Share

2.

Author: susi
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

"Ini tidak mungkin! Mana kembalikan cincin itu, akan aku kembalikan kepada mereka." Marlina tampak memanyunkan mulutnya.

"Kamu tidak dapat melakukan itu tuan putriku." Ibu Marlina langsung memarahi putrinya.

"Kalian tidak bisa melakukan ini padaku, kalian ingin menjualku?!" Marlina berdiri dari duduknya dan langsung mengambil cincin yang berada di atas meja. "Kita hidup di abad berapa sekarang, masih harus memaksaku menikah, seperti orang kuno saja!!"

"Ibu akan membelikanmu mesin jahit terbaru." Ibu coba merayu putri nya.

"Apa maksud Ibu, sekarang bukan waktunya membicarakan tentang mesin jahit. Ibu dan Ayah bayangkan seorang pewaris perusahaan ternama di negara ini akan menikah dengan orang sepertiku? Ini sungguh menggelikan!" Marlina mencoba mencari-cari alasan

"Apakah kau tidak mendengar tadi, Pak Rudi sekretaris pribadi mereka mengatakan bahwa putra pewaris tunggal telah menerima dan menghendaki perkawina ini." Ayah Marlina mencoba meyakinkan.

"Aku tak tahu apa yang merasuki pikirannya, tapi dia sudah memiliki pacara yang sangat cantik, dan aku melihat dia melamarnya." Marlina menundukkan kepalanya.

"Apa? Siapa yang kamu maksud?" Adik Marlina ikut menyahut.

"Dia adalah murid dari jurusan musik di kamus kami. Seorang pianis yang sangat cantik. Aku rasa mereka serasi." jelas Marlina dengan lesu.

"Ahhhhh, bisa jadi dia kehilangan akal sehatnya setelah ditolak oleh gadis itu. Bukankah itu bagus?"Sahut Ayah.

"Tidak, bagaimanapun pernikahan ini harus dibatalkan, tidak ada lagi yang boleh membahas masalah ini di rumah, semua selesai." Marlina berlalu meninggalkan orang tua dan adiknya menuju ke kamar tidurnya.

Selang dua hari kemudian, Marlina akhirnya memutuskan untuk datang ke rumah Kelana. Tempo hari terjadi kekacauan di rumah Marlina, ada rentenir datang menagih hutang ayahnya. Karena sudah lama menunggak, para renteiner akan mengambil semua barang berharga di rumah Marlina. Melihat orang tuanya berkelahi dengan para penagih hutang, Marlina merasa sangat sedih. 

Sesampainya di rumah keluarga Kelana, Marlina disambut oleh Pak Rudi. Marlina sudah ditunggu oleh Mama Kelana, Ibu Diana. Marlina dipersilahkan duduk diruang tamu yang begitu luas. Nampak barang-barang mewah terpajang disana.

"Nona silahkan duduk disini, Ibu segera turun untuk menemui Nona." Pak Rudi lalu meninggalkan Marlina di ruang tamu sendiri. Tak lama berselang nampak Ibu Diana datang menghampiri Marlina. Marlina langsung berdiri dan sedikit membungkukkan badannya.

"Selamat siang Ibu, saya Marlina." Marlina mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan.

"Wah kamu memang cantik seperti di foto itu. Mari silahkan duduk." Ibu Diana langsung menjabat tangan Marlina. "Jangan panggil Ibu, panggil saja Mama, kita kan segera menjadi keluarga."

Marlina tersipu malu, dia cukup terkejut dengan sambutan dari Mama Kelana. Beliau begitu ramah dan sangat hangat. Nampak umurnya sudah tidak lagi muda, namun wajahnya seperti bersinar memancarkan cahaya.

"Mama memanggilmu kesini karena Mama ingin tahu bagaimana tanggapanmu tentang perjodohan ini? Mama sudah takut, kalau kamu akan menolak perjodohan ini." Ibu Diana membuka percakapan mereka.

"Aku memang menyetujui ini, maaf jika aku lancang, tapi jika aku menyetujui perjodohan ini, apakah aku dapat meminta sesuatu?" Marlina mencoba memberanikan diri menyampaikan pendapatnya.

"Tentu saja, apa itu?"

"Ini adalah satu-satunya pilihanku. Ibu mungkin sudah mengetahuinya, bahwa Ayah saya adalah seorang pengangguran, dan Ibu saya hanyalah penjual sayuran di pasar. Dengan menyetujui ini, aku kira orangtuaku bisa mendapatkan ketenangan hidup." 

"Apakah kau sedang menginginkan imbalan? Mama kecewa, ternyata kamu lebih licik dari dugaan Mama. Apakah kamu membuat syarat untuk bersedia melakukan perjodohan ini?" Ibu Diana menjawab dengan sedikit nada tinggi.

"Ini bukan syarat, namun sebuah permintaan Ibu." Marlina coba membela diri.

"Mama sudah memikirkan semua itu, Pak Rudi sudah menyelidiki semua latar belakang keluarga besan. Mama sudah mempersiapkan semuanya. Keluargamu akan menerima imbalan yang pantas, dan tentu saja kami akan menjaga keselamatan dan reputasi nama baik keluarga besan." Ibu Diana coba mengatur nada bicaranya agar tetap terdengar sopan.

Setelah berbincang beberapa saat, Marlina di persilahkan untuk pulang. Dia diantar oleh Pak Rudi.

"Entah apakah Nona ingat atau tidak, dulu saat Nona masih kecil, Nona sangat senang bermain dengan saya. Nona sangat mirip dengan almarhum Kakek Nona." sambil berjalan santai Pak Rudy mencoba mengakrabkan diri dengan Marlina.

"Bapak jangan panggil saya Nona, terdengar lucu, panggil saja saya Marlina." Marlina mencairkan suasana.

Di tengah perjalan menuju mobil, Marlina bertemu dengan Kelana.

"Hai kamu, gadis celana olahraga." Kelana sedikit berteriak."Pak Rudi tolong tinggalkan kami berdua, saya ingin bicara dengannya."

Pak Rudi dan pegawai yang lain segera meninggalkan Marlina dan kelana.

"Sebetulnya, perjodohan ini adalah hal yang sangat membosankan, tapi kau membuat keputusan yang tepat. Kau sangat biasa dan menyedihkan. Aku pikir kau akan menyenangkan!" Kelana terlihat begitu meremehkan Marlina.

"Apa maksudmu biasa, menyedikan dan menyenangkan?!" Marlina tampak kaget dengan ucapan Kelana.

"Ya, kau nampak seperti dalam karakter dongeng. Mungkin kau akan nampak menyenangkan untuk dijadikan permainan." Kelana kembali tersenyum kecut.

Marlina terlihat begitu kesal dengan kelakuan Kelana. Tanpa berfikir panjang, dia langsung menendang kaki Kelana dengan sekuat tenaga. Marlina langsung berlari meninggalkan Kelana.

                                                                       ***

Hari ini Marlina berangkat ke kampus seperti biasa, dia naik bus dan turun d halte depan kampusnya. Tapi Marlina merasakan ada yang aneh ketika dia masuk kedalam gedung fakultasnya. Marlina merasa setiap orang yang dia temui menatapnya dengan aneh. Namun Marlina tidak menghiraukan. Akhirnya dia melihat ketiga sahabatnya sedang asik bercanda. Marlina mengendap-endap mendekati sahabatnya berniat untuk mengagetkan.

"Dooorrrrrrr...." Marlina mengehentakkan kedua kakinya sambil berteriak . Namun reaksi sabatnya terlihat begitu datar dan terkesan kesal melihat wajah Marlina.

"Apa yang sebenarnya terjadi? Apakah ini benar terjadi?" Tika langsung memegang tangan Marlina dengan erat.

"Aku tidak tau! Aku juga bingung!" Marlina mencoba memeberikan penjelasan kepada sahabtanya. Nampak ekspresi Ranti begitu kesal melihat Marlina.

"Kelana adalah pangeranku, dia adalah milikku! Bagaimana kau bisa menipu kami? Kamu gadis yang jahat." Tiwi merengek seperti anak kecil yang menginginkan mainan.

"Apa yang sedang kalian bicarakan? Siapa yang menipu siapa? aku juga sangat frustasi!" Marlina terlihat nampak memohon belas kasihan dari sahabatnya.

"Hei kalian masuk kelas tidak, ini sudah jam berapa!" Ranti berteriak kepada sahabtanya yang masih berdebat.

                                                                                                               ***

Sementara itu Kelana sedang asik mengobrol dengan teman band nya. "Hei Kelana, ini sudah abad berapa, perjodohan masih saja dilakukan." Erwin si drumer band raptor nampak menggoda Kelana.

"Bukankah ini mengagumkan? Jika kamu mau menikah, seharusnya kamu mengadakan audisi." Edwin menambahkan godaannya kepada Kelana.

"Benarkah? Haruskah aku melakukan itu? Sepertinya memang seru..." Kelana tertawa menanggapi celoteh teman-temannya.

"Lalu bagaimana dengan Kanaya? Sekarang apa yang terjadi dengan hubungan kalian?" Tanggapan Mike tiba-tiba membuat suasana menjadi tidak menyenangkan lagi.

"Setelah selama ini kalian kencan diam-diam, perjuangan kalian menjadi sia-sia semata!" Edwin mencoba menertawakan Kelana.

Wajah Kelana nampak begitu muram, memang selama ini Kelana dan Kanaya menjalin hubungan diam-diam. Selain Kelana terkenal sebagai anak band yang tampan, dia juga sudah di kenal sebagai pewaris tunggal perusahaan ternama di kota S. Setiap gerak-gerik Kelana bisa menjadi pusat perhatian banyak orang, dan Kanaya tidak begitu suka menjadi pusat perhatian. Belum lagi komentar para penggemar Band Raptor bisa saja membuat Kanaya semakin tidak nyaman jika hubungan mereka terekspos.

"Menurut kalian, bagaimana kelanjutan Raptor setelah Kelana benar-benar menikah dengan wanita itu?!" Perkataan Edwin membuat teman-temannya ikut meratapi nasib band mereka.

Related chapters

  • PERNIKAHAN WARISAN   3.

    Setelah sepuluh tahun hidup di Jepang, hari ini Hiroshi sampai di Bandara di kota S. Bukan tanpa sebab Hiroshi kembali ke kota kelahirannya. Selain untuk menghadiri pernikahan saudaranya, dia harus mengambil kembali apa yang seharusnya menjadi miliknya. Meskipun bukan sebuah pengasingan, namun Hiroshi dan Ibunya merasa terusir dari rumahnya sendiri. Dia dan ibunya harus keluar dari rumahnya sendiri dan pulang ke kampung halaman ibunya di Jepang, setelah ayahnya tiba-tiba meninggal. Saat inilah waktu yang tepat untuknya merebut kembali apa yang sudah seharusnya menjadi miliknya. Setelah selesai membongkar barang-barangnya, Hiroshi bergegas menuju ke kampus untuk mengurus perpindahan kuliahnya. Sesampainya di Kampus, Hiroshi bingung mencari tempat untuk mengurus kepindahannya. Tanpa sengaja dia bertemu dengan gadis berpakaian cukup nyentrik, dengan rambut di ikat dengan sumpit yang ditusukkan."Maaf, aku mungkin tersesat, dimana tempat untuk mengurus kepindahan mahasiswa?" Hiroshi menco

  • PERNIKAHAN WARISAN   4.

    Hari ini, hari pertama Kelana dan Marlina datang bersamaan ke kampus. Setelah satu minggu acara pertunangan, ini pertama kali mereka menampakkan diri di depan umum. Sesampainya d kampus, Kelana langsung keluar dari mobil dan pergi begitu saja meninggalkan Marlina. Sedangkan Marlina masih merasa canggung harus diantar jemput dengan mobil, apalagi bersama dengan Kelana. Dengan agak sedikit canggung, dia keluar dari mobil dan masuk kedalam kampus. Setiap langkahnya seperti diperhatikan oleh mahasiswa yang ditemu Marlina. Namun seperti biasanya, Marlina tetaplah Marlina yang periang dan sedikit cuek. Kali ini Marlina sudah tidak memakai celana olahraga dan rampung yang dikepang dengan sumpit. Penampilan Marlina terlihat begitu anggun, dengan sedikit riasan diwajahnya. Diapun bergegas menuju kelasnya. Dia langsung menghampiri ketiga sahabatnya. Wajah Tika dan Tiwi yang awalnya nampak kesal, tiba-tiba berubah langsung memeluk Marlina. "Bagaimana kau begitu jahat seperti ini, kamu buan cind

  • PERNIKAHAN WARISAN   5.

    Hari yang sudah dipersiapkan dan dinanti-natipun tiba. Hari ini pernikahan Kelana dan Marlina berlangsung. Pagi hari acara akad nikah dilangsungkan dirumah Kelana, karena memang tamu yang datang saat akad nikah hanya keluarga inti dan teman dekat saja. Kelana dan Marlina menggunakan pakaian adat jawa berwarna putih. Kelana terlihat begitu tampan, dan tentu saja Marlina terlihat begitu "manglingi" karena Marlina sangat jarang terlihat memakairiasan wajah setiap harinya. Suasana begitu khidmat dan berjalan dengan lancar. Kelana bisa mengucapkan ijab qobul dengan sekali tarikan nafas, dan SAHHHHH.... Semua tamu yang hadir terlihat begitu bahagia. Ayah Marlina terlihat sangat terharu karena harus melepaskan anak gadisnya yang sanagt dia cintai, untuk hidup bersama laki-laki yang telah dijodohkan oleh Kakek Marlina. Rangkaian acara adat dilanjutkan, karena untuk acara resepsi malam hari sama sekali tidak ada acara adat, hanya bersalaman dengan semua tamu undangan. Marlina belajar dengan sa

  • PERNIKAHAN WARISAN   6.

    "Halo, aku sedang sarapan. Tidak, lanjutkan saja." Kelana menerima telepon sambil melihat ke arah Marlina. "Apakah itu Kanaya?" Marlina mencoba memastikan. "Kamu tahu, kalian tidak perlu sungkan, aku tahu kalian teman dekat." "Apa maksudmu?" Kelana sedikit meninggikan nada suaranya. "Kenapa aku harus sungkan, Sudah menikah atau tidak, aku bebas menerima telepon dari siapapun. Aku hanya melihat kearahmu karena ada nasi menempel diwajahmu." "Hah, apa." Marlina langsung meraba-raba wajahnya mencoba mencari nasi yang masih menempel di wajahnya. "Bukankah ucapanmu tadi sedikit keterlaluan, apa kau tidak memandangku sebagai istrimu?" "Apa kau punya hak untuk berkata seperti itu? Kau setuju menerima pernikahan ini karena uang kan, bahkan kau dengan berani meminta mama untuk melunasi semua hutang-hutang keluargamu. Aku kira kau gadis yang lugu, tapi ternyata kau lebih licik dari dugaanku. Kau sudah lihat seberapa banyak harta yang sudah kamu dapatkan setelah menikah denganku?" Kelana denga

  • PERNIKAHAN WARISAN   7.

    Hari ini adalah hari ulang tahun Kelana. Seperti tahun-tahun sebelumnya, Kelana merayakan ulang tahun bersama dengan teman-teman band nya. Kelana kali ini merayakan ulang tahun di villa pribadi keluarga. Selain teman band yang datang, ada teman-teman Marlina yang juga diundang atas permintaan Marlina. Tak lupa Hiroshi pun juga datang di acara itu. Terlihat Kelana dan Marlina memasuki tempat acara diadakan. Tidak seperti pasangan suami-istri yang baru saja menikah, Kelana sangat tidak peduli dengan Marlina yang berjalan dibelakangnya. Sikap dingin Kelana begitu mencolok terlihat, namun Marlina selalu nampak ceria walaupun perlakuan Kelana seperti itu. Kelana berjalan dan menyapa teman-temannya yang sudah datang."Kamu tahu siapa tamu spesial hari ini?" Joe menarik tangan Kelana. Joe adalah gitaris dari band Kelana."Apa maksudmu?" Kelana sedikit penasaran."Selamat ulang tahun Kelana." Kanaya menjulurkan tangannya.Kelana nampak canggung menyambut tangan Kanaya. Marlina pun merasa tida

  • PERNIKAHAN WARISAN   8.

    "Sebaiknya hari ini kamu tidak ada rencana, aku akan mengajarimu main golf." Kelana beranjak dari kursinya dan meninggalkan Marlina yang masih menikmati sarapannya. "Ini kan hari minggu, aku mau tiduran di rumah saja. Lagi pula buat apa aku harus belajar main golf, temanku tidak ada yang bisa bermain juga. Aku juga tidak berminat dengan mainan itu." Marlina menjawab dengan nada kesal. "Sudah nurut saja, aku tidak menawari tapi aku menyuruhmu belajar. Kamu tidak bisa memilih. Cepat selesaikan sarapanmu. 30 menit lagi kita harus berangkat, aku tidak akan menunggumu." Dengan wajah manyun, Marlina bergegas menyelesaikan makanannya. Entah apa yang sebenarnya yang dirasakan Marlina, namun setiap perkataan Kelana dia pasti akan menurut saja. Setelah selesai makan dia kemudian menuju kamarnya untuk berganti pakaian, dan di atas tempat tidurnya sudah disiapkan pakaian untuknya bermain golf. "Kelana, bagaimana penampilanku, bukankah ini cocok untuk ku?" Marlina berdiri tepat di depan Kelana

  • PERNIKAHAN WARISAN   9.

    Hari ini Kanaya masuk kuliah dengan perasaan yang masih sangat kesal dengan perlakuan Kelana tempo hari. Dia tidak terlalu bersemangat dengan jadwal kuliah hari ini. Dia berjalan di lorong kampus hendak menuju kantin kampus. Ketika dia melewati toilet, terdengar percakapan beberapa gadis yang menyebut namanya. "Apakah kau tahu, Kanaya telah dicampakkan oleh Kelana. Semua siswa seni tahu kalau mereka sudah sudah menjalin hubungan sejak lama." "Aku tidak yakin mereka sudah tidak berhubungan sama sekali. Aku kira dia menjadi simpanan sekarang." "Bukankah itu rendahan sekali, seorang wanita simpanan. Dia wanita berkelas, tidak sepatutnya dia menjadi seperti itu." "Aku kasihan padanya, aku lihat mereka sangat cocok. Dia masih harus melihat Kelana setiap hari di kampus, bahakan sekarang Kelana selalu datang bersama dengan istrinya. Kalau aku menjadi Kanaya, aku pasti sudah tidak kuat. Aku memilih pindah kampus atau ambil beasiswa ke luar negeri." "Betul juga, aku dengar dulu dia pernah

  • PERNIKAHAN WARISAN   10.

    Pagi ini tidak seperti biasanya, Marlina sarapan sendiri. Sejak bangun tidur tadi Marlina tidak melihat Kelana ada di rumah."Bi, Kelana kenapa tidak sarapan? Apa dia belum bangun tidur?" Tanya Marlina kepada Bi Nah."Maaf Non, tuan dari semalam belum kembali kerumah. Mungkin Pak Rudy lebih tahu.""Hah, tidak pulang?" Marlina langsung berdiri dan berlari ke depan mencari Pak Rudy"Pak, Kelana tidak pulang? Dia kemana?" Marlina memegang lengan Pak Rudy sambil menggoyang-goyangkannya."Iya Non, tapi..." Belum selesai Pak Rudy menjawab pertanyaan Marlina, Kelana sudah nampak dari dalam rumah."Ada apa kamu mencariku?" Nada suara Kelana terdengar agak meninggi."Hei, kemana saja kamu semalam, kenapa tidak pulang?" Marlina langsung menghampiri suaminya."Ada hal yang perlu aku selesaikan, dan itu bukan urusanmu. Cepat kamu berkemas, hari ini kita harus pergi ke suatu tempat." Kelana mendorong Marlina masuk ke dalam rumah."Kita akan kemana, kamu mengajakku liburan? benarkah itu?" Marlina

Latest chapter

  • PERNIKAHAN WARISAN   15.

    Sementara itu selama Kelana berada di luar negri, Marlina setiap hari harus belajar mengelola perusahaan. Dia merasa sangat beruntung karena ada Hiroshi yang selalu membantunya. Meskipun sering menemui kesulitan, namun Marlina tidak mudah menyerah. Dia terus mencoba dan tidak sungkan untuk bertanya kepada Hiroshi maupun kepada pegawai yang lain. "Apa kamu masih ingin lembur?" Hiroshi berdiri di depan meja kerja Marlina. "Ohhhh, sudah jam berapa ini?" Marlina kaget mendengar suara Hiroshi. "Sudah lebih dari jam 7, yang lain juga sudah pulang. Kamu mau jadi penunggu kantor ini?" "Bukankah aku terlalu cantik untuk sesosok hantu penunggu gedung?" Marlina mengusap-usap mukanya. "Hahahahaha, kalau kamu hantunya, aku rela setiap hari kamu ganggu." "Aku sangat lapar, tapi aku harus segera pulang." Marlina membereskan mejanya dan memasukkan barang bawaannya ke dalam tas. "Lahhhh, kenapa kita tidak makan dulu saja. Deket sini ada ayam goreng yang sambelnya terkenal enak, Aku yakin kamu

  • PERNIKAHAN WARISAN   14.

    Sesampainya di Singapura, Kelana langsung bertemu dengan salah satu kliennya. Karena perjalanan yang tidak terlalu melelahkan, maka Kelana memutuskan untuk segera menyelesaikan urusannya dengan beberapa klien sekaligus. Setelah hampir setengah hari dia berkutat dengan urusan pekerjaan, Kelana memutuskan untuk istirahat saja di hotel, karena besok dia masih ada pertemuan dengan klien yang lain. Sebelum kembali ke kamar hotel, Kelana ingin bersantai di restoran hotel. Ketika sedang menikmati kopinya, dia di kejutkan dengan suara perempuan. "Apakah kopi disini enak?" Suara perempuan itu mengejutkan Kelana. "Astaga, apa yang kamu lakukan di sini?" Kelana sedikit beranjak dari duduknya karena terkejut. "Aku mengejutkanmu?" Perempuan itu lalu duduk di samping Kelana. "Bukankah kamu seharusnya ada di Thailand? Apakah tempatnya berubah?" Kelana melihat sekeliling karena seharusnya Kanaya berada di Thailand untuk koompetisi. "Kamu tidak senang aku berada di sini?" Kanaya mencoba memeluk K

  • PERNIKAHAN WARISAN   13.

    "Apa yang menjadi pikiranmu, selama sesi latihan tadi sepertinya kamu begitu gelisah." Ibu Sayaka memberikan Kirana secangkir teh hijau. "Ah, tidak aku hanya merasa tegang, sebentar lagi ada ujian akhir, dan minggu depan aku akan ikut perlombaan di Bangkok." Kirana mencoba memutar lengannya agar merasa lebih tenang. "Aku dengar anda tinggal di Jepang cukup lama, Bagaimana dengan Jepang?" "Disana aku merasakan ketenangan, karena memang disana kampung halamanku. Hiroshi juga senang berada di sana. Jepang adalah negara yang sangat menarik. Hal modern bisa sangat berdampingan dengan tradisi yang kuat. Baru-baru ini ada sebuah kontroversi, seorang bangsawan yang akhirnya menikah dengan pacar lamanya." "Benarkah itu, pasti mereka menjadi bahan perbincangan nasional. Hahaha." Karina tertawa mendengar cerita Ibu Sayaka. "Tentu saja, bangsawan itu adalah seorang pewaris tunggal di keluarga bangsawan sekaligus pengusaha. Dia jatuh cinta dengan seorang gadis, temannya semasa kuliah. Mereka m

  • PERNIKAHAN WARISAN   12.

    "Kakak kapan datang?" Agha, suara adik Marlina membuat suasana yang awalnya terasa cukup romantis tiba-tiba menjadi sangat canggung. "Agha, sejak kapan kamu datang?" Marlina mencoba bersikap biasa saja, dan mengusap-usap wajahnya. "Ehmmm, baru saja. Kakak kenapa disini?" Agha mendekat kearah Marlina sambil menyipitkan matanya. Dia melihat kearah Kelana dengan tatapan curiga. "Kamu sudah ditunggu ayah, cepat sana ganti baju dan segera bantu ayah." Kelana mencoba mengalihkan perhatian Agha, dia merangkul kepala Agha sambil menariknya berjalan menuju pasar. "Heiii, kenapa kamu memanggil ayahku Ayah." Agha mencoba melepaskan rangkulan Kelana. "Apa maksudmu, aku ini kan kakakmu. Sopanlah sedikit. Ayo cepat." Kelana kembali menarik tubuh Agha untuk berjalan lebih cepat. Marlina masih kaget dengan kejadian yang baru saja terjadi. Dia juga bingung dengan perilaku Kelana yang sok akrab dengan adiknya. "Hei, kenapa kamu masih berdiri di sana?" Kelana berteriak ke arah Marlina. "Haaa,

  • PERNIKAHAN WARISAN   11.

    "Marlina." Terdengar teriakan perempuan dari dalam rumah. "Ibu, aku sangat merindukanmu." Marlina langsung memeluk ibunya yang berlari dalam rumah. "Apa kau tidak merindukan ayahmu ini?" Ayah Marlina berdiri di samping Marlina dan istrinya yang saling berpelukan. "Ayah, bagaimana kabarmu? Aku merindukan kalian semua." Marlina juga langsung memeluk ayahnya. Mereka bertiga terlihat sangat senang sekali, Marlina sampai melupakan ada Kelana dan Pak Rudy yang masih berdiri di luar rumah. Kelana dan Pak Rudy hanya tersenyum melihat tingkah laku keluarga Marlina. Kemudian Ayah Marlina tersadar dan melepaskan pelukannya, lalu berlari kecil menuju luar rumah. "Maafkan kami, silahkan masuk. Mohon maklum, kami bertiga belum pernah berpisah dengan waktu yang cukup lama. Mari-mari..." Ayah Marlina mengajak menantunya dan Pak Rudy masuk ke dalam rumah. "Mari silahkan duduk, rumah kami sangat sederhana, beginilah rumah di desa tidak ada barang yang mewah." Ibu Marlina mempersilahkan Kelana dan

  • PERNIKAHAN WARISAN   10.

    Pagi ini tidak seperti biasanya, Marlina sarapan sendiri. Sejak bangun tidur tadi Marlina tidak melihat Kelana ada di rumah."Bi, Kelana kenapa tidak sarapan? Apa dia belum bangun tidur?" Tanya Marlina kepada Bi Nah."Maaf Non, tuan dari semalam belum kembali kerumah. Mungkin Pak Rudy lebih tahu.""Hah, tidak pulang?" Marlina langsung berdiri dan berlari ke depan mencari Pak Rudy"Pak, Kelana tidak pulang? Dia kemana?" Marlina memegang lengan Pak Rudy sambil menggoyang-goyangkannya."Iya Non, tapi..." Belum selesai Pak Rudy menjawab pertanyaan Marlina, Kelana sudah nampak dari dalam rumah."Ada apa kamu mencariku?" Nada suara Kelana terdengar agak meninggi."Hei, kemana saja kamu semalam, kenapa tidak pulang?" Marlina langsung menghampiri suaminya."Ada hal yang perlu aku selesaikan, dan itu bukan urusanmu. Cepat kamu berkemas, hari ini kita harus pergi ke suatu tempat." Kelana mendorong Marlina masuk ke dalam rumah."Kita akan kemana, kamu mengajakku liburan? benarkah itu?" Marlina

  • PERNIKAHAN WARISAN   9.

    Hari ini Kanaya masuk kuliah dengan perasaan yang masih sangat kesal dengan perlakuan Kelana tempo hari. Dia tidak terlalu bersemangat dengan jadwal kuliah hari ini. Dia berjalan di lorong kampus hendak menuju kantin kampus. Ketika dia melewati toilet, terdengar percakapan beberapa gadis yang menyebut namanya. "Apakah kau tahu, Kanaya telah dicampakkan oleh Kelana. Semua siswa seni tahu kalau mereka sudah sudah menjalin hubungan sejak lama." "Aku tidak yakin mereka sudah tidak berhubungan sama sekali. Aku kira dia menjadi simpanan sekarang." "Bukankah itu rendahan sekali, seorang wanita simpanan. Dia wanita berkelas, tidak sepatutnya dia menjadi seperti itu." "Aku kasihan padanya, aku lihat mereka sangat cocok. Dia masih harus melihat Kelana setiap hari di kampus, bahakan sekarang Kelana selalu datang bersama dengan istrinya. Kalau aku menjadi Kanaya, aku pasti sudah tidak kuat. Aku memilih pindah kampus atau ambil beasiswa ke luar negeri." "Betul juga, aku dengar dulu dia pernah

  • PERNIKAHAN WARISAN   8.

    "Sebaiknya hari ini kamu tidak ada rencana, aku akan mengajarimu main golf." Kelana beranjak dari kursinya dan meninggalkan Marlina yang masih menikmati sarapannya. "Ini kan hari minggu, aku mau tiduran di rumah saja. Lagi pula buat apa aku harus belajar main golf, temanku tidak ada yang bisa bermain juga. Aku juga tidak berminat dengan mainan itu." Marlina menjawab dengan nada kesal. "Sudah nurut saja, aku tidak menawari tapi aku menyuruhmu belajar. Kamu tidak bisa memilih. Cepat selesaikan sarapanmu. 30 menit lagi kita harus berangkat, aku tidak akan menunggumu." Dengan wajah manyun, Marlina bergegas menyelesaikan makanannya. Entah apa yang sebenarnya yang dirasakan Marlina, namun setiap perkataan Kelana dia pasti akan menurut saja. Setelah selesai makan dia kemudian menuju kamarnya untuk berganti pakaian, dan di atas tempat tidurnya sudah disiapkan pakaian untuknya bermain golf. "Kelana, bagaimana penampilanku, bukankah ini cocok untuk ku?" Marlina berdiri tepat di depan Kelana

  • PERNIKAHAN WARISAN   7.

    Hari ini adalah hari ulang tahun Kelana. Seperti tahun-tahun sebelumnya, Kelana merayakan ulang tahun bersama dengan teman-teman band nya. Kelana kali ini merayakan ulang tahun di villa pribadi keluarga. Selain teman band yang datang, ada teman-teman Marlina yang juga diundang atas permintaan Marlina. Tak lupa Hiroshi pun juga datang di acara itu. Terlihat Kelana dan Marlina memasuki tempat acara diadakan. Tidak seperti pasangan suami-istri yang baru saja menikah, Kelana sangat tidak peduli dengan Marlina yang berjalan dibelakangnya. Sikap dingin Kelana begitu mencolok terlihat, namun Marlina selalu nampak ceria walaupun perlakuan Kelana seperti itu. Kelana berjalan dan menyapa teman-temannya yang sudah datang."Kamu tahu siapa tamu spesial hari ini?" Joe menarik tangan Kelana. Joe adalah gitaris dari band Kelana."Apa maksudmu?" Kelana sedikit penasaran."Selamat ulang tahun Kelana." Kanaya menjulurkan tangannya.Kelana nampak canggung menyambut tangan Kanaya. Marlina pun merasa tida

DMCA.com Protection Status