Share

ANCAMAN

“Tolong jangan menangis lagi Ina, mas gak bisa melihat ini.”ucapnya lirih meremas bahuku sedikit aku kibas tangan mas Feri yang bertengker di bahuku kasar. Dia diam aku terus saja menangis.

“Jadi, apa kamu punya solusi. Jujur aku rindu kita yang dulu? Tolong fikirkan ini Ina. Sebelum semua berantakan.”ujarnya aku makin sesegukan menangis dan sepertinya mas Feri harus memilih berlalu. Untuk sejenak aku terdiam dan coba memikirkan lagi, apa yang dikatakan mas Feri barusan.

“Baiklahh aku akan kembalikan Rara ke tempat asalnya,’’bisikkku.

Keesokan harinya. Di pagi hari, aku me cek kamar tamu, namun aku tak dapati mas Feri disana, aku tersintak saat di sapa Aldo yang sudah bersiap hendak pergi dari kamar satu lagi.

“Al, semalam kamu liat mas Feri?’’ tanyaku sembari menunjuk pintu kamar,

“Tidak,”mataku membulat saat teringat sesuatu bergegas aku datangi kamar Rara dan menyelonong masuk.

“Mas.. “panggilk
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status