Mulut Sean sepertinya memang harus di kasih rem, biar tidak bicara sembarangan.Jack menatap Sean dengan tajam."Kau sudah tau?" Tanya Jack ke Sean.Siapa yang memberitahu Sean tentang Arum yang sedang hamil anak Jack. Padahal Jack tidak pernah cerita ke siapa pun. "Be..begini Bos..." Ucap Sean dengan gugup."Jadi tadi Dokter yang memeriksa Arum yang bilang kalau Arum sedang hamil..." Ujar Sean menjelaskan.Jack mengusap wajahnya dengan kasar. Kenapa Jack bisa mengizinkan Dokter untuk memeriksa Arum tadi. Karena Dokter itu pasti tau kalau Arum sedang hamil.Bisa-bisa nya Jack kecolongan dan melakukan hal bodoh."Siapa lagi yang tau?" Tanya Jack."Beberapa pelayan dan Bodyguard..." Ucap Sean."Apa Arum bilang siapa suaminya?" Tanya Jack lagi.Jangan sampai ada yang tau kalau Jack dan Arum sudah menikah. Bisa-bisa Jack di tertawaan oleh orang-orang karena menikahi wanita seperti Arum."Tidak tau, aku pergi pas Arum belum sadar Bos..." Ucap Sean.Sete
Setelah dari kamar Arum, Jack langsung pergi ke kamarnya untuk istirahat.Jack lega dengan jawaban Arum. Untung lah kali ini Arum pintar, dan tidak membuat Jack marah lagi.Jack masuk ke dalam kamarnya, setelah itu dia langsung masuk ke dalam kamar mandi.Sebelum tidur Jack mandi lebih dulu, badannya rasanya lengket semua. Kalau tidak mandi, Jack pasti tidak akan bisa tidur nanti.Setelah lima belas menit, baru lah Jack keluar dari kamar mandi, dengan keadaan yang lebih segar. Jack hanya memakai celana pendek, tidak memakai baju.Jack mengusap rambutnya yang masih basah dengan handuk. Setelah rambutnya lumayan kering, Jack langsung melempar handuk di tangannya ke sembarang arah.Jack berjalan menuju ranjangnya, bersiap untuk tidur.DrtttDrtt..Baru saja Jack naik ke atas ranjang, hp nya yang ada di atas nakas bergetar, tanda ada pesan masuk.Jack menyandarkan tubuhnya di kepala ranjang, lalu dia mengambil hp nya."Siapa yang mengirim pesan malam-malam begini, dasar tidak punya sopan
"kamu yakin Rum mau langsung kerja?" Tanya Diana.Padahal kemarin Dokter bilang kalau Arum harus banyak istirahat, tapi hari ini Arum malah nekat ingin bekerja."Aku udah nggak papa Di, aku udah enakan kok..." Ujar Arum."Lagian Tuan Jack juga nggak akan ngizinin aku istirahat lama-lama, aku kan di sini untuk bekerja..." Ucap Arum.Arum tidak mau Jack memarahinya lagi nanti. Arum juga sudah merasa enakan.Seharian kemarin kan Arum sudah istirahat.Diana menganggukkan kepalanya."Iya sih, tapi yang penting kamu jangan capek-capek aja..." Ujar Diana.Arum menganggukkan kepalanya."Makasih ya Di, kamu udah baik banget sama aku..." Ujar Arum tulus ke Diana."Selama ini aku nggak pernah punya teman, aku seneng banget bisa kenal sama kamu..." Ujar Arum lagi.Sekarang Arum bisa merasakan bagaimana rasanya punya teman. Apalagi temannya baik seperti Diana."Kamu nih, nggak usah terimakasih aku juga senang bisa kenal sama kamu..." Ucap Diana.Di rumah ini Diana pelayan yang paling muda, jadi Di
"Rubah kecil..." Ucap Sean ketika melihat siapa yang datang dan memanggil Jack.Jack justru tersenyum kala melihat siapa yang memanggilnya.Arum saja sampai kaget, baru kali ini Arum melihat Jack tersenyum seperti itu."Kak Jack..." Ujar orang itu dengan berlari kecil menghampiri Jack.Jack merentangkan kedua tangannya, bersiap memeluk gadis yang sedang berjalan ke arahnya."Aku rindu dengan Kakak..." Ucap gadis itu dengan memeluk Jack erat.Mereka pun berpelukan cukup lama."Apa dia adiknya Jack?" Batin Arum bertanya.Arum sedikit penasaran dengan perempuan yang sedang memeluk Jack sekarang.Mereka berdua juga terlihat sangat dekat.Cup.Gadi itu mencium bibir Jack di depan Arum dan Sean.Arum langsung mengalihkan tatapannya. Tidak mau melihat adegan yang menurut Arum sangat memalukan."Kapan kau pulang?" Tanya Jack ke gadis itu setelah melepaskan ciuman mereka."Baru pagi tadi..." Ujar gadis itu dengan duduk di atas pangkuan Jack dengan manja."Aku langsung ke sini dan aku ingin ti
Tengah malam Arum terbangun dari tidurnya.Arum mengelus perutnya yang terasa lapar, semenjak hamil Arum mudah sekali merasa lapar.Arum melihat jam di dinding, sudah jam satu malam.Arum berpikir sejenak, apa dia harus ke dapur untuk mencari makan.Kalau malam seperti ini, sepertinya orang-orang sudah tidur semua.Jadi Arum bisa ke dapur dengan bebas. Karena rasa lapar Arum sudah tidak bisa di tahan lagi.Arum buru-buru turun dari ranjangnya.Dia mengambil sweater dulu, karena malam ini rasanya sangat dingin.Untung lah Diana memberi Arum beberapa baju. Baju Diana yang sudah tidak dia pakai lagi, Bu Lina juga memberikan Arum beberapa baju hamil.Makanya Jack tidak pernah menyobek baju Arum lagi. Karena baju yang Arum kenakan sudah lumayan bagus sekarang.Arum pun segera keluar dari kamarnya, Arum berjalan mengendap-endap seperti maling.Arum takut kalau nanti dia ketemu sama Jack.Jangan sampai Arum ketemu sama Jack.Arum terus berdoa dalam hatinya, Arum hanya ingin makan tuhan.Arum
Arum dan Diana sekarang sedang membersihkan taman yang ada di depan Mansion Jack."Di..." Panggil Arum ke Diana.Namun Diana tak kunjung menjawab.Arum pun menoleh ke arah Diana yang sedang berdiri di sebelah nya.Arum mengerutkan keningnya saat melihat Diana malah senyum-senyum sendiri.Arum ikut menoleh kemana arah Diana melihat."Arnold..." Ucap Arum saat melihat Arnold lah yang Diana lihat, sampai senyum-senyum sendiri begitu.Arnold sedang mencuci mobil di depan.Arum kembali menoleh ke arah Diana, dan Diana masih saja senyum-senyum sendiri."DIANA..." Panggil Arum cukup kencang."I...iya kenapa Rum?" Barulah Diana sadar."Kamu kenapa senyum-senyum sendiri?" Tanya Arum heran."Hehehe..." Diana malah tertawa, dia menggaruk lehernya yang tidak gatal."Kamu lihat deh Arnold..." Ucap Diana dengan menunjuk Arnold."Kenapa?" Tanya Arum ikut melihat ke arah Arnold.Memang ada apa dengan Arnold."Ganteng ya..." Ucap Diana dengan tersenyum.Arum hampir tertawa dibuatnya saat mendengar ucap
Setiap Arum bejalan menuju kamar Jack, pasti jantungnya berdebar tak karuan.Perasaannya selalu terasa tidak enak, ketika bersangkutan dengan Jack.Jack itu sangat menyeramkan menurut Arum.Tapi mau bagaimana lagi, ini sudah menjadi tugasnya. Jadi mau tidak mau Arum harus tetap mengerjakannya.Arum telah tiba di depan pintu kamar Jack. Arum berhenti sejenak untuk mengumpulkan keberaniannya sebelum masuk ke dalam kamar Jack."Huh..." Arum menghembuskan napasnya berat.Masuk kedalam kamar Jack, bagaikan masuk ke dalam kadang singa saja.Setelah cukup berani Arum pun membuka pintu kamar Jack.Ceklek.Arum pun membuka pintu kamar Jack dengan pelan, Arum langsung masuk kedalam dengan perlahan lalu menutup pintunya lagi.Arum menoleh mencari keberadaan Jack.Arum menyipitkan matanya saat melihat ranjang Jack. Jack masih berbaring di ranjangnya."Tumben..." Ucap Arum lirih.Tumben Jack belum bangun jam segini, biasanya setiap pagi Arum datang ke kamar Jack, pasti pria itu sudah bangun lebih
Hari ini pesta pernikahan Jack dan Arum akan di lakukan.Arum menatap penampilannya di cermin, dia sudah menggunakan baju pengantin berwarna putih.Gaun pengantin ini sangat indah menurut Arum, gaun panjang yang menjuntai sampai ke lantai. Di kepala Arum di pasang mahkota kecil, rambut Arum di sanggul dengan rapi. Arum terlihat sangat cantik.Arum sampai tidak menyangka kalau di cermin itu pantulan dirinya.Sebuah tangan memeluk Arum dari belakang dengan erat, siapa lagi kalau bukan Jack."Cantik banget..." Puji Jack dengan mencium pipi Arum.Arum benar-benar cantik hari ini, Jack sampai-sampai tidak ingin berbagai kecantikan Arum dengan orang. Jack rasanya ingin menyembunyikan Arum di dalam kamar saja.Arum tersenyum, dia membalik badannya dan menghadap ke arah Jack.Jack melepaskan pelukan mereka.Arum mengangkat tangannya membenarkan dasi Jack yang sedikit miring.Jack juga terlihat sangat tampan hari ini. Jack menggunakan jas Tuxedo berwarna putih, dan dasi berwarna hitam."Sudah
Dua bulan kemudian.Kandungan Arum sudah masuk usia delapan bulan.Satu bulan lagi Arum akan melahirkan dan bertemu dengan anaknya.Arum sudah tidak sabar menantikan saat-saat bahagia itu.Semakin besar perutnya, semakin susah Arum untuk berjalan.Selama dua bulan ini pun, Arum dan Jack tinggal berdua saja di apartemen.Jack yang ingin, karena kata Jack mereka perlu privasi untuk saling mengenal. Kalau di Mansion Jack terlalu banyak pelayan dan bodyguard.Tapi setiap hari ada Diana dan satu pelayan lain yang datang ke sini, untuk membantu membersihkan apartemen ini. Karena Jack tidak mengizinkan Arum untuk mengerjakan apapun.Selama dua bulan ini pun hubungan Jack dan Arum semakin membaik.Jack menepati janji, sekarang Jack sudah benar-benar berubah. Jack benar-benar menjadi suami yang sangat baik untuk Arum.Hidup Arum terasa sangat bahagia sekarang.Kandungan Arum juga sudah kuat, jadi dia tidak perlu berdiam diri di dalam kamar terus menerus."Sayang..." Teriak Jack dari luar kamar
Arum sudah sadar sekarang, dia langsung memegang perutnya."Anak ku..." Ucap Arum.Arum ingat tadi dia pingsan karena perutnya sakit. Arum takut kalau terjadi apa-apa dengan kandungan nya.Namun Arum bernapas lega saat merasa perutnya masih besar, itu artinya anak Arum baik-baik saja.Arum menoleh ke sekelilingnya."Dimana ini?" Tanya Arum. Saat Arum sadar kalau dia sedang berada di tempat asing.Arum tidak tau dia dimana sekarang, ini bukan kamar Jack, ataupun rumah sakit.Pintu kamar itu terbuka dari luar, Arum langsung menoleh ke arah pintu. Jack lah yang masuk.Jack langsung menghampiri Arum, dia lega melihat Arum sudah sadar."Kau baik-baik saja?" Tanya Jack dengan duduk di ranjang sebelah Arum."Anak ku...""Dia baik-baik saja, Dokter menyarankan mu untuk istirahat total..." Ucap Jack.Bahkan Arum juga tidak boleh turun dari ranjang.Arum lega mendengarnya. Dia mengusap perut nya dengan sayang.Arum merutuki kebodohan nya karena tidak bisa menjaga anaknya dengan baik. Untung lah
Ceklek.Pintu IGD terbuka dari dalam, dokter keluar dari dalam IGD.Jack langsung berdiri."Bagaimana dengan anak dan istri saya?" Tanya Jack tidak sabar.Sean yang masih shock setelah mendengar pernyataan cinta Jack untuk Arum pun juga ikut berdiri.Pikiran Sean menjadi kosong rasanya.Dokter tadi membungkuk dengan hormat ke arah Jack, karena Jack adalah pemilik rumah sakit ini."Syukurlah istri Tuan baik-baik saja..." Ucap Dokter itu.Membuat Jack dan Sean bernapas lega. Akhirnya Arum baik-baik saja."Lalu bagaimana dengan anak ku?" Tanya Jack lagi.Semoga anaknya juga baik-baik saja, batin Jack berharap.Dokter itu langsung terdiam.Membuat Jack mengepalkan tangannya marah."JAWAB!" Teriak Jack marah.Kalau sampai dokter di depannya ini bilang anak nya tidak selamat, maka Jack akan menghajarnya habis-habisan.Sean langsung menahan tangan Jack."Ini rumah sakit Jack kau harus tenang..." Peringat Sean.Jangan sampai Jack membuat keributan di rumah sakit ini, bisa mengganggu pasien ya
Arum terbangun dari tidurnya, dia memegang perutnya yang terasa sangat sakit.Arum langsung duduk, langsung panik, kenapa perutnya sesakit ini."Tolong..." Ucap Arum dengan menangis.Arum tidak bisa lagi menahan rasa sakit di perutnya. Arum takut anaknya kenapa-napa, Arum juga belum makan apa-apa dari kemarin."TOLONG..." Teriak Arum sekuat tenaga.Semoga segera ada yang mendengar teriakan Arum, Arum sangat membutuhkan pertolongan sekarang.Ceklek.Tak lama pintu kamar mandi terbuka.Jack lah yang keluar dari dalam kamar mandi, Jack langsung berlari menghampiri Arum."Ada apa?" Tanya Jack dengan wajah paniknya."Perut ku sakit Jack tolong..." Ucap Arum dengan menangis.Mata Arum mulai mengabur, dia sudah tidak tahan dengan rasa sakit di perutnya."Anak kita..." Ucapan Arum terhenti, dia sudah kehilangan kesadaran."ARUM..." Teriak Jack dengan menepuk pipi Arum.Jack semakin panik saat melihat ada darah di kaki Arum.Jack menggelengkan kepalanya."Nggak, nggak mungkin..." Ucap Jack.Ja
Arum menepis tangan Jack, sehingga tembakan Jack meleset mengenai tembok.Arum bernapas lega Arnold tidak jadi terkena tembakan Jack.Semua orang di dalam ruang bawah tanah langsung terdiam.Arum dengan takut-takut menatap wajah Jack.Wajah Jack terlihat memerah, dan urat-urat di lehernya juga keluar. Sangat terlihat kalau Jack sangat marah.Jack menatap Arum dengan tajam. Berani-beraninya Arum melakukan itu semua, batin Jack.Napas Jack memburu menahan emosinya.Arum yakin pasti Jack akan sangat marah kepada nya.Arum buru-buru memeluk tubuh Jack dengan erat, Arum menangis sejadi-jadinya.Arum berharap dengan memeluk Jack seperti ini hati Jack akan sedikit luluh. Arum tidak tau lagi apa yang harus Arum lakukan.Tubuh Jack langsung menegang saat Arum memeluknya.Semua orang melihat ke arah mereka sekarang.Sean tersenyum dengan puas, Arum sudah melakukan yang terbaik sekarang.Sean yakin Jack akan luluh, karena tangisan dan pelukan dari Arum. Dan Jack pasti mengurungkan niatnya untuk
Jack mengajak Arum turun ke ruang bawah tanah.Arum sudah panik, apa yang mau Jack lakukan sebenarnya.Mata Arum melebar saat mereka sudah tiba di ruang bawah tanah."Ini pertunjukan nya..." Bisik Jack tepat di telinga Arum.Lalu Jack langsung tersenyum puas."Arnold..." Ucap Arum dengan suara yang bergetar.Arum melihat Arnold yang di rantai kedua tangannya.Wajah Arnold juga babak belur dan berlumuran darah."Arnold..." Ucap Arum hendak menghampiri Arnold.Namun Jack dengan cepat menahan tangan Arum.Arum langsung menoleh ke arah Jack."APA YANG KAU LAKUKAN JACK!" Teriak Arum marah.Jack benar-benar keterlaluan, Arum tidak tega melihat kondisi Arnold sekarang.Jack langsung menatap Arum dengan tajam."Kau membentak ku, hanya karena membela pria lain..." Ucap Jack dengan mengeram kesal.Jack berusaha menahan emosinya, sekarang itu yang keterlaluan itu Arum bukan Jack.Sekarang Arum lebih membela Arnold ternyata, daripada Jack suaminya sendiri."Kenapa kau pukuli Arnold..." Ucap Arum
Arum mengerjapkan matanya beberapa kali, sampai akhirnya dia sadar.Arum memegang kepalanya yang terasa pusing.Arum pun duduk dan menyandarkan tubuhnya di kepala ranjang. Tangan Arum terus memijit kepalanya yang terasa pusing.Arum pun melihat ke sekelilingnya, Arum langsung cemas saat dia sadar dia ada di kamar Jack."Sudah sadar sayang?"Arum langsung menoleh ke sampingnya, wajah Arum langsung panik saat melihat Jack duduk di sebelahnya.Arum menggelengkan kepalanya."Jangan ambil anak ku..." Ucap Arum dengan mata yang berkaca-kaca.Terlihat sekali dari wajar Arum kalau dia sangat takut dengan Jack.Arum gagal kabur kemarin, Jack pasti akan mengambil anak Arum sekarang. Arum langsung memegang perutnya.Jack menghembuskan napasnya kasar."Siapa yang mau mengambil anak mu?" Ucap Jack."Aku dengar semuanya..." Kata Arum.Jack sudah tidak bisa membohongi Arum lagi, karena Arum sudag tau semua niat jahat Jack."Lebih baik kau bunuh saja aku Jack, daripada aku harus berpisah dengan anak
Seseorang menarik tangan Arum dengan kasar.Membuat tubuh Arum langsung berbalik menghadap orang itu.Arum memundurkan tubuhnya beberapa langkah. Tubuh Arum bergetar hebat."Ja...Jack..." Ucap Arum lirih.Jack sudah berdiri di belakang Arum dengan beberapa bodyguard.Jack tersenyum miring saat melihat ekspresi ketakutan Arum."BERANINYA KAU KABUR DARI KU!" Bentak Jack.Tubuh Arum sudah panas dingin, melihat Jack ada di sini sekarang. Jack pasti akan menangkap Arum.Arum menggelengkan kepalanya, air matanya sudah mengalir deras.Jack mencengkram lengan Arum dengan kuat."LEPASKAN AKU..." Arum meneriaki Jack, dia berusaha melepaskan tangannya dari Jack.Pokoknya Arum tidak mau di bawa ke Mansion Jack lagi.Arnold mengepalkan tangannya kuat, dia sudah tidak bisa membantu Arum lagi sekarang."AKU TIDAK MAU LAGI KEMBALI KE MANSION MU..." Teriak Arum lagi."DASAR KEJAM, JANGAN AMBIL ANAK KU..." Teriak Arum lagi dengan kuat.Baru kali ini Arum meneriaki Jack seperti ini."Kau keterlaluan, k