Share

Part 31

Author: Nay Azzikra
last update Last Updated: 2022-10-09 15:16:03

“Marwah, eh, Isna maksudnya. Aku minta maaf. Aku ….”

“Mau berapa kali kamu meminta maaf, Restu? Tidak cukup puaskah dengan segala perasaanmu? Kenapa sampai foto wanita itu kamu pindah ke rumahku? Ke kamarku? Jawab!” gertakku masih dengan volume suara kecil.

“Isna, aku tidak tahu harus menyimpan dimana. Kalau aku letakkan di rumah dan ketahuan ibu atau bapak, aku sudah pasti kena marah. Jadi, aku bawa ke sini ….”

“Apa kamu tidak bisa hidup tanpa foto itu? Apa kamu pikir aku baik-baik saja dengan foto itu di kamar ini? Otak dan pikiran kamu kemana, Restu?” tanyaku heran dan menahan emosi.

“Isna, aku suami kamu. Hormatilah aku dengan berbicara sopan. Jangan menyebut kata otak untuk suami kamu, itu tidak pantas.” Restu terdengar tidak suka.

“Kamu berbicara kepantasan? Bahkan aku berpikir kalau kamu pantas mendapatkan umpatan yang lebih kasar dari itu. Asal kamu tahu, aku tidak pernah bersikap tidak sopan atau memaki orang seperti saat ini. Kali pertamanya aku melakukan adalah pada kamu. J
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Yanti Keke
Isna ... kikiskn rasamu pd rrstu.... jgn mau dsentuh... jaga harga dorimu sbg wanita...
goodnovel comment avatar
Norliza Yusop
kuatnya Isna! restu ni bodohnya la...adoiii
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • PEREMPUAN YANG DISEBUT SUAMIKU   Part 32

    Hari-hari berjalan seperti biasa. Aku berangkat ke puskesmas, dan Restu berangkat ke balai desa. Sejak insiden pembakaran foto wanita kesayangannya, Restu terlihat murung. Aku abai saja.Aku seorang bidan desa, tapi tugasku alhamdulillah masih di desa sendiri. Sehingga tidak perlu menginap di polindes. Dan tempat itu digunakan oleh bidan desa yang satunya lagi. Dia hendak pindah, tinggal menunggu surat mutasi turun yang sepertinya tidak sampai sebulan.“Isna ….” Aku yang sedang membuat teh untuk menghangatkan tubuh di malam yang dingin, terpaksa menoleh. Ibu sudah berdiri di samping kulkas sambil menatapku tanpa kedip.“Ya, Bu,” jawabku santai sambil kembali fokus mengaduk gula yang ada di gelas agar larut.“Ibu mau bertanya sesuatu hal. Tapi, jawablah dengan jujur!” Perkataan ibu membuat aku menghentikan gerakan tangan.“Ibu mau bertanya apa?” Aku bertanya balik dengan gugup.“Kamu kenapa sama Restu?”Hampir saja aku tersedak mendengar pertanyaan yang dilontarkan ibu. Ah, tidak mungk

    Last Updated : 2022-10-11
  • PEREMPUAN YANG DISEBUT SUAMIKU   Part 33

    Ibu belum percaya. Tapi memilih diam.tatapannya tidak bisa dibohongi.“Kalau nanti bidan desa yang satu pindah, aku akan menempati polindes, Bu,” ucapku memohon izin. “Jangan khawatir, aku sering tidur di sini juga ….”Ibu berlalu tanpa sepatah kata. Aku bernapas lega.Entah kenapa, malam ini, bapak tumben ikut makan bersamaku dan Restu. Tanpa perbincangan karena beliau bergabung saat kami sudah mulai menyantap makanan. Setelah Restu selesai dan hendak pamit, barulah bapak mengeluarkan suara.“Restu, duduklah!” ucap bapak terdengar dingin.Restu urung bangkit dan kembali mendaratkan tubuh pada kursi. Wajahnya penuh tanda tanya. “Ada apa ya, Pak?” tanyanya.“Kami sangat menyayangi Isna. Dia anak yang hampir tidak pernah membuat kami marah. Kecuali kenakalannya waktu kecil. Dia kami besarkan dengan penuh kasih sayang. Tidak pernah membuat malu keluarga dan selalu menjaga diri dari semua laki-laki. Banyak pria datang yang kami tahu, mereka bermaksud menjadikan Isna istri. Tapi, pilihan k

    Last Updated : 2022-10-11
  • PEREMPUAN YANG DISEBUT SUAMIKU   Part 34

    Aku menatap sebuah undangan di atas meja reseptionis puskesmas rawat inap. Hari ini piket siang yang jamnya sampai malam, dan pasien sedang sepi. Masih terngiang jelas ucapan Restu semalam, menjadikanku lebih pendiam dari biasanya. Godaan dari beberapa rekan yang berbau urusan dewasa hanya aku tanggapi dengan senyum sekadarnya.Undangan dari pihak kecamatan pada petugas puskesmas atas kunjungan bupati yang akan diadakan beberapa hari lagi, membuatku berpikir bimbang. Yang hadir tentu saja mereka yang tidak ada jadwal piket. Namun, bukan masalah itu. Keterangan yang tertera di sana, kepala desa beserta istri, itu yang membuat aku semakin tidak enak. Berharap sekali, saat hari itu tiba, aku yang jadwal piket jaga di puskesmas. Sehingga tidak perlu menghadiri acara tersebut.“Udah malam, Is. Saatnya ganti sift,” ucap Mas Luthfi. Perawat yang berjaga satu sift denganku.“Iya …,” jawabku lemas.“Suami kamu menunggu di luar ….” Bu Ika yang baru datang untuk menggantikanku tiba-tiba berbisik

    Last Updated : 2022-10-11
  • PEREMPUAN YANG DISEBUT SUAMIKU   Part 35

    “Restu tidak pulang semalam. Apa dia bilang mau pergi kemana?” Bapak yang sepertinya ikut memperhatikan keadaan kami, pagi ini bertanya. “Iya. Aku menyuruhnya ke rumah orang tuanya semalam. Karena aku pulang terlambat. Takut bila bingung tidak ada aku …,” jawabku berbohong. “Mata kamu kenapa sembab?” tanya bapak lagi. “Tidak apa-apa,” jawabku sambil menundukkan kepala memandang nasi yang masih penuh di piring. “Bapak tidak akan memaksa kamu untuk bercerita. Tapi, jika sudah tidak kuat lagi menanggung sebuah beban, maka bapak siap mendengarkan apapun yang ingin kamu ceritakan ….” Aku langsung menangis mendengar sosok yang sangat melindungiku berkata demikian. Bersyukur karena beliau cukup mengerti perasaanku saat ini. Keputusanku sudah bulat. Aku akan pindah ke polindes setelah temanku pindah. Agar bisa menyusun rencana dengan tenang tanpa interogasi dari bapak dan ibu. Siang itu, Restu pulang lebih awal. Sikapnya berbeda. Saat datang membawakanku bakso. Tidak lupa juga untuk bap

    Last Updated : 2022-10-11
  • PEREMPUAN YANG DISEBUT SUAMIKU   Part 36

    Aku masih bersikap baik padanya. Lebih tepatnya berusaha untuk bersikap biasa di hadapan bapak dan ibu.menawari Restu makan, membawa bajunya ke laundry. Hanya sebatas itu saja. Namun, sikapnya agak berbeda. Setiap malam selalu merengek untuk tidur bersamaku.“Kemarilah, kita harus tidur dalam satu kasur. Aku akan mendekapmu agar kamu bisa hangat. Cuaca akhir-akhir ini sangat dingin,” ucapnya saat aku sudah membungkus diri dengan selimut.Ah, sungguh rutinitas yang membosankan. Berharap sekali temanku bisa segera pindah, agar aku pun segera menempati tempat itu.Seperti biasa, aku abai dengan perkataannya. Terlebih kata-kata Restu yang tidak bisa bergairah meski aku dalam keadaan tanpa sehelai benang pun, membuat diri ini lebih terhina sekali.“Isna, aku bicara sama kamu,” ucapnya lagi.“Diamlah, Restu! Jangan berisik! Ini sudah malam. Aku lelah dan ingin tidur,”“Kenapa sekarang kamu memanggilku dengan hanya sebuah nama. Itu tidak sopan,” celetuknya terdengar kesal.“Yang penting di h

    Last Updated : 2022-10-12
  • PEREMPUAN YANG DISEBUT SUAMIKU   Part 37

    Setelah beres, tangan ini menyambar tas di atas meja rias. Ekor mataku menangkap baju yang diberikan Restu masih teronggok di sana. Sejenak menimbang, apakah akan membawanya atau tidak. Kulihat Restu masih memakai selimut tebal. Jam baru menunjukkan pukul lima pagi. Betapa menderitanya jadi istri Restu, sampai-sampai, hanya untuk menghindari ajakannya, aku harus berangkat di saat embun belum menetes ke tanah. Pikirku. Jaket tebal kupakai untuk menghalau udara dingin di jalan nanti. Melangkahkan kaki keluar, meninggalkan baju kebesaran para istri kepala desa yang akan dipakai mereka untuk menunjukkan jati diri sebagai orang nomer satu di desa masing-masing. Sementara aku, lebih bangga dengan baju warna putihku sebagai identitas seorang bidan. Ini adalah kali pertama aku memberikan pelajaran pada Restu. Akan kulihat bagaimana nanti, dia menahan malu datang dengan tanpa pendamping, sementara istri yang telah disakitinya memilih berada di tempat yang sama dengan peran yang berbeda. Di

    Last Updated : 2022-10-12
  • PEREMPUAN YANG DISEBUT SUAMIKU   Part 38

    Segera. Kualihkan pandangan pada teman-teman pria yang sedang bercanda. Ternyata, Deni sudah terlibat dalam perbincangan yang kelihatannya seru. Sesekali mereka tertawa. Aku jadi pikun, entah berapa lama terlalu menikmati lalu lalang orang, sehingga ketinggalan ikut merumpi.Kesempatan yang bagus! Segera kurapatkan tubuh pada mereka. Berusaha ikut tertawa meski tidak paham apa yang tengah dibicarakan. Hanya ingin agar terlihat asyik di mata Restu. Agar dia tahu, jika di luar, aku punya kehidupan yang menyenangkan.“Kamu apaan sih, Is, ikut tertawa gak jelas gitu?” Deni menyenggol lenganku.“Idih, kenapa, biasanya juga aku gini,”“Ya tapi aneh, ini kamu gak tahu apa yang kami bahas, lho. Kamu malah langsung tertawa gitu, aneh.”“Gak papa, Den, sebelum tertawa dilarang. Sebelum tertawa dikenai pajak. Bener gak, Is?” Mas Adam, perawat senior membelaku.“Aku lihat itu, orang pakai sepatu merah, jilbab merah.” Ah, untuk diriku bisa langsung mendapatkan objek untuk berbincang. Ghibah tentu

    Last Updated : 2022-10-23
  • PEREMPUAN YANG DISEBUT SUAMIKU   Part 39

    “Eh, iya, Mas,” jawabku dengan senyum dipaksakan. “Kok belum pulang?” tanyaku masih dengan nada yang kubuat lembut. “Cieeee, yang akhirnya ketemu ma suami. Nih, aneh, Mas istrimu gak mau ikut bareng katanya nanti gak bisa ghibah,” sahut Deni. Restu menanggapi dengan senyuman yang manis sekali. Senyuman yang hanya tercipta untuk Marwah seorang. “Ayo pulang bersama,” ajaknya seolah kami pasangan yang bahagia. “Aku harus bantu Deni bawa ini ke puskesmas. Kamu pulang dulu saja, ya? Nanti aku menyusul ….” Berkata demikian saat bertatapan dengannya, aku membesarkan bola mata, tanda sebuah ancaman untuk dia menuruti perkataanku. “Aku yang bawakan biar kamu tidak capek ….” Ingin muntah mendengarnya sok perhatian. Namun, demi menjaga harga diri di hadapan Deni yang belum tahu apapun, kepala ini mengangguk pelan. Beda jika Bu Ika yang bersamaku, aku pasti akan bersikap tetap acuh. “Duluan ah, ada pengantin baru mau bersama,” celetuk Deni yang langsung berjalan setengah berlari, meninggalk

    Last Updated : 2022-10-23

Latest chapter

  • PEREMPUAN YANG DISEBUT SUAMIKU   EKSTRA PART TERAKHIR

    EKSTRA PART 5 Restu menatap sebuah cincin indah yang dibeli dari gajinya. Ia sudah berniat pulang dan akan melamar Isna kembali. Entah mengapa, hati menuntunnya ke rumah dinas Isna. Rumah kecil yang selalu ia tuju beberapa bulan sebelumnya. Ia kaget saat melihat dua sandal di rak yang ada di teras. Namun, tangannya segera mengetuk pintu perlahan. Yakin bahwa perempuan yang sedang dicarinya ada di dalam. “Cari siapa, Mas?” tanya Fahri yang membukakan pintu. Restu mendadak cemas. Jantungnya berdegup kencang. Mencoba menolak persepsi yang masuk dalam pikiran tentang hubungan lelaki di hadapannya dengan mantan istri. “Cari Isna. Anda siapa di sini?” tanya Restu. Menunggu jawaban keluar dari mulut Fahri, Restu merasa takut. “Saya suami Isna.” Dugaannya benar. Tidak lama, Isna keluar dengan memakai jilbab. Sorot tidak suka langsung terpancar kala menatapnya. Rahang Restu mengeras menahan emosi. Ingin rasanya menghajar lelaki yang mengaku sebagai suami Isna itu karena ia terbakar ce

  • PEREMPUAN YANG DISEBUT SUAMIKU   EKSTRA PART 4 BAG 2

    Fahri menatap perempuan yang memakai kebaya putih dengan mahkota di atas kepala, khas pengantin Sunda. Meski mereka orang Jawa, Isna memilih adat lain untuk hari spesialnya, karena tidak ingin mengingat busana yang dikenakan saat menikah dengan Restu. segala hal yang dia pilih dari dekorasi, busana, riasan dan pernak-pernik pernikahan dipilih yang berbeda dari pernikahan pertamanya. Mereka memilih ijab qabul dengan cara islami. Isna berada di kamar saat Fahri mengikat janji suci dengan mahar uang sejumlah tanggal, bulan serta tahun pernikahan mereka. Kini ia dipertemukan setelah benar-benar resmi menjadi istri dari lelaki yang berprofesi sebagai tentara itu. Fahri tersenyum bahagia saat Isna berhadap dengannya. Ia lalu mengulurkan tangan untuk dicium takzim oleh perempuan yang sudah sah menjadi miliknya. Sentuhan pertama keduanya, mengawali sebuah hubungan yang halal di mata Allah. Isna ingin menangis, tapi ia tahan. Setiap titik air mata yang jatuh ketika menjadi istri Restu, kini

  • PEREMPUAN YANG DISEBUT SUAMIKU   EKSTRA PART 4 BAG 1

    EKSTRA PART 4“Kenapa lama? Aku sudah setengah jam menunggu di sini,” ucap Isna kesal.“Jangan marah-marah. Kamu hanya menungguku setengah jam. Sementara aku, aku sudah bertahun-tahun menunggumu. Saat datang, kamu sudah menjadi milik orang. Bukankah itu lebih mengesalkan?” tanya Fahri sambil tersenyum menggoda. “Jangan marah. Kita impas. Aku mengalah jika waktuku bertahun-tahun hanya kubalas dengan setengah jam saja ….”Isna memasang muka masam.“Aku merindukan kamu,” kata Fahri saat baru saja duduk sambil menyerahkan buket bunga.Isna masih enggan menanggapi.“Kalau kamu ngambek, kita seperti sudah berpacaran.”Isna melirik sekilas saja lalu meletakkan tangan di dagu dan memindahkan bola mata menuju objek lain.“Aku tadi mencari bunga berwarna merah ini. Kamu tahu kenapa lama?”Isna melirik Fahri. Kali ini tatapannya berhenti seperti penasaran.“Karena aku mengecat bunga ini sendiri.”Isna hendak tertawa tapi ditahan.“Kamu mau terima bunga ini atau tidak? Kalau tidak, aku mau mengem

  • PEREMPUAN YANG DISEBUT SUAMIKU   EKSTRA pART 3 BAG 2

    “Kamu mencium harumnya bunga melati?” tanya Fahri. Isna celingukan. “Enggak,” jawabnya. Ia lalu berpikir jika melati berhubungan dengan hal yang mistis. “Kamu tidak menciumnya karena melati itu ada di lama hatiku.” Dengan wajah datar, fahri menggoda Isna. “Aku pulang, lho!” “Mau pulang sama siapa? Hamam sudah aku suruh pulang lebih dulu.” Isna membelalak. “Terus? Aku nanti pulang sama siapa?” “Aku sudah bilang mau antar kamu pulang, ‘kan?” “Tapi ….” “Jangan takut! Aku bawa sopir. Kita nanti bertiga.” “Kalian laki-laki semua, aku wanita sendirian?” Fahri tersenyum. “Hamam menunggu di luar. Tapi, nanti aku akan mengantarmu pakai mobil.” Isna meneguk es jeruk yang ada di meja. Panas dingin dirasa dalam tubuhnya. “Aku akan berangkat besok. Tunggu aku pulang. Dan aku akan menagih jawaban sama kamu,” Hati yang hangat mendadak sunyi kembali saat mendengar Fahri akan berangkat. “Kapan pulang?” Pertanyaan yang meluncur dari mulut Isna tanpa ia sadar. “Kamu mau ikut?” canda Fahri.

  • PEREMPUAN YANG DISEBUT SUAMIKU   EKSTRA PART 3 BAG 1

    EKSTRA PART 3 Isna tidak tahu harus berbuat dan berkata apa. Semuanya terasa tiba-tiba terjadi. Ia sama sekali tidak menyangka jika yang melakukan semua itu adalah Fahri. Pria yang selama beberapa bulan ini tidak ada kabar sama sekali. Seketika hatinya merasa lega. Bayangan Tomi yang menari-nari di pikiran lenyap seketika. Namun, kelegaan itu berganti dengan rasa bimbang dan bingung. Ia tentu tidak bisa memutuskan dalam sekali itu juga. Jika lamaran itu dilakukan oleh seorang pacar, tentu akan sangat membahagiakan. Namun, Fahri hanyalah teman yang tidak pernah menghubunginya selama ini. Meski Isna tahu, lelaki itu memiliki perasaan. Akan tetapi, tetap saja baginya Fahri belum dekat di hati. “Aku bukan lelaki egois yang akan menuntut kamu menjawab saat ini juga. Aku melamar kamu karena memang aku ingin mengutarakan isi hati ini. Aku hanya pulang dalam waktu seminggu saja. Dan ini khusus aku lakukan untuk melamarmu. Kelak, jika aku pulang tiga bulan lagi, aku harap kamu sudah memiliki

  • PEREMPUAN YANG DISEBUT SUAMIKU   EKSTRA PART 2 BAG 2

    Tidak lama kemudian lampu menyala. Seorang pria yang memakai kemeja warna abu-abu dipadukan celana jeans hitam. Penampilannya terlihat menawan. Berjalan mendekati Isna dengan satu tangan memegang mic sambil bernyanyi. Sementara tangan lainnya memegang buket bunga. Selesai menyanyikan lagu satu bait, musik kembali berganti dengan alunan biola.Isna menoleh dan menyadari Hamam sudah tidak ada di sana. Sedari tadi ia terpana hingga tidak sadar adik laki-lakinya telah meninggalkannya seorang diri.Isna merasa bingung dengan apa yang akan dilakukannya. Pria itu mendekat menatapnya dengan tatapan kerinduan dan penuh cinta.Ia berlutut di hadapan Isna dan mengulurkan buket seraya berkata, “will you marry me?”Mata Isna berkaca-kaca. Alih-alih menjawab, ia malah menangis dengan posisi tangan menutup wajah.***“Siapa nama kamu?” tanya Hasyim saat kedatangan lelaki muda tampan dan mengatakan ingin meminang Isna dan mengajaknya menikah.“Saya Fahri, Pak. Kakak kelas Isna saat masih SMA. Saya su

  • PEREMPUAN YANG DISEBUT SUAMIKU   EKSTRA PART 2 BAG 1

    EKSTRA PART 2Dalam sujud panjang, Isna memohon petunjuk. Tiba-tiba dalam hati memiliki sebuah keyakinan, jika itu bukan Tomi atau Restu, jika orang itu adalah lelaki baik yang pernah ia kenal, maka ia akan membuka hati.Isna yang diliputi rasa kebimbangan menceritakan apa yang terjadi terhadap keluarganya. Di luar dugaan, sang ibu justru mendorongnya untuk berangkat. “Nanti diantar sama adikmu,” ujar Rahayu tanpa memiliki rasa kekhawatiran.“Tapi, kalau orang itu Tomi?” Isna terlihat ragu.“Kamu lari, Hamam yang akan menghadapi.” Rahayu memberi support untuk sang putri.Akhirnya Isna memutuskan berangkat meskipun ragu.“Hati-hati! Bapak selalu merestui setiap jalan yang kamu pilih. Bapak hanya ingin bahagia dengan siapapun nantinya lelaki yang kamu pilih. Bapak tidak mau mengulangi kesalahan yang dulu. Oleh karenanya, kamu harus mencari sendiri calon suami untukku kamu. Cari dan pilihlah dia yang mencintai kamu, Nduk,” ucap Hasyim saat Isna hendak berangkat. Suaranya bergetar. Sepert

  • PEREMPUAN YANG DISEBUT SUAMIKU   ESKTRA PART 1 BAG 2

    Ada yang kirim paket, sudah Ibu taruh di atas kasur,” ucap Rahayu saat melihat Isna pulang kerja kelelahan.Isna diam dan langsung masuk kamar. Sebuah paket berbungkus plastik hitam dibukanya. Tanpa ada nama pengirim membuat jantungnya berdegup kencang. Takut bila didalamnya ada sesuatu yang membahayakan. Sejenak ia ragu untuk membuka.“Bismillah ….”Kotak berbentuk kado. Saat membuka tutupnya, ada kotak lagi. Begitu sampai kotak ketiga. Lalu Isna menemukan beberapa batang coklat dan sebuah kartu ucapan.Semoga kamu bahagia selalu.“Siapa yang mengirimnya?” tanya Isna seorang diri.Meski penasaran, ia tidak mengatakan hal itu pada sang ibu.Tiga hari kemudian, Isna mendapatkan lagi paket misterius. Kali ini di dalam kotak ada setangkai bunga mawar plastik. Dengan sebuah kartu ucapan pula.Semoga harimu menyenangkan.Isna mengumpulkan paket yang ia terima dalam satu kardus. Ia tidak mau memakan coklat karena takut ada racunnya.“Apa ini dari Tomi? Hanya Tomi yang gencar mendekatiku. Na

  • PEREMPUAN YANG DISEBUT SUAMIKU   EKSTRA PART 1

    EKSTRA PART 1Restu mengemasi barang-barang miliknya dari kantor kepala desa. Enam bulan sudah ia bercerai, dan perilakunya tidak terkendali. Hobi bermabuk-mabukan menggunakan uang desa. Lama-lama, pegawainya merasa tidak suka dengannya. Dan demo besar-besaran terjadi yang ujungnya adalah pemecatan ia sebagai kepala desa.Dahlan sudah tidak mau ikut campur dengan keadaannya sehingga memilih untuk diam.“Pergilah merantau! Untuk mengembalikan nama baikmu. Hutangmu pada desa akan kami lunasi. Tapi, kamu harus pergi dari sini. Karena aku tidak mau lagi menuntun langkahmu. Kamu sudah dewasa. Kamu harus belajar mencari hidupmu sendiri. Mulai sekarang, kamu mau menikah dengan siapa saja kami benar-benar tidak peduli!” ujar Dahlan dengan muka masam.Restu yang memang sudah kepalang malu, hanya bisa meratapi nasib dengan pergi dari rumah Dahlan dengan tanpa membawa harta benda apapun. Hanya motor butut yang selalu setia menemani sejak kehancuran hidup.Tanpa kekayaan dan kejayaan orang tuanya

DMCA.com Protection Status