Share

Bab 18

Author: Fina FH
last update Last Updated: 2022-07-16 09:11:00

Adisti dan Dion sudah kembali bekerja hari ini. Setelah sarapan dan berpamitan pada Dini, mereka berangkat bersama. Sepanjang perjalanan mereka membisu dengan pikiran masing-masing. 

Dion ingin memulai pembicaraan pun merasa tidak enak karena melihat wajah Adisti yang datar. Berbeda saat ada Dini, wanita itu terlihat sangat ramah. Begitu hanya berdua dengan Dion, seketika bibir Adisti membisu. 

“Nanti turunkan aku di pertigaan saja.”

 Permintaan Adisti membuat Dion mengernyit. 

“Kenapa?” tanya Dion tidak mengerti. 

“Tentu saja aku tidak mau jadi bahan gunjingan sepabrik, Mas.” Adisti memutar bola matanya dengan malas lalu memalingkan wajah. 

“Gunjingan?” ulang Dion tidak mengerti. 

“Iya, aku tidak mau dikira mereka memikirkan macam-macam tentangku.” 

Dion menghela napas. Ia tidak membalas ucapan Adisti. Namun, saat mobil mendekati pabrik ia teta
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • PERNIKAHAN DUA ALAM    Bab 19

    “Kenapa menangis? Apakah itu tangis kebahagiaan?” tanya Abimanyu semringah. Ia memegang pundak Adisti, lalu berkata, “Aku bahagia akhirnya kamu hamil, Adisti.”Adisti menggeleng, air matanya mengalir perlahan. Sepertinya mengataka pada Abimanyu percuma saja. “Aku tidak mau hamil anakmu!” teriak Adisti histeris. Ia memegangi kepala dengan kedua tangan lalu terduduk di lantai.Abimanyu menggeram marah. “Apa kamu bilang? Tidak mau hamil anakku? Sialan! Manusia tidak tahu cara berterima kasih! Padahal aku sudah memberimu banyak harta, tapi kenapa tidak mau mengandung anakku?”Sambil terus menggerutu Abimanyu duduk di tepi ranjang. Ditatapnya Adisti yang terus menangis. “Apa yang kamu tangisi?”Adisti menatap Abimanyu tak percaya. “Bagaimana masa depanku? Anak ini? Dan pernikahanku di dunia nyata?” cecar Adisti.“Perutmu tidak akan membesar di mata manusia, Adisti.”

    Last Updated : 2022-07-17
  • PERNIKAHAN DUA ALAM    Bab 20

    “Apa maksudmu kita tidak pernah bercerai? Bukankah kamu tahu sendiri aku sudah hamil bukan denganmu!” sungut Adisti kesal.“Sekali aku bilang tidak, ya tidak! Paham?”Ucapan Dion selalu seperti perintah yang harus Adisti patuhi, tidak bisa menolak atau menyangkal. Selalu seperti itu.Adisti mengatupkan bibir rapat. Ia menatap Dion tajam, sedangkan yang ditatap cuek bebek seolah tidak pernah mengatakan apa pun.“Besok ikut aku dan tidak ada penolakan.”Kembali Dion memberi ultimatum pada Adisti. Sengaja ia melakukan itu agar Adisti tidak bisa berkutik. Ia takut jika mengatakan yang sebenarnya, Adisti akan kembali menolak.“Ke mana?” tanya Adisti mengernyit.“Rahasia!” jawab Dion sembari memainkan ponsel untuk mengalihkan pandangan.Adisti terlihat ingin membantah, tetapi gagal karena pelayan datang membawa makanan pesanan. Sebelumnya Adisti tetap diam saat ditanya, Dion memutuskan memesan makanan yang sama untuk Adisti, yaitu nasi goreng seafood.Mata Adisti berbinar saat melihat beber

    Last Updated : 2022-10-03
  • PERNIKAHAN DUA ALAM    Bab 21

    Tak lama kemudian, mereka sampai di rumah Ustaz Ramli. Dion sengaja memarkirkan mobil agak jauh ke dalam, tepat di halaman belakang. Di sana ia sudah disambut Aldi dan beberapa temannya.“Sudah ditunggu di pendopo, Kak.” Aldi menyilakan Dion dan Adisti berjalan lebih dulu.Dion segera menggenggam erat jemari wanitanya itu menuju pendopo yang tidak jauh dari parkiran.Perasaan Adisti benar-benar tidak enak begitu kakinya melangkah di tangga pendopo. Sebenarnya ia sudah merasakan keanehan saat mobil Dion baru saja masuk halaman. Namun, ia masih berusaha menahan diri untuk tidak protes.“Kenapa kita ke sini lagi?” tanya Adisti ketus. Ia ingat betul bagaimana dirinya pingsan dan merasa hawa tidak enak di rumah Ustaz Ramli. Namun, ia sedikit heran, tumben sekali ia tidak pingsan atau kesakitan seperti sebelumnya.“Menyembuhkanmu!” jawab Dion datar.Adisti mengernyit, tiba-tiba ia menghentikan langkah lalu berusaha melepas genggaman Dion. Namun, Dion semakin erat menggenggam jemari Adisti.

    Last Updated : 2022-10-03
  • PERNIKAHAN DUA ALAM    Bab 22

    Mendengar ucapan Aldi, seketika Dion panik. Raksasa? Mungkinkah itu makhluk tak kasatmata yang marah? Dion menggeleng, berusaha mengenyahkan pikiran buruk di kepalanya. Ia menatap Ustaz Ramli yang hanya tersenyum samar. Sepertinya laki-laki itu sudah memprediksi kedatangan makhluk itu.“Tenang, ada Allah yang bersama kita.” Ustaz Ramli mencoba menenangkan semuanya. Ia sudah tahu jika makhluk itu pasti datang untuk protes. Gegas ia berdiri lalu berjalan menuju halaman depan.Langkah Dion dicegat Aldi. “Kakak di sini saja menunggu temannya. Biar dia urusan kami.”Dion mengernyit. Mengapa dirinya tidak boleh melihat keadaan. Namun, akhirnya ia pasrah dan patuh atas perintah Aldi. Ia sadar, dirinya tidak paham sama sekali bagaimana cara menghadapi makhluk tak kasatmata.Dion hanya mengangguk sebagai jawaban.“Jangan lepas alfatihah dan zikir, Kak.” Aldi menepuk pundak Dion sebelum berlalu menyusul Ustaz Ramli.Akhirnya, Dion memutuskan untuk duduk di kursi yang sebelumnya diduduki Ustaz R

    Last Updated : 2022-10-03
  • PERNIKAHAN DUA ALAM    Bab 23

    “Ustaz, saya pamit sekarang.” Dion menemui Ustaz Ramli yang sedang mengawasi muridnya latihan fisik.Laki-laki dengan jenggot tipis itu tersenyum samar, lalu mengangguk. “Tidak menunggu makanan matang dulu?”Kambing yang sebelumnya digunakan sebagai media untuk memindahkan janin sudah disembelih dan sedang diolah oleh murid Ustaz Ramli yang tidak memiliki kegiatan. Mereka sengaja datang untuk membantu Ustaz Ramli malam itu.“Tidak usah, Taz. Sudah tengah malam, istri saya butuh segera istirahat.”Ustaz Ramli mengangguk-angguk. “Hati-hati di jalan, Nak.”Dion mengangguk lalu menyalami Ustaz Ramli. Ia bergegas kembali menuju pendopo untuk menjemput Adisti setelah mengambil mobil.Laki-laki itu membuka pintu lalu menyilakan Adisti masuk. Setelah itu ia sendiri masuk dan melajukan mobil menuju rumahnya.Sengaja ia mengatur kursi agar bisa digunakan Adisti untuk rebahan. Dion kasihan melihat wajah Adisti yang belum sepenuhnya segar.Selama perjalanan, sesekali ia melirik Adisti yang tertid

    Last Updated : 2022-10-05
  • PERNIKAHAN DUA ALAM    Bab 24

    Abimanyu dimarahi habis-habisan oleh Lastri karena tidak segera membawa Adisti ke alam mereka.“Harusnya kamu lebih pinter, Abi!” hardik Lastri kesal.“Ma, kita harus bermain cantik. Mana mungkin aku bisa membawanya begitu saja. Bukankah lebih baik kita memberi mereka peringatan terlebih dulu sebelum membawanya ke sini? Aku ingin membuat Adisti merasa hanya bersama kita dia akan merasa aman.”Lastri terdiam mendengar penuturan anaknya. Setelah kehilangan calon cucu, membuat Lastri semakin kesal dengan manusia. Selalu saja ada yang menggagalkan rencananya. Padahal Lastri ingin segera memiliki anak dari Adisti agar semakin kuat dan ada yang meneruskan kekuasaannya.“Terserah kamu saja! Yang penting Kamis depan kamu harus berhasil membawa Adisti kemari, apa pun yang terjadi!” Lastri menekan setiap ucapannya. Lalu meninggalkan Abimanyu sendiri.Sementara itu di tempat yang berbeda, Dion, Adisti, dan Kartilan berada di ruang tamu menikmati makan malam. Adisti dan Dion duduk berdampingan, b

    Last Updated : 2022-11-15
  • PERNIKAHAN DUA ALAM    Bab 25

    “Bismillah.” Dion berusaha berdiri. Ia memegangi kedua lututnya yang terasa ngilu. Seluruh badannya terasa sakit, apalagi sekarang Dion merasa sangat pusing.“Bagaimana ini? Adisti dibawa pergi. Apa yang harus kulakukan?” gumam Dion panik.Belum hilang panik Dion, terdengar teriakan Darsih yang memanggil Dini berkali-kali.Mendengar itu, seketika panik melanda hati Dion. Bersusah payah ia berlari menuju kamar Dini.Seketika hatinya nyelekit saat melihat keadaan Dini yang terkulai tak berdaya di atas lantai. Kamar terlihat seperti kapal pecah karena banyak barang yang pecah dan berhamburan di lantai. Gegas Dion menghampiri Dini, lalu memerintahkan Darsih menata ranjang. Ia menggendong ibunya dengan panik, lalu meletakkan perlahan.“Tolong bersihkan kekacauan ini,” pinta Dion pada Darsih.Darsih hanya mengangguk lalu segera mengambil sapu dan pengki. Ia membersihkan semua benda yang sudah tidak berbentuk, lalu membuang ke tempat sampah.Sedangkan Dion, laki-laki itu memeriksa denyut Din

    Last Updated : 2022-11-15
  • PERNIKAHAN DUA ALAM    Bab 26

    Ustaz Ramli berhasil masuk ke alam Abimanyu. Saat ini ia bersama Aldi dan Dion berada di bawah pohon yang menjadi jalan keluar masuk makhluk tak kasatmata ke alam manusia.“Kita di mana?” tanya Dion sambil menautkan alis. Ia mengucek mata, lalu menatap sekeliling.“Di alam mereka, Kak,” sahut Aldi.Dion mengangguk mengerti. Matanya terus menyusuri sekitar. Batu pertama kali ia datang ke alam Abimanyu. Tentu saja hal ini membuatnya terheran-heran karena ternyata kehidupan di sana sama saja seperti di dunia manusia.“Ustaz, banyak sekali rumah. Bagaimana cara kita mencarinya?” tanya Aldi menatap sekeliling. Rumah yang terbuat dari anyaman bambu berjejer rapi di sepanjang jalan. Hanya satu rumah megah nan mencolok di sana. Tepat diujung jalan. Kelihatan jelas dari tempat mereka berdiri sekarang.“Sepertinya di sana.” Tunjuk Ustaz Ramli ke arah rumah megah.Aldi mengernyit. “Jadi ... dia bukan makhluk sembarangan?”Ustaz Ramli mengangguk. Menyesal ia tidak teliti menelusuri Abimanyu. Jika

    Last Updated : 2022-11-15

Latest chapter

  • PERNIKAHAN DUA ALAM    Bab 55 (ENDING)

    Baskara menyemburkan api ke arah Ustaz Ramli. Dengan cepat laki-laki itu menghindar dengan cara berguling ke samping sebelum terkena semburan Baskara. Baskara tidak patah arang, makhluk itu kembali menyemburkan api, tapi lagi-lagi gagal karena Ustaz Ramli cepat menghindar. “Sialan!” umpat Baskara kesal. Emosinya memuncak hingga ubun-ubun karena merasa gagal mengalahkan Ustaz Ramli. “Kejahatan pasti akan kalah karena ada Allah yang akan membantu,” ucap Ustaz Ramli tenang. “Jangan sebut-sebut nama Tuhan! Dia hanyalah sebuah nama tanpa kekuasaan.”Ustaz Ramli beristigfar lalu menggeleng. “Kalianlah yang harusnya sadar diri, derajatmu tidak lebih baik dari kamu.”“Banyak omong kamu!” Baskara kembali menyemburkan api ke arah Ustaz Ramli karena terlambat menghindar, lengan laki-laki itu terkena api. Beruntung, sebelum api membesar Ustaz Ramli mampu memadamkannya dengan ujung jarinya. Baskara tampak tersenyum puas karena bisa melukai lawannya. Namun, senyumnya sirna saat Ustaz Ramli be

  • PERNIKAHAN DUA ALAM    Bab 54

    “Aku sangat merindukan bertempur dengan kalian lagi,” ucap Lastri terlihat tenang.Ustaz Ramli pun tak kalah tenang, ia memberi kode pada Aldi untuk mundur. Pertempuran kali ini sepertinya akan sedikit sengit, tidak seperti sebelumnya karena Lastri pasti sudah menyiapkan semuanya. Tak mungkin menunggu dirinya dengan tangan kosong.“Lepaskan mereka!” ucap Ustaz Ramli datar. Wajahnya tidak menunjukkan emosi apa pun. Setenang air di danau.Berbeda dengan Lastri yang memiliki ambisi ingin menang agar Baskara tidak menghukumnya.“Tidak akan! Mereka akan menjadi budak kami, tentu saja kalian juga akan menyusul mereka,” sanggah Lastri. Ia mendekati Ustaz Ramli, detik berikutnya wujud Lastri berubah menjadi raksasa berekor ular.Ustaz Ramli mundur selangkah, pun dengan Aldi. Belum sempat mereka mempersiapkan diri, ekor Lastri terayun ke arah mereka, membuat 2 laki-laki itu terpental hingga menabrak tembok.“Hanya begitu saja kekuatan kalian? Masih permulaan sudah tidak berdaya,” sindir Lastri

  • PERNIKAHAN DUA ALAM    Bab 53

    Belum sempat berteriak meminta tolong, dirinya sudah dibawa pergi oleh Lastri. Wanita itu tersenyum penuh kemenangan karena berhasil mengecoh Ustaz Ramli dan Aldi. Mau dicari ke mana pun, Dion tidak akan ditemukan karena Baskara membawa laki-laki itu ke alam mereka sama seperti Adisti. Kini di sinilah mereka berada, di dalam penjara terpisah dengan tangan terikat. Dion tak sadarkan diri saat Adisti datang, bahkan saat wanita itu memanggil namanya, laki-laki itu bergeming. Merasa percuma meminta tolong dan memanggil Dion, akhirnya Adisti memilih diam. Ia terus berdoa dalam hati agar Ustaz Ramli mengalahkan Abimanyu dan menyelamatkan dirinya. Bibir Adisti tampak terus bergerak membaca doa, ia tidak tahu akan segera Allah kabulkan atau tidak, tetapi yang jelas ia ingin berusaha dulu. “Lama sekali Abimanyu!” ucap Lastri mondar-mandir di depan penjara. Sesekali ia melirik Dion dan Adisti’ bergantian. Bibirnya terkatup rapat, enggan berbicara dengan Adisti atau memanasinya. “Biarkan s

  • PERNIKAHAN DUA ALAM    Bab 52

    Malam itu Adisti dan Dion memutuskan ke rumah Ustaz Ramli untuk mengusir Abimanyu agar tidak lagi mengganggu hidup mereka. Untung saja di rumah Ustaz Ramli ada acara istighosah dan syukuran, sehingga jam 3 lagi masih terjaga semua.Dion melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang menuju rumah Ustaz Ramli. Sepanjang jalan mereka terus beristighfar, berharap selamat sampai tujuan.Adisti tidak menginginkan bertemu Abimanyu lagi. Mengingatnya saja membuat dirinya merinding, apalagi saat ingat bagaimana pertemuan mereka, pernikahan, hingga memiliki anak Abimanyu.Adisti menyesal mengenal makhluk itu, mengapa dulu ia begitu mudah digoda Abimanyu untuk menuruti keinginannya. Jika waktu bisa diulang kembali, Adisti memilih untuk tidak mengenal Abimanyu sama sekali. Hidupnya benar-benar kacau karena makhluk itu.Namun, saat beberapa ratus meter lagi sampai di rumah Ustaz Ramli, tiba-tiba mobil Dion berhenti. Hal itu membuat Adisti sontak terkejut.“Astagfirullah!” pekik Adisti, “mobilnya kenap

  • PERNIKAHAN DUA ALAM    Bab 51

    “Bodoh banget kamu!” umpat Abimanyu begitu wanita itu masuk kamar. Makhluk tak kasatmata itu terlihat penuh amarah, wajahnya memerah dan bibirnya kini terkatup rapat. Siska terkejut melihat kedatangan Abimanyu yang tak disangkanya. Ia mundur saat makhluk itu semakin mendekati dirinya. “A-aku ....” Ucapan Siska terputus saat Abimanyu melesat cepat ke arahnya lalu mencekik leher Siska. “Kamu memang tidak berguna! Apa susahnya memisahkan mereka? Dasar lamban!” bentak Abimanyu. Siska tidak bisa berkata-kata lagi, lehernya sakit dan mulai sulit bernapas. Semakin lama cekikan itu tidak kendur, justru semakin kencang. Beberapa detik kemudian, Siska memejamkan mata dan terkulai lemas. “Kamu memang pantas mati!” ucap Abimanyu, “sayang sekali, wanita secantik kamu ternyata sangat bodoh. Melakukan tugas yang mudah saja tidak bisa.” Setelah yakin Siska tidak lagi bernapas, Abimanyu segera pergi dari kamar Siska. Namun, ia tidak pulang ke rumahnya. Ingat apa yang dikatakan Baskara, bahwa in

  • PERNIKAHAN DUA ALAM    Bab 50

    Malam itu Siska sengaja pulang agak malam, ia pura-pura sibuk membuat laporan keuangan untuk diserahkan pada Adisti. Padahal ia sudah merencanakan sesuatu untuk Dion. Dikeluarkannya botol kecil dari saku bajunya, lalu tersenyum miring.“Aku harus memainkan peran wanita tersakiti malam ini,” gumamnya lirih.Siska melirik Dion dan Adisti yang tengah mengobrol di salah satu kursi untuk pelanggan. Sesekali Dion tersenyum pada Adisti, jemarinya menggenggam tangan Adisti erat, seolah takut kembali terpisahkan.“Mau saya bikinin minuman?” tawar Siska mendekati mereka.“Boleh,” jawab Adisti singkat sambil tersenyum.“Oh ya, laporannya selesaikan malam ini ya. Kalau bisa sebelum jam 9 malam.”Siska mengangguk paham. Sebenarnya laporan itu sudah ia selesaikan sejak sore tadi, ia berpura-pura masih mengerjakan untuk mengulur waktu.“Kasian dia, Mas. Janda anak satu,” ucap Adisti setelah kepergian Siska ke dapur.“Oh, makanya kamu tetep kekeh buka warung ini?” tanya Dion.Adisti mengangguk. “Aku

  • PERNIKAHAN DUA ALAM    Bab 49

    Pagi itu Adisti berkutat di dapur. Sengaja ia ingin memasak untuk suaminya, ingin menebus kesalahannya selama ini dan berusaha menjadi istri yang baik untuk Diion. Adisti baru menyadari bahwa hanya Dion, laki-laki yang menerimanya apa adanya. Bahkan saat dirinya berbohong masalah kepergiannya, laki-laki masih memaafkannya. Ke mana lagi mencari laki-laki sebaik Dion?“Masak apa nih?” tanya Dion yang masih mengenakan baju koko dan sarung. Sepertinya ia baru saja salat subuh. Adisti menoleh ke sumber suara, lagi-lagi ia terpesona, kali ini wajah Dion yang bersinar mengalihkan konsentrasinya. Beberapa detik Adisti terpaku pada sosok laki-laki agamis itu. Kemudian tersadar. “Masak ayam rica, sayur sop, dan nanti mau goreng kerupuk.” Adisti mengalihkan pandangannya, ia meneruskan menumis ayam. “Enak kayaknya,” seru Dion sambil melangkah ke arah Adisti. “Ada yang bisa kubantu?” tanya Dion.Posisi mereka yang terlalu dekat, membuat Adisti merasa canggung. Tak kunjung mendengar jawaban

  • PERNIKAHAN DUA ALAM    Bab 48

    Malam itu Dion dan Adisti tampak berbincang di balkon bersama Kartilan. Laki-laki tua itu sangat bahagia melihat kedatangan Dion, ia berharap cucu menantunya itu bisa membujuk Adsti untuk kembali bersama.“Mbah sangat bersyukur kamu bisa menemukan kami, Dion,” ucap Kartilan sambil menyesap rokoknya.Dion tersenyum, tangannya terulur mengambil pisang goreng di atas meja yang berada di tengah mereka. “Dion pun senang mbah akhirnya bisa bertemu di sini. Allah sangat baik memberi petunjuk pada Dion selama ini.”Kartilan mengangguk paham. “Tentu saja Allah pasti akan menolong hamba-Nya yang membutuhkan bantuan. Mbah percaya pasti kamu akan datang dan sekarang terbukti, bukan?”Kartilan menghadap Adisti yang sejak tadi terdiam. “Bukankah kamu mau kembali bersama Dion? Dan kembali ke rumah kalian?” tanya Kartilan pelan.Adisti menatap Kartilan dan Dion bergantian, lalu mengembuskan napas dengan berat. “Adisti merasa berdosa, Mbah. Aa pantas Adisti bersama mas Dion? Padahal Adisti banyak mela

  • PERNIKAHAN DUA ALAM    Bab 47

    “Kamu tampan sekali, Sayang,” gumam Siska sambil membelai wajah laki-laki tampan yang berada di depannya. Seolah terhipnotis, wanita itu menuruti setiap ucapan yang keluar dari bibir laki-laki itu. Bibir laki-laki tersenyum senang, mudah sekali baginya menggoda Siska. Tidak hanya dengan memperlihatkan wajah tampannya, tetapi juga memberikan banyak harta dalam bentuk perhiasan. Tidak menunggu lama, Siska tergoda dengan rayuannya, dengan begitu ia bisa dengan mudah mendekati Adisti lagi. Ya, laki-laki yang sedang menggoda Siska adalah Abimanyu. Makhluk tak kasatmata itu berhasil datang ke dunia manusia setelah diobati oleh kakeknya. “Tentu saja aku tampan. Kamu tidak akan menemukan wajah setampan ini di mana pun,” goda Abimanyu sambil mencolek pipi Siska yang dibalas dengan senyum malu-malu. “Aku menginginkanmu, Sayang.” Abimanyu mencium tengkuk Siska, tetapi sebelum adegan berlanjut, ketukan dan suara Doni mengejutkan mereka. Seketika Abimanyu menghilang tepat saat pintu terbuka. “

DMCA.com Protection Status