***
Berapa hari kemudian, Darwin keluar dari rumah sakit dan ia pulang bersama Anton ke salah satu kontrakan campuran. Di antara kontrakan itu, Darwin melihat Narnia memaki-maki seorang pria yang sepertinya membayarkan biaya sewa kontrakan ke ibu kost yang menebar senyuman kepada pria itu.
“Hai,” sapa Darwin kepada pria yang memakai baju bengkel itu.
Ardi menoleh ke arah suara dan berusah mengingat-ingat siapa pria di depannya dan pernah kenal di mana. Karena saat ini Darwin tidak memakai kacamata pantat botol.
“Aku ingin berbicara berdua denganmu,” ucap Darwin yang menarik Ardi ke salah satu tempat yang ada kantin. Ia segera mengoderkan minuman dingin dua gelas.
Ardi masih diam sembari berpikir keras. Karena ingatannya buruk mengingat nama dan wajah orang, aslinya memang buruk.
“Kau siapa?” tanya Ardi yang sudah malas berpikir.
“Masa lupa sih? Ini aku yang memakai ini,” jelas Darwin yan
Ardi mengeleng-ngelengkan kepala. Ia ingin Andi serius belajar tapi Andi malah kirim hadiah untuknya.Sesuai keinginan ayah Andi. Ardi menerima bonus gaji dan ikut ayah Andi pulang kerumah. Ardi masih ingat, saat ia kerumah Andi. Masih ada Dino, Elvin dan Irvan. Lalu mereka menyantap masakkan ibu Andi yang sungguh ajaib itu.Melihat Ardi berdiri bengong dengan menatapi foto 12 orang di satu bingkai foto. Ayah Andi berjalan pelan dan menarik tangan Ardi.“Ayo makan malam bersama,” ajak ayah Andi yang merasa berhutang nyawa dan budi kepada sahabat-sahabat Andi di dalam foto. Saat ia tahu dari istrinya, Andi dulu anak lemah yang di bully terus sama berapa geng sekolah dan Ardi maupun yang lainnya menyelamatkan Andi dan berteman hingga sekarang. Bahkan ia ingat bagaimana kedua pemuda bernama Irvan dan Elvin yang meninggal karena mempertaruhkan nyawa mendorong Andi keluar dari kecelakaan di tol. Rasa bersalah semakin mengeroti hatinya.“Aku t
Narnia mencebikkan bibirnya.“Siapa yang mau main gituan,” balas Narnia yang udah kapok berhubungan dengan yang begituan yang akhirnya membuat dirinya seperti jalang yang di gilir oleh banyak pria.Sesat Narnia berpikir, apakah ada pria yang akan menerima dirinya apa adanya dengan masalalu yang pernah menjadi tumbal persugihan dan di gilir oleh pria berbeda setiap malam.“Ya sudah, kita fokus dengan materi kuliah!” Perintah Anton.Sedangkan Darwin masih penasaran dengan kasus kesurupan barusan, karena rasa-rasanya agak aneh. Terjadi kesurupan masal di lingkungan tempat kuliah.“Pengumuman penguman pengumam… semua mahasiswa di harapkan untuk segera pulang hari ini,”Akibat penguman cepat pulang, semua mahasiswa dan mahasiswi segera keluar dari kampus.Anton, Darwin maupun Narnia juga pulang awal dan berpapasan dengan Resti dan Wina yang merupakan mantan Ardi. Yang masih memasang aura permusuha
Mata Narnia menatap ke arah gangang pintu yang di lilitkan satu plastik berukuran kecil.“Kamu yang lakukan?” tanya Narnia yang melihat ke wajah Anton.“Bukan, tapi Ardi. Aku takut makananya di ambil orang lain, jadi aku kasih kamu tahu.”Narnia menghela nafas panjang dan menampakkan wajah sedikit kusut, ia melepaskan kantong plastik dari gangang pintunya.“Terima kasih,” balas Narnia kepada Anton yang sudah berjalan selangkah.“Sama-sama,” balas Anton dengan senyumannya.Di dalam kamar, Narnia menatapi nasi goreng dan satu amplok putih yang di duga Narnia berisi uang. Ternyata, dugaanya menjadi kenyataan. Ada uang sebanyak tiga juta di dalam amplok putih, saat di buka oleh Narnia.“Pria ini,” umpat Narnia yang kesal yang hendak mengembalikan uang Ardi.Narnia mencari nomor ponsel Ardi di ponselnya, tapi ia baru sadar. Selama ini, dirinya tidak pernah menyimpan nomor p
“Sebentar lagi akan terkumpul semua,” gumam Ardi yang mematikan ponselnya dan bergegas tidur, karena ia harus kerja lagi di pagi hari. untuk mengumpulkan uang untuk biaya kuliah dan biaya kehidupan Narnia.***Seperti biasa biasa, Darwin akan mengajak Narnia untuk ke kampus bersama-sama dan Anton akan ikut belakangan. Sambil melihat Darwin yang membonceng Narnia di belakang. pemandangan seperti ini sudah bosan di lihat oleh Anton, selama hampir dua tahun.Sesampai di tempat pakiran kampus, Narnia sempat melihat sosok Ardi yang keluar dari ruangan admitrasi. Dengan langkah cepat, Narnia mengejar bayangan tersebut dan ternyata benar. Ia tidak salah melihat.“Ardi?” sahut Narnia.Ardi seperti biasa hanya diam dan melirik ke arah lain, seolah-olah ia tidak mengenal Narnia. Narnia yang kesal dengan sikap Ardi yang semakin menjadi-jadi, langsung mengajak Ardi ke tempat lain dan melayangkan tatapan kesal pada Ardi.
***Di bengkel, Ardi masih giat mengerjakan pekerjaanya demi mendapatkan uang untuk membiayai kuliah Narnia di luar negeri. tepatnya, Saat Ardi mengetahui bahwa biaya kuliah di luar negeri mempunyai harga yang sungguh membuat Ardi hampir muntah darah. Tapi ia tidak bisa mengeluh atau pun memilih kabur. setelah dosa yang pernah ia lakukan kepada Narnia selama ini.“Ar, ayo makan dulu. Jangan di paksaain kerja melulu!” perintah seorang pria yang tak lain adalah ayah dari Andi. yang sedang berkacak pinggang di samping mobil yang sedang di perbaiki oleh Ardi.Ardi telalu sibuk sampai melupakan makan siangnya, maka tidak heran. Jika sampai ayah dari Andi akan menegurnya seperti ini dan bukan pertama kali juga ayah dari sahabatnya menegur dengan nada memerintah.“Bentar lagi om, udah tanggung nih.”Ayah Andi tidak menyerah begitu saja, ia masih memaksa Ardi untuk segera makan. Karena jika sampai terjadi sesuatu pada Ardi. Dirinya
Setelah semua hening dalam waktu yang cukup lama. Anton memberanikan diri untuk bersuara.“Gimana kalau kita coba diskusi dengan dosennya?” saran Anton yang memecahkan keheningan di antara semuanya yang sudah beroto tegang.“Benar juga saranmu, ayo Nar. Kita coba bicarakan dengan dosen,” sambung Darwin yang lansgung menarik Narnia pergi dan secepatnya.Resti menatapi kepergian keduanya dengan tatapan iri, karena melihat Darwin lebih perhatian kepada Narnia. Daripada ke dirinya.“Ayo pergi menyusul mereka,” ajak Anton yang berjalan duluan tanpa menarik pergelangan tangan Resti.Dengan hati mengerutu, Resti berjalan di belakang Anton yang bersikap cuek. Sedangkan Wina masa bodoh. Ia hanya mengirim pesan singkat whatsapp kepada dosen untuk tidak membatalkan tempat KKN atau uang setengah tidak akan di transfer.Melihat ancaman dari Wina, dosen tersebut segera merespon pesan dari Wina dengan mengetik kata iya.
"Maka di tutupi oleh Darwin," ucap Anton yang tidak merasa bersalah sedikitpun membocorkan apa yang di rahasiakan oleh Darwin."Apa yang kalian bisikkan?" tanya Darwin tetiba."Bicara apa yang mesti di bawa saat KKN selain obat-obatan," alasan Narnia."Enaknya bawa senter kepala dan powerbank buat jaga-jaga," timpal Anton untuk memuluskan apa yang di katakan Narnia."Benar juga, kita mesti bawa berapa barang penting. untuk jaga-jaga, karena tidak tahu bagaimana dengan desa lendir. apakah wilayahnya seperti desa sebelumnya atau sebaliknya," jelas Darwin dengan pemikirannya."Aku setuju, kita bawa berapa alat penting lagi seperti alat tajam buat jaga-jaga. siapa tahu terjadi sesuatu?" timpal Anton dengan pemikirannya yang banyak melihat film rambo selama ini. alias fans fanatic rambo sejak kecil hingga sekarang."Aku bawa kebutuhan wanita saja, takut ada yang bocor gitu. kan termasuk aku ada 3 wanita," jelas Narnia dengan wajah memerahnya. wal
"Aku mau pakai mobil, masa pakai motor panas-panas gitu. bisa hitam dan luntur make di wajah, kau tahu harga cosmetik yang aku pakai berapa tidak?" pekik Wina dengan suara kerasnya kepada Anton.Anton tidak menjawab, karena ia memang tidak pernah mau kasar pada wanita. tepatnya, bukan sikapnya terpancing oleh amarah."Tinggal minta lagi sama om-om yang kau kencani," timpal Narnia dengan nada sinisnya. karena ia tidak suka melihat tingkah Wina dan akhirnya ia tahu, kenapa Ardi dan Wina bisa putus hubungan. walau ia kesal dengan Ardi, tapi Narnia merasa Ardi sudah banyak berubah dan tidak sepantasnya mendapatkan wanita seperti Wina yang super egois.Darwin dan Anton langsung melihat ke wajah Narnia bersamaan."Sabar Nar," ucap Anton dengan nada halusnya dan tidak lupa dengan senyuman di bibirnya."Kau telalu baik Ton, sampai di maki-maki seperti itu. sesekali sakat saja wanita tidak tahu diri seperti Wina," celoteh Narnia dengan jari menujuk ke arah
Kedua pria masih saling tatapan penuh kebencian mau pun persaingan.Smith yang sejak tadi diam dengan rasa penasaran tinggi. Kini ia memilih bersuara untuk mendamaikan kedua pria tersebut sebelum terjadi tumpah darah.Bukannya damai, Ardi dan pria itu langsung menyerang secara dadakan.Smith yang terkejut berhasil menghindar dari keduanya. Sehingga ia selamat dari tendangan mau si pria berpakaian formal tersebut."Duhh... sial," umpat Smit yang hampir saja jadi Samsat tinju oleh kedua pria tersebut.Ardi berulang kali menghindari tendangan kaki pria tersebut yang mengarah ke arah kepala."Ternyata sekarang kau sudah bisa ilmu beladiri," Ardi yang masih menghindari tendangan dari pria itu mulai mencibir.Kesal dengan kemampuan Ardi yang meningkat tajam. Pria itu mengubah teknik berkelahi secara mendadak.Ardi yang sudah malas bermain-main. Ia segera mengayunkan salah satu kaki ke arah dada pria itu.Tubuh pria itu terpental mengenai Smith.Smith yang mencoba kabur berakhir na'as di tim
Bartender bar itu tidak bertanya lagi setelah pria itu memilih diam. Ardi yang tidak sabaran, ia berjalan ke arah pria itu dengan sikap percaya diri dan berwibawa. "Vodka satu gelas," ucap Ardi yang memesan minuman keras di saat suasana perutnya tidak baik. Pria itu menatapi Ardi sejenak di saat Ardi tidak sadar. "Anak sialan ini ternyata lebih tampan dari aku, termasuk tubuhnya juga kekar. Benar-benar tipe yang aku inginkan. Kapan aku bisa mendapatkan tubuh seperti itu," batin pria itu menatapi Ardi dari atas hingga bawah tanpa melewatkan sedikitpun. Pria itu menelan saliva dengan susah payah. Ia terobsesi untuk mendapatkan tubuh Ardi yang sempurna seperti yang di inginkan selama ini. Ardi menoleh ke arah pria itu dengan tatapan mencibir. "Ada yang salah dengan penampilan aku?" ucap Ardi dengan kata sinis. Pria itu menurunkan tatapan matanya, kemudian menghabiskan semua minuman di gelas dengan tergesa-gesa. Sejujurnya pria itu sangat takut dengan Ardi yang bisa membokar inden
"Dasar pria lemah," cibir Smith yang melihat ke arah Ardi yang muntah berulang kali. Daripada mendengar cibiran Smith yang seperti anak bebek yang berisik, Ardi memilih untuk mengeluarkan isi perut yang masih tersangkut. "Sudah aku nasehati untuk bawa kantong untuk berjaga-jaga, Kau ini kenapa bandel sih?" Smith masih tiada henti-hentinya mencibir Ardi. Kemudian bersedekap dada melihat Ardi yang mengalami penderitaan. Ardi ingin memaki-maki Smith dengan sumpah serapah, Tapi niat tersebut tidak bisa di lakukan sekarang. Melihat Ardi masih muntah, Smith berinsiatif membawa Ardi keluar dari dalam ruangan. Sedangkan para pekerja masih mengumpulkan bukti yang ada di TKP untuk menemukan siapa pelaku pembunuhan dan indentitas korban. Di dalam mobil, Smith menyerahkan satu tablet obat mual dan satu botol air mineral untuk Ardi. Ardi menatapi kebaikkan Smith dengan tatapan curiga. Tahu apa maksud tatapan Ardi yang menyebalkan itu. Smith menghela nafas panjang. Kemudian memperlihatkan w
Narnia yang sedang makan roti panggang, ia menaikkan sebelah alis dengan memperlihatkan wajah binggung atas perkataan Ardi barusan."Jangan sok polos, kita bukan anak kecil lagi. Apa kau lupa dengan apa yang kita lalui bersama," ucap Ardi yang berjalan mendekati Narnia. Kemudian menaikkan dagu Narnia dengan jemari.Narnia menatapi pria di depan dengan tatapan benci,marah, jijik dan sebagainya. "Bagaimana aku bisa lupa sikap bejadmu itu," batin Narnia yang asli marah kepada Ardi.Melihat Narnia yang hanya diam diri tanpa perlawanan, Ardi semakin semangat untuk bisa mencicipi tubuh Narnia di pagi hari."Bagaimana jika kita olahraga pagi sebentar," bisik Ardi secara sensual dengan jemari menjempol menyentuh bibir merah Narnia."Amit-amit deh," seru Narnia mengempis tangan Ardi secara kasar."Wah... kau masih seperti dulu," goda Ardi yang semakin bernafsu akan perlawanan Narnia."Jangan sentuh aku," pekik Narnia merontah-rontah ketika tubuh mungil di himpit oleh Ardi.Ardi memperlihatkan
Desa xxx. Seorang pria menatapi sosok tampan yang terpantul di air sungai yang mengalir. Pria itu tersenyum lebar. Apa yang di harapkan dan di korbankan di masa lalu, kini menjadi kenyataan. “Aku kembali untuk mendapatkan apa yang aku inginkan selama ini,” tawa pria itu terbahak-bahak di dalam hutan yang tidak berpenghuni. Berulang kali, pria itu masih menatapi sosok tampan yang masih terpantul di dalam air. Pria itu seakan terhipnotis akan sosok tampan yang kini menjadi wadah. “Inilah yang aku harapkan, wajah tampan, tubuh seperti atletik. Kedepan akan sangat menyenangkan,” seru pria itu yang sudah puas menatapi sosok yang kini di dapatkan. Pria itu berjalan santai tanpa busana menuju ke arah tempat dirinya pernah di korbankan 10 tahun lalu. Kedua mata pria itu melihat segala sisi tempat yang sudah di tutupi rumput tinggi. “Tidak terasa sudah 10 tahun berlalu sejak kejadian itu,” gumam pria itu menyentuh rahang yang di tumbuhi jambang tipis. Kedua mata pria itu menatapi bekas
Ardi kembali diam dan tidak tahu harus bagaimana, tetiba Ardi merasa tangisan Narnia menghilang dan tubuh Narnia lemas. "Nar, apa yang terjadi padamu?" seru Ardi yang cemas, ia berusaha mengendong Narnia ke arah ruang perawatan dan beruntungnya masih ada dokter di sana. Dokter yang kebetulan di ruangan adalah dokter spesialis tulang. "Aku tidak tahu pasien ini sakit apa, lebih baik di bawa ke rumah sakit untuk di periksa!" perintah dokter yang menyarankan Ardi membawa Narnia kerumah sakit. Ardi yang panik, segera menghubungi Andi. karena hanya Andi yang membawa mobil. Andi yang sedang makan di kagetkan oleh pangilan ponsel dari Ardi. "Iya... aku segera ke sana," ucap Andi yang meraih gelas berisi cocacola dan sempat meraih kentang goreng. Andi berjalan cepat ke arah pakiran dan ia melihat Ardi sudah mengumpat kepadanya. "Aduh.... apa yang kau lakukan padanya?" tanya Andi yang membuka pintu penumpang untuk Ardi.
Narnia yang kesal, langsung mendorong pria itu menjauh dari tubuhnya."Aku akan melaporin kamu atas pelecehan sexual, ini Amerika dan hukum adil di sini?" lanjut Narnia dengan ancamanya kepada pria yang masih duduk terdiam membisu.Andi yang sudah naik darah dan sebentar lagi akan darah tinggi. segera berjalan ke arah pria itu. lalu menarik helm pembalap dari belakang secara mendadak. hingga memperlihatkan wajah pria itu di depan Narnia.Kedua mata Narnia terbelalak besar. menatapi pria yang memiliki wajah seperti anaknya. sekaligus pria yang ia rindukan selama ini."Ardi?" ucap Narnia dengan suara bergetar."Maaf," gumam Ardi yang bergegas berdiri untuk mejauhi Narnia. ia tidak ingin ada maksud memperlihatkan diri kepada Narnia. karena kata terakhir Narnia masih tergiang-giang di telinganya.Andi menepuk dahinya dengan keras.Narnia yang sadar dari keterkejutannya, segera berlari mengejar Ardi yang berjalan menjauh dari hadapannya de
***Butuh waktu untuk Narnia menata perasaan dan segala apa yang ia lalui saat membesarkan Ardiansyah.Narnia kembali menghubungi Darwin, ia mengatakan kepada Darwin tidak bisa menerima perasaan Darwin. karena hatinya tidak ada rasa.Darwin tidak keberatan, ia menghargai keputusan Narnia yang menolaknya. karena ia sadar diri tidak akan bisa memaksa perasaan Narnia untuknya."Kapan-kapan pulang ke sini," ucap Darwin yang kini berpakaian formal yang mengajar di salah satu kampus ternama di indonesia."Iya, kapan-kapan aku akan kembali. sekarang sedang sibuk-sibuknya mendesain mobil pembalap dan bagaimana kabar yang lain?" tanya Narnia yang penasaran."Anton kini menjadi ustad dan sudah berkeluarga, Resti dan wina masih di rumah sakit jiwa. aku dan anton kadang-kadang menjenguk keduanya. tapi ya sepertinya tidak ada perkembangan sama sekali, hanya tahu dari desas desus yang beredar saja. keduanya mencuri sesuatu dari desa Lendir. hingga jadi se
***KKN desa Lendir akhirnya berakhir dengan tragedi menyedihkan dan juga membahagiakan karena banyak yang terselamatkan dan Wina terpaksa di kirim ke rumah sakit jiwa oleh kedua orang tuanya. hal ini tidak membuat Narnia bahagia. karena ia kehilangan Ardi untuk selamanya.Sedangkan Lesti merasakan ketakutan luar biasa, ia takut akan seperti Wina. sehingga selalu mengkonsumsi obat-obatan yang membuatnya mengalami depresi berat dan akhirnya berakhir di rumah sakit jiwa menyusul Wina.Darwin selalu di sisi Narnia untuk mendapatkan jawaban Narnia yang tak kunjung di jawab oleh Narnia.Berapa bulan kemudian, Pihak kampus mengatakan kepada Narnia untuk melanjutkan kuliah di luar negeri sudah bisa di laksanakan. karena segala biaya sudah di bayar oleh seseorang hingga semester kuliah berakhir.Narnia tahu siapa yang melakukan semua itu, air matanya semakin deras. bersamaan dengan pihak asuransi mendatangi dirinya untuk tanda tangan surat wasiat dar