"Baiklah John, nanti biar aku jelasin di rumah, oh iya John hm … semalam aku ketemu Calvin, aku tidak bermaksud membohongimu dan Adit, hanya saja tadinya hal itu tidak perlu diobrolin ke kalian juga, tapi aku juga tidak menyangka jika Samantha sampai memfoto kebersamaan aku sama Calvin, jika tau akan seperti ini, aku akan memilih berbicara dengan Adit dan Kamu, maafin aku ya" ucap Catrina lagi.
John sedikit merenung lalu mengangguk pada Catrina, bagaimanapun juga, dia percaya terhadap kekasihnya itu.
•••••••••
Sementara itu Aditya sudah sampai di Kantornya, banyak karyawan menyambut kedatangannya, hanya Billy dan Benny saja yang tidak berani mendekatinya, karena Nyonya Sandra sudah menyuruh
"Baiklah, terima kasih kawan-kawan, ingat bekerjalah seperti bayangan, kalian jangan sampai terlihat" jawab Aditya.Lalu Jonathan dan Liu yang tidak sedikitpun mengeluarkan suara itu pun pergi keluar dari ruangan Aditya, sebagian orang yang melihat dua pemuda tinggi putih memakai kostum serba hitam itu merasa begitu penasaran, bahkan Calvin pun tak sengaja melihatnya, dengan terburu-buru dia mendekati Linda, sekretaris Aditya."Lin, siapa?" tanya Calvin, dengan gayanya yang menggoda."Petugas Pembersih AC" jawab Linda, tanpa ragu sedikitpun."Aku kok ragu ya, kaya petugas FBI hehe" ucap Calvin lagi, seraya tertawa terkekeh."Iy
"Tua bangka yang egois, tetapi masih saja berterus terang, ah, untuk itulah aku suka dia" desah Aditya di dalam hatinya. Dengan wajah tersenyum dia lalu menjawab kekecewaan orang kepercayaan Ayahnya itu, "Maafkan aku Paman, bukankah anda tahu? dari awal aku tidak menyukaimu? Dan aku masih trauma akan masa laluku, untuk itu lebih anda fokus hanya membantu si tua bangka pemimpinmu itu, aku? Bisa menjaga diriku sendiri."Paman Yosef terlihat menghela nafas, dia sedikit emosi, tetapi sudah biasa mendapat perlakuan dingin dan menusuk dari anak Tuannya itu, bagaimanapun juga sakit yang sudah ditorehkan untuk Aditya sepuluh tahun lalu, itu pasti akan membekas di hatinya, dimana dia yang dengan tega mengusir anak itu beserta Ibunya sambil membawa anjing-anjing penjaga rumah miliknya untuk menakut-nakuti anak tersebut, bahkan dia juga tahu jika Aditya phobia terhadap anjing karena trauma m
Terlihat Samantha akan mengayunkan telapak tangannya dan ingin membalas perlakuan Catrina, tetapi Catrina dapat menangkis tangannya itu, dia tidak kehilangan akal dan akan mengayunkan tangan satunya lagi, tetapi lagi-lagi Catrina dapat menangkisnya lagi, Samantha tidak bisa bergerak karena kedua tangannya dipegang oleh Catrina, hingga dia akan melakukan jurus terakhirnya, yaitu menendang Catrina.Guprak!"Aw" Samantha berteriak kesakitan, bokongnya mencium lantai sangat keras karena tubuhnya didorong oleh Catrina."Sial, tenaganya besar juga" gerutu Samantha di dalam hati, sambil meringis kesakitan.Sedangkan Catrina terlihat menepuk-nepukan tangannya seolah baru
"Maaf ya dok, apa saya mengganggu?" tanya Aletta, seperti biasa ramah, tetapi justru Catrina yang salah paham dengan keramahan Aletta tersebut, entah kenapa Catrina selalu menganggap Aletta saingan terbesarnya, mimpi buruknya dan seseorang yang tidak dia sukai dari awal bertemu dulu."Tentu saja tidak, ada perlu apa ya Nyonya?" jawab Catrina, lalu balik bertanya."Benarkah anda sekarang tinggal dengan Aditya?" tanpa basa basi Aletta langsung menodong Catrina dengan pertanyaan yang menohok ulu hatinya."Mohon maaf, apa anda keberatan?" Jiwa bar-bar Catrina bangkit kembali, tentu saja Aletta merasa terkejut dengan pertanyaan yang dibalas pertanyaan gadis yang ada di depannya itu, Catrina mendadak terlihat angkuh.
"Maaf ya dok, apa saya mengganggu?" tanya Aletta, seperti biasa ramah, tetapi justru Catrina yang salah paham dengan keramahan Aletta tersebut, entah kenapa Catrina selalu menganggap Aletta saingan terbesarnya, mimpi buruknya dan seseorang yang tidak dia sukai dari awal bertemu dulu. "Tentu saja tidak, ada perlu apa ya Nyonya?" jawab Catrina, lalu balik bertanya. "Benarkah anda sekarang tinggal dengan Aditya?" tanpa basa basi Aletta langsung menodong Catrina dengan pertanyaan yang menohok ulu hatinya. "Mohon maaf, apa anda keberatan?" Jiwa bar-bar Catrina mendadak bangkit kembali, rasanya emosi yang belum seratus persen tersalurkan pada Samantha, kini tergugah kembali, tentu saja Aletta merasa terkejut dengan pertanyaan yang dibalas pertanyaan gadis y
"Piuh" Catrina mengerucutkan bibirnya, seolah mencibir pertanyaan Aletta yang menurutnya sok benar itu, dia merasa greget pada sosok Aletta yang berada tepat di depannya dengan ekspresi wajah tenang dan itu membuatnya berang."Anda bertanya atas dasar apa? Tentu saja atas dasar keganjenan anda selama ini di depan Adit, anda mungkin bibinya, tetapi anda terlalu tua untuk menggodanya, ngaca sana, lihat dirimu baik-baik, anda benar-benar tidak pantas untuk Aditya" jawab Catrina selanjutnya dan dia terlihat semakin srmena-mena ingin menghabisi Aletta dengan hinaan yang memalukan, mumpung dirinya sedang ada ilham untuk mencaci maki wanita itu, karena sudah sejak lama Aletta ingin melakukan hal ini."huf … " Aletta yang mendengar kata-kata Catrina yang bar-bar itu hanya bisa membuang nafas panjangnya, kecewa? Tentu
Jhon lalu pergi meninggalkan Catrina, setelah ke kepoan nya itu tersalurkan sepenuhnya.Sedangkan Sandra dan Aletta terlihat memasuki lift untuk menuju ke ruangan tempat Fajar menjalani pemulihan kesehatannya."Yang sabar ya Leta, tadi aku sempat ingin mendatangi gadis itu, tapi … aku takut salah dan malah akan semakin menyakitimu, maafin aku ya Leta, bukannya aku tidak ingin membelamu di depan gadis ingusan itu" ucap Sandra, raut wajahnya terlihat penyesalan dan kesedihan.Aletta mengangguk, masih dengan sedikit senyuman menghiasi bibirnya, dia masih tampak tegar, "Tidak apa-apa mbak, biar saja, tetapi aku berharap gadis seperti itu tidak seterusnya berada disamping putraku, rasanya aku takut dan tidak tenang setelah mengetahui sifat aslinya i
"Iya Tuan, maafkan Saya, Saya malah tidak tahu dengan keadaan Anda, dan mereka yang entah siapa, justru lebih tahu dari siapapun" ucap Linda, dia terlihat resah karena sudah mengecewakan bosnya itu, seharusnya orang pertama yang tahu dan lebih memperhatikan bosnya itu adalah dia, sebagai sekretaris pribadinya."Sudahlah, tidak apa-apa, tolong kamu buka aja rumornya, benarkan saja" ucap Aditya, dia mulai berpikir, dengan kejadian ini, dia memiliki permainan baru."Loh, Tuan Adit, bukankah saya seharusnya membungkam rumor ini?" tanya Linda kaget."Tadinya, ya aku berpikir akan membungkamnya, tetapi aku pikir, ada untungnya juga aku ditusuk" jawab Aditya."Saya masih belu