Share

Menampar Pelakor

Author: Bintang Senja
last update Last Updated: 2023-11-07 02:28:04

"Aku tidak mau." Akbar menggeleng, ia juga menolak untuk bercerai dengan Aretha.

"Terserah kamu, mas. Tapi keputusan aku sudah bulat untuk bercerai, tidak ada yang perlu dipertahankan lagi," ujar Aretha. Baginya apa yang suami dan ibu mertuanya lakukan sudah tidak ada maaf lagi.

"Tapi aku tetep tidak mau cerai, Aretha kita menikah sudah lama. Apa nggak sayang kalau tiba-tiba kita bercerai hanya gara-gara masalah sepele," ujar Akbar. Aretha menyipitkan matanya, suaminya bilang masalah sepele. Tidak ada masalah sepele jika sudah menyangkut tentang perselingkuhan dan penghianatan.

"Kamu bilang masalah sepele, mas. Mungkin kalau hanya masalah ibumu yang memakai uangku untuk membangun rumah, masih bisa dipertimbangkan. Tapi yang kamu lakukan sudah sangat keterlaluan, mas. Kamu sudah berbohong, dan yang membuatku memilih untuk berpisah, karena kamu sudah menghianati pernikahan kita," ungkap Aretha. Seketika Akbar bungkam, ia menikah dengan Wanda karena permintaan ibunya. Sejujurnya Akbar masih sangat mencintai Aretha.

"Aretha, aku menikah dengan Wanda karena ada alasannya. Ibu sudah sangat menginginkan seorang cucu, karena kamu belum juga hamil. Itu sebabnya ibu menyuruhku untuk menikah dengan Wanda. Aretha seharusnya kamu berterima kasih kepada Wanda, karena dengan begitu kamu bisa tenang ketika sedang bekerja," ujar Akbar. Rasanya Aretha ingin tertawa mendengar hal tersebut.

"Apa, mas. Aku harus berterima kasih kepada pelakor itu, aku masih waras. Kamu pikir aku akan diam saja, dan satu lagi, kamu bilang aku bisa tenang ketika sedang bekerja. Kamu pikir aku bod*h, di rumah kamu enak-enakan sama istri muda, terus di negeri orang aku harus banting tulang bekerja untuk menghidupi kalian." Aretha menggeleng, tak habis pikir dengan jalan pikiran suaminya.

"Memangnya apa salahnya, kamu tidak perlu mengandung dan melahirkan. Kamu hanya cukup bekerja mencari uang, sedangkan tugas Wanda yang akan mengandung dan melahirkan. Kamu tidak perlu capek-capek hamil tapi sudah punya anak," ucap Akbar. Entah apa yang sebenarnya ada di otak Akbar, sehingga entengnya ngomong seperti itu.

"Hanya wanita bod*h yang akan menerima tawaran dari kamu, mas. Tapi sayangnya aku sama sekali tidak tertarik, lebih baik aku dikatakan mandul ketimbang harus menjadi sapi perah kamu dan ibumu," sahut Aretha. Ia tidak sudi melakukan seperti yang suaminya itu minta.

"Jadi kamu tidak mau?" tanya Akbar untuk memastikan. Padahal jika Aretha bersedia, Akbar pasti akan lebih mendahulukan istri pertamanya itu ketimbang istri keduanya.

"Enggak, lebih baik sekarang kamu pulang, mas. Pasti istrimu sudah mencarimu," usirnya, bahkan Aretha bangkit dan menarik koper milik suaminya lalu diletakkan di teras depan.

"Aretha kamu benar-benar keterlaluan." Akbar bangkit dan mengikuti langkah istrinya, ia benar-benar kesal dengan sikap Aretha yang seolah tidak peduli dengan suaminya sendiri.

"Kamu yang keterlaluan, mas. Sekarang juga kamu pergi dari sini." Aretha menutup pintu rumahnya dengan cukup keras, brak.

"Ya Tuhan, bisa-bisanya aku menikah dengan laki-laki seperti mas Akbar, laki-laki yang tidak punya otak." Aretha meratapi nasibnya yang mempunyai suami seperti Akbar. Laki-laki yang ia anggap baik, tapi kenyataannya sama seperti lelaki di luar sana.

***

Mendengar cerita dari Akbar, Wanda dan Lidya sangat terkejut. Mereka tidak menyangka kalau Aretha bisa berbuat setega itu, mengusir Akbar dan menolak tawarannya. Kini mereka kembali dilanda pusing, lantaran hutang yang banyak dan tidak di satu tempat saja. Sedangkan Aretha sama sekali tidak mau membantunya.

"Terus apa yang akan kamu lakukan, kalau Aretha saja sudah mengusirmu, dia juga tidak mau membantu," ujar Lidya dengan nada kesal. Bagaimana tidak kesal, berharap putranya akan berhasil membujuk istrinya, tapi kenyataannya gagal.

"Akbar juga nggak tahu, bu." Akbar mengusap wajahnya dengan gusar, lalu menyenderkan kepalanya di sandaran sofa. Sesekali Akbar memijit pelipisnya yang terasa amat pusing.

"Ini tidak bisa dibiarkan, sepertinya wanita mandul itu perlu dikasih pelajaran," gumamnya. Wanda cukup kesal setelah mendengar cerita dari suaminya itu.

"Mas aku pamit pergi sebentar ya," ucap Wanda seraya bangkit dari duduknya. Seketika Akbar membuka matanya yang sempat terpejam, setelah mendengar suara istrinya.

"Pergi ke mana?" tanya Akbar.

"Ke supermarket sebentar, yang ada di pertigaan," jawab Wanda.

"Ya sudah." Akbar mengangguk. Setelah itu Wanda melangkah masuk ke dalam kamar untuk mengambil tas dan handphone.

Kini Wanda sudah dalam perjalanan menuju rumah Aretha, entah ada tujuan apa ia mendatangi istri pertama suaminya itu. Beruntung jarak rumah tidak terlalu jauh, sekitar dua puluh menit Wanda sudah sampai di tempat tujuan. Wanda tersenyum lalu melangkahkan menuju teras rumah Aretha.

"Aretha, buka pintunya." Wanda mengetuk pintu rumah Aretha.

Cukup lama Wanda menunggu, hingga akhirnya pintu rumah terbuka. Wanda tersenyum melihat Aretha yang kini berdiri di hadapannya itu. Sedangkan sang tuan rumah justru mengerutkan kening ketika melihat istri kedua suaminya datang. Ada tujuan apa madunya datang, Aretha tidak tahu.

"Kamu, untuk apa datang ke sini?" tanya Aretha tanpa basa-basi.

"Kedatangan aku ke sini hanya ingin bilang, tolong kamu terima tawaran dari mas Akbar. Karena kita akan sama-sama untung," jawab Wanda. Mendengar itu Aretha justru diam, lalu mengerutkan keningnya.

"Tawaran, tawaran apa yang kamu maksud." Aretha menatap wanita yang berdiri di hadapannya.

"Kamu tidak usah pura-pura tidak tahu, bukankah mas Akbar sudah menawarkan agar kamu membatalkan perceraian kalian. Bukan itu saja, mas Akbar juga memintamu untuk menerima aku. Karena di sini hanya aku yang bisa memberikan ibu cucu, dan kamu cukup kerja seperti biasanya," ungkap Wanda.  Mendengar itu Aretha menggeleng, istri sama suami sama saja. Sama-sama tidak punya otak.

"Aku tidak mau jadi mesin ATM untuk kalian, itu sebabnya aku menolak tawaran dari mas Akbar, toh kita juga akan bercerai," sahut Aretha. Mendengar itu dada Wanda terasa bergemuruh, ternyata susah untuk mempertahankan Aretha agar tetap menjadi mesin penghasil uang untuk dirinya dan juga keluarga suaminya.

"Kamu menolaknya karena berita itu benar, berita jika kamu menjadi simpanan majikanmu di luar negeri. Itu sebabnya kamu ngotot mau cerai, agar bisa bebas berhubungan dengan laki-laki lain, terutama .... "

Plak, plak, dua tamparan mendarat sempurna di pipi mulus Wanda. "Jaga mulut kamu ya, aku meminta cerai bukan karena memiliki hubungan khusus dengan majikanku di luar negeri. Aku bukan wanita murah*n seperti kamu, aku masih punya harga diri. Aku meminta cerai karena tidak mau lagi dimanfaatkan oleh benalu seperti kamu dan keluarga suamimu itu."

Related chapters

  • PESAN YANG DIKIRIM OLEH TETANGGA   Ancaman dari Aretha

    Wanda memegangi pipinya yang terasa panas, akibat tamparan dari Aretha. Ia tidak menyangka jika wanita di hadapannya akan seberani itu, Wanda pikir Aretha akan diam, tapi kenyataannya tidak. Wanda masih memegangi pipinya, rasa panas yang langsung menjalar, membuatnya merasa kesakitan."Sekali lagi kamu memfitnahku seperti itu, kamu akan tahu sendiri akibatnya. Bahkan aku tidak segan-segan untuk melemparmu ke penjara," ucap Aretha, yang mungkin lebih tepatnya sebagai ancaman. Seketika mata Wanda melotot, ia tidak ingin masuk penjara hanya gara-gara masalah sepele."Lebih baik sekarang kamu pergi dari sini, rumahku bisa kotor kalau sampai diinjak oleh wanita sepertimu." Aretha mengusir Wanda, bahkan melarang wanita itu untuk masuk dan menginjakkan kaki di rumahnya."Kamu lihat saja nanti, kamu akan menyesal." Setelah mengatakan itu Wanda meninggalkan rumah Aretha. Wanita itu melangkah seraya terus memegangi pipinya yang masih terasa sakit.Aretha menghela napas, rupanya ia tidak bisa di

    Last Updated : 2023-11-24
  • PESAN YANG DIKIRIM OLEH TETANGGA   Rencana Akbar

    "Aretha, kamu jangan keterlaluan seperti itu. Rumah ini sudah aku bangun susah-susah dan kamu akan menghancurkannya begitu saja, aku tidak terima," ucap Akbar dengan nada sedikit emosi. Istrinya yang dulunya lugu dan pendiam, kini berubah total semenjak bekerja di luar negeri."Di sini yang keterlaluan itu siapa, mas. Aku apa kalian, aku bekerja keras di negeri orang, tapi kalian enak-enakan di rumah. Kalian memanfaatkan uang yang setiap bulan aku kirim," sahut Aretha. Dadanya terasa sakit ketika mendengar ucapan suaminya."Seharusnya kamu lebih mementingkan kebutuhan kita, kamu bilang ingin merenovasi rumah kita. Tapi kenyataannya apa, justru kamu menggunakan uang itu untuk membangun rumah ibu, dan kamu melakukannya tanpa meminta ijin dariku." Aretha menatap suaminya dengan tatapan yang tajam."Jadi kamu tidak ikhlas melakukan semuanya, kamu tidak ikhlas membantu ibu untuk membangun rumah. Aku berencana untuk mengajakmu tinggal di sini, itu sebabnya aku lebih memilih untuk membangun

    Last Updated : 2023-11-24
  • PESAN YANG DIKIRIM OLEH TETANGGA   Akbar Masuk Penjara

    Aretha sangat terkejut mendengar ucapan majikannya, tega-teganya Akbar membakar rumahnya. Apa gara-gara ancaman yang Aretha tujukan, sehingga suaminya tega melakukan hal tersebut. Aretha menggeleng, seperti tidak percaya, namun semua itu kenyataan, jika Akbar sudah melakukan kejahatan.Selang beberapa menit, ponsel Aretha bergetar, wanita itu sedikit tersentak. Aretha melirik benda pipih miliknya, lalu mengambilnya. Saat dicek, tertera nama ibu Nurul pada layar ponsel, dengan segera Aretha membuka pesan yang dikirim oleh tetangganya itu.@Ibu Nurul[Aretha, rumahmu kebakaran. Hampir semuanya dilalap oleh api]Aretha terdiam usai membaca pesan yang tetangganya itu kirim. Bukan hanya pesan, tetapi ada beberapa foto dan juga video. Banyak tetangga yang membantu untuk memadamkannya, bahkan terlihat jika sudah ada petugas pemadam kebakaran yang menanganinya.@Aretha[Astaghfirullah, kenapa bisa sampai kebakaran. Apa, ibu tahu penyebab atau pelakunya]@Ibu Nurul[Ibu belum tahu, tapi polisi

    Last Updated : 2023-11-24
  • PESAN YANG DIKIRIM OLEH TETANGGA   Peringatan Terakhir

    Mobil yang membawa Akbar sudah melaju pergi, begitu juga dengan mobil yang membawa Aretha. Ia memang datang bersama majikannya, namun Reynand memilih untuk menunggu di mobil. Jika ikut keluar khawatir akan menambah masalah untuk Aretha. Setelah mereka pergi, Wanda dan Lidya mondar-mandir tak jelas di ruang tamu. Mereka tidak mau jika harus angkat kaki dari rumah tersebut."Bu, bagaimana ini. Kalau Aretha benar-benar akan mengusir kita. Lalu kita akan tinggal di mana?" tanya Wanda dengan raut wajah khawatir."Ibu juga tidak tahu, ibu bingung." Lidya menggeleng. Apa mungkin ini balasan untuk perbuatannya yang sudah dzolim terhadap menantunya sendiri.Lidya menjatuhkan bobotnya di sofa ruang tamu, wanita itu memijit pelipisnya yang terasa pusing. Kalau Akbar benar-benar ditahan, lalu bagaimana dengan nasib dirinya dan juga Wanda. Bukan itu saja, Lidya juga khawatir jika nantinya Aretha benar-benar datang dan mengusirnya. Ia tidak mau kalau harus meninggalkan rumah mewahnya itu."Bu, apa

    Last Updated : 2023-12-09
  • PESAN YANG DIKIRIM OLEH TETANGGA   Drama Ibu Mertua

    "Aretha, kamu sudah gil* ya. Kamu mau membuat ibu mertuamu sendiri jadi gelandangan." Lidya menatap tajam ke arah menantunya itu. Ia sangat berharap agar Aretha mau mengurungkan niatnya itu."Kalau begitu silahkan kalian angkat kaki dari rumah ini," ujar Aretha. Orang seperti ibu mertuanya memang harus diberi pelajaran. Gertakan saja ternyata tidak cukup, tapi harus dengan tindakan."Saya tidak mau pergi dari rumah ini, ini rumah saya. Saya yang sudah membangunnya, jadi kamu jangan seenaknya mengusir saya," ujar Lidya dengan nada suara naik satu oktaf. Mendengar itu Aretha justru mengerutkan keningnya."Aretha, kalau kami pergi dari rumah ini, lalu kami mau tinggal di mana. Kamu jangan sembarangan dong jadi orang, dan asal kamu tahu. Ibu itu masih menjadi ibu mertua kamu." Wanda angkat bicara, sedari tadi wanita itu diam dan akhirnya sekarang bersuara."Ya kamu memang benar, karena aku dan mas Akbar belum resmi bercerai. Tapi tidak lama lagi, pengadilan akan memutuskannya," ujar Areth

    Last Updated : 2023-12-09
  • PESAN YANG DIKIRIM OLEH TETANGGA   Resmi Bercerai

    "Sepertinya tidak ada salahnya juga kalau aku terima ibu untuk tinggal di sini." Aretha bergumam. Mungkin dengan ibu mertuanya tinggal bersama, Aretha akan mudah untuk membalik nama sertifikat rumah tersebut."Aretha, bagaimana?" tanya Lidya. "Boleh, tapi dengan syarat," jawab Aretha. Seketika Lidya tersenyum saat mendengar kalau menantunya mengijinkan dirinya untuk tinggal bersama."Apa syaratnya?" tanya Lidya. Berharap syarat yang Aretha berikan tidak berat."Mudah kok, ibu cukup mengganti sertifikat rumah ini menjadi atas namaku, bagaimana." Jawaban yang Aretha berikan cukup membuat Lidya bungkam dan juga terkejut. Wanita itu berusaha untuk berpikir dan mencari jalan keluarnya, tapi rasanya tidak ada kecuali menuruti keinginan Aretha.Sedangkan diam-diam Aretha memperhatikan raut wajah ibu mertuanya yang tengah berpikir. Ia yakin kalau ibu mertuanya pasti terkejut mendengar syarat yang Aretha berikan. Aretha ingin tahu, apakah wanita yang ada di hadapannya itu bersedia memenuhi sy

    Last Updated : 2023-12-11
  • PESAN YANG DIKIRIM OLEH TETANGGA   Sekantor dengan Mantan

    "Kamu nuduh aku." Wanda menatap Aretha dengan tatapan mata yang tajam. Wajahnya sudah merah padam, lantaran menahan amarah. Sedangkan Akbar masih diam, ia memang merasa ada kejanggalan pada istrinya itu.Aretha tersenyum. "Aku enggak nuduh kok, tapi kalau merasa ya syukur deh.""Itu sama saja kamu nuduh, dasar mandul. Kamu tidak akan pernah bahagia, apa lagi dengan kondisimu yang mandul ini," ejeknya. Wanda tersenyum puas, tetapi Aretha hanya diam untuk menanggapinya."Aretha lebih baik kita pulang sekarang saja, Alice udah nyariin kamu terus," ujar Reynand untuk menghindari perdebatan antara Aretha dan Wanda."Iya. Kami permisi dulu ya." Aretha segera masuk ke dalam mobil dan diikuti oleh Reynand. Setelah itu perlahan mobil melaju meninggalkan tempat tersebut."Enggak usah dilihatin terus dong, mas. Udah mantan juga," tegurnya. Wanda merasa cemburu dan tidak suka saat melihat suaminya yang masih saja peduli dengan mantan istrinya itu."Lebih baik kita pulang sekarang saja, ibu udah c

    Last Updated : 2023-12-17
  • PESAN YANG DIKIRIM OLEH TETANGGA   Dilabrak Istri Sah

    "Kamu pasti bingung, Mas. Kenapa aku bisa duduk di sini." Aretha membatin, sementara Akbar masih diam dengan raut wajah kebingungan. "Kamu sekarang berubah ya," ujar Akbar seraya menatap mantan istrinya dengan tatapan tak percaya. Bahkan lelaki itu kembali menggelengkan kepalanya, rasanya ia tidak percaya dengan apa yang Akbar lihat saat ini.Aretha menghela napas. "Tolong, di sini untuk membahas pekerjaan, bukan membahas masalah pribadi."Akbar membuang muka, kesal dan marah berubah menjadi satu. Setelah itu Akbar menghembuskan napas, berusaha untuk menahan sabar. Sementara Aretha menahan tawanya saat melihat ekpresi wajah mantan suaminya."Kamu memang sombong, ok mungkin sekarang kamu menang. Tapi aku akan buktikan kalau kamu akan hancur dan setelah itu kamu akan meminta kembali lagi padaku." Setelah mengatakan itu Akbar memutuskan untuk pergi. Malu rasanya jika harus bekerja satu kantor dengan mantan istri. Terlebih posisi Aretha yang sebagai pemimpin."Dasar sombong, mau dikasih

    Last Updated : 2023-12-17

Latest chapter

  • PESAN YANG DIKIRIM OLEH TETANGGA   Penyesalan & Kebahagiaan ( Ending )

    Dua bulan sudah setelah kejadian di mana Lidya kecelakaan, wanita itu harus menerima kenyataan jika dirinya lumpuh. Beruntung selama ini kehidupannya ditanggung oleh keponakannya. Karena sudah dua bulan juga Akbar berhenti bekerja, setelah usahanya untuk membujuk Aretha gagal. Lelaki itu sering menyendiri dan mengurung diri di kamar.Awalnya Rani, sebagai keponakan Lidya hendak membawa mereka pulang ke Bandung, kota kelahiran Lidya. Namun wanita itu menolak, ia berniat untuk meminta maaf kepada Aretha. Tetapi sampai detik ini Lidya belum bertemu dengan mantan menantunya itu. Rani sudah berusaha membantu untuk mencari keberadaan Aretha, tapi hasilnya nihil."Bagaimana, Ran? Apa sudah ada kabar tentang Aretha." Lidya melontarkan pertanyaan, mereka baru saja selesai menyantap sarapan pagi bersama."Belum, tante. Rani sudah mencoba untuk mencarinya, tapi sampai sekarang belum ada hasilnya," jawab Rani. Mendengar itu Lidya hanya menghela napas, entah sampai kapan ia harus bersabar."Ya sud

  • PESAN YANG DIKIRIM OLEH TETANGGA   Karma untuk Lidya

    "Mas Akbar seperti orang yang sudah tidak waras, permintaannya benar-benar aneh," gumamnya. Aretha tidak menyangka jika mantan suaminya akan datang dan meminta hal teraneh seperti itu."Maaf, tapi aku tidak bisa. Lebih baik sekarang kamu pergi dari sini, karena usahamu akan sia-sia," ungkap Aretha. Mendengar itu senyum Akbar seketika memudar, lelaki itu menggeleng. Tak percaya jika usahanya untuk membujuk mantan istrinya akan gagal."Sekarang kamu berubah sombong ya, kamu bukan Aretha yang dulu," ucap Akbar seraya menatap tak percaya ke arah mantan istrinya itu. Sementara itu Aretha hanya diam, tak peduli dengan ucapan mantan suaminya."Aku menjadi seperti ini juga karena ulahmu sendiri ... sudahlah. Lebih baik sekarang kamu pulang, soalnya aku masih punya banyak urusan," sahut Aretha. Ia tidak ingin terlalu lama melayani perbincangannya dengan Akbar."Aku tidak akan pergi sebelum kamu mau menuruti keinginanku," ujar Akbar seraya menatap wajah mantan istrinya. Jujur, ingin rasanya ia

  • PESAN YANG DIKIRIM OLEH TETANGGA   Permintaan Gila Akbar

    Kabar Yudha kecelakaan telah sampai di telinga Rosa, ia tidak menyangka jika suaminya akan meninggal dengan cara seperti itu. Mungkin ini karma untuk seorang penghianat, selama ini Yudha tidak pernah bermain api di belakang Rosa. Namun sekali bermain justru langsung mendapatkan karma yang begitu setimpal.Jujur, Rosa merasa sedih karena harus kehilangan suaminya untuk selamanya. Namun ia akan lebih bersedih ketika melihat suaminya hidup dengan wanita lain,mungkin ini jalan yang terbaik. Hanya saja yang ada di pikiran Rosa bagaimana nasib anaknya kelak saat tahu jika ayahnya telah tiada.Saat ini putri yang Rosa lahirkan baru berusia satu tahun, sejak Yudha berselingkuh. Lelaki itu jarang pulang dan juga jarang menanyakan tentang anaknya. Rosa hanya bisa berharap, semoga putrinya tumbuh menjadi anak yang berguna. Karena sekarang Rosa memang harus benar-benar berjuang sendiri untuk membesarkan putrinya itu.Sementara itu, Akbar yang mendengar kabar tentang kematian mantan istrinya hanya

  • PESAN YANG DIKIRIM OLEH TETANGGA   Karma

    "Rosa kamu tidak bisa berbuat seperti itu, surat perjanjian yang mana." Yudha berusaha mengelak. Ia tidak ingin kehilangan hartanya yang kini telah dikuasai oleh Rosa."Kamu tidak usah mengelak, mas. Karena semuanya sudah ada buktinya, dan perbuatan kamu juga ada buktinya. Walaupun kamu seorang pengacara, jangan seenaknya saja berbuat tanpa memikirkan resikonya," ujar Rosa. Rasanya ia sudah muak melihat wajah suaminya itu."Sampai ketemu di pengadilan nanti." Setelah mengatakan itu Rosa memilih untuk pergi. Keputusannya untuk berpisah sudah bulat, untuk apa mempertahankan pernikahan yang sudah tak sehat lagi. Karena akan sangat percuma, bertahan tetapi dihianati."Rosa tunggu, kita bisa bicarakan masalah ini baik-baik. Kamu tahu kan resikonya kalau sampai kedua orang tuaku tahu." Yudha mencekal pergelangan tangan istrinya. Ia tak akan rela jika sampai perpisahan itu terjadi."Itu urusan kamu, mas. Bukan urusanku, salah kamu sendiri berbuat kesalahan. Kamu kan laki-laki, jadi harus sia

  • PESAN YANG DIKIRIM OLEH TETANGGA   Awal Pembalasan

    Setelah itu Akbar dan Wanda memutuskan untuk pulang. Jujur, Akbar cukup kecewa dengan hasilnya, tapi berbeda dengan Wanda. Karena anak yang ia kandung terbukti benih Yudha, itu artinya lelaki yang sudah menjalin hubungan dengannya akan menikahinya nanti."Setelah ini kamu harus pergi dari rumah," ucap Akbar ketika mereka masih dalam perjalanan."Kamu ngusir aku, mas." Wanda menoleh, menatap lelaki yang duduk di sebelahnya itu."Iya, lagi pula kita sudah bukan suami istri. Dan satu lagi, anak yang kamu kandung itu bukan anakku," ungkap Akbar. Mendengar itu Wanda terdiam, ia memang harus menerima resikonya. Karena terbukti anak yang dikandungnya bukan darah daging Akbar, itu artinya Wanda harus pergi."Ok tidak masalah, dari pada kamu mandul. Setelah ini tidak akan ada wanita yang mau denganmu." Wanda menatap sinis ke arah mantan suaminya. Mendengar hal itu dada Akbar terasa bergemuruh, tetapi sebisa mungkin ia tahan.Tidak butuh waktu lama, kini mereka sudah sampai di rumah. Keduanya

  • PESAN YANG DIKIRIM OLEH TETANGGA   Fakta Mengejutkan

    Sedari tadi Aretha hanya diam, meski dalam hati ia merasa panik dan juga khawatir, tetapi ia tidak ingin ikut campur urusan mereka. Sedangkan Reynand hanya tersenyum mendengar ancaman dari mantan istrinya itu. Reynand sudah sangat paham dengan sifat mantan istrinya itu."Kamu pikir aku akan takut, apa kamu lupa saat pergi dulu." Reynand menatap wajah Rena yang tiba-tiba menegang. Seketika bayangan masa lalunya berputar di benaknya."Kamu lupa ketika pergi meninggalkan Alice yang saat itu masih sangat membutuhkan seorang ibu." Reynand terus menatap wajah Rena."Kamu lebih memilih laki-laki lain ketimbang anakmu yang saat itu masih bayi merah. Bahkan kamu terbukti hendak mencelakainya, jika saja aku datang terlambat mungkin nyawanya akan melayang." Reynand kembali mengingatkan kejadian dulu di masa lalu, hal tersebut membuat wajah Rena memucat."Entah apa kurangnya aku, padahal semua kebutuhan aku penuhi, fasilitas, uang bulanan tercukupi, kasih sayang dan ... ah mungkin memang aku yang

  • PESAN YANG DIKIRIM OLEH TETANGGA   Kedatangan Mantan Istri

    "Mas tunggu." Wanda berlari mengejar Akbar."Mas tunggu, kamu tidak bisa menjatuhkan talak begitu saja." Wanda menarik bahu Akbar. Namun hati yang sudah dikuasai oleh api kemarahan membuat lelaki itu langsung mengibaskan tangan Wanda.Bruk, tubuh Wanda oleng dan terjatuh lantaran Akbar terlalu keras ketika mengibaskan tangan wanita itu. Wanda memegangi perutnya yang tiba-tiba terasa sangat sakit. Akbar yang melihat itu seketika terdiam, ada rasa khawatir dalam hati dan juga pikirannya."Mas sakit." Wanda memegangi perutnya seraya terus merintih kesakitan."Akbar, Wanda kenapa." Lidya yang melihatnya seketika berlari menghampiri menantunya itu. Walaupun ia tahu bagaimana kelakuan Wanda, tetapi Lidya tetap merasa kasihan."Bu, perut aku sakit banget." Wanda terus merintih kesakitan."Akbar, ayo cepat bawa Wanda ke rumah sakit," titah Lidya. Dengan sedikit terpaksa Akbar menuruti perintah ibunya. Lelaki itu mengangkat tubuh Wanda dan membawanya ke luar.Kini mereka sudah dalam perjalanan

  • PESAN YANG DIKIRIM OLEH TETANGGA   Talak untuk Wanda

    "Mas kamu kenapa?" tanya Wanda dengan raut wajah ketakutan. Tatapan mata suaminya bak singa kelaparan yang siap menerkam."Kamu tanya kenapa, apa kamu tidak bisa melihat ini." Akbar menunjukkan foto serta video tersebut tepat di hadapan istrinya."Ternyata benar apa yang Aretha katakan, kalau kamu menyewa pengacara dengan cara yang salah. Kamu membayarnya dengan ... tubuhmu," ujar Akbar. Sontak Wanda bungkam, ia tidak tahu harus berbuat apa lagi. Lidahnya tiba-tiba terasa kelu, tetapi hatinya terasa sakit ketika mendengar suaminya menyebut nama mantan istrinya."Aku nggak suka kamu nyebut-nyebut nama mantan istrimu itu, mas. Gara-gara dia hubungan kita jadi seperti ini, dia yang sudah menyebabkan .... ""Diam kamu! Seharusnya kamu introspeksi diri, bukannya menyalahkan orang lain. Lagi pula apa yang aku katakan benar kok, jika dibandingkan Aretha itu jauh lebih baik dari pada dengan kamu." Akbar memotong ucapan istrinya, seketika Wanda terkejut ketika mendengar hal tersebut. Terlebih

  • PESAN YANG DIKIRIM OLEH TETANGGA   Dilabrak Istri Sah

    "Kamu pasti bingung, Mas. Kenapa aku bisa duduk di sini." Aretha membatin, sementara Akbar masih diam dengan raut wajah kebingungan. "Kamu sekarang berubah ya," ujar Akbar seraya menatap mantan istrinya dengan tatapan tak percaya. Bahkan lelaki itu kembali menggelengkan kepalanya, rasanya ia tidak percaya dengan apa yang Akbar lihat saat ini.Aretha menghela napas. "Tolong, di sini untuk membahas pekerjaan, bukan membahas masalah pribadi."Akbar membuang muka, kesal dan marah berubah menjadi satu. Setelah itu Akbar menghembuskan napas, berusaha untuk menahan sabar. Sementara Aretha menahan tawanya saat melihat ekpresi wajah mantan suaminya."Kamu memang sombong, ok mungkin sekarang kamu menang. Tapi aku akan buktikan kalau kamu akan hancur dan setelah itu kamu akan meminta kembali lagi padaku." Setelah mengatakan itu Akbar memutuskan untuk pergi. Malu rasanya jika harus bekerja satu kantor dengan mantan istri. Terlebih posisi Aretha yang sebagai pemimpin."Dasar sombong, mau dikasih

DMCA.com Protection Status