Jam olahraga di mulai, Ardi yang sekelas dengan Narnia menatapi Narnia dengan tatapan bergairah. Ketika melihat kedua gundukkan naik turun mengikuti irama lagu olahraga senam. Yang seolah memanggil dirinya untuk menjamah kedua gundukkan berisi yang melompat naik turun.
"Sial," batin Ardi.
Sedangkan dari kejauhan, di atas lantai dua. Seseorang telah memperhatikan gerakkan Narnia yang mengundang hasrah. Jakun pria itu naik turun berapa kali, dengan pandangan matanya ke arah kedua gundukkan yang naik turun yang tiada hentinya.
"Malam ini, akan ku puaskan kau!" batin Adam.
Merasakan tatapan, Ardi melihat ke arah jendela. Ia melihat Adam tengah mengawasi Narnia. Emosinya langsung naik seketika.
Dari dulu sampai sekarang. Ardi dan Adam saling bermusuhan dan merebut barang satu sama lain.
Senyuman jahat terlukis di wajah Ardi, ketika menatapi Adam yang menatapnya dengan kebencian.
"Tak lama lagi, aku akan mirip denganmu! A
Lala memikirkan apa yang di katakan oleh Herman ada benarnya, maka ia akan serius mengoda Andika untuk mendapatkan ke inginan yang selama ini hanya bisa ia lihat di depan mata. Sebelum keduanya pulang ke rumah, Herman dan Lala mendatangi dukun Joko yang menjadi dukun lagganan mereka bertahun-tahun ini. Kedatangan keduanya, sudah di perhitungkan oleh Joko. Ia tau, cepat atau lama. Herman dan Lala pasti kembali dengan keinginan baru. “Jadi kalian sudah memikirkannya,” ucap Joko yang seolah bisa melihat Herman dan Lala di satu tempat bersamaan. “Iya, sudah kami pikirkan jauh-jauh hari!” balas Lala dengan tekat bulatnya. Lala memutuskan kembali memakai Joko daripada dukun lainnya. Yang entah kualitasnya menjamin atau tidak sesuai harapan. “Bagaimana dengan mu!” tanya Joko pada Herman yang kelihatan melamun. “Sama dengan perkataan Lala,” balas Herman yang sudah ingin buru-buru pulang untuk menyentuh Narnia. Ia sudah tidak tahan meny
Lagi-lagi usaha Narnia selalu gagal. Ketika sesuatu menerobos masuk ke dalam cela intinya yang terasa sesak oleh benda tumpul yang terasa bergerigi. Seperti pelindung bergerigi banyak yang di jual di alfamat atau indomaret. yang biasa di gunakan dalam persetubuhan dengan gaya liar dan sebagainya. "Ahh..sakit," pekik Narnia yang tidak menikmati permainan persetubuhan yang kini di alaminya. "Sakit, Cih. kau kira kau itu masih virgin," cibir Ardi dengan nada sarkasnya yang semakin mengoyangkan pinggulnya dengan kecepatan penuh. Saking kerasnya permainan dari pria itu, hingga Narnia tidak bisa merasakan nikmat seperti malam-malam sebelumnya. Yang ada hanya rasa sakit dan perih oleh benda keras yang di lapisin sejenis karet bergerigi. Ardi terus menghentkkan pilarnya ke dalam cela inti Narnia dengan menggunakan pelapis bergerigi yang memaksa air bening tersebut keluar dalam jumlah banyak. Sesekali ia mencabutnya, membiarkan air bening itu menentes ke dalam
Lala mendengus kesal, ia pun segera mempersiapkan berapa bahan baku untuk memasak kuah bakso. Setelah kuah mendidih, Herman menuangkan cairan tersebut ke dalam kuah bakso. “Aku yakin, mereka akan kembali memesannya dan ketagihan terus dan otaknya akan ingat terus rasa bakso ini,” ucap Herman dengan percaya diri dan mengaduk-aduk cairan tersebut yang sudah rata dengan kuah bakso di dalam panci yang telah bercampur dengan lendir persugihan milik Narnia. Walaupun malam ini, ia gagal menyentuh Narnia. Herman tidak putus asa. Karena uang 700an juta akan di dapatkan besok dari orang pemerintahan yang berani bayar mahal untuk satu porsi bakso seharga 30rb. Aroma harum rempah bercampur dengan cairan persugihan, menghiasi dapur. Wangi yang berbeda dengan biasanya yang sungguh membuat perut lapar. Lala yang lapar, memilih makan nasi putih tanpa lauk. Daripada makan kuah menjijikan di campur dengan bakso. Sedangkan Herman tidak perduli, ia langsung mencici
“Ayo makan… ayo makan! Saya yang bayar, tidak perlu takut di tagih utang!” seru Herman dengan suara kerasnya yang membuat berapa orang menatap ke arahnya dengan tatapan mencibir. Termasuk para pelayan restoran yang berdecak kesal. “Asal mampu bayar aja,” gumam salah satu pelayan restoran mewah. Saat melewati Herman dan kelima karyawan Herman. Para karyawan Herman menunjukkan banyak expresi saat mendengar apa yang di katakan oleh pelayan tersebut. Sedangkan Herman masa bodoh, ia terus makan dengan lahap. Selesai makan, Herman mengeluarkan uang lima juta untuk di bagikan ke lima karyawannya yang masing-masing dapat satu juta. “Ini tips harian yang saya janjikan hari ini. Semoga kedepan, saya bisa kasih kalian lebih banyak lagi!” ucap Herman dengan suara kerasnya yang sengaja memancing para orang yang mencibirnya barusan. Berapa orang yang dekat tempat duduknya dengan Herman, menoleh ke arah Herman dengan tatapan tidak percaya dengan apa ya
Setelah Narnia pergi ke lantai atas Herman dan Lala berjalan ke arah pakiran dan masuk kedalam mobil. di dalam hati Herman mengutuk dukun Joko. Yang meminta melakukan ritual tanpa busana di malam ini. padahal Herman berniat menyetubuhi Narnia beronde-ronde malam ini dengan segera cara demi mendengarkan desahan Narnia yang sungguh membangkitkan hasrah para paria. tapi demi persugihan makanan yang tetap laris manis. Herman terpaksa menuruti permintaan dukun Joko dengan berat hati. Di lain pihak, Adam juga berdecak kesal. Padahal malam ini ia ingin bercinta dengan Narnia. Setelah ia sudah bosan bercinta dengan Tia slama berapa hari berturut-turut dan kini menurut Adam celah inti Tia sudah longgar dan tidak nikmat lagi seperti pertama kali. jadi percuma mempertahan kan Tia di apertemennya. Malam ini, Adam membawa Tia ke tempat dukun Joko. Dengan maksud mengembalikan Tia kepada dukun Joko. Karena ia sudah tidak tertarik lagi pada Tia. Herman dan Lala tiba
“Balas ciumanku, Nar!” ucap Ardi yang memaksa narnia untuk membuka mulutnya. Setelah terbuka, Ardi mendorong lidahnya masuk ke dalam mulut Narnia dan lidahnya menelusuri dengan mudah rongga mulut Narnia yang lembut dan memabukkan dirinya. Narnia bisa merasakan aroma mint bercamput rokok pada mulut Ardi yang kini menguasai mulutnya. Narnia tersentak, ketika Ardi menaikkan dress tidurnya dan melepaskan g-string yang ia pakai di sela ciumannya yang panjang yang semakin memabukkan. Nafas Narnia tersengal, jantungnya berdebar karena Ardi merasang celah intinya dengan jemari dan menusukkan dua jari ke dalam celah inti yang masih kering dengan keluar masuk secara cepat. Narnia ingin menjerit tetapi bibirnya di bungkam oleh bibir Ardi dengan ciuman semakin kasar. hingga ia tidak bisa berteriak dan pastrah menerima pelecehan Ardi yang celah intinya yang mentuh dinding celah intinya. "Hmmmmp." Ardi memainkan celah inti Narnia dengan gairah tinggi. Geli,
“Lihat saja pembalasanku!” gumam Ardi tidak jelas. Ardi menuruni anak tangga untuk sarapan pagi. Di ruang makan, Ardi melihat Narnia yang berwajah sembab sedang menyantap sarapan pagi. Sedangkan wajah ibu dan ayahnya menampakkan ketidak senangan. Ardi sudah bisa menduganya, kenapa orang tuanya seperti itu. pasti karena Narnia sedang datang bulan, maka mereka tidak bisa mendapatkan air bening dari Narnia untuk persugihan kuah bakso yang laris manis itu. Selesai makan, Narnia langsung pergi dari ruang makan. Menyisahkan Herman dan Lala. “Untung saja, aku masih menyimpan air bening dari wanita lain!” decak Herman kesal karena ia tidak mengira Narnia akan datang bulan dan mengacaukan segalanya. Tepatnya, Herman terlambat menampung stock air bening dari Narnia untuk berjaga-jaga di saat Narnia datang bulan dan tidak bisa di kuras air bening dari cela inti tubuh Narnia. “Kenapa tidak minta anak kesayangan kalian mencarikan air bening tambahan!” cibir Ardi y
Di kamar VVIP para wanita bernyanyi dan menari dengan pakaian erotis di depan Adam yang kini menatapi mereka dengan tatapan memuja. kebanyakkan para wanita itu melakukan tarian erotis untuk mengoda Adam, karena salah satu dati mereka memang ingin tidur semalam dengan Adam. kemudian menjadi menjadi kekasih Adam. Tanpa mereka ketahui para preman sudah siap dengan aksi mereka. "Jangan gegabh," ucap Ardi yang memperingati para rekannya yang sudah tidak sabaran masuk ke dalam. Para rekan Ardi yang bisa menatapi dengan menelan saliva secara kasar. menatapi kemolekkan tubuh para wanita yang terus menari semakin sensual. Tarian dan pengaruh obat semakin membuat para wanita itu semakin mabuk. Ada berapa wanita yang sudah melepaskan pakaian dan mendekati Adam. Mereka sedang mengoda Adam dengan gairah panas. meminta Adam untuk menyentuhnya. Ardi membuka pintu perlahan dan melihat para wanita sudah mabuk kepayang untuk mendapatkan sentuhan Adam. “Si
Kedua pria masih saling tatapan penuh kebencian mau pun persaingan.Smith yang sejak tadi diam dengan rasa penasaran tinggi. Kini ia memilih bersuara untuk mendamaikan kedua pria tersebut sebelum terjadi tumpah darah.Bukannya damai, Ardi dan pria itu langsung menyerang secara dadakan.Smith yang terkejut berhasil menghindar dari keduanya. Sehingga ia selamat dari tendangan mau si pria berpakaian formal tersebut."Duhh... sial," umpat Smit yang hampir saja jadi Samsat tinju oleh kedua pria tersebut.Ardi berulang kali menghindari tendangan kaki pria tersebut yang mengarah ke arah kepala."Ternyata sekarang kau sudah bisa ilmu beladiri," Ardi yang masih menghindari tendangan dari pria itu mulai mencibir.Kesal dengan kemampuan Ardi yang meningkat tajam. Pria itu mengubah teknik berkelahi secara mendadak.Ardi yang sudah malas bermain-main. Ia segera mengayunkan salah satu kaki ke arah dada pria itu.Tubuh pria itu terpental mengenai Smith.Smith yang mencoba kabur berakhir na'as di tim
Bartender bar itu tidak bertanya lagi setelah pria itu memilih diam. Ardi yang tidak sabaran, ia berjalan ke arah pria itu dengan sikap percaya diri dan berwibawa. "Vodka satu gelas," ucap Ardi yang memesan minuman keras di saat suasana perutnya tidak baik. Pria itu menatapi Ardi sejenak di saat Ardi tidak sadar. "Anak sialan ini ternyata lebih tampan dari aku, termasuk tubuhnya juga kekar. Benar-benar tipe yang aku inginkan. Kapan aku bisa mendapatkan tubuh seperti itu," batin pria itu menatapi Ardi dari atas hingga bawah tanpa melewatkan sedikitpun. Pria itu menelan saliva dengan susah payah. Ia terobsesi untuk mendapatkan tubuh Ardi yang sempurna seperti yang di inginkan selama ini. Ardi menoleh ke arah pria itu dengan tatapan mencibir. "Ada yang salah dengan penampilan aku?" ucap Ardi dengan kata sinis. Pria itu menurunkan tatapan matanya, kemudian menghabiskan semua minuman di gelas dengan tergesa-gesa. Sejujurnya pria itu sangat takut dengan Ardi yang bisa membokar inden
"Dasar pria lemah," cibir Smith yang melihat ke arah Ardi yang muntah berulang kali. Daripada mendengar cibiran Smith yang seperti anak bebek yang berisik, Ardi memilih untuk mengeluarkan isi perut yang masih tersangkut. "Sudah aku nasehati untuk bawa kantong untuk berjaga-jaga, Kau ini kenapa bandel sih?" Smith masih tiada henti-hentinya mencibir Ardi. Kemudian bersedekap dada melihat Ardi yang mengalami penderitaan. Ardi ingin memaki-maki Smith dengan sumpah serapah, Tapi niat tersebut tidak bisa di lakukan sekarang. Melihat Ardi masih muntah, Smith berinsiatif membawa Ardi keluar dari dalam ruangan. Sedangkan para pekerja masih mengumpulkan bukti yang ada di TKP untuk menemukan siapa pelaku pembunuhan dan indentitas korban. Di dalam mobil, Smith menyerahkan satu tablet obat mual dan satu botol air mineral untuk Ardi. Ardi menatapi kebaikkan Smith dengan tatapan curiga. Tahu apa maksud tatapan Ardi yang menyebalkan itu. Smith menghela nafas panjang. Kemudian memperlihatkan w
Narnia yang sedang makan roti panggang, ia menaikkan sebelah alis dengan memperlihatkan wajah binggung atas perkataan Ardi barusan."Jangan sok polos, kita bukan anak kecil lagi. Apa kau lupa dengan apa yang kita lalui bersama," ucap Ardi yang berjalan mendekati Narnia. Kemudian menaikkan dagu Narnia dengan jemari.Narnia menatapi pria di depan dengan tatapan benci,marah, jijik dan sebagainya. "Bagaimana aku bisa lupa sikap bejadmu itu," batin Narnia yang asli marah kepada Ardi.Melihat Narnia yang hanya diam diri tanpa perlawanan, Ardi semakin semangat untuk bisa mencicipi tubuh Narnia di pagi hari."Bagaimana jika kita olahraga pagi sebentar," bisik Ardi secara sensual dengan jemari menjempol menyentuh bibir merah Narnia."Amit-amit deh," seru Narnia mengempis tangan Ardi secara kasar."Wah... kau masih seperti dulu," goda Ardi yang semakin bernafsu akan perlawanan Narnia."Jangan sentuh aku," pekik Narnia merontah-rontah ketika tubuh mungil di himpit oleh Ardi.Ardi memperlihatkan
Desa xxx. Seorang pria menatapi sosok tampan yang terpantul di air sungai yang mengalir. Pria itu tersenyum lebar. Apa yang di harapkan dan di korbankan di masa lalu, kini menjadi kenyataan. “Aku kembali untuk mendapatkan apa yang aku inginkan selama ini,” tawa pria itu terbahak-bahak di dalam hutan yang tidak berpenghuni. Berulang kali, pria itu masih menatapi sosok tampan yang masih terpantul di dalam air. Pria itu seakan terhipnotis akan sosok tampan yang kini menjadi wadah. “Inilah yang aku harapkan, wajah tampan, tubuh seperti atletik. Kedepan akan sangat menyenangkan,” seru pria itu yang sudah puas menatapi sosok yang kini di dapatkan. Pria itu berjalan santai tanpa busana menuju ke arah tempat dirinya pernah di korbankan 10 tahun lalu. Kedua mata pria itu melihat segala sisi tempat yang sudah di tutupi rumput tinggi. “Tidak terasa sudah 10 tahun berlalu sejak kejadian itu,” gumam pria itu menyentuh rahang yang di tumbuhi jambang tipis. Kedua mata pria itu menatapi bekas
Ardi kembali diam dan tidak tahu harus bagaimana, tetiba Ardi merasa tangisan Narnia menghilang dan tubuh Narnia lemas. "Nar, apa yang terjadi padamu?" seru Ardi yang cemas, ia berusaha mengendong Narnia ke arah ruang perawatan dan beruntungnya masih ada dokter di sana. Dokter yang kebetulan di ruangan adalah dokter spesialis tulang. "Aku tidak tahu pasien ini sakit apa, lebih baik di bawa ke rumah sakit untuk di periksa!" perintah dokter yang menyarankan Ardi membawa Narnia kerumah sakit. Ardi yang panik, segera menghubungi Andi. karena hanya Andi yang membawa mobil. Andi yang sedang makan di kagetkan oleh pangilan ponsel dari Ardi. "Iya... aku segera ke sana," ucap Andi yang meraih gelas berisi cocacola dan sempat meraih kentang goreng. Andi berjalan cepat ke arah pakiran dan ia melihat Ardi sudah mengumpat kepadanya. "Aduh.... apa yang kau lakukan padanya?" tanya Andi yang membuka pintu penumpang untuk Ardi.
Narnia yang kesal, langsung mendorong pria itu menjauh dari tubuhnya."Aku akan melaporin kamu atas pelecehan sexual, ini Amerika dan hukum adil di sini?" lanjut Narnia dengan ancamanya kepada pria yang masih duduk terdiam membisu.Andi yang sudah naik darah dan sebentar lagi akan darah tinggi. segera berjalan ke arah pria itu. lalu menarik helm pembalap dari belakang secara mendadak. hingga memperlihatkan wajah pria itu di depan Narnia.Kedua mata Narnia terbelalak besar. menatapi pria yang memiliki wajah seperti anaknya. sekaligus pria yang ia rindukan selama ini."Ardi?" ucap Narnia dengan suara bergetar."Maaf," gumam Ardi yang bergegas berdiri untuk mejauhi Narnia. ia tidak ingin ada maksud memperlihatkan diri kepada Narnia. karena kata terakhir Narnia masih tergiang-giang di telinganya.Andi menepuk dahinya dengan keras.Narnia yang sadar dari keterkejutannya, segera berlari mengejar Ardi yang berjalan menjauh dari hadapannya de
***Butuh waktu untuk Narnia menata perasaan dan segala apa yang ia lalui saat membesarkan Ardiansyah.Narnia kembali menghubungi Darwin, ia mengatakan kepada Darwin tidak bisa menerima perasaan Darwin. karena hatinya tidak ada rasa.Darwin tidak keberatan, ia menghargai keputusan Narnia yang menolaknya. karena ia sadar diri tidak akan bisa memaksa perasaan Narnia untuknya."Kapan-kapan pulang ke sini," ucap Darwin yang kini berpakaian formal yang mengajar di salah satu kampus ternama di indonesia."Iya, kapan-kapan aku akan kembali. sekarang sedang sibuk-sibuknya mendesain mobil pembalap dan bagaimana kabar yang lain?" tanya Narnia yang penasaran."Anton kini menjadi ustad dan sudah berkeluarga, Resti dan wina masih di rumah sakit jiwa. aku dan anton kadang-kadang menjenguk keduanya. tapi ya sepertinya tidak ada perkembangan sama sekali, hanya tahu dari desas desus yang beredar saja. keduanya mencuri sesuatu dari desa Lendir. hingga jadi se
***KKN desa Lendir akhirnya berakhir dengan tragedi menyedihkan dan juga membahagiakan karena banyak yang terselamatkan dan Wina terpaksa di kirim ke rumah sakit jiwa oleh kedua orang tuanya. hal ini tidak membuat Narnia bahagia. karena ia kehilangan Ardi untuk selamanya.Sedangkan Lesti merasakan ketakutan luar biasa, ia takut akan seperti Wina. sehingga selalu mengkonsumsi obat-obatan yang membuatnya mengalami depresi berat dan akhirnya berakhir di rumah sakit jiwa menyusul Wina.Darwin selalu di sisi Narnia untuk mendapatkan jawaban Narnia yang tak kunjung di jawab oleh Narnia.Berapa bulan kemudian, Pihak kampus mengatakan kepada Narnia untuk melanjutkan kuliah di luar negeri sudah bisa di laksanakan. karena segala biaya sudah di bayar oleh seseorang hingga semester kuliah berakhir.Narnia tahu siapa yang melakukan semua itu, air matanya semakin deras. bersamaan dengan pihak asuransi mendatangi dirinya untuk tanda tangan surat wasiat dar