Arum dan Diana sekarang sedang membersihkan taman yang ada di depan Mansion Jack."Di..." Panggil Arum ke Diana.Namun Diana tak kunjung menjawab.Arum pun menoleh ke arah Diana yang sedang berdiri di sebelah nya.Arum mengerutkan keningnya saat melihat Diana malah senyum-senyum sendiri.Arum ikut menoleh kemana arah Diana melihat."Arnold..." Ucap Arum saat melihat Arnold lah yang Diana lihat, sampai senyum-senyum sendiri begitu.Arnold sedang mencuci mobil di depan.Arum kembali menoleh ke arah Diana, dan Diana masih saja senyum-senyum sendiri."DIANA..." Panggil Arum cukup kencang."I...iya kenapa Rum?" Barulah Diana sadar."Kamu kenapa senyum-senyum sendiri?" Tanya Arum heran."Hehehe..." Diana malah tertawa, dia menggaruk lehernya yang tidak gatal."Kamu lihat deh Arnold..." Ucap Diana dengan menunjuk Arnold."Kenapa?" Tanya Arum ikut melihat ke arah Arnold.Memang ada apa dengan Arnold."Ganteng ya..." Ucap Diana dengan tersenyum.Arum hampir tertawa dibuatnya saat mendengar ucap
Setiap Arum bejalan menuju kamar Jack, pasti jantungnya berdebar tak karuan.Perasaannya selalu terasa tidak enak, ketika bersangkutan dengan Jack.Jack itu sangat menyeramkan menurut Arum.Tapi mau bagaimana lagi, ini sudah menjadi tugasnya. Jadi mau tidak mau Arum harus tetap mengerjakannya.Arum telah tiba di depan pintu kamar Jack. Arum berhenti sejenak untuk mengumpulkan keberaniannya sebelum masuk ke dalam kamar Jack."Huh..." Arum menghembuskan napasnya berat.Masuk kedalam kamar Jack, bagaikan masuk ke dalam kadang singa saja.Setelah cukup berani Arum pun membuka pintu kamar Jack.Ceklek.Arum pun membuka pintu kamar Jack dengan pelan, Arum langsung masuk kedalam dengan perlahan lalu menutup pintunya lagi.Arum menoleh mencari keberadaan Jack.Arum menyipitkan matanya saat melihat ranjang Jack. Jack masih berbaring di ranjangnya."Tumben..." Ucap Arum lirih.Tumben Jack belum bangun jam segini, biasanya setiap pagi Arum datang ke kamar Jack, pasti pria itu sudah bangun lebih
Arum memeras handuk yang dia masukan ke dalam bak berisi air hangat.Setelah merasa cukup kering, Arum langsung menaruh kain itu di dahi Jack.Panas Jack belum juga turun, semoga setelah di kompres begini panasnya segera turun.Dan setelah marah-marah dengan Arum tadi, Jack langsung tidur lagi. Sampai sekarang belum bangun.Tapi bagi Arum, lebih baik Jack tidur saja daripada bangun, membuat Arum takut.Arum memperhatikan wajah Jack yang sedang terlelap."Kalau sedang tidur begini, dia tidak tampak jahat..." Ujar Arum.Jack terlihat menyeramkan ketika dia buka matanya saja. Tapi ketika tidur begini, wajah Jack terlihat damai.Padahal warna mata Jack itu bagus, coklat terang. Tapi karena Jack selalu melotot, dan tidak pernah tersenyum makanya terlihat serem.Arum memperhatikan setiap sudut wajah Jack.Hidung mancung, alis tebal, rahang yang kokoh."Tampan..." Ucap Arum tanpa sadar memuji ketampanan Jack."Tapi sayang bajingan..." Ujar Arum lagi sedikit lirih.Takut Jack mendengar ucapan
Arnold menganggukkan kepalanya."Tanya saja.." ucap Arnold tidak keberatan.Arum mengibaskan tangannya, menyuruh Arnold untuk mendekat ke arahnya.Arnold mengerutkan keningnya bingung, namun walaupun begitu dia tetap mendekat ke arah Arum."Kita ngomongnya pelan-pelan aja ya..." Ucap Arum dengan berbisik."Kenapa?" Tanya Arnold heran."Karena aku mau ngomong soal Tuan Jack, takutnya ada pelayan lain yang denger, nanti kita di laporin lagi ke Tuan Jack, karena udah gosipin dia..." Ujar Arum.Tau sendiri di Mansion ini banyak kuping dimana-mana. Dan gosip gampang sekali tersebar."Oke.." ujar Arnold setuju."Katanya kamu kan sudah lama kerja disini.." ucap Arum."Iya,.terus..." Ujar Arnold."Aku mau tanya soal Ibunya Tuan Jack, dimana dia? Selama aku disini aku tidak pernah melihatnya.." Tanya Arum, masih dengan berbisik."OOO..." Ucap Arnold ber oh ria.Jadi soal itu yang mau Arum tanyakan."Dia sudah meninggal..." Ujar Arnold lagi.Arum menganggukkan kepalanya.Sudah Arum duga, kalau
Arum menatap bubur yang sudah berserakan di lantai.Bubur yang sudah dia buat susah payah, harus berakhir sia-sia.Sementara Jack hanya menatap Arum tidak minat, lalu dia kembali menyandarkan tubuhnya di kepala ranjang, dan memejamkan matanya lagi.Siapa suruh Arum cerewet, membuat Jack kesal saja.Kepala Jack sudah pusing, di tambah pusing karena harus berurusan dengan Arum.Arum menghembuskan napasnya sabar, dia pun mulai berjongkok dan memunguti pecahan beling yang berserakan di lantai."Ya ampun Nyonya...." Ucap Sean yang baru masuk kedalam kamar Jack lagi.Sean segera berlari dan menolong Arum memunguti pecahan beling itu."Tidak papa biar aku saja..." Ucap Arum tidak enak, ini kan pekerjaan nya.Jack yang mendengar panggilan Sean untuk Arum, langsung membuka matanya lebar."Apa kau bilang!" Ujar Jack.Bisa-bisanya Sean memanggil Arum seperti itu, membuat Jack marah saja.Sean yang baru sadar dengan panggilannya ke Arum, langsung menutup mulutnya rapat-rapat. Sepertinya Sean sala
Hari ini Jack sudah sembuh, dan dia mulai bekerja lagi seperti biasanya.Jack sekarang sudah berada di dalam mobilnya, Jack sedang menunggu supirnya, yang sedang mengambil tas Jack yang ke tinggalan di dalam Mansion.Jack terus menatap ke luar jendela mobilnya."Mereka terlihat semakin dekat..." Ujar Sean yang duduk di sebelah Jack.Sean ikut melihat ke mana arah mata Jack menatap.Jack sedang melihat Arum yang sedang berbicara dengan Arnold, mereka berdua terlihat sangat akrab.Bahkan Sean tidak pernah melihat Arum seceria itu selama berada di Mansion ini.Jack tidak peduli dia kembali menghadap ke depan. Itu bukan urusan Jack.Kenapa supirnya lama sekali, batin Jack semakin kesal.Semua orang di rumah ini kerjanya sangat lelet."Aku dengar Arnold sering memberikan Arum makanan, dan bahkan dia membelikan vitamin dan susu hamil untuk Arum.." Ujar Sean lagi."Itu bukan urusan ku..." Ujar Jack tak peduli.Kenapa Sean terus saja mengoceh tentang hal-hal yang tidak penting."Arum itu pere
"Arnold..." Panggil Arum ke Arnold.Arnold yang sedang duduk di taman depan Mansion Jack, langsung menoleh ke arah Arum."Kamu nggak ngawal Tuan Jack hari ini?" Tanya Arum dengan duduk di kursi yang ada di sebelah Arnold.Arnold menggelengkan kepalanya, hari ini bagian Arnold jaga rumah."Udah selesai tugas kamu?" Arnold balik bertanya ke Arum.Entah sejak kapan hubungan Arnold dan Arum menjadi semakin dekat."Belum sih, tapi Tuan Jack sudah berangkat kerja, jadi tinggal nyuci baju aja..." Ucap Arum.Kalau Jack sudah pergi kerja, Arum bisa sedikit santai.Tugas Arum tinggal mencuci baju Jack, itu juga cuma sedikit. Selebihnya kadang Arum membantu pekerjaan pelayan yang lain. Karena nanti kalau Arum tidak bantu pekerjaan lainnya, yang ada Arum tambah di nyinyirin oleh pelayan-pelayan yang ada di sini.Sampai sekarang mereka masih suka ngomongin Arum, dan mereka juga bertanya kenapa Jack tidak memecat Arum, padahal Jack tau Arum sedang hamil.Arum rasanya ingin berteriak di depan mereka,
Jack meneguk Wine yang ada di dalam botol hingga tandas.Sean yang melihat itu hanya bisa menggelengkan kepalanya. Pagi-pagi begini Jack sudah meminum alkohol saja.Benar-benar kebiasaan hidup yang buruk, batin Sean mengatai Jack."Apa lagi jadwal ku setelah ini?" Tanya Jack ke Sean."Nanti setelah makan siang ada meeting dengan klien dari Singapura Tuan .." jawab Sean.Jack mengangguk mengerti."Oke, kau boleh keluar..." Suruh Jack.Sean menundukkan kepalanya, dan hendak keluar dari sana.Namun dia mengurungkan niatnya dan kembali menoleh ke arah Jack."Tapi walaupun jadwal meeting mu masih siang nanti Tuan, pagi ini kau tetap harus memeriksa dan menanda tangani dokumen-dokumen yang sudah menumpuk..." Ucap Sean memberitahu.Bukanya mau mendikte Jack, takutnya Jack malah santai-santai saja dan hanya minum, lalu merokok.Berkas yang harus Jack tanda tangani masih sangat banyak.Jack menatap Sean tidak suka."Beraninya kau mengatur-atur ku.." ujar Jack kesal."Bukan mengatur Bos, aku ha
Hari ini pesta pernikahan Jack dan Arum akan di lakukan.Arum menatap penampilannya di cermin, dia sudah menggunakan baju pengantin berwarna putih.Gaun pengantin ini sangat indah menurut Arum, gaun panjang yang menjuntai sampai ke lantai. Di kepala Arum di pasang mahkota kecil, rambut Arum di sanggul dengan rapi. Arum terlihat sangat cantik.Arum sampai tidak menyangka kalau di cermin itu pantulan dirinya.Sebuah tangan memeluk Arum dari belakang dengan erat, siapa lagi kalau bukan Jack."Cantik banget..." Puji Jack dengan mencium pipi Arum.Arum benar-benar cantik hari ini, Jack sampai-sampai tidak ingin berbagai kecantikan Arum dengan orang. Jack rasanya ingin menyembunyikan Arum di dalam kamar saja.Arum tersenyum, dia membalik badannya dan menghadap ke arah Jack.Jack melepaskan pelukan mereka.Arum mengangkat tangannya membenarkan dasi Jack yang sedikit miring.Jack juga terlihat sangat tampan hari ini. Jack menggunakan jas Tuxedo berwarna putih, dan dasi berwarna hitam."Sudah
Dua bulan kemudian.Kandungan Arum sudah masuk usia delapan bulan.Satu bulan lagi Arum akan melahirkan dan bertemu dengan anaknya.Arum sudah tidak sabar menantikan saat-saat bahagia itu.Semakin besar perutnya, semakin susah Arum untuk berjalan.Selama dua bulan ini pun, Arum dan Jack tinggal berdua saja di apartemen.Jack yang ingin, karena kata Jack mereka perlu privasi untuk saling mengenal. Kalau di Mansion Jack terlalu banyak pelayan dan bodyguard.Tapi setiap hari ada Diana dan satu pelayan lain yang datang ke sini, untuk membantu membersihkan apartemen ini. Karena Jack tidak mengizinkan Arum untuk mengerjakan apapun.Selama dua bulan ini pun hubungan Jack dan Arum semakin membaik.Jack menepati janji, sekarang Jack sudah benar-benar berubah. Jack benar-benar menjadi suami yang sangat baik untuk Arum.Hidup Arum terasa sangat bahagia sekarang.Kandungan Arum juga sudah kuat, jadi dia tidak perlu berdiam diri di dalam kamar terus menerus."Sayang..." Teriak Jack dari luar kamar
Arum sudah sadar sekarang, dia langsung memegang perutnya."Anak ku..." Ucap Arum.Arum ingat tadi dia pingsan karena perutnya sakit. Arum takut kalau terjadi apa-apa dengan kandungan nya.Namun Arum bernapas lega saat merasa perutnya masih besar, itu artinya anak Arum baik-baik saja.Arum menoleh ke sekelilingnya."Dimana ini?" Tanya Arum. Saat Arum sadar kalau dia sedang berada di tempat asing.Arum tidak tau dia dimana sekarang, ini bukan kamar Jack, ataupun rumah sakit.Pintu kamar itu terbuka dari luar, Arum langsung menoleh ke arah pintu. Jack lah yang masuk.Jack langsung menghampiri Arum, dia lega melihat Arum sudah sadar."Kau baik-baik saja?" Tanya Jack dengan duduk di ranjang sebelah Arum."Anak ku...""Dia baik-baik saja, Dokter menyarankan mu untuk istirahat total..." Ucap Jack.Bahkan Arum juga tidak boleh turun dari ranjang.Arum lega mendengarnya. Dia mengusap perut nya dengan sayang.Arum merutuki kebodohan nya karena tidak bisa menjaga anaknya dengan baik. Untung lah
Ceklek.Pintu IGD terbuka dari dalam, dokter keluar dari dalam IGD.Jack langsung berdiri."Bagaimana dengan anak dan istri saya?" Tanya Jack tidak sabar.Sean yang masih shock setelah mendengar pernyataan cinta Jack untuk Arum pun juga ikut berdiri.Pikiran Sean menjadi kosong rasanya.Dokter tadi membungkuk dengan hormat ke arah Jack, karena Jack adalah pemilik rumah sakit ini."Syukurlah istri Tuan baik-baik saja..." Ucap Dokter itu.Membuat Jack dan Sean bernapas lega. Akhirnya Arum baik-baik saja."Lalu bagaimana dengan anak ku?" Tanya Jack lagi.Semoga anaknya juga baik-baik saja, batin Jack berharap.Dokter itu langsung terdiam.Membuat Jack mengepalkan tangannya marah."JAWAB!" Teriak Jack marah.Kalau sampai dokter di depannya ini bilang anak nya tidak selamat, maka Jack akan menghajarnya habis-habisan.Sean langsung menahan tangan Jack."Ini rumah sakit Jack kau harus tenang..." Peringat Sean.Jangan sampai Jack membuat keributan di rumah sakit ini, bisa mengganggu pasien ya
Arum terbangun dari tidurnya, dia memegang perutnya yang terasa sangat sakit.Arum langsung duduk, langsung panik, kenapa perutnya sesakit ini."Tolong..." Ucap Arum dengan menangis.Arum tidak bisa lagi menahan rasa sakit di perutnya. Arum takut anaknya kenapa-napa, Arum juga belum makan apa-apa dari kemarin."TOLONG..." Teriak Arum sekuat tenaga.Semoga segera ada yang mendengar teriakan Arum, Arum sangat membutuhkan pertolongan sekarang.Ceklek.Tak lama pintu kamar mandi terbuka.Jack lah yang keluar dari dalam kamar mandi, Jack langsung berlari menghampiri Arum."Ada apa?" Tanya Jack dengan wajah paniknya."Perut ku sakit Jack tolong..." Ucap Arum dengan menangis.Mata Arum mulai mengabur, dia sudah tidak tahan dengan rasa sakit di perutnya."Anak kita..." Ucapan Arum terhenti, dia sudah kehilangan kesadaran."ARUM..." Teriak Jack dengan menepuk pipi Arum.Jack semakin panik saat melihat ada darah di kaki Arum.Jack menggelengkan kepalanya."Nggak, nggak mungkin..." Ucap Jack.Ja
Arum menepis tangan Jack, sehingga tembakan Jack meleset mengenai tembok.Arum bernapas lega Arnold tidak jadi terkena tembakan Jack.Semua orang di dalam ruang bawah tanah langsung terdiam.Arum dengan takut-takut menatap wajah Jack.Wajah Jack terlihat memerah, dan urat-urat di lehernya juga keluar. Sangat terlihat kalau Jack sangat marah.Jack menatap Arum dengan tajam. Berani-beraninya Arum melakukan itu semua, batin Jack.Napas Jack memburu menahan emosinya.Arum yakin pasti Jack akan sangat marah kepada nya.Arum buru-buru memeluk tubuh Jack dengan erat, Arum menangis sejadi-jadinya.Arum berharap dengan memeluk Jack seperti ini hati Jack akan sedikit luluh. Arum tidak tau lagi apa yang harus Arum lakukan.Tubuh Jack langsung menegang saat Arum memeluknya.Semua orang melihat ke arah mereka sekarang.Sean tersenyum dengan puas, Arum sudah melakukan yang terbaik sekarang.Sean yakin Jack akan luluh, karena tangisan dan pelukan dari Arum. Dan Jack pasti mengurungkan niatnya untuk
Jack mengajak Arum turun ke ruang bawah tanah.Arum sudah panik, apa yang mau Jack lakukan sebenarnya.Mata Arum melebar saat mereka sudah tiba di ruang bawah tanah."Ini pertunjukan nya..." Bisik Jack tepat di telinga Arum.Lalu Jack langsung tersenyum puas."Arnold..." Ucap Arum dengan suara yang bergetar.Arum melihat Arnold yang di rantai kedua tangannya.Wajah Arnold juga babak belur dan berlumuran darah."Arnold..." Ucap Arum hendak menghampiri Arnold.Namun Jack dengan cepat menahan tangan Arum.Arum langsung menoleh ke arah Jack."APA YANG KAU LAKUKAN JACK!" Teriak Arum marah.Jack benar-benar keterlaluan, Arum tidak tega melihat kondisi Arnold sekarang.Jack langsung menatap Arum dengan tajam."Kau membentak ku, hanya karena membela pria lain..." Ucap Jack dengan mengeram kesal.Jack berusaha menahan emosinya, sekarang itu yang keterlaluan itu Arum bukan Jack.Sekarang Arum lebih membela Arnold ternyata, daripada Jack suaminya sendiri."Kenapa kau pukuli Arnold..." Ucap Arum
Arum mengerjapkan matanya beberapa kali, sampai akhirnya dia sadar.Arum memegang kepalanya yang terasa pusing.Arum pun duduk dan menyandarkan tubuhnya di kepala ranjang. Tangan Arum terus memijit kepalanya yang terasa pusing.Arum pun melihat ke sekelilingnya, Arum langsung cemas saat dia sadar dia ada di kamar Jack."Sudah sadar sayang?"Arum langsung menoleh ke sampingnya, wajah Arum langsung panik saat melihat Jack duduk di sebelahnya.Arum menggelengkan kepalanya."Jangan ambil anak ku..." Ucap Arum dengan mata yang berkaca-kaca.Terlihat sekali dari wajar Arum kalau dia sangat takut dengan Jack.Arum gagal kabur kemarin, Jack pasti akan mengambil anak Arum sekarang. Arum langsung memegang perutnya.Jack menghembuskan napasnya kasar."Siapa yang mau mengambil anak mu?" Ucap Jack."Aku dengar semuanya..." Kata Arum.Jack sudah tidak bisa membohongi Arum lagi, karena Arum sudag tau semua niat jahat Jack."Lebih baik kau bunuh saja aku Jack, daripada aku harus berpisah dengan anak
Seseorang menarik tangan Arum dengan kasar.Membuat tubuh Arum langsung berbalik menghadap orang itu.Arum memundurkan tubuhnya beberapa langkah. Tubuh Arum bergetar hebat."Ja...Jack..." Ucap Arum lirih.Jack sudah berdiri di belakang Arum dengan beberapa bodyguard.Jack tersenyum miring saat melihat ekspresi ketakutan Arum."BERANINYA KAU KABUR DARI KU!" Bentak Jack.Tubuh Arum sudah panas dingin, melihat Jack ada di sini sekarang. Jack pasti akan menangkap Arum.Arum menggelengkan kepalanya, air matanya sudah mengalir deras.Jack mencengkram lengan Arum dengan kuat."LEPASKAN AKU..." Arum meneriaki Jack, dia berusaha melepaskan tangannya dari Jack.Pokoknya Arum tidak mau di bawa ke Mansion Jack lagi.Arnold mengepalkan tangannya kuat, dia sudah tidak bisa membantu Arum lagi sekarang."AKU TIDAK MAU LAGI KEMBALI KE MANSION MU..." Teriak Arum lagi."DASAR KEJAM, JANGAN AMBIL ANAK KU..." Teriak Arum lagi dengan kuat.Baru kali ini Arum meneriaki Jack seperti ini."Kau keterlaluan, k