Share

Bab 5. Penghinaan

Author: Queen Aurora
last update Last Updated: 2024-02-07 22:05:07

Shireen merasa gugup saat melihat Liam tersenyum lebar sebagai respon atas permintaannya. Dia tidak bisa menahan senyumannya setelah mendengar permintaan dari wanita itu. Rupanya Shireen kalah dengan nafsunya sendiri. 

Dengan langkah mantap, Liam mendekati Shireen dan mencium bibirnya dengan penuh gairah. Mereka saling berpegangan erat, takut kehilangan satu sama lain di tengah-tengah gelombang kenikmatan yang mereka alami bersama-sama. Setiap sentuhan dari Liam membuat hati Shireen berdegup kencang, sensasi baru ini begitu terasa menyenangkan.

Shireen juga harus rela merasakan kesakitan yang luar biasa saat kehormatannya benar-benar diambil oleh Liam. Meski dari hati yang paling dalam dia merasa tidak rela, tetapi tubuhnya benar-benar menikmati dengan apa yang dilakukan oleh Liam kepadanya.

Malam semakin larut, namun semakin panas juga antara mereka berdua. Ruangan dipenuhi oleh desahan-desahan serta aroma mereka yang mencekik udara. Tidak ada kata-kata lagi yang terucap dari mulut mereka, hanya suara nafas yang terengah-engah dan erangan kenikmatan yang memenuhi ruangan.

Shireen merasa seperti sedang melayang di awan ketujuh. Semua rasa sakit dan kecemasannya lenyap begitu saja saat Liam menyentuhnya dengan lembut dan penuh kasih sayang. Dia tidak pernah membayangkan bahwa malam ini akan menjadi begitu indah dan tak terlupakan baginya.

***

Shireen terbangun setelah ponselnya berbunyi tanda panggilan masuk. Dia masih merasa kantuk setelah apa yang dia lakukan semalam bersama Liam. Ikatan yang mengikat tangan Shireen pun sudah dilepas semalam oleh Liam setelah Shireen merasa puas dan tertidur.

Tanpa melihat nama si pemanggil yang masuk, Shireen langsung mengangkat telepon itu.

“Hallo,” ucap Shireen dengan suara serak.

“Sayang, apa kamu tidak akan bangun?” Itu suara Nick, membuat Shireen langsung terperanjat bangun. 

Saat itulah, Shireen melihat Nick tengah duduk di sofa di depan ranjangnya. Dia tersenyum lebar ke arah Shireen melihat tubuh istrinya itu yang tanpa memakai sehelai benang pun. Wajah Nick sama sekali terlihat tidak merasa bersalah berbeda dengan raut wajah Shireen yang dipenuhi rasa jijik dan penuh pengkhianatan. Dengan gerakan cepat, Shireen langsung menutupi tubuhnya dengan selimut.

 Shireen merasakan darahnya mendidih dalam tubuhnya. Ia merasa seperti terjebak dalam perangkap yang ia sendiri tidak tahu bagaimana cara keluar dari situasi ini. Air matanya kembali turun membasahi wajahnya masih tidak percaya jika suaminya sendiri sudah menjual tubuhnya kepada Liam hanya karena hutang.

“Sialan!” ucap Shireen dengan nada marah yang tak tertahan lagi. Ia ingin melemparkan semua amarah dan kekecewaannya pada Nick, tetapi terlalu banyak yang ingin ia katakan sehingga hanya air mata yang terus membasahi wajahnya.

Nick berjalan perlahan mendekati Shireen. Wanita itu terus  menatapnya dengan tatapan tajam yang penuh amarah. Air mata terus mengalir dari matanya, membasahi wajah cantiknya yang sedang dilanda kekecewaan dan kemarahan.

“Jangan menangis, sayang. Tampaknya semalam kamu menikmatinya, kenapa harus marah padaku?” ucap Nick sambil mencoba menghapus air mata Shireen dengan lembut. 

Namun, Shireen langsung menepis tangan Nick dengan kasar dan menatapnya dengan pandangan nanar yang penuh emosi.

“Jangan sentuh aku, sialan!” ucap Shireen dengan suara gemetar penuh amarah. “Aku tidak pernah menyangka akan menikahi laki-laki bejat sepertimu!”

Nick merasa hatinya hancur mendengar kata-kata tersebut. Ia tidak pernah bermaksud menyakiti hati Shireen atau membuatnya merasa seperti ini, tapi dia malah tersenyum seolah baru saja memberikan penghinaan.

“Hei, tenanglah sayang. Semuanya akan baik-baik saja,” ucap Nick mencoba meyakinkan Shireen bahwa apa yang terjadi semalam tidak perlu disesali. “Gara-gara kamu, aku bisa terbebas dari hutang-hutangku dan seharusnya kamu senang.”

Namun ucapan Nick justru membuat api kemarahan di dalam diri Shireen semakin berkobar-kobar. Bahkan permintaan maaf yang seharusnya keluar dari mulut Nick tidak terlontar sama sekali. Shireen merasa kecewa dan tersakiti oleh sikap suaminya.

“Aku ingin kita bercerai!” ucap Shireen dengan tegas, tak lagi sanggup menahan emosinya. 

Ia turun dari ranjang dengan langkah pasti, berusaha mengumpulkan sisa-sisa keberanian yang ada dalam dirinya untuk membersihkan tubuhnya. Baginya, hidup bersama Nick akan membuatnya semakin terluka. Seumur hidup terlalu lama.

Namun, sebelum Shireen bisa melangkah lebih jauh, Nick mencegahnya dengan perkataannya yang menusuk hati. 

"Bagaimana bisa aku menceraikanmu, Shireen? Siapa yang akan menerimamu setelah kamu berpisah dariku? Ingat! Kamu adalah yatim piatu, bahkan tidak punya tempat tinggal. Aku memungutmu dari panti asuhan." Suara Nick terdengar sinis dan penuh penghinaan.

Air mata semakin deras mengalir di wajah Shireen ketika dia mendengar kata-kata tersebut. Perkataan itu benar-benar menusuk hatinya dan membuat dirinya merasa rendah diri serta tidak berharga. Dia selalu merasa seperti beban bagi orang lain karena statusnya sebagai yatim piatu dari dulu. Dia tidak menyangka jika penghinaan itu akan keluar dari mulut laki-laki yang dia cintai.

“Aku tidak menyangka jika penghinaan ini akan terdengar dari orang yang begitu aku cintai dan dambakan!” ucap Shireen seraya menatap laki-laki itu dengan penuh amarah. 

Tatapan matanya memancarkan kekecewaan mendalam, seolah-olah dunianya runtuh dalam sekejap. Hatinya hancur berantakan saat kata-kata pedas itu keluar dari mulut Nick, orang yang selama ini ia anggap sebagai belahan jiwanya.

Detik berikutnya, tanpa diduga Shireen menampar Nick dengan keras membuat laki-laki itu sampai menoleh ke arah kanan dan memegang pipinya yang terasa nyeri akibat tamparan dari Shireen. Tamparan itu adalah ekspresi kemarahan dan sakit hati yang tak bisa lagi ditahan oleh Shireen. Ia merasa perlu untuk memberikan pelajaran kepada Nick bahwa ucapan dan tindakannya telah melukainya.

“Aku tidak peduli jika hidupku menjadi gelandangan, yang terpenting aku tidak menjadi istri dari laki-laki sepertimu!” ucap Shireen dengan nada tinggi lalu membalikkan tubuhnya hendak pergi seraya memegang selimut yang melilit tubuhnya dengan erat. 

Raut wajahnya dipenuhi oleh ketegasan untuk menjauh dari sosok seperti Nick. Baginya, lebih baik hidup sendiri daripada bersama seseorang yang menghina dan tidak menghargainya.

Related chapters

  • PEMUAS NAFSU MAJIKAN SUAMI   Bab 6. Tatapan Kosong

    Namun, tindakan Shireen tersebut hanya semakin membuat api kemarahan di dalam diri Nick berkobar. Ia merasa tidak terima atas perlakuan Shireen yang seenaknya menamparnya dan menghina dirinya. Dengan penuh amarah, Nick meraih rambut panjang Shireen dan menjambaknya dari belakang dengan kasar. Rasa sakit yang dialami oleh Shireen membuatnya berteriak kesakitan, namun itu tidak mengurangi kegigihan Nick dalam melampiaskan kemarahannya. Dalam sekejap, air mata Shireen kembali turun membasahi wajahnya seraya memegang tangan Nick. Ia berusaha melepaskan cengkraman tangan Nick yang begitu kuat dari rambutnya. Hatinya hancur melihat perubahan drastis dalam sikap Nick yang dulunya begitu lembut dan penyayang. "Siapa kamu sampai berani menamparku seperti itu?" tanya Nick dengan penuh amarah tidak peduli dengan jeritan Shireen yang kini menangis dan memohon agar Nick melepaskannya. Tatapan matanya penuh kemarahan, membuat Shireen semakin takut pada suaminya. "Aku tidak akan pernah menceraika

    Last Updated : 2024-02-07
  • PEMUAS NAFSU MAJIKAN SUAMI   Bab 7. Bertemu Kembali

    Setelah selesai membereskan apartemen dan semuanya sudah rapi. Perut wanita cantik itu mulai bersuara karena lapar. Shireen membuka lemari es dan menemukan bahwa dapur ternyata kosong tak bersisa. Dalam hati, ia merasa kesal. Karena bisa-bisanya Nick tidak memiliki satu makanan pun di dapurnya. Ia merogoh ponselnya dan segera mengirim pesan singkat kepada suaminya meminta uang untuk belanja.Tak lama kemudian, ponsel Shireen bergetar menandakan ada pesan masuk. Nick telah mentransfer uang, namun jumlahnya sangat sedikit. Shireen menghela napas panjang, kesal karena uang yang dikirim oleh Nick tidak akan cukup untuk membeli kebutuhan sehari-hari. Shireen mencoba menelepon Nick untuk menjelaskan situasi, tetapi sayangnya panggilan itu tidak diangkat. Ia menunggu beberapa saat, tetapi tetap saja tak ada jawaban dari Nick.Kesal dan tak punya pilihan lain, Shireen mengambil tas dan dompetnya lalu berangkat menuju pusat perbelanjaan. Sebelum belanja, tentu saja dia harus pergi ke ATM untuk

    Last Updated : 2024-03-09
  • PEMUAS NAFSU MAJIKAN SUAMI   Bab 8. Rasa Sakit Pengkhianatan

    Nick tiba-tiba menghentikan aksinya setelah melihat kedatangan Shireen secara tiba-tiba. Dia segera mencabut miliknya dari tubuh wanita itu. Wanita tersebut segera mencari pakaian untuk menutupi tubuhnya yang terlanjur terbuka.Shireen, yang sejak tadi hanya bisa menahan tangis dan amarahnya, kini berjalan mendekati Nick dengan langkah gontai."Apa yang kamu lakukan?" tanyanya dengan suara parau, menatap Nick yang sekarang sedang berdiri sambil memakai celananya kembali. Nick menoleh ke arah Shireen, wajahnya tampak tanpa rasa bersalah."Kamu masih tanya?" balasnya dengan nada sinis, membuat Shireen semakin marah.Tak kuasa menahan emosi yang memuncak, Shireen menampar wajah Nick dengan sekuat tenaga. Dia merasa cukup dengan segala penghinaan yang dialaminya

    Last Updated : 2024-03-10
  • PEMUAS NAFSU MAJIKAN SUAMI   Bab 9. Tidak Tahu Diri

    Shireen berusaha duduk, tetapi kepalanya terasa sakit membuatnya mengerang dan Nick langsung membantunya agar Shireen bisa duduk dengan nyaman. Namun, sentuhan hangat dari suaminya itu ditolak mentah-mentah oleh Shireen.Nick hanya tersenyum miring melihat sikap istrinya itu, tetapi dia tidak keberatan sama sekali dengan sikap Shireen barusan."Shireen, kenapa kamu selalu membahayakan dirimu sendiri?" tanya Nick dengan nada tinggi.Shireen menghela napas panjang, mencoba untuk menghindari tatapan tajam suaminya. Dia sama sekali tidak ingin terlibat dalam pertengkaran ini."Ya, meski kamu harus terluka seperti ini, tetapi kamu selalu memberiku keberuntungan," lanjut Nick, kali ini sambil tersenyum seraya mengalihkan pandangannya ke arah lain. Shireen menoleh k

    Last Updated : 2024-03-11
  • PEMUAS NAFSU MAJIKAN SUAMI   Bab 10. Sakit Hati Shireen

    Shireen hanya bisa terbaring lemah di ranjang rumah sakit dengan perasaan marah dan kesal yang membuai hatinya. Pikirannya dipenuhi oleh sikap Nick yang begitu menyakitkan. Wajah Shireen merona kemerahan, matanya memancarkan amarah yang terpendam. Namun, dengan tubuh yang lemah dan belum pulih sepenuhnya, tak banyak yang bisa ia lakukan untuk mengekspresikan kemarahannya. Bibir Shireen bergetar, menahan tangis yang hendak pecah. Ia mengingat betapa banyak air mata yang telah terbuang sia-sia untuk Nick. Shireen mengepalkan tangannya di bawah selimut, berusaha mengalihkan perhatian dari laki-laki brengsek itu. Air matanya terlalu berharga untuk dihabiskan pada seseorang yang tak layak. Tiba-tiba, pintu ruangan terbuka, membuat Shireen langsung menoleh. Suasana hati yang tengah terguncang, membuat jantung Shireen berdegup kencang. Ia tak tahu siapa yang akan masuk, apakah itu Nick atau seseorang yang akan membawa berita tentang laki-laki itu. Dalam keadaan seperti ini, Shireen berusaha

    Last Updated : 2024-03-13
  • PEMUAS NAFSU MAJIKAN SUAMI   Bab 11. Gagal Kabur

    "Sialan, Nick! Istrimu itu memang gila!" ucap Kayla benar-benar marah karena kini tubuhnya kotor dan bau setelah disiram air comberan oleh Shireen. Rambutnya yang biasanya terurai indah kini basah menggumpal, membuatnya semakin kesal pada tingkah laku Shireen."Dia memang gila," timpal Nick yang juga marah atas perbuatan yang Shireen lakukan. Karena kini bukan hanya tubuhnya yang harus dibersihkan, tetapi juga tempat tidur, seprai, dan juga selimut agar tidak bau. Mungkin Nick akan membuang dan membelinya yang baru. Pikirannya melayang pada biaya tambahan untuk membersihkan semua barang-barang tersebut akibat ulah nakal Shireen."Pokoknya aku mau pergi perawatan! Aku tidak mau tahu!" ucap Kayla yang marah kepada Nick lalu melangkah pergi menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. Nick sendiri benar-benar kesal dan juga marah. Tentu saja dia tidak terima dengan apa yang sudah Shireen lakukan.Setelah Nick membersihkan diri, terlihat Kayla yang sudah pergi tanpa banyak bicara. Wanita

    Last Updated : 2024-03-13
  • PEMUAS NAFSU MAJIKAN SUAMI   Bab 12. Ketakutan Shireen

    Shireen dipaksa masuk ke dalam sebuah luxury hotel yang terletak di pusat perkotaan. Dia ingin sekali meminta tolong kepada orang-orang yang melewatinya, tetapi entah kenapa dia hanya bisa diam seribu bahasa. Tangannya yang terus dicengkram begitu kuat oleh Nick, membuat Shireen mau tidak mau mengikuti langkahnya. Hatinya berdebar-debar karena situasi yang tak ia duga.Sampailah mereka di lantai 10. Nick langsung mencari kamar hotel dengan nomor sama yang ada di ponselnya. Setelah menemukannya, Nick langsung mengetuk pintu sambil melihat ke arah sekeliling dengan waspada. Shireen merasakan ketegangan di udara dan berharap bisa pergi dari sana, tetapi melihat Nick yang begitu kuat mencengkram tangannya membuat Shireen yakin jika dia tidak bisa pergi untuk melarikan diri.Tak berselang lama, seseorang membuka pintu. Terlihatlah Liam yang hanya memakai jubah mandi berwarna putih. Dengan raut wajah tegasnya dan tanpa mengatakan apa pun dia memberi kode kepada Nick agar Shireen disuruh mas

    Last Updated : 2024-03-19
  • PEMUAS NAFSU MAJIKAN SUAMI   Bab 13. Mengubah Penampilan

    "Sebelum pergi, aku ingin kamu memakai ini!" ucap Liam sambil mengeluarkan sebuah gaun yang terlihat begitu mewah dan indah dari lemari pakaian. Gaun berwarna abu-abu dengan payet-payet yang bersinar terang, jelas menunjukkan bahwa gaun itu sangat spesial. "Untuk apa aku memakai itu?" tanya Shireen, bingung dengan niat Liam yang tiba-tiba memintanya untuk memakai gaun tersebut. "Lakukan saja! Mengerti?" balas Liam dengan nada tegas, membuat Shireen tidak bisa menolak. Dengan perasaan penasaran, Shireen menerima gaun tersebut dan berjalan menuju kamar mandi untuk menggantinya. Setelah beberapa menit, Shireen keluar dari kamar mandi dengan mengenakan gaun itu. Terlihat wajahnya merona dan gaun itu sangat cocok dipakai oleh Shireen. Lembutnya kain gaun itu menyentuh kulitnya, membuatnya merasa seperti seorang putri. Liam yang melihat penampilan Shireen tersenyum puas, seolah-olah dia sudah bisa membaca pikiran Shireen yang bertanya-tanya apa rencananya. Dalam hati kecil Shireen, dia m

    Last Updated : 2024-03-30

Latest chapter

  • PEMUAS NAFSU MAJIKAN SUAMI   Bab 17. Tidak Ada Pilihan

    Mobil berhenti di depan apartemen Nick. Shireen duduk terpaku di kursinya, menatap gedung itu dengan mata penuh rasa benci dan trauma. Liam, yang duduk di sebelahnya, mulai kehilangan kesabaran. “Kenapa tidak turun?” tanya Liam dingin, sorot matanya tajam ke arah Shireen. “Aku sudah repot-repot mengantarmu.” Shireen menggigit bibir bawahnya, mencoba menahan air mata. “Aku... aku tidak bisa kembali ke sana.” “Alasan apa lagi kali ini?” suara Liam terdengar penuh ketidaksabaran. Shireen menoleh padanya, air matanya mulai mengalir. “Karena aku tidak mau! Itu bukan lagi rumahku!” katanya dengan nada hampir memohon. Liam mengangkat alis, lalu mendekat, wajahnya kini hanya beberapa inci dari Shireen. “Shireen, kita sudah membuat kesepakatan. Aku membelimu dari Nick. Kau milikku sekarang. Jadi, berhenti bersikap seperti kau masih punya pilihan.” Shireen terdiam, napasnya tercekat mendengar kata-kata itu. Hatinya terasa seperti dipukul keras, mengingat kenyataan pahit yang coba ia lupak

  • PEMUAS NAFSU MAJIKAN SUAMI   Bab 16. Ketegangan Di Pesta

    Shireen menghela napas berat, mencoba menenangkan diri. Ia memutuskan untuk meminta maaf kepada Liam atas keingintahuannya yang mungkin membuat pria itu tidak nyaman. "Maaf, Liam. Aku tidak bermaksud penasaran dengan kehidupanmu," ucap Shireen dengan suara rendah, penuh rasa bersalah juga takut. Liam menatapnya dengan dingin, sorot matanya keras dan tak terbaca. "Shireen, k6au dibayar bukan untuk bertanya banyak hal. Kamu hanya perlu melakukan apa yang kuminta," balas Liam tegas, suaranya terdengar tanpa emosi. Shireen menunduk, merasa semakin kecil di hadapan pria itu. Tanpa menunggu jawaban lebih lanjut darinya, Liam berbalik dan keluar dari ruangan VIP. Shireen, tak punya pilihan lain, mengikuti langkah Liam yang panjang dan tegap kembali ke tempat pesta yang masih berlangsung. Musik yang memekakkan telinga menyambut mereka saat mereka kembali ke aula utama. Liam berjalan menuju bar dan duduk di salah satu kursi yang tersedia. Tanpa banyak bicara, ia memesan segelas wine. S

  • PEMUAS NAFSU MAJIKAN SUAMI   Bab 15. Di Ruang VIP

    Shireen merasa ketakutan melihat Liam yang kini sudah bertelanjang dada. Ia terpojok di atas sofa dengan dekorasi mewah yang tampak tidak lagi berarti di matanya. Ruangan yang semula dipenuhi tawa dan suara musik kini sunyi, hanya suara napasnya yang terdengar memburu. Cahaya lampu kristal yang tergantung di langit-langit memantul lembut di dinding ruangan, memberikan suasana yang kontras dengan kegelisahan yang dirasakannya.Liam, dengan senyum lebar yang seolah tak peduli, mendekati Shireen perlahan. Air mata yang membasahi wajah cantiknya tidak mengurangi kegigihan pria itu. Sebaliknya, senyum Liam semakin melebar, menambah ketegangan yang menggantung di udara. Ia meraih lengan Shireen, menariknya dengan kekuatan lembut namun penuh dominasi, membuat gaun elegan yang dikenakan Shireen melorot jatuh ke lantai.Liam berbisik di telinganya, "Tidak perlu menangis. Kamu akan menikmatinya."Namun, kata-kata itu tidak memberikan ketenangan; justru menambah rasa takut dan cemas yang menggel

  • PEMUAS NAFSU MAJIKAN SUAMI   Bab 14. Pesta

    Shireen menelan ludah saat Liam memimpinnya kembali ke hotel itu. Namun, kali ini tujuan mereka bukanlah sebuah kamar hotel, melainkan sebuah ruangan dengan pintu yang dijaga ketat oleh seorang pria berbadan tegap. Pria itu segera mengenali Liam dan tanpa ragu membuka pintu untuknya."Tuan Liam, selamat datang," sapa pria itu, sambil memberi hormat.Liam mengangguk dingin lalu menatap ke arah Shireen dengan tajam. “Pegang tanganku, Shireen.”Shireen terkejut, ragu untuk melakukannya. Melihat keraguan Shireen, Liam membentaknya, "Ayo, pegang lenganku. Jangan membuatku marah!"Refleks, Shireen langsung memegang lengan Liam erat-erat, takut akan kemarahan pria itu. Mereka berjalan beriringan memasuki ruangan yang ternyata adalah tempat sebuah pesta mewah sedang berlangsung. Cahaya lampu yang redup, musik yang menghentak, serta aroma alkohol dan parfum memenuhi udara.Shireen mencoba menyesuaikan diri dengan suasana pesta yang ramai dan penuh hingar bingar. Ia melihat banyak pria dan wani

  • PEMUAS NAFSU MAJIKAN SUAMI   Bab 13. Mengubah Penampilan

    "Sebelum pergi, aku ingin kamu memakai ini!" ucap Liam sambil mengeluarkan sebuah gaun yang terlihat begitu mewah dan indah dari lemari pakaian. Gaun berwarna abu-abu dengan payet-payet yang bersinar terang, jelas menunjukkan bahwa gaun itu sangat spesial. "Untuk apa aku memakai itu?" tanya Shireen, bingung dengan niat Liam yang tiba-tiba memintanya untuk memakai gaun tersebut. "Lakukan saja! Mengerti?" balas Liam dengan nada tegas, membuat Shireen tidak bisa menolak. Dengan perasaan penasaran, Shireen menerima gaun tersebut dan berjalan menuju kamar mandi untuk menggantinya. Setelah beberapa menit, Shireen keluar dari kamar mandi dengan mengenakan gaun itu. Terlihat wajahnya merona dan gaun itu sangat cocok dipakai oleh Shireen. Lembutnya kain gaun itu menyentuh kulitnya, membuatnya merasa seperti seorang putri. Liam yang melihat penampilan Shireen tersenyum puas, seolah-olah dia sudah bisa membaca pikiran Shireen yang bertanya-tanya apa rencananya. Dalam hati kecil Shireen, dia m

  • PEMUAS NAFSU MAJIKAN SUAMI   Bab 12. Ketakutan Shireen

    Shireen dipaksa masuk ke dalam sebuah luxury hotel yang terletak di pusat perkotaan. Dia ingin sekali meminta tolong kepada orang-orang yang melewatinya, tetapi entah kenapa dia hanya bisa diam seribu bahasa. Tangannya yang terus dicengkram begitu kuat oleh Nick, membuat Shireen mau tidak mau mengikuti langkahnya. Hatinya berdebar-debar karena situasi yang tak ia duga.Sampailah mereka di lantai 10. Nick langsung mencari kamar hotel dengan nomor sama yang ada di ponselnya. Setelah menemukannya, Nick langsung mengetuk pintu sambil melihat ke arah sekeliling dengan waspada. Shireen merasakan ketegangan di udara dan berharap bisa pergi dari sana, tetapi melihat Nick yang begitu kuat mencengkram tangannya membuat Shireen yakin jika dia tidak bisa pergi untuk melarikan diri.Tak berselang lama, seseorang membuka pintu. Terlihatlah Liam yang hanya memakai jubah mandi berwarna putih. Dengan raut wajah tegasnya dan tanpa mengatakan apa pun dia memberi kode kepada Nick agar Shireen disuruh mas

  • PEMUAS NAFSU MAJIKAN SUAMI   Bab 11. Gagal Kabur

    "Sialan, Nick! Istrimu itu memang gila!" ucap Kayla benar-benar marah karena kini tubuhnya kotor dan bau setelah disiram air comberan oleh Shireen. Rambutnya yang biasanya terurai indah kini basah menggumpal, membuatnya semakin kesal pada tingkah laku Shireen."Dia memang gila," timpal Nick yang juga marah atas perbuatan yang Shireen lakukan. Karena kini bukan hanya tubuhnya yang harus dibersihkan, tetapi juga tempat tidur, seprai, dan juga selimut agar tidak bau. Mungkin Nick akan membuang dan membelinya yang baru. Pikirannya melayang pada biaya tambahan untuk membersihkan semua barang-barang tersebut akibat ulah nakal Shireen."Pokoknya aku mau pergi perawatan! Aku tidak mau tahu!" ucap Kayla yang marah kepada Nick lalu melangkah pergi menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. Nick sendiri benar-benar kesal dan juga marah. Tentu saja dia tidak terima dengan apa yang sudah Shireen lakukan.Setelah Nick membersihkan diri, terlihat Kayla yang sudah pergi tanpa banyak bicara. Wanita

  • PEMUAS NAFSU MAJIKAN SUAMI   Bab 10. Sakit Hati Shireen

    Shireen hanya bisa terbaring lemah di ranjang rumah sakit dengan perasaan marah dan kesal yang membuai hatinya. Pikirannya dipenuhi oleh sikap Nick yang begitu menyakitkan. Wajah Shireen merona kemerahan, matanya memancarkan amarah yang terpendam. Namun, dengan tubuh yang lemah dan belum pulih sepenuhnya, tak banyak yang bisa ia lakukan untuk mengekspresikan kemarahannya. Bibir Shireen bergetar, menahan tangis yang hendak pecah. Ia mengingat betapa banyak air mata yang telah terbuang sia-sia untuk Nick. Shireen mengepalkan tangannya di bawah selimut, berusaha mengalihkan perhatian dari laki-laki brengsek itu. Air matanya terlalu berharga untuk dihabiskan pada seseorang yang tak layak. Tiba-tiba, pintu ruangan terbuka, membuat Shireen langsung menoleh. Suasana hati yang tengah terguncang, membuat jantung Shireen berdegup kencang. Ia tak tahu siapa yang akan masuk, apakah itu Nick atau seseorang yang akan membawa berita tentang laki-laki itu. Dalam keadaan seperti ini, Shireen berusaha

  • PEMUAS NAFSU MAJIKAN SUAMI   Bab 9. Tidak Tahu Diri

    Shireen berusaha duduk, tetapi kepalanya terasa sakit membuatnya mengerang dan Nick langsung membantunya agar Shireen bisa duduk dengan nyaman. Namun, sentuhan hangat dari suaminya itu ditolak mentah-mentah oleh Shireen.Nick hanya tersenyum miring melihat sikap istrinya itu, tetapi dia tidak keberatan sama sekali dengan sikap Shireen barusan."Shireen, kenapa kamu selalu membahayakan dirimu sendiri?" tanya Nick dengan nada tinggi.Shireen menghela napas panjang, mencoba untuk menghindari tatapan tajam suaminya. Dia sama sekali tidak ingin terlibat dalam pertengkaran ini."Ya, meski kamu harus terluka seperti ini, tetapi kamu selalu memberiku keberuntungan," lanjut Nick, kali ini sambil tersenyum seraya mengalihkan pandangannya ke arah lain. Shireen menoleh k

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status