Share

Bab 339

Penulis: Evelyn
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-04 18:00:00
Saat kami selesai menyambut semuanya, aku merasa lelah jasmani dan rohani. Liliana juga terbangun saat itu dan menangis keras.

“Pergilah dahulu, biar aku yang menggendongnya,” ucap Rowan sambil mendorongku kecil ke arah taman belakang.

Aku menganggukkan kepalaku dan menuju ke sana di mana pesta dipenuhi oleh orang-orang. Noah sudah meninggalkan kami saat beberapa temannya sudah sampai.

Para orang dewasa sedang duduk dan makan dan anak-anak berlarian ke sana dan kemari. Aku melihat Ruby dan Calista dan segera bergegas ke arah mereka.

“Mana Travis dan Gabriel?” tanyaku pada mereka.

Ruby menunjuk pada arah yang berlawanan. “Di sebelah sana.”

Mereka sedang berbicara dengan beberapa pria yang tidak kukenali. Kalau perkiraanku benar, kedua orang itu sedang sibuk membuat perjanjian bisnis atau semacamnya.

“Ngomong-ngomong, Reaper mengirimkan hadiah,” ujar Calista yang membuat baik aku dan Ruby terkejut. “Dia berkata dia minta maaf tidak bisa hadir karena situasi tertentu. Tapi kalau seg
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 340

    Aku mencoba untuk mengalihkan pandanganku darinya, tapi sulit. Rasa deritanya bisa kurasakan dan akulah satu-satunya yang menyadarinya. Dia ada di pojokan sendirian. Ibu sibuk bersosialisasi, begitu juga dengan Travis. Postur tubuh serta penampilannya sama sekali tidak seperti manusia biasa. Dia terlihat seakan dia bisa saja menghilang setiap saat, tapi yang menggangguku adalah amarah yang membara di balik matanya. Aku mengerti rasa sakitnya, lagipula, bukankah aku sudah mengalami hal yang sama berulang kali?Sekarang aku mengerti dari mana rasa sakitnya datang. Aku sangat mengerti itu menyebabkan dirinya depresi dan sedih. Dia merasa seperti itu karena Guntur, anaknya. “Apa yang kamu lihat, Ava?” tanya Ruby dari kejauhan. Tentu saja aku seolah seperti terhipnotis. Aku tidak bisa mengalihkan pandanganku darinya. Pandanganku terpaku padanya. Calvin menghampiriku dan mengguncangku, dan dengan terpaksa aku menatapnya. Dia menatapku dengan penuh tanda tanya. Aku tidak mengerti, tapi en

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-04
  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 341

    “Noah, sudah waktunya untuk memotong kue!” seruku saat aku sudah di luar. Kepalanya menoleh ke arahku sebelum dia bergegas ke arahku dengan senyuman lebar di bibirnya. Beberapa menit kemudian, Rowan bergabung dengan kami setelah mengambil Liliana dari orang tuaku. “Selamat ulang tahun ...” Kami mulai bernyanyi dan aku bisa menyadari bahwa Noah begitu menikmati perhatian ini. Setelah kami selesai, dia meniup lilin, lalu sorakan riang memenuhi taman belakang, dan sorakan itu kebanyakan datang dari keluarga kami. Karena terkejut oleh keramaian yang tiba-tiba, Liliana mulai menangis, tapi berhenti begitu Rowan dan aku mencium pipinya. Kami tidak merencanakannya, itu terjadi begitu saja, tapi tamu langsung menyoraki kami. “Selamat ulang tahun, Noah. Ibu sangat mencintaimu, ingatlah itu selalu.” Aku lalu langsung memeluknya dan dia membalas pelukanku. “Aku juga menyayangimu, Ibu.”Dia lalu memotong kue, aku menyuapinya kue, begitu juga dengan Rowan. Dia lalu membalas dengan balik menyu

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-04
  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 342

    Aku terus memandangi polisi-polisi itu dengan terkejut. Kami semua terkejut. Seolah kami membeku dan tidak bisa memercayai apa yang tengah terjadi. Saat polisi itu selesai memborgol tangannya dan mulai menyeretnya, Travis serta Kate mulai sadar apa yang terjadi dan mulai bergerak.“Apa-apaan ini? Kalian salah tangkap!” seru Travis, tapi polisi itu hanya menatapnya dengan rendah. Mereka berhenti dan menoleh untuk menatapnya. Emma terlihat dia sedang melamun. Seolah pikirannya sedang tidak di sini dan tatapan terkejut ada di wajahnya.“Aku yakin kami tidak salah tangkap,” ujarnya. “Dia sendiri yang berkata bahwa dia Emma Santoso dan kami di sini untuk menangkapnya.”Emma tidak bergerak mau pun meronta. Dia terpaku dan tatapannya kosong serta bingung. Aku mengerti, aku juga bingung. Mengapa mereka menangkapnya? Mengapa mereka pikir dia bertanggung jawab atas percobaan pembunuhanku?“Pasti ada yang salah. Emma tidak akan mungkin membunuh Ava, tidak peduli apa masalah mereka,” ujar Kate d

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-04
  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 343

    Aku menganggukkan kepalaku, aku mengerti mengapa telepon itu membuatnya tidak sabaran. Aku juga ingin ke sana sesegera yang kubisa, tapi kami ada tamu dan pesta ulang tahun Noah masih dimulai. “Kita selesaikan dulu pestanya Noah, lalu kita ke sana untuk bertemu Brian,” ujarku pada mereka sambil berdiri. Kami setuju dan kembali ke pesta. Aku benar. Rowan meninggalkan Liliana bersama orangtuaku. Aku bergegas ke temanku yang menunjukkan raut khawatir. “Ada apa? Lalu di mana Emma, Travis, dan Kate?” tanya Ruby sambil mengerlingkan pandangannya ke seluruh area, mungkin mencari pacarnya.“Emma ditangkap, jadi Travis serta Kate mengikutinya ke kantor polisi.”“Apa?”Suara mereka mengejutkan beberapa anak-anak yang bermain di sekitar kami. Aku menyuruh mereka diam dan memberi tahu mereka semua yang terjadi. Calvin masih terlihat datar dan dingin, sedangkan Calista dan Ruby terlihat terpaku. “Kenapa mereka pikir itu ulahnya Emma?” Calista menanyakan pertanyaan yang juga melekat di benakku

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-05
  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 344

    Kami sampai di kantor polisi, dan kecemasanku mulai memuncak. Aku benar-benar gugup, aku tidak begitu yakin apakah aku mau mendengar apa yang mau dikatakan oleh Brian. Apa yang harus kulakukan kalau dia benar-benar orang di balik percobaan pembunuhanku?Tentu, kami tidaklah akrab, tapi aku sudah mengenalnya sejak masih anak-anak. Kami tumbuh bersama, dan bagiku, dia saudaraku. Kami tinggal di rumah yang sama sampai dia lulus dan pindah untuk berkuliah.“Apakah kamu baik-baik saja?” tanya Rowan dengan khawatir. “Hanya sedikit gugup.”Dia menggenggam tanganku sebelum menciumku dengan lembut. Aku tidak menghentikannya, sebab aku membutuhkan ini. Aku membutuhkannya.“Segalanya akan baik-baik saja. Jangan terlalu dipikirkan,” ujarnya setelah memutus ciuman kami. Aku menganggukkan kepalaku dan kami keluar dari mobil. Tanganku masih bertaut di tangannya dan kami berjalan ke kantor polisi dan memauskinya. Sisanya segera juga sampai dan kami diarahkan ke kantor kepala polisi. “Terima kasih s

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-05
  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 345

    Aku tidak tidur nyenyak semalam, dan terlihat dari bagaimana aku terbangun pagi ini. Aku merasa lelah jasmani dan rohani. Rowan dan aku belum tidur seranjang sejak malam terakhir kali kami berkencan. Untuk kali pertama sejak itu, aku begitu tergoda untuk mengajaknya tidur seranjang setelah kami pulang dari kantor polisi. Aku perlahan berjalan ke dapur. Hari masih pagi dan mungkin hanya akulah yang terbangun. Aku butuh kopi dengan cepat karena aku harus mengantarkan Guntur pulang. Calvin berkata bahwa dia sedang sibuk dan mungkin tidak bisa menjemputnya, jadi kutawarkan untuk mengantarnya. Aku menguap dan melintasi dapur, tapi aku langsung berhenti berjalan. Rowan sudah duduk di sana dengan gelas yang mengeluarkan uap panas. Dia menoleh saat mendengarku dan pandangan kami bertemu. “Apakah kamu tidak bisa tidur?” tanyanya sambil berdiri. Aku menganggukkan kepalaku saat kulihat dia membuka lemari untuk meraih cangkir. Tanpa bertanya, dia menuangkanku kopi dari teko. “Kupikir hanya a

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-05
  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 346

    “Aku tidak yakin, tapi percayalah,” jawabku setelah beberapa saat. “Firasatku tidak pernah salah.”Dia awalnya terlihat tidak yakin, sampai dia mengusap wajahnya dan rautnya berubah. Dia lalu berdiri dan berdiri di sebelahku. Sebelum aku bisa memahami apa yang dilakukannya, dia memberiku kecupan kilat dan langsung dilepasnya. “Baiklah,” ujarnya. “Aku akan memercayaimu, tapi kalau kamu salah, akan kubuat dia membayar perbuatannya.”Ada ketegasan terdengar di nada suaranya dan sangat terdengar tidak main-main. Aku menyetujuinya. “Baiklah, tapi kamu akan menyadari bahwa aku tidak salah akan ini.”Dia tidak mengatakan apa pun, dia hanya mengecup keningku dan kembali meminum kopinya. Kami berbincang sedikit lebih lama. Topiknya tidak begitu penting, tapi rasanya menyenangkan. Berbicara dengannya dan berada di dekatnya, semua terasa nyaman. Seperti perasaan yang sama saat kamu pulang ke rumah sehabis bekerja. Aku mencintai Rowan, dan akhirnya aku mendapatkan apa yang kudoakan selama ini.

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-05
  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 347

    “Selamat pagi,” salamku sambil berdiri di ambang dapur. Guntur bergegas untuk memeluk ayahnya sambil bercerita soal hal-hal yang terjadi saat menginap bersama Noah di rumahku.“Selamat pagi, Ava.”Aku tertawa kecil. Dia mencoba untuk melakukan banyak hal. Dia berbicara padaku sambil mendengarkan anaknya dan mengerjakan pekerjaannya.“Apakah aku terlalu cepat?” tanyaku. “Aku bisa membawanya kembali agar kamu bisa fokus pada pekerjaanmu tanpa gangguan.”“Tidak, tidak apa-apa, terima kasih. Aku hampir selesai,” balasnya. “Ditambah hari ini hari Minggu, kami ada hal yang harus dilakukan saat Minggu.”Aku tersenyum dan mengangguk. Saat aku baru mau undur diri, kulihat rumah di sebelah yang menarik perhatianku lagi. Dapurnya Calvin mengarah ke taman belakang rumah itu. “Calvin?” panggilku dan dia segera merespon. “Iya?”“Rumah siapa itu? Entah kenapa aku tertarik akan rumah itu.”Dia menolehkan kepalanya dan melihat ke arah yang kutunjuk. Lalu dia berbalik untuk menatapku.“Oh, itu rumahm

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-06

Bab terbaru

  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 500

    EmmaAku berjalan ke kantor Mia untuk sesi terapi lagi. Seperti yang biasa, aku pertama-tama melepaskan sepatuku sebelum duduk. “Hai, Emma,” ujar Mia dengan senyuman yang ditujukan untukku. Senyumannya begitu ramah dan hangat seperti biasanya. Senyumannya membuatku merasa tenang dan rileks. “Hai, Mia.”“Oke, kamu tahu apa yang akan kita lakukan pertama-tama. ‘kan?”Dia bertanya dan aku menganggukkan kepalaku. Aku mengambil nafas dalam sebelum menutup mataku. Aku menelisik isi benakku. Aku tidak bisa terus berpegang padanya selamanya. Alih-alih, aku membiarkannya lepas tanpa menyelami isinya.Aku menepis pemikiran mengenai Calvin, Guntur, kakakku, Ibu, dan Ava. Aku menjernihkan pikiranku sampai tidak ada apa-apa di dalamnya. Sampai isi kepalaku kosong dan aku merasa damai. Ketika sudah selesai, aku membuka mataku. “Apakah kamu sudah siap untuk mulai?” tanya Mia yang memerhatikanku. Aku mengangguk, “Iya.”“Ketika kita terakhir kali berbincang, kamu memberi tahuku bahwa kamu siap un

  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 499

    “Aku tahu bahwa mungkin kamu bingung, tapi alasan aku memberi tahumu ini adalah karena aku ingin agar kamu memberikan kesempatan bagi Gabriel. Aku tahu bahwa dia mengacau sebelumnya, tapi kalau dilihat dirinya sekarang, aku bisa tahu bahwa dia mencintaimu. Kedua putraku ini menuruni kebodohan ayahnya kalau soal wanita yang dicintai mereka. Meskipun sebagian kebodohan Rowan itu disebabkan karena kami sebagai orang tua, baik aku, Antony, dan kedua orang tua Emma, kami mengacaukannya.”“Sarah ...” aku mencoba untuk menimpalinya, tapi dia memotongku. “Sepertinya memang dari genetik keluarga ini. Sepertinya peribahasa buah tidak jatuh jauh dari pohonnya itu benar, sebab kedua putraku menyakiti wanita yang dicintai oleh mereka, sama seperti yang dilakukan Ayah mereka padaku. Apa yang kuminta padamu adalah untuk memberinya kesempatan, sebab peribahasa yang sama juga berlaku dalam sisi positifnya. Ketika pria dari Keluarga Wijaya jatuh cinta, mereka mencintai wanita dengan sepenuh hati dan ji

  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 498

    “Apakah makanannya sudah siap?” tanyaku ke pengurus rumah ketika aku memasuki dapur. Dia menjawab dengan senyuman lembut, “Belum, tapi akan siap dalam beberapa menit.”“Baiklah, biar aku menyiapkan mejanya.”Dia baru saja akan membantah, tapi dengan cepat kupotong argumennya. Aku mau membantu. Karena dia memasak, inilah setidaknya yang bisa kulakukan. “Apakah kamu perlu bantuan?”Aku menengadah dan melihat Ibu Gabriel dari sisi meja makan yang berlawanan. Aku menyusun piring di meja dan memberinya senyuman. “Iya. Tapi, aku hampir selesai.”Dia berjalan ke arahku dan mulai membantu menyusun gelas dan sendok. “Jadi, Hana, bagaimana perlakuan putraku terhadapmu?” tanyanya secara tiba-tiba. Aku tidak segera menjawab. Aku perlu beberapa saat untuk memikirkan pertanyaannya, bukan karena aku tidak tahu apa yang harus kukatakan, tapi karena nada suaranya. Dia bukan hanya sedang memulai perbincangan. Dia benar-benar ingin tahu bagaimana perlakuan Gabriel terhadapku. Sepertinya aku terdia

  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 497

    “Kenapa aku membiarkan kalian berdua memengaruhiku dalam rencana kalian?” tanyaku dengan penuh nada frustasi sambil menatap Gabriel dan Lilly. “Sekarang, kita terlambat.”Mereka berdua sama sekali tidak terlihat merasa bersalah. Lilly tersenyum dan matanya berbinar akan kebahagiaan, sedangkan Gabriel mengulas senyumnya. Mereka berdua terlihat puas akan diri mereka sendiri. Aku menghela nafas kalah, bingung akan apa yang harus kuperbuat dengan mereka berdua. Aku bisa jelas melihatnya. Pasangan Ayah-anak itu selalu bekerja sama untuk membuatku kewalahan. Mereka selalu bergabung untuk ‘mengerjaiku’. Aku menatap sinis Lilly, lalu berucap, “Mana solidaritasmu?”“Ibu harus mengakui bahwa ini menyenangkan, ‘kan?” ujarnya sambil meraih lenganku dan Gabriel. Dia terlihat sangat bahagia. Bahkan, dia terlihat lebih bahagia dari biasanya sejak kami kemari. Tentu saja, kami memang bahagia, tapi tidak sebahagia ini. Lilly berhubungan baik dengan Eddy, tapi hubungannya tidak sebaik dengan hubunga

  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 496

    Aku memutar badanku untuk melihat ke sekeliling, sebelum akhirnya menatap Gabriel yang menatapku dengan penuh harap. “Rumah ini besar sekali, Gabriel!” Aku tahu bahwa masih ada banyak ruangan lagi, tapi akan kujelajahi lagi nanti. “Ada berapa banyak kamar tidur di sini?”Dia mendekat ke arahku. “Delapan kamar tidur dan dua kamar tamu.”Aku terpaku sampai tidak bisa berkata apa-apa saat kulihatnya. Tentu, kami memang tumbuh di rumah yang besar, tapi rumah itu hanya sampai memiliki lima kamar tidur. Itu juga sudah lebih dari cukup. “Sepuluh kamar tidur itu terlalu banyak Gabriel,” ujarku sambil tertawa kecil gugup. Apa yang akan kami lakukan dengan ruangan sebanyak itu?Dia kembali mendekat padaku, sebelum melingkarkan lengannya di pinggangku dan menarikku ke arahnya. Aku menempatkan tanganku di dadanya dan merasakan detak jantungnya yang berdegup. “Aku serius saat mengatakan bahwa aku menginginkan anak lagi, Hana.” Pandangannya menelisik secara dalam ke diriku. “Aku hanya tengah berj

  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 495

    Aku menatapnya dengan bingung. Aku mencoba untuk berbicara, tapi tidak ada yang bisa keluar dari mulutku saat pandanganku berganti dari Gabriel ke rumah itu. “Rumah ini cantik sekali!” seru Lilly. Keantusiasannya nampak saat dia melompat kegirangan, seolah dia benar-benar ingin meninggalkan kami dan memasuki rumah itu. “Di sinikah kita akan tinggal? Inikah rumah baru kita?”Pandangan Gabriel beralih dariku ke putri kami yang tersenyum lebar. “Kalau ibumu menyukainya, maka iya. Rumah ini akan menjadi rumah baru kita.”Pandanganku kembali ke rumah itu dan memandanganya dengan takjub. Rumah ini berdiri megah dengan berlatarkan perbukitan, kemegahannya terlihat dari berbagai sudut. Rumah ini perpaduan cocok antara elemen klasik dan modern, yang menggunakan eksterior marmer putih yang berkilauan di bawah cahaya matahari. Ada juga pahatan batu rumit di setiap sudut dan lekukan, membuat rumah ini terlihat elegan yang tidak akan lekang oleh waktu.Bagian pintu masuknya didominasi oleh sepasa

  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 494

    Aku menggelengkan kepalaku dan menepis pemikiran itu. “Ibu tidak tahu. Ayah bilang ini kejutan.”“Aku suka kejutan!” serunya. “Astaga,” gumamku. “Ayo pergi.”Lilly secara hati-hati menaruh bukunya sebelum melompat turun dari ranjangnya. Dia meraih tanganku dan menarikku keluar dari kamarnya. Kami melihat Gabriel menunggu kami di pintu sambil menyilangkan kakinya, dan melipat tangannya di dada bidangnya. Dia mengenakan kaus berleher V hitam yang terlihat ketat di pundaknya. Paha berototnya dibalut oleh celana jins Calvin Klein. Pose tubuhnya seperti ini membuatnya lebih menarik. “Suka apa yang kamu lihat?” goda Gabriel dengan senyuman miring. Perkataannya menarikku dari pemikiranku. “Hmm,” gumamku.Lilly mendecakkan lidahnya, untuk mengingatkanku bahwa dia ada di sini. “Aku tahu Ayah itu tampan, tapi kalian berdua ini menjijikkan.”“Tunggu saja sampai kamu bertumbuh dewasa dan bertemu dengan pria yang membuat jantungmu berdegup,” godaku sambil mencubit pipinya dengan lembut. “Setiap

  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 493

    Hana“Aku ingin kamu dan Lilly menemaniku ke suatu tempat,” ujar Gabriel.Aku di kamar kami dan melipat baju bersih. Memang, kami memiliki asisten rumah tangga, tapi aku tidak terbiasa untuk dibantu dalam pekerjaan rumah. Rasanya aneh bahwa aku terbiasa melakukan segalanya sendirian, dan sekarang ada orang lain yang melakukan hal itu untukku. Aku suka sibuk. Aku tidak bisa menghabiskan akhir pekan dengan tidak melakukan apa-apa. “Orangtuamu akan kemari untuk makan malam, Gabriel. Apakah kamu sudah melupakannya?” tanyaku. Aku membawa sebagian dari baju yang sudah terlipat itu dan berjalan menuju lemari kami yang luas, di mana aku menaruhnya sesuai tempatnya. Gabriel itu sepertiku, sangat rapi. Sedangkan Eddy tidak, dan hal itu sering membuatku kesal sampai aku marah. Kami menikah, jadi kami harus menemukan cara untuk betah tinggal bersama dengan kekurangan masing-masing. Memang tidak mudah, tapi kami selalu menemukan jalannya. Aku keluar dari tempat lemari dan melihatnya terduduk di

  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 492

    HanaSudah hampir dua minggu sejak Gabriel membuat janji padaku yang meluluh lantakkan seluruh pertahananku, aku hampir memberinya kesempatan kedua. Aku bersumpah, aku tidak pernah berpikir bahwa aku akan sebahagia ini. Hidupku bersama Eddy memanglah indah, tapi saat bersama dengan Gabriel, hidupku jauh lebih indah lagi. Mungkin karena Gabriel-lah pria yang kucintai. Dialah pria yang memiliki tempat di hatiku selama hampir satu dekade. Bohong kalau kukatakan aku tidak takut. Masih ada sebagian kecil diriku yang berpikir segalanya akan berbalik. Lagipula, ini bukan kali pertama dalam hidupku, di mana orang yang kukasihi diambil dariku. Ada juga ketakutan bahwa segalanya berjalan dengan begitu mudah, ah kalian tahu lah. Seperti, bukankah seharusnya segalanya sedikit lebih sulit? Sedikit lebih susah. Sedikit lebih menantang ... atau hanya ini sisi diriku yang tidak mau maju?Mungkin aku terbiasa untuk tidak mendapat apa yang kuinginkan, yang mana membuatku bertanya-tanya ketika akhirn

DMCA.com Protection Status