Narnia menatapi rumah di depannya yang terlihat tenang dengan banyak lampu menyala di setiap sudut ruangan.
“Ini rumah orang tuaku, tidak perlu takut. Semua akan baik-baik saja,” ucap Darwin yang menarik Narnia untuk masuk ke dalam.
Sebelum pintu terbuka, ada seorang pria berpakaian putih mendatangi rumah Darwin.
“Maaf nak Darwin, boleh minta waktunya sebentar?” ucap pria tua itu dengan hati-hati.
“Ya boleh,” balas Darwin yang melepaskan genggaman tangan Narnia.
Pria itu itu menatap Narnia sebentar kemudian menatap ke arah Darwin.
“Nak Darwin wanita ini?” gumam pria tua itu dengan nada bergetarnya.
“Seperti yang anda lihat, dia sudah menjadi tumbal persugihan dan aku berusaha membebaskannya. Walau kemungkinan sangat kecil,” jelas Darwin dengan suara pelan dan tidak ingin kedengaran oleh Narnia.
“Jadi begitu, jika ada yang bisa kita bantu. Kasih tahu saja, k
Darwin tidak bisa menyalahkan ayahnya saat itu. karena ayahnya sungguh sakit hati dan depresi berat. sejak kehilangan sang kakak, sehingga memilih jalan sesat dan berakhir dengan kematian. Padahal sosok ayahnya adalah seorang dermawan yang baik kepada para pemimpin agama yang mengalami kesusahan yang mengajari para manusia yang tersesat. Agar kembali ke jalan tuhan, tapi ayahnya malah jatuh ke dalam jalan sesat.“Ayah…” gumam Darwin.Narnia yang selesai mandi, membuka pintu kamar mandi dan menepuk punggung Darwin.Darwin tersadar dari lamunannya.“Kita menginap semalam di sini dulu, aku akan tidur di lantai dan kamu di kasur. Besok pagi kita pindah ke rumah satunya lagi,” ucap Darwin yang memaksakan diri tersenyum, walau ia sungguh sedih. Setelah hampir 6 tahun lamanya, ia kembali kembali lagi kerumah ini untuk pertama kalinya.“Maafkan aku, aku menyusahkan mu. Aku tidak sengaja mengorek luka hatimu,” bala
Dukun Joko semakin berang dengan serangan dukun Tri yang semakin menjadi-jadi dan ia juga tidak menyangka kekuatan dukun Tri meningkat dratis. Padahal setaunya, dulu dukun Tri tidak laku-laku dan berapa costumernya pada ngeluh ke dirinya. Soal pelayan yang tidak memuaskan. maupun tepat sasaran.“Mungkin kah?” batin dukun Joko yang masih menerkah-nerkah.Selesai main-main, dukun Tri memutuskan untuk tidur dengan meninggalkan ritual yang masih berlangsung.“Bodoh amat, bukan urusan gue. Kalian mau mati atau ngak,” ucap dukun Tri yang menguap.***Paginya, Adam mendapatkan kabar buruk. Jika pen*s Yudi di babat habis oleh belatung dan kini kondisi Yudi semakin menyedihkan dengan badan bau amis seperti kena koreng bertahun-tahun. Sanak saudara maupun istri pada memilih menyingkir jauh-jauh dari Yudi. Mereka tidak ingin kena musibah seperti yang di alami oleh Yudi. yang enta telah melakukan kesalahan apa, hingga kena pelet s
Daripada berdebat dengan Ardi, Adam memilih pergi ke dukun yang katanya sungguh hebat menurut jaringan di dunia somsed dan sekaligus untuk meminta bantuan dukun tersebut“Silahkan masuk,” ucap seorang nenek tua yang berjalan mengunakan tongkat kayu. untuk mempersilahkan Adam masuk ke dalam ruangan serba hitam milik dukun Tri.“Ada tamu, Gusti.”Dukun Tri yang hendak menambulkan kembang tujuh rupa ke salah satu tempat berisi dupa, menoleh ke arah suara wanita tua. Yang tak lain, salah satu pelayan gunung Gawi yang menyamar menjadi manusia untuk melayani dan sekaligus pengantara menerima para tumbal yang ia persembahkan selama ini.“Persilahkan dia duduk,” ucap dukun Tri yang kembali melanjutkan ritualnya untuk memberikan efek penyiksaan kepada korban yang ia pelet dengan ilmu kutukkan.Mencium aroma busuk di depannya. Dukun Tri langsung tersenyum lebar. Ia bisa memanfaatkan korban ilmu pelet kutukkan untuk menjera
“Hebat….” Ucap Adam yang riang gembira melihat kesembuhan pen*snya yang sudah mirip sedia kala.“Jangan lupa, satu minggu carikan satu orang untuk mengantikan dirimu menerima kutukkan dan orang itu harus merupakan pria paling bejad dan kotor. Bukan pria bersih dan sedang,” jelas dukun Tri dengan wajah seriusnya untuk menyakinkan Adam.Adam yang sudah merasakan khasiat dukun Joko, mulai paham dengan maksud perkataan dukun Tri.“Saya paham, asal pria itu merupakan pria bejad, Maka ritual kutukkan santet dapat di terima oleh pria itu dan aku akan bebas. Benar tidak?” tanya Adam yang memastikan apa yang di maksud oleh dukun Tri.“Benar, ketiga pria ini sudah seutuhnya menerima kutukkan darimu. Jadi untuk sementara kau tidak perlu cemas lagi. untuk ke depannya, satu pria brengsek satu minggu.”“Baik, saya paham.”Adam langsung memakai pakaian dalamnya kembali dengan hati ria
Anton sudah hafal watak Darwin dari kecil, bahkan Darwin pernah tinggal bersama-sama dengan keluarganya. Meskipun mereka beda keyakinan. Darwin di sambut baik oleh keluarganya. Karena orang tua Darwin dan orang tuanya adalah teman dekat dan sebagian pembangunan tempat ibadah untuk anak yatim, di donaturkan oleh ayah Darwin. Sejak peristiwa menyedihkan itu, keluarga Darwin hancur. Ibunya bunuh diri, ayahnya memilih jalan sesat hingga meninggal dalam tahap melakukan perjanjian dengan setan.Sesampai di gereja tua, Anton membimbing Darwin menemui salah satu pastor untuk meminta pertolongannya. Rata-rata pastor di gereja sudah menghafal siapa Anton dan mereka akan senang hati membantu Darwin atas permintaan Anton yang merupakan teman masa kecil Darwin dan sekaligus teman yang masih menjaga persahabatan dengan segala perbedaan yang ada.“Suara bisikkan setan itu, kapan kembali menyerang?” tanya sang pastor.“Barusan, belum sampai 20 menit. Semakin l
Narnia menganggukkan kepalanya, walau ia tidak telalu percaya untuk kembali ke Jakarta. Tapi ia tidak bisa seperti ini terus dan tinggal di kost secara gratis dan desas desus mengenai kediaman lama Darwin sudah sampai ke telinga Narnia.Darwin dan Anton mulai pamit dari kostan Narnia, kini sisa Narnia sendirian.“Lebih baik aku berpikir dengan serius,” gumam Narnia dengan keputusan yang akan benar-benar mempertaruhkan hidupnya. karena di bandung juga bukan tenpat yang aman untuknya. ia takut suatau saat akan di tumbalkan oleh Darwin kepada iblis yang menahan jiwa kakak tiri Darwin.***Di Jakarta.Ardi melihat ada tiga temannya yang banyak tidak bisa berkumpul di tempat biasa mereka nongkrong.“kemana mereka bertiga?” tanya Ardi tetiba kepada rekan yang tersisa.“Tidak tahu, ponsel mereka tidak bisa di hubungi. Apa kita datangi aja kerumah mereka untuk melihat apa yang terjadi?” saran seorang
“Kenapa bisa terjadi hal seperti itu,” seru salah satu preman yang berwajah ketakutan.“Mana aku tahu, dengan apa yang terjadi. Coba kita cari tahu terlebih dahulu,” saran Ardi.Semuanya setuju dengan keputusan Ardi, mereka sepakat bertamu ke rumah jaka. Sesampai di rumah Jaka, mereka di kejutkan melihat banyak tamu yang bergegas untuk pulang.“Jangan katakan padaku, bahwa Jaka baru saja di makamkan?” ucap salah satu preman yang ngeri dengan apa yang di alami oleh kedua temannya yang berakhir dengan kematian.“Bisa jadi iya atau tidak,” balas Ardi dengan acuh tak acuh.“Coba kita tanya kepada salah satu pihak keluarga, apa yang sebetulnya terjadi pada Jaka.”Ardi dan lainnya langsung setuju. Mereka mengikuti apa yang di katakan oleh Andi.Andi duluan masuk ke dalam dan memberi salam hormat kepada para oranyang lebih tua darinya.“Temannya Jaka kah?” tanya s
Mata Ardi melihat ke arah ke empat temannya yang berdiri di belakang.“Apa yang kalian lakukan, saat kita tak berkumpul berapa hari ini?” tanya Ardi tetiba. tepatnya, ia curiga kepada teman-temannya yang telah melakukan sesuatu tanpa sepengetahuannya dan mengundang si sakit hati untuk balas dendam dengan cara persugihan tumbal untuk membalas rasa sakit hatinya.“Aku main game berhari-hari di dalam kamar,” jawab Andi.“Bantu-bantu kerja bokap di bengkel, karena butuh uang jajan. Tak kerja tak ada uang,” balas Dino.“Sama seperti Dino, kita kerja di bengkel orang tua Dino. Karena katanya lagi kekurangan pekerja,” jawab Ivan dan Alvin bersamaan.Ardi mengerutkan dahinya semakin dalam.“Aku yakin, kalian pasti main wanita yang mempunyai suami dan suaminya balas dendam dengan cara menyakitkan seperti itu. maka pen*s Jaka, Doni dan Indro Kusuma bisa membusuk seperti ini,” ucap Ardi
Kedua pria masih saling tatapan penuh kebencian mau pun persaingan.Smith yang sejak tadi diam dengan rasa penasaran tinggi. Kini ia memilih bersuara untuk mendamaikan kedua pria tersebut sebelum terjadi tumpah darah.Bukannya damai, Ardi dan pria itu langsung menyerang secara dadakan.Smith yang terkejut berhasil menghindar dari keduanya. Sehingga ia selamat dari tendangan mau si pria berpakaian formal tersebut."Duhh... sial," umpat Smit yang hampir saja jadi Samsat tinju oleh kedua pria tersebut.Ardi berulang kali menghindari tendangan kaki pria tersebut yang mengarah ke arah kepala."Ternyata sekarang kau sudah bisa ilmu beladiri," Ardi yang masih menghindari tendangan dari pria itu mulai mencibir.Kesal dengan kemampuan Ardi yang meningkat tajam. Pria itu mengubah teknik berkelahi secara mendadak.Ardi yang sudah malas bermain-main. Ia segera mengayunkan salah satu kaki ke arah dada pria itu.Tubuh pria itu terpental mengenai Smith.Smith yang mencoba kabur berakhir na'as di tim
Bartender bar itu tidak bertanya lagi setelah pria itu memilih diam. Ardi yang tidak sabaran, ia berjalan ke arah pria itu dengan sikap percaya diri dan berwibawa. "Vodka satu gelas," ucap Ardi yang memesan minuman keras di saat suasana perutnya tidak baik. Pria itu menatapi Ardi sejenak di saat Ardi tidak sadar. "Anak sialan ini ternyata lebih tampan dari aku, termasuk tubuhnya juga kekar. Benar-benar tipe yang aku inginkan. Kapan aku bisa mendapatkan tubuh seperti itu," batin pria itu menatapi Ardi dari atas hingga bawah tanpa melewatkan sedikitpun. Pria itu menelan saliva dengan susah payah. Ia terobsesi untuk mendapatkan tubuh Ardi yang sempurna seperti yang di inginkan selama ini. Ardi menoleh ke arah pria itu dengan tatapan mencibir. "Ada yang salah dengan penampilan aku?" ucap Ardi dengan kata sinis. Pria itu menurunkan tatapan matanya, kemudian menghabiskan semua minuman di gelas dengan tergesa-gesa. Sejujurnya pria itu sangat takut dengan Ardi yang bisa membokar inden
"Dasar pria lemah," cibir Smith yang melihat ke arah Ardi yang muntah berulang kali. Daripada mendengar cibiran Smith yang seperti anak bebek yang berisik, Ardi memilih untuk mengeluarkan isi perut yang masih tersangkut. "Sudah aku nasehati untuk bawa kantong untuk berjaga-jaga, Kau ini kenapa bandel sih?" Smith masih tiada henti-hentinya mencibir Ardi. Kemudian bersedekap dada melihat Ardi yang mengalami penderitaan. Ardi ingin memaki-maki Smith dengan sumpah serapah, Tapi niat tersebut tidak bisa di lakukan sekarang. Melihat Ardi masih muntah, Smith berinsiatif membawa Ardi keluar dari dalam ruangan. Sedangkan para pekerja masih mengumpulkan bukti yang ada di TKP untuk menemukan siapa pelaku pembunuhan dan indentitas korban. Di dalam mobil, Smith menyerahkan satu tablet obat mual dan satu botol air mineral untuk Ardi. Ardi menatapi kebaikkan Smith dengan tatapan curiga. Tahu apa maksud tatapan Ardi yang menyebalkan itu. Smith menghela nafas panjang. Kemudian memperlihatkan w
Narnia yang sedang makan roti panggang, ia menaikkan sebelah alis dengan memperlihatkan wajah binggung atas perkataan Ardi barusan."Jangan sok polos, kita bukan anak kecil lagi. Apa kau lupa dengan apa yang kita lalui bersama," ucap Ardi yang berjalan mendekati Narnia. Kemudian menaikkan dagu Narnia dengan jemari.Narnia menatapi pria di depan dengan tatapan benci,marah, jijik dan sebagainya. "Bagaimana aku bisa lupa sikap bejadmu itu," batin Narnia yang asli marah kepada Ardi.Melihat Narnia yang hanya diam diri tanpa perlawanan, Ardi semakin semangat untuk bisa mencicipi tubuh Narnia di pagi hari."Bagaimana jika kita olahraga pagi sebentar," bisik Ardi secara sensual dengan jemari menjempol menyentuh bibir merah Narnia."Amit-amit deh," seru Narnia mengempis tangan Ardi secara kasar."Wah... kau masih seperti dulu," goda Ardi yang semakin bernafsu akan perlawanan Narnia."Jangan sentuh aku," pekik Narnia merontah-rontah ketika tubuh mungil di himpit oleh Ardi.Ardi memperlihatkan
Desa xxx. Seorang pria menatapi sosok tampan yang terpantul di air sungai yang mengalir. Pria itu tersenyum lebar. Apa yang di harapkan dan di korbankan di masa lalu, kini menjadi kenyataan. “Aku kembali untuk mendapatkan apa yang aku inginkan selama ini,” tawa pria itu terbahak-bahak di dalam hutan yang tidak berpenghuni. Berulang kali, pria itu masih menatapi sosok tampan yang masih terpantul di dalam air. Pria itu seakan terhipnotis akan sosok tampan yang kini menjadi wadah. “Inilah yang aku harapkan, wajah tampan, tubuh seperti atletik. Kedepan akan sangat menyenangkan,” seru pria itu yang sudah puas menatapi sosok yang kini di dapatkan. Pria itu berjalan santai tanpa busana menuju ke arah tempat dirinya pernah di korbankan 10 tahun lalu. Kedua mata pria itu melihat segala sisi tempat yang sudah di tutupi rumput tinggi. “Tidak terasa sudah 10 tahun berlalu sejak kejadian itu,” gumam pria itu menyentuh rahang yang di tumbuhi jambang tipis. Kedua mata pria itu menatapi bekas
Ardi kembali diam dan tidak tahu harus bagaimana, tetiba Ardi merasa tangisan Narnia menghilang dan tubuh Narnia lemas. "Nar, apa yang terjadi padamu?" seru Ardi yang cemas, ia berusaha mengendong Narnia ke arah ruang perawatan dan beruntungnya masih ada dokter di sana. Dokter yang kebetulan di ruangan adalah dokter spesialis tulang. "Aku tidak tahu pasien ini sakit apa, lebih baik di bawa ke rumah sakit untuk di periksa!" perintah dokter yang menyarankan Ardi membawa Narnia kerumah sakit. Ardi yang panik, segera menghubungi Andi. karena hanya Andi yang membawa mobil. Andi yang sedang makan di kagetkan oleh pangilan ponsel dari Ardi. "Iya... aku segera ke sana," ucap Andi yang meraih gelas berisi cocacola dan sempat meraih kentang goreng. Andi berjalan cepat ke arah pakiran dan ia melihat Ardi sudah mengumpat kepadanya. "Aduh.... apa yang kau lakukan padanya?" tanya Andi yang membuka pintu penumpang untuk Ardi.
Narnia yang kesal, langsung mendorong pria itu menjauh dari tubuhnya."Aku akan melaporin kamu atas pelecehan sexual, ini Amerika dan hukum adil di sini?" lanjut Narnia dengan ancamanya kepada pria yang masih duduk terdiam membisu.Andi yang sudah naik darah dan sebentar lagi akan darah tinggi. segera berjalan ke arah pria itu. lalu menarik helm pembalap dari belakang secara mendadak. hingga memperlihatkan wajah pria itu di depan Narnia.Kedua mata Narnia terbelalak besar. menatapi pria yang memiliki wajah seperti anaknya. sekaligus pria yang ia rindukan selama ini."Ardi?" ucap Narnia dengan suara bergetar."Maaf," gumam Ardi yang bergegas berdiri untuk mejauhi Narnia. ia tidak ingin ada maksud memperlihatkan diri kepada Narnia. karena kata terakhir Narnia masih tergiang-giang di telinganya.Andi menepuk dahinya dengan keras.Narnia yang sadar dari keterkejutannya, segera berlari mengejar Ardi yang berjalan menjauh dari hadapannya de
***Butuh waktu untuk Narnia menata perasaan dan segala apa yang ia lalui saat membesarkan Ardiansyah.Narnia kembali menghubungi Darwin, ia mengatakan kepada Darwin tidak bisa menerima perasaan Darwin. karena hatinya tidak ada rasa.Darwin tidak keberatan, ia menghargai keputusan Narnia yang menolaknya. karena ia sadar diri tidak akan bisa memaksa perasaan Narnia untuknya."Kapan-kapan pulang ke sini," ucap Darwin yang kini berpakaian formal yang mengajar di salah satu kampus ternama di indonesia."Iya, kapan-kapan aku akan kembali. sekarang sedang sibuk-sibuknya mendesain mobil pembalap dan bagaimana kabar yang lain?" tanya Narnia yang penasaran."Anton kini menjadi ustad dan sudah berkeluarga, Resti dan wina masih di rumah sakit jiwa. aku dan anton kadang-kadang menjenguk keduanya. tapi ya sepertinya tidak ada perkembangan sama sekali, hanya tahu dari desas desus yang beredar saja. keduanya mencuri sesuatu dari desa Lendir. hingga jadi se
***KKN desa Lendir akhirnya berakhir dengan tragedi menyedihkan dan juga membahagiakan karena banyak yang terselamatkan dan Wina terpaksa di kirim ke rumah sakit jiwa oleh kedua orang tuanya. hal ini tidak membuat Narnia bahagia. karena ia kehilangan Ardi untuk selamanya.Sedangkan Lesti merasakan ketakutan luar biasa, ia takut akan seperti Wina. sehingga selalu mengkonsumsi obat-obatan yang membuatnya mengalami depresi berat dan akhirnya berakhir di rumah sakit jiwa menyusul Wina.Darwin selalu di sisi Narnia untuk mendapatkan jawaban Narnia yang tak kunjung di jawab oleh Narnia.Berapa bulan kemudian, Pihak kampus mengatakan kepada Narnia untuk melanjutkan kuliah di luar negeri sudah bisa di laksanakan. karena segala biaya sudah di bayar oleh seseorang hingga semester kuliah berakhir.Narnia tahu siapa yang melakukan semua itu, air matanya semakin deras. bersamaan dengan pihak asuransi mendatangi dirinya untuk tanda tangan surat wasiat dar