Share

Bab 029

last update Last Updated: 2024-10-31 09:00:46

Kupra laksana ditimpa gunung. Bangunan terdekat di sebelah selatan ikut hancur terkana hantaman telapak tangan raksasa itu.

Sementara tubuh Kupra terdengar retak tulang-tulangnya, tapi sosoknya masih tampak menggeliat-geliat kesakitan. Dari sepuluh jarinya masih keluar petir-petir kecil.

Semua pendekar bersorak girang, tapi tak ada satu pun yang bertindak tidak kesatria. Kalau mau bisa saja mereka turun mengeroyok menghabisi musuh yang selama ini telah meresahkan dunia persilatan.

Agak jauh di tempat terpisah, tampak seorang wanita berumur tiga puluhan tahun menatap penuh kepuasan saat melihat Kupra tersiksa sedemikian rupa.

Di sebelah kirinya wanita ini menggandeng seorang anak laki-laki yang berumur tujuh tahun. Anak ini tampak polos saja menyaksikan kejadian mengerikan itu.

Tanpa disadari wanita ini sejak tadi menjadi perhatian Jaya Antea alias Pendekar Cakar Sakti. Sepertinya satu-satunya murid perguruan Lodaya Sakti yang tersisa ini
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • PENGENDALI ANGIN PETIR   Bab 030

    Wanita yang membawa anak juga tengah berjalan menuruni lereng. Di belakangnya Jaya Antea tampak selalu mengikuti. Percakapan beberapa waktu lalu hanya berupa perkenalan saja.Jaya Antea sepertinya ingin selalu menemani wanita yang membawa anak itu. Namun, wanita itu seperti tidak nyaman. Hingga akhirnya wanita ini berhenti melangkah lalu berbalik."Kenapa kau mengikutiku?"Jaya Antea terdiam tidak bisa menjawab. Ada perasaan halus terhadap perempuan ini. Perasaan yang belum pernah dia alami sebelumnya."Aku, aku ...." Mulut Jaya Antea jadi kelu."Apa maksudmu?""Aku ... Ingin menikahimu!"Wanita ini terperanjat mendengar ucapan Jaya Antea yang terkesan dipaksakan berani. Sedangkan Jaya Antea menahan debaran keras dalam dadanya.Setelah mengucapkan kalimat tadi, dia merasa seperti baru saja menghancurkan belenggu yang mengunci mulutnya."Apa-apaan kau ini. Baru saja bertemu hari ini, kau sudah macam-maca

    Last Updated : 2024-10-31
  • PENGENDALI ANGIN PETIR   Bab 031

    Sampai lima tombak, tidak ada lagi gangguan, tapi Bayu merasa belum aman selagi masih di dalam hutan itu. Tiba-tiba terdengar suara dari atas.Bayu segera melompat ke depan sejauh dua tombak setelah dia melihat apa yang ada di atas.Brukk!Sebuah kerangkeng besar terbuat dari kayu hampir saja mengurungnya."Benar, tampaknya penguasa hutan ini ingin menangkapku! ujar Bayu.Tapi hutan apa ini?Bayu sudah berjalan lagi. Kalau yang merintanginya adalah penghuni hutan ini maka setelah keluar tidak akan mengganggu lagi.Bisa jadi penyerang itu si Iblis Petir yang mengincar nyawanya. Mengingat dirinya sudah membuat Kupra sekarat.Masalahnya Bayu tidak tahu berapa lama lagi keluar dari hutan itu? Berapa panjang jalan setapak yang dia lalui? Namun, Bayu tidak takut sama sekali, dia selalu siap jika ada rintangan lagi yang menghadang.Jauh di ujung sana sekitar puluhan tombak tampak pepohonan sudah tidak rapat la

    Last Updated : 2024-11-01
  • PENGENDALI ANGIN PETIR   Bab 032

    Mau tak mau Bayu harus mengikuti instruksi suara tanpa wujud itu. Dia melangkah maju. Suasana hatinya dibuat setenang mungkin. Dia masih bisa merasakan kekuatan yang dimilikinya.Berarti dia bisa menggunakannya saat melewati yang dinamakan ujian itu. "Tenaga Bintang, mungkin itu kekuatan yang ada di dalam Cincin Kamulyan!" batin Bayu.Seperti apa lawan pertama yang akan dihadapinya. Ada rasa menyesal setelah memakai Cincin pusaka itu. Tahu bakal begini, dia tak akan mencoba memakainya.Karena seluruh alam terlihat berwarna putih, Bayu merasa sedang jalan di tempat saja walau sudah berapa puluh langkah dia lewati. Keadaanya tetap sama seperti tidak kemana-mana.Baru setelah beberapa saat perubahan alam terlihat secara tiba-tiba. Bayu kini memasuki sebuah padang rumput yang sangat luas. Sejauh mata memandang hanya rumput dan ilalang yang tampak di depan mata. Namun, di atas tetap langit putih. Alam ini terang, tapi tidak ada matahari di a

    Last Updated : 2024-11-02
  • PENGENDALI ANGIN PETIR   Bab 033

    Begitu mendarat, Eyang Ismaya sudah memutar sangat cepat sambil membabatkan tongkat. Bayu bersalto lagi, melakukan gerakan seperti semula. Memastikan benda yang menempel di tengkuk Eyangnya itu.Bayu penasaran dengan benda aneh itu.Ketika Eyang Ismaya berputar lagi, Bayu tidak menghindar. Dia siapkan tenaga besar pada tangannya. Dia menunggu serangan datang.Trang!Tongkat dan tangan berbenturan keras. Pada saat itu Bayu memutar tubuhnya hingga mendekati Eyangnya bergerak lincah hingga posisinya berada di belakang sang sesepuh.Secepat kilat tangannya disabetkan ke tengkuk mengenai benda aneh yang menempel di sana.Cesss!Sosok Eyang Ismaya tiba-tiba berubah menjadi asap putih lalu terhirup masuk ke lubang hidung Bayu. Beberapa saat pemuda itu tak sadarkan diri dalam posisi berdiri."Bagus, sekarang masuklah ke gerbang itu. Ujian selanjutnya ada di dalam!"Suara tanpa rupa terdengar lagi setelah Bayu

    Last Updated : 2024-11-03
  • PENGENDALI ANGIN PETIR   Bab 034

    Namun, apakah tempatnya sama. Tentu berbeda. Maka Bayu memperhatikan setiap detil postur tubuh Ki Abiasa. Sampai dia menemukan ada tanda aneh pada pergelangan tangan.Pada pergelangan tangan kanan Ki Abiasa yang sedang memutar sorbannya, ada satu benda yang memendarkan cahaya kuning terang. Dorongan dalam benak Bayu harus menangkap pergelangan tangan itu."Itu dia!"Bayu melesat seperti hendak menubruk Ki Abiasa. Begitu sudah sangat dekat, dia ayunkan tangan sehingga menangkis dan menahan putaran sorban.Pada saat putaran sorban terhenti, maka tangan yang memegang pun berhenti. Secepat kilat tangan Bayu yang satunya meraih pergelangan tangan Ki Abiasa.Srett!Wesss!Sosok Ki Abiasa langsung berubah menjadi asap putih dan otomatis terhirup ke dalam lubang hidung Bayu sebelum mendarat."Apa masih ada lagi?" tantang Bayu setelah mengatur hawa sakti yang bergejolak dalam dadanya."Masih!" jawab suara tanpa

    Last Updated : 2024-11-04
  • PENGENDALI ANGIN PETIR   Bab 035

    Bayu terkesiap ketika ada ombak raksasa bergulung-gulung beberapa tombak di depannya. Ombak ini sangat tinggi sampai lebih dari lima tombak.Otaknya langsung bekerja. Tidak mungkin dia melompat setinggi itu sementara tenaganya semakin menipis. Maka satu-satunya cara adalah menerobos ombak tersebut.Begitu sudah dekat, Bayu meluncur dengan dua tangan di depan. Gambarannya seperti orang yang hendak terjun berenang. Seperti ikan lumba-lumba yang melompat melewati sebuah lingkaran.Wussh!Brusss!Sesuai ukurannya, ombak raksasa ini menghempas kuat apa saja yang ada di dekatnya, tapi Bayu dengan sekuat tenaga menerobosnya hingga ujung. Beberapa kali mulutnya kemasukan air.Dadanya terasa sesak. Setelah berhasil melewati ombak raksasa, dia merasakan kehilangan daya. Sehingga tubuhnya melayang ke bawah.Bayu pasrah, dia melihat air laut siap melahapnya. Tenaga dalamnya benar-benar habis tak bersisa. Percuma juga tadi menerobos

    Last Updated : 2024-11-05
  • PENGENDALI ANGIN PETIR   Bab 036

    "Ya!""Ilmu apa saja namanya?" Bayu menebak-nebak apakah pemuda melayang itu asli masih muda atau hanya wujudnya saja, sedangkan usianya mungkin sudah ratusan tahun."Bantai Jagat dan Serap Sukma!""Bantai Jagat?""Sekali pukul bisa menjatuhkan puluhan orang bahkan lebih!""Sama seperti kekuatan Cincin Kamulyan?""Bagaimana kalau digabung dengan Tenaga Bintang dan juga kekuatan Angin Petir yang kau miliki. Bagaimana hasilnya?""Boleh juga, terus Serap Sukma?""Serap Sukma bisa menyedot semua kekuatan lawan sampai habis sehingga lawan tidak memiliki kesaktian lagi!""Lebih mengerikan daripada kematian!" Bayu berpendapat."Bagaimana caranya kau memberikan dua ilmu itu?""Gampang sekali, setelah kau kembali ke alammu, maka kau sudah memilikinya!""Semudah itu!"Pemuda melayang mengangguk lalu sosoknya naik lagi ke udara, tidak berhenti, tapi terus melayang jauh hingga l

    Last Updated : 2024-11-06
  • PENGENDALI ANGIN PETIR   Bab 037

    Bayu adalah lelaki normal yang bisa terangsang birahinya. Apalagi terhadap wanita cantik dengan tubuh molek yang setiap lekuknya mengundang gairah. Ditambah lagi Bayu pernah melihat gadis ini dalam keadaan polos.Bayangan pada waktu itu saja tidak dapat ditepiskan, apalagi sekarang dia sedang menyentuh tubuh gadis tersebut. Bayu menahan napasnya. Wangi tubuh Asmarini begitu mengundang hasrat.Tidak memungkiri juga sebagai lelaki normal dia menikmati dekapan Asmarini. Dia pernah memeluk dan mencium Miranti, tapi yang ini terasa lebih indah."Uhukk! Uhukk!"Akhirnya Bayu terbatuk-batuk karena lama menahan napas, tapi itu hanya sebentar karena Sabuk Ajaib seketika langsung memulihkan keadaan.Mendengar Bayu terbatuk, Asmarini akhirnya melepaskan pelukannya."Kau kenapa, Bayu?"Bayu menepi dari jalan, lalu duduk di batu besar yang tergeletak di dekat benteng istana. Pemuda ini mengatur napas. Sementara Asmarini sudah duduk d

    Last Updated : 2024-11-07

Latest chapter

  • PENGENDALI ANGIN PETIR   Bab 191

    Bayu keluarkan semua ilmu yang dimiliki satu persatu dilepaskan menghajar Buta Koneng. Terutama dari kesaktian Dewa Petir dan Dewa Angin. Sett! Derr! Dimulai dari Ilmu Tinju Bayu. Pukulan yang terbentuk dari angin yang dipadatkan. Tinju ini bisa merobohkan bukit. Namun, sosok Buta Koneng tak sedikit pun goyah. Yang terjadi malah tercipta serangan balik serupa mengancam si pemiliknya. Bayu bukannya tidak tahu hal tersebut. Dia memang sengaja dan tentunya sudah punya antisipasi agar serangan balik itu tidak mengenai dirinya seperti yang dialami empat pemimpin kelompok. Di saat yang tepat, Rompi Halimunan langsung aktif. Sosok Bayu tiba-tiba lenyap sehingga serangan balik tersebut hanya menemui sasaran kosong. "Hah!" Buta Koneng terkejut bukan main. Padahal dia memperkirakan lawannya akan hancur oleh ilmunya sendiri, tapi mengapa bisa begitu? Bayu sudah muncul lagi. Dia melepasliark

  • PENGENDALI ANGIN PETIR   Bab 190

    Hawa sakti sangat kuat menebar di seantero tempat. Ki Sela Waru bersama pengikutnya beringsut mundur hingga cukup jauh.Begitu pula empat pemimpin kelompok walaupun dalam keadaan terluka berat, mereka berusaha menjauh dari arena pertarungan.Termasuk Panji Saksana, tapi tidak jauh seperti yang lainnya. Sedangkan di tempat lain, para pendekar golongan putih menantikan pertarungan yang pasti akan sengit.Hawa sakti tersebut berasal dari Bayu yang mengerahkan seluruh kesaktian yang dimiliki. Tenaga Angin, Petir, Bintang, kesaktian Kitab Aksara Sakti dan Kitab Buana Sampurna."Keluarkan semua kekuatan yang kau punya, Bocah!" teriak Buta Koneng masih percaya diri dengan Ilmu Raga Waja yang belum terkalahkan.Namun, setelah memamerkan kekuatannya, Bayu masih tampak berdiri tenang, sepertinya tidak akan melakukan serangan."Apa maksud anak ini?" batin Panji Saksana.Sebelum ke pertarungan antara Bayu dengan Buta Koneng. Tampak

  • PENGENDALI ANGIN PETIR   Bab 189

    Pertarungan empat pemimpin kelompok melawan Buta Koneng terus berlangsung. Tokoh masa lalu yang bangkit lagi ini tampak sangat percaya diri dengan ilmunya.Buta Koneng membiarkan dirinya diserang sedemikian rupa. Ilmu Raga Waja membuat badannya kebal seperti baja.Ilmu ini memang mirip dengan ilmu yang dimiliki Soca Srenggi dulu setelah memakan telur badak siluman. Ilmu ini juga membuat pemiliknya hidup abadi sampai dunia kiamat.Yang pertama Ki Mandu Reksa melepaskan pukulan dengan tenaga dalam besar, menggunakan ilmu yang baru saja di dapat dari janin milik Nindya Saroya.Wutt!Segelombang angin kuat melesat menghantam dada Buta Koneng laksana tinju raksasa yang hendak mendobrak gunung.Dess! Wutt!Ki Mandu Reksa kaget bukan main, serangannya tidak mempan terhadap tubuh lawan. Malah seperti berbalik menghantam diri sendiri sampai tubuhnya terpental lalu jatuh.Brukk!"Uakh! Sialan keparat!"K

  • PENGENDALI ANGIN PETIR   Bab 188

    Kaki gunung Salak sebelah barat.Malam hari terasa mencekam. Hawa membunuh berkeliaran. Satu persatu kelompok yang berambisi ingin menjadi yang terkuat di dunia persilatan telah sampai di sana.Mereka tidak meneruskan naik ke lereng. Terlalu dekat dengan sarang musuh akan sangat berbahaya. Empat kelompok tersebut akan memancing Buta Koneng turun.Kalau memang merasa paling kuat pasti akan turun. Jika ingin menjaga harga diri, maka harus menyongsong musuh ke depan. Bukan menunggu.Hal ini disadari oleh Buta Koneng sendiri. Walau dianjurkan untuk tetap menunggu di markas oleh anak buahnya, sosok tinggi besar ini tidak ingin kehilangan muka."Kita akan hadapi mereka di bawah. Semua bersiap, saat menggenggam dunia persilatan!"Maka Buta Koneng segera memimpin pengikutnya untuk turun gunung.Sebelum sampai ke kaki gunung, masih di lereng yang agak tinggi, kelompok Buta Koneng mengawasi ke bawah.Meski malam gelap, ta

  • PENGENDALI ANGIN PETIR   Bab 187

    Buta Koneng menoleh kepada orang yang berbicara tadi. Lelaki setengah baya. Setelah dipindai, tenaga dalam orang ini masih di bawah Ki Sela Waru.Bahkan Ki Sela Waru sendiri tampak heran mendengarnya. Jelas raut wajahnya menunjukkan tidak suka."Kau jangan lancang bicara!" sentak Ki Sela Waru, tapi dengan suara pelan dan ditekan hampir berbisik."Siapa yang kau maksud orang yang akan merintangi langkahku?" tanya Buta Koneng. Suara hempasan napasnya bagai tiupan angin keras."Saya mendapatkan keterangan bahwa ada beberapa kelompok yang berhasil mendapatkan kekuatan sakti dari janin anak-anaknya Bayu Bentar," jawab lelaki setengah baya salah satu anak buah Ki Sela Waru tadi."Maksudmu kesaktian alami yang dimiliki calon anak-anaknya Bayu Bentar?" tanya Ki Sela Waru karena dia juga sempat mendengar kabar tersebut.Bahkan dia juga telah merencanakan akan menculik tiga istri Bayu setelah berhasil membangkitkan Buta Koneng, tapi ternya

  • PENGENDALI ANGIN PETIR   Bab 186

    Orang tua berpakaian serba hitam ini memiliki rambut keriting diikat kepala warna merah. Wajahnya kelimis tirus dan keriput. Kedua matanya tampak cekung, tapi sorotnya sangat tajam."Usia kandungannya masih muda. Nanti kalau sudah lebih dari empat purnama, baru aku bisa menyedot kesaktian alami yang ada dalam janinnya. Masukkan dia ke kamarku!"Dua orang yang tadi membawa Nindya Saroya segera memindahkan wanita yang sudah tak sadarkan diri itu ke dalam kamar lelaki serba hitam ini.Kamar yang dimaksud ternyata berada di balik ruangan ini. Di belakang lelaki tua tersebut, tepat pada sudut ruangan ternyata ada sebuah pintu batu yang dibuka dengan cara dorong lalu digeser ke kiri.Setelah terbuka, barulah kamar lelaki tua itu terlihat dari luar. Nindya Saroya dimasukkan ke sana. Di baringkan di atas tempat tidur terbuat dari kayu. Dua orang tadi sudah keluar lagi.Sementara Santana palsu memperhatikan setiap sudut ruangan sembari menyesuaika

  • PENGENDALI ANGIN PETIR   Bab 185

    Yang keluar adalah Nindya Saroya dari pintu belakang rumah. Dia hendak memetik sayuran di kebun. Istri kedua Bayu ini tampak tenang saja melangkah memasuki kebun.Sementara beberapa sosok yang mengepung rumah Panji langsung bergerak cepat. Terutama yang paling dekat dengan sasaran.Ilmu meringankan tubuh mereka cukup sempurna sehingga tidak bisa dirasakan oleh sasaran yang terus masuk ke kebun seolah tidak ada yang mengintainya.Kemudian dua sosok berkelebat paling cepat menyambar tubuh Nindya Saroya bagaikan elang mencengkram ayam. Secepat kilat pula kedua sosok tersebut langsung menghilang membawa Nindya Saroya.Begitu terlihat sasaran berhasil ditangkap, yang lainnya segera kembali ke tempat masing-masing. Menunggu buruan berikutnya keluar.Dua sosok yang berhasil membawa Nindya Saroya berhenti berkelebat ketika bertemu seseorang. Tubuh si Mawar Jingga dipanggul salah seorang. Rupanya mereka telah menotok wanita tersebut sehingga tidak

  • PENGENDALI ANGIN PETIR   Bab 184

    Sempat terpikir pula, dia bisa saja bolak balik pindah jaman agar bisa bersama semua wanita yang dia miliki. Namun, semua itu juga harus diawali dengan kejujuran.Bisa jadi Arumi malah ingin ikut ke masa depan. Dengan demikian istrinya menjadi empat. Apakah Bayu mampu berbuat adil terhadap mereka.Namun, akhirnya Bayu harus memantapkan hati. Memilih satu jaman untuk menjalani kehidupannya sampai akhir hayat nanti.Kalau menurutkan kata hati, maka tidak akan ada habisnya menuruti hawa nafsu. Ya, bisa jadi rasa ketertarikan kepada Arumi sekarang hanyalah nafsu belaka.Bayu sudah punya tiga istri di jamannya. Jangan sampai jadi manusia serakah. Dia bukan raja yang bisa memiliki banyak selir.Setelah berpikir matang akhirnya Bayu menunjukkan cara berpindah ke jaman yang berbeda menggunakan Batu Pemutar Waktu.Bayu menatap Arumi saat dua jarinya sudah siap menekan ujung batu tersebut."Jaga diri baik-baik. Kau wanita hebat. K

  • PENGENDALI ANGIN PETIR   Bab 183

    Yang paling mencolok adalah di belakang rumah kayu tersebut ada sebuah kolam kecil. Di dalam kolam itu terlihat satu sosok mengambang seperti bangkai.Sosok ini menghadap ke atas sehingga jelas rupanya, yaitu seorang wanita cantik. Sepertinya masih gadis. Tubuhnya mungil terbalut kain sinjang basah sehingga membentuk lekuk tubuhnya yang indah.Bayu tidak mempedulikan dulu wanita cantik dalam kolam kecil itu, dia menembus atap masuk ke rumah. Di dalam sana bau kemenyan sangat tebal.Bahkan sepertinya seluruh ruangan rumah terpenuhi asal kemenyan yang entah berada di mana asalnya karena Bayu tidak menemukan tempat pembakaran kemenyan di dalam sana.Ganggasara juga masuk ke sana. Dia bergerak ke sudut sebelah kiri. Di situlah terlihat satu benda panjang dibungkus kain hitam tebal tersampir di dinding.Bayu merasakan aura sakti kuat dari benda panjang tersebut. Auranya sesuai dengan petunjuk ahli senjata di istana Kawali. Tombak Kawijayan.

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status