Mendapatkan jawaban Ardi yang menyakinkan. Lala bergegas pergi dari hadapan Ardi.Ardi melihat kepergian ibunya dengan terburu-buru dan ia langsung masuk ke dalam rumah dengan berdecak umpatan berapa kali. Setengah jalan, Ardi berpapasan dengan Narnia yang berjalan menuruni anak tangga dengan pakaian mengoda imam. Tang top ketat yang membungkus kedua buah kembar yang besar dan menampakkan lekuk tubuh di sertai celana denim yang pendek yang membelah belahan bawah dan sekaligus menampakkan kedua paha yang putih.Ardi menelan saliva dengan kasar, ia tidak menyangka akan ketemu dengan Narnia yang merupakan wanita yang pernah ia lecehkan di Bandung dan sialnya Narnia yang di maksud kedua orang tuanya. Ternyata Narnia yang ini yang sedang di hadapannya.“Kau?” pekik Narnia histeris mendapatkan keberadaan Ardi di rumah Lala.“Wah!” balas Ardi dengan santainya dengan memperlihatkan wajah mesum.“Kenapa kau di sini?” tanya Narnia bersedekap pinggang.“Ini rumah aku, wajar aku di sini?” balas Ar
"Hentikan... Tolong hentikan," pekik Narnia yang semakin terangsang hebat di saat bagian kecil itu di mainkan oleh lidah Ardi.Narnia berusaha menyingkirkan kepala Ardi yang sejak tadi menikmati madu tubuhnya.Lidah Ardi mulai mengoda lembah yang basah, di mana ceceran bening itu keluar."Aashhh," desah Narnia dengan suara merdu dan kedua tangan menarik sprai secara kuat.Berulang kali Ardi mengunakan lidahnya untuk menusuk ke dalam liang Narnia.Narnia berusaha merapatkan kedua kakinya, namun hasilnya nihil. Puas mencicipi liang Narnia dengan lidah, Ardi mengeluarkan sesuatu dari saku jaketnya. Kemudian memasukkan ke dalam liang Narnia yang sudah basah.Getaran kencang di dalam liang semakin membuat Narnia gila. Tidak hanya mendesah berulang kali, tetapi Narnia juga meremas kedua dadanya sendiri untuk mendapatkan kenikmatan.Sedangkan Ardi masih menahan kedua kaki Narnia dengan keadaan terbuka lebar."Kau cukup nakal," cibir Ardi yang kini puas memberikan sedikit hukuman kepada Narn
“Maaf, aku banyak makan gorengan berapa hari ini. jadi agak sedikit gatal tengorokkannya!” alasan Narnia dengan senyuman, kemudian menenguk air putih di atas meja untuk membuktikan alibinya di hadapan semua orang yang kini mengeluarkan tatapan heran.Di bawah meja, Ardi sudah menyusupkan jemari tangan untuk naik dan semakin naik ke atas. Narnia mengerutkan kening sesaat. Ia merasa bagian bibir intinya di elus oleh jemari Ardi berulang kali dan juga berusaha menyusup masuk ke dalam melalui cela pakaian berenda tipis yang menutup area tersebut."Sial," batin Narnia yang mengumpat. Ia berusaha mati-matian terlihat tidak terjadi apapun.Melihat Narnia tidak ada respon, Ardi sengaja memasukkan jemari tengah ke dalam bagian yang mempunyai celah dan mendiamkan sesat di dalam, sebelum memutuskan untuk mengerakkan jemarinya untuk merangsang air bening itu keluar dari cela yang menjadi candu."Aku mau lihat kamu bisa tahan sampai mana," batin jahat Ardi yang mulai menjahili Narnia dengan meng
Tidak puas dengan posisi seperti itu, Ardi menekan pundak Narnia untuk menurun. Kemudian mengangkat sebelah kaki Narnia ke atas."Ini baru nikmat," bisik Ardi yang semakin gencar menikmati tubuh Narnia dari arah belakang dengan nafas mengebu.Entah berapa kali Narnia mengalami perlepasan akan perbuatan Ardi yang bergerak membabi buta di bagian bawah."Ohhh tubuh jalang mu nikmat," bisik Ardi yang menembakkan semua cairan di dalam rahim Narnia. Untuk mencegah hal yang tidak di inginkan. Ardi memaksa Narnia untuk menelan sebuah pil tanpa air.Tubuh Narnia tersandar di pintu dengan nafas berderu tanpa bisa melakukan perlawanan kepada Ardi. Karena tenaga terkuras habis.Melihat tubuh Narnia yang basah dan berkilau oleh keringat. Ardi semakin senang. Ia menarik celana dalam Narnia dengan tarikan kuat, kemudian masukkan ke dalam mulut Narnia."Kita lanjutkan dengan ronde selanjutnya," bisik Ardi dengan mengikat kedua tangan Narnia ke arah belakang.Narnia berdiri dengan kedua kaki bergetar
“Adam,” gumam Narnia yang mulai tertarik pada Adam.Perhan-lahan Narnia mulai tertidur. Kedua orang di luar melakukan proses santet kepadap Narnia. Agar terpikat dan sekaligus akan membuat Narnia tergila-gila pada Adam yang akan berakhir keputusan Narnia untuk tinggal di Jakarta bersama mereka. Sekaligus menjadi tumbal persugihan untuk pelaris makanan yang mereka kelola saat ini.Hasilnya, Narnia yang di bawa pengaruh guna-guna ilmu pelet. Mulai menunjukkan sikap lain sedikit demi sedikit saat kembali ke Bandung. Tiada angin dan tiada awan. Narnia memutuskan untuk pindah ke Jakarta agar bisa sekolah di tempat Adam berada. Seolah tidak ingin jauh dari sisi Adam.Perubahan sikap Narnia, membuat Herman dan Lala senang bukan main. Karena jarak usia Narnia dengan Adam tidak jauh. Maka Narnia dan Ardi sekolah di tempat yang sama dan satu kelas. Kecuali Adam yang beda kelas dengan Ardi maupun Narnia, karena Adam terlambat masuk sekolah di latar belakangi faktor ekonomi.“Selamat datang Narnia
Perlahan-lahan pria itu menaikkan temponya, hingga Narnia tidak sadar akan dirinya. Ia terlena dengan permainan pria itu yang lebih hebat dari Adam. Pria yang tidak ia tau siapa, tapi begitu hebat dari Adam dalam segi percintaan. Pria itu tersenyum penuh kepuasan mendengar suara desahan Narnia. Ia kembali menghentakan rudalnya dengan kuat ke inti tubuh Narnia hingga menembus bibir rahim. Narnia mulai mengerang hebat, saat menerima hentakkan hebat dari pria tersebut dan di waktu bersamaan, pria itu melepaskan miliknya. Seolah ingin menyiksa Narnia yang sedang kenikmatan permainan panas dan berakhir dadakan. Narnia merasa kesal, ia belum merasakan kepuasan. Tapi pria itu berhenti di tengah jalan dan menarik rudalnya. “Hmmme…” gumam Narnia yang protes dengan mengeluarkan suara kecil. Pria itu, tersenyum penuh ejekkan di wajahnya. “Jalang,” batin pria tersebut. Ternyata, Narnia salah. Pria itu membalikkan tubuh Narnia dan menariknya sampai perutnya Narnia menyentuh ujung ranjang. K
Perlahan-lahan pria itu menaikkan temponya, hingga Narnia tidak sadar akan dirinya. Ia terlena dengan permainan pria itu yang lebih hebat dari Adam. Pria yang tidak ia tau siapa, tapi begitu hebat dari Adam dalam segi percintaan.Pria itu tersenyum penuh kepuasan mendengar suara desahan Narnia. Ia kembali menghentakan rudalnya dengan kuat ke inti tubuh Narnia hingga menembus bibir rahim.Narnia mulai mengerang hebat, saat menerima hentakkan hebat dari pria tersebut dan di waktu bersamaan, pria itu melepaskan miliknya. Seolah ingin menyiksa Narnia yang sedang kenikmatan permainan panas dan berakhir dadakan.Narnia merasa kesal, ia belum merasakan kepuasan. Tapi pria itu berhenti di tengah jalan dan menarik rudalnya.“Hmmme…” gumam Narnia yang protes dengan mengeluarkan suara kecil.Pria itu, tersenyum penuh ejekkan di wajahnya.“Jalang,” batin pria tersebut.Ternyata, Narnia salah. Pria itu membalikkan tubuh Narnia dan menariknya sampai perutnya Narnia menyentuh ujung ranjang.Kedua tel
Perlahan-lahan pria itu menaikkan temponya, hingga Narnia tidak sadar akan dirinya. Ia terlena dengan permainan pria itu yang lebih hebat dari Adam. Pria yang tidak ia tau siapa, tapi begitu hebat dari Adam dalam segi percintaan.Pria itu tersenyum penuh kepuasan mendengar suara desahan Narnia. Ia kembali menghentakan rudalnya dengan kuat ke inti tubuh Narnia hingga menembus bibir rahim.Narnia mulai mengerang hebat, saat menerima hentakkan hebat dari pria tersebut dan di waktu bersamaan, pria itu melepaskan miliknya. Seolah ingin menyiksa Narnia yang sedang kenikmatan permainan panas dan berakhir dadakan.Narnia merasa kesal, ia belum merasakan kepuasan. Tapi pria itu berhenti di tengah jalan dan menarik rudalnya.“Hmmme…” gumam Narnia yang protes dengan mengeluarkan suara kecil.Pria itu, tersenyum penuh ejekkan di wajahnya.“Jalang,” batin pria tersebut.Ternyata, Narnia salah. Pria itu membalikkan tubuh Narnia dan menariknya sampai perutnya Narnia menyentuh ujung ranjang.Kedua tel
Kedua pria masih saling tatapan penuh kebencian mau pun persaingan.Smith yang sejak tadi diam dengan rasa penasaran tinggi. Kini ia memilih bersuara untuk mendamaikan kedua pria tersebut sebelum terjadi tumpah darah.Bukannya damai, Ardi dan pria itu langsung menyerang secara dadakan.Smith yang terkejut berhasil menghindar dari keduanya. Sehingga ia selamat dari tendangan mau si pria berpakaian formal tersebut."Duhh... sial," umpat Smit yang hampir saja jadi Samsat tinju oleh kedua pria tersebut.Ardi berulang kali menghindari tendangan kaki pria tersebut yang mengarah ke arah kepala."Ternyata sekarang kau sudah bisa ilmu beladiri," Ardi yang masih menghindari tendangan dari pria itu mulai mencibir.Kesal dengan kemampuan Ardi yang meningkat tajam. Pria itu mengubah teknik berkelahi secara mendadak.Ardi yang sudah malas bermain-main. Ia segera mengayunkan salah satu kaki ke arah dada pria itu.Tubuh pria itu terpental mengenai Smith.Smith yang mencoba kabur berakhir na'as di tim
Bartender bar itu tidak bertanya lagi setelah pria itu memilih diam. Ardi yang tidak sabaran, ia berjalan ke arah pria itu dengan sikap percaya diri dan berwibawa. "Vodka satu gelas," ucap Ardi yang memesan minuman keras di saat suasana perutnya tidak baik. Pria itu menatapi Ardi sejenak di saat Ardi tidak sadar. "Anak sialan ini ternyata lebih tampan dari aku, termasuk tubuhnya juga kekar. Benar-benar tipe yang aku inginkan. Kapan aku bisa mendapatkan tubuh seperti itu," batin pria itu menatapi Ardi dari atas hingga bawah tanpa melewatkan sedikitpun. Pria itu menelan saliva dengan susah payah. Ia terobsesi untuk mendapatkan tubuh Ardi yang sempurna seperti yang di inginkan selama ini. Ardi menoleh ke arah pria itu dengan tatapan mencibir. "Ada yang salah dengan penampilan aku?" ucap Ardi dengan kata sinis. Pria itu menurunkan tatapan matanya, kemudian menghabiskan semua minuman di gelas dengan tergesa-gesa. Sejujurnya pria itu sangat takut dengan Ardi yang bisa membokar inden
"Dasar pria lemah," cibir Smith yang melihat ke arah Ardi yang muntah berulang kali. Daripada mendengar cibiran Smith yang seperti anak bebek yang berisik, Ardi memilih untuk mengeluarkan isi perut yang masih tersangkut. "Sudah aku nasehati untuk bawa kantong untuk berjaga-jaga, Kau ini kenapa bandel sih?" Smith masih tiada henti-hentinya mencibir Ardi. Kemudian bersedekap dada melihat Ardi yang mengalami penderitaan. Ardi ingin memaki-maki Smith dengan sumpah serapah, Tapi niat tersebut tidak bisa di lakukan sekarang. Melihat Ardi masih muntah, Smith berinsiatif membawa Ardi keluar dari dalam ruangan. Sedangkan para pekerja masih mengumpulkan bukti yang ada di TKP untuk menemukan siapa pelaku pembunuhan dan indentitas korban. Di dalam mobil, Smith menyerahkan satu tablet obat mual dan satu botol air mineral untuk Ardi. Ardi menatapi kebaikkan Smith dengan tatapan curiga. Tahu apa maksud tatapan Ardi yang menyebalkan itu. Smith menghela nafas panjang. Kemudian memperlihatkan w
Narnia yang sedang makan roti panggang, ia menaikkan sebelah alis dengan memperlihatkan wajah binggung atas perkataan Ardi barusan."Jangan sok polos, kita bukan anak kecil lagi. Apa kau lupa dengan apa yang kita lalui bersama," ucap Ardi yang berjalan mendekati Narnia. Kemudian menaikkan dagu Narnia dengan jemari.Narnia menatapi pria di depan dengan tatapan benci,marah, jijik dan sebagainya. "Bagaimana aku bisa lupa sikap bejadmu itu," batin Narnia yang asli marah kepada Ardi.Melihat Narnia yang hanya diam diri tanpa perlawanan, Ardi semakin semangat untuk bisa mencicipi tubuh Narnia di pagi hari."Bagaimana jika kita olahraga pagi sebentar," bisik Ardi secara sensual dengan jemari menjempol menyentuh bibir merah Narnia."Amit-amit deh," seru Narnia mengempis tangan Ardi secara kasar."Wah... kau masih seperti dulu," goda Ardi yang semakin bernafsu akan perlawanan Narnia."Jangan sentuh aku," pekik Narnia merontah-rontah ketika tubuh mungil di himpit oleh Ardi.Ardi memperlihatkan
Desa xxx. Seorang pria menatapi sosok tampan yang terpantul di air sungai yang mengalir. Pria itu tersenyum lebar. Apa yang di harapkan dan di korbankan di masa lalu, kini menjadi kenyataan. “Aku kembali untuk mendapatkan apa yang aku inginkan selama ini,” tawa pria itu terbahak-bahak di dalam hutan yang tidak berpenghuni. Berulang kali, pria itu masih menatapi sosok tampan yang masih terpantul di dalam air. Pria itu seakan terhipnotis akan sosok tampan yang kini menjadi wadah. “Inilah yang aku harapkan, wajah tampan, tubuh seperti atletik. Kedepan akan sangat menyenangkan,” seru pria itu yang sudah puas menatapi sosok yang kini di dapatkan. Pria itu berjalan santai tanpa busana menuju ke arah tempat dirinya pernah di korbankan 10 tahun lalu. Kedua mata pria itu melihat segala sisi tempat yang sudah di tutupi rumput tinggi. “Tidak terasa sudah 10 tahun berlalu sejak kejadian itu,” gumam pria itu menyentuh rahang yang di tumbuhi jambang tipis. Kedua mata pria itu menatapi bekas
Ardi kembali diam dan tidak tahu harus bagaimana, tetiba Ardi merasa tangisan Narnia menghilang dan tubuh Narnia lemas. "Nar, apa yang terjadi padamu?" seru Ardi yang cemas, ia berusaha mengendong Narnia ke arah ruang perawatan dan beruntungnya masih ada dokter di sana. Dokter yang kebetulan di ruangan adalah dokter spesialis tulang. "Aku tidak tahu pasien ini sakit apa, lebih baik di bawa ke rumah sakit untuk di periksa!" perintah dokter yang menyarankan Ardi membawa Narnia kerumah sakit. Ardi yang panik, segera menghubungi Andi. karena hanya Andi yang membawa mobil. Andi yang sedang makan di kagetkan oleh pangilan ponsel dari Ardi. "Iya... aku segera ke sana," ucap Andi yang meraih gelas berisi cocacola dan sempat meraih kentang goreng. Andi berjalan cepat ke arah pakiran dan ia melihat Ardi sudah mengumpat kepadanya. "Aduh.... apa yang kau lakukan padanya?" tanya Andi yang membuka pintu penumpang untuk Ardi.
Narnia yang kesal, langsung mendorong pria itu menjauh dari tubuhnya."Aku akan melaporin kamu atas pelecehan sexual, ini Amerika dan hukum adil di sini?" lanjut Narnia dengan ancamanya kepada pria yang masih duduk terdiam membisu.Andi yang sudah naik darah dan sebentar lagi akan darah tinggi. segera berjalan ke arah pria itu. lalu menarik helm pembalap dari belakang secara mendadak. hingga memperlihatkan wajah pria itu di depan Narnia.Kedua mata Narnia terbelalak besar. menatapi pria yang memiliki wajah seperti anaknya. sekaligus pria yang ia rindukan selama ini."Ardi?" ucap Narnia dengan suara bergetar."Maaf," gumam Ardi yang bergegas berdiri untuk mejauhi Narnia. ia tidak ingin ada maksud memperlihatkan diri kepada Narnia. karena kata terakhir Narnia masih tergiang-giang di telinganya.Andi menepuk dahinya dengan keras.Narnia yang sadar dari keterkejutannya, segera berlari mengejar Ardi yang berjalan menjauh dari hadapannya de
***Butuh waktu untuk Narnia menata perasaan dan segala apa yang ia lalui saat membesarkan Ardiansyah.Narnia kembali menghubungi Darwin, ia mengatakan kepada Darwin tidak bisa menerima perasaan Darwin. karena hatinya tidak ada rasa.Darwin tidak keberatan, ia menghargai keputusan Narnia yang menolaknya. karena ia sadar diri tidak akan bisa memaksa perasaan Narnia untuknya."Kapan-kapan pulang ke sini," ucap Darwin yang kini berpakaian formal yang mengajar di salah satu kampus ternama di indonesia."Iya, kapan-kapan aku akan kembali. sekarang sedang sibuk-sibuknya mendesain mobil pembalap dan bagaimana kabar yang lain?" tanya Narnia yang penasaran."Anton kini menjadi ustad dan sudah berkeluarga, Resti dan wina masih di rumah sakit jiwa. aku dan anton kadang-kadang menjenguk keduanya. tapi ya sepertinya tidak ada perkembangan sama sekali, hanya tahu dari desas desus yang beredar saja. keduanya mencuri sesuatu dari desa Lendir. hingga jadi se
***KKN desa Lendir akhirnya berakhir dengan tragedi menyedihkan dan juga membahagiakan karena banyak yang terselamatkan dan Wina terpaksa di kirim ke rumah sakit jiwa oleh kedua orang tuanya. hal ini tidak membuat Narnia bahagia. karena ia kehilangan Ardi untuk selamanya.Sedangkan Lesti merasakan ketakutan luar biasa, ia takut akan seperti Wina. sehingga selalu mengkonsumsi obat-obatan yang membuatnya mengalami depresi berat dan akhirnya berakhir di rumah sakit jiwa menyusul Wina.Darwin selalu di sisi Narnia untuk mendapatkan jawaban Narnia yang tak kunjung di jawab oleh Narnia.Berapa bulan kemudian, Pihak kampus mengatakan kepada Narnia untuk melanjutkan kuliah di luar negeri sudah bisa di laksanakan. karena segala biaya sudah di bayar oleh seseorang hingga semester kuliah berakhir.Narnia tahu siapa yang melakukan semua itu, air matanya semakin deras. bersamaan dengan pihak asuransi mendatangi dirinya untuk tanda tangan surat wasiat dar